2.2
2.3
ETIOLOGI
Hasil Reporting
Penyebab kanker paru yaitu;
1. Merokok
2. Perokok pasif
3. Polusi udara
4. Paparan zat karsinogen
5. Diet
6. Genetik
7. Penyakit paru
8. Pekerjaan atau industry
9. Riwayat kanker paru sebelumnya
Teori
Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru
belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang
bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya
faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain (Amin, 2006).
Di bawah ini merupakan faktor risiko penyebab terjadinya kanker paru
diantaranya adalah;
a. Merokok
Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan paling
penting, yaitu 85% dari seluruh kasus ( Wilson, 2005). Rokok mengandung
b. Perokok pasif
Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara
perokok pasif, atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di
dalam ruang tertutup, dengan risiko terjadinya kanker paru. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang yang tidak
merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat kanker
paru meningkat dua kali (Wilson, 2005).
Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate
fibers) yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring
dengan paparan pada asbes-asbes. Tempat kerja adalah suatu sumber
paparan pada serat-serat asbes yang umum, karena asbes-asbes digunakan
secara meluas di masa lalu untuk kedua-duanya yaitu sebagai materi-materi
isolasi panas dan akustik. Sekarang, penggunaan asbes dibatasi atau
dilarang pada banyak negara-negara, termasuk Amerika. Kedua-duanya
kanker paru dan mesothelioma (suatu tipe kanker dari pleura atau dari
lapisan rongga perut yang disebut peritoneum) dikaitkan dengan paparan
pada
asbes-asbes.
Mehisap
rokok
secara
dramatis
meningkatkan
c. Polusi udara
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi
pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian
akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan
bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas
tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka
dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari
kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung
hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara
kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen yang
ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4
benzpiren (Wilson, 2005).
Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat
pembangkit
tenaga
(listrik)
dapat
meningkatkan
kemungkinan
nikel, polisiklik
e. Diet
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap
betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko
terkena kanker paru (Amin, 2006).
f. Kekurangan Vitamin A dan C
Suatu
penelitian
menunjukkan
adanya
hubungan
erat
antara
kanker.
Kemampuan
retinoid
dalam
memengaruhi
g. Genetik
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko
lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler
memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan
tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru.
Tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen Kras dan myc), dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen
rb, p53, dan CDKN2) (Wilson, 2005).
h. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik
juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru
obstruktif kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena
kanker paru ketika efek dari merokok dihilangkan (Stoppler, 2010).
Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat
pembangkit
tenaga
(listrik)
dapat
meningkatkan
kemungkinan
i. Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di
Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 %
2.4
MANIFESTASI KLINIS
Hasil Reporting
Gejala umum
1. Batuk
10
e. Atelektasis
2. Invasi lokal
a. Nyeri dada
b. Dyspne karena efusi pleura
c. Invasi ke perikardium karena terjadi tamponade atau aritmia
d. Sindrom vena cava superior
e. Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
f. Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal reccurent
g. Sindrom Pancoast, karena invasi pada plekseus brakialis dan saraf
simpatis servukalis.
3. Gejala penyakit metastasis
a. Pada otak, tulang, hati, adrenal
b. Limfadenopati
servikal
dan
supraklavikula
(sering
menyertai
metastasis)
4. Sindrom paraneoplastik : terdapat pada 10% kanker paru, dengan gejala:
a. Sistemik
b. Hematologi
c. Hipertrofi osteoartropati
d. Neurologik
e. Neuromiopati
f. Endokrin
(SIADH)
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
a. Sering terjadi pada perokok dengan PPOK/ COPD yang terdeteksi
secara radiologis.
b. Kelainan berupa nodul soliter.
11
2.5
: papiloma, adenoma
c. Adenocarcinoma
12
typical
carcinoid,
atypical
carcinoid
h. Carcinoams of salicary gland type: mucoepidermoid carcinoma,
adenoid cystic carcinoma.
4.
Others
5.
Mesothelial tumors
6.
Miscellaneous tumors
7.
Lymphoproliferative diseases
8.
Secondary tumors
9.
Unclassified tumors
10.
Tumor-like lesions
13
Sel
Besar.
Ini
suatu
subtipe
yang
gambaran
histologisnya dibuat secara ekslusion. Dia termasuk NSCLC tapi tak ada
gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular, sel bersifat anplastik, tak
berdiferensiasi, biasanya disertai oleh infiltrasi sel netrofil.
2.6
Tumor Primer:
T0 = Tidak ada tumor,
T1 = Diameter 3cm/kurang,
T2 = Lebih dari 3 cm.
T3 = Membesar
TX = Tumor tidak diketahui
2.
Nodus Limfe:
NO= Tidak ada nodus limfe
N1 = Terkena kelenjar peribronkhial
N2 = Terkena kelenjar gangguan mediastinum
NX = Terkena kelenjar regional tidak terpenuhi
3.
Metastasis:
M0 = Tidak ada penyebaran
M1 = Metastasis jauh
MX = Metastasis tidak terpenuhi
14
Teori
Sistem stadium TNM Internasional untuk Kanker Paru yang sudah
direvisi 1997 American Joint Committee on Cancer Gambaran TNM .
a. Tumor primer
1. T0
2. Tx
: Karsinoma in situ.
: Tumor berdiameter 3 cm dikelilingi paru atau pleura
4. T1
regional.
2. N1
ipsilateral.
15
3. N2
bening subkarina.
4. N3
2. M1
Occult Ca
Tx N0
M0
Baru 1997
Stage 0
Tis
Carcinoma
In situ
Stage I
TI-2
N0
M0
Stage IA
TIN0M0
Stage II
TI-2
N1
M0
Satge IB
T2N0M0
Stage III A
T3
N0-1
M0
Stage IIA
T1N1M0
TI-3
N2
M0
Stage IIB
T2NIM0
TI-3N2M0
Stage IIIB
T4
N0-3
M0
Stage IIIA
T3NIM0
T4 any NM0
TI-3
N3
M0
Stage IIIB
Any TN3M0
Stage IV
TI-4
NI-3
MI
Stage IV
16
diberikan pada pasien. Staging berdasarkan ukuran dan lokasi : tumor primer,
keterlibatan organ dalam dada/dinding dada (T), penyebaran kelenjar getah
bening (N), atau penyebaran jauh (M).
Tahapan perkembangan kanker paru dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.
17
f. Stadium IV, merupakan tahap kanker yang ditemukan lebih dari satu
lobus paru- paru yang sama, atau di paru-paru yang lain. Sel-sel
kanker telah menyebar juga ke organ tubuh lainnya, misalnya ke otak,
kelenjar adrenalin, hati, dan tulang
2.7
PATOFISIOLOGIS
Etiologi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Diagnostik
Kanker Paru
Karsinoma sel
Adenokarsinoma
skuamosa bronkus
Karsinoma sel
Karsinoma
Bronkial alveolus
sel besar
Metastasis
Neoplastik
mukus
Sumbatan
di bronkus
menyebar
Menyumbat jalan nafas
Obstruksi
bronkus
Iritasi,Uliserasi,
Bersihan napas
Pneumonia,batuk
tidak efektif
Dyspnea
ke mediastinum
&area pleuritik
Nyeri
Gg pola napas
Hemoptisis
Gangguan pertukaran
syok hipovolemik
Anoreksia
Kebutuhan nutrisi
klien merasa
18
BB turun
takut, cemas
-Anemis
-5L
penyakit
-intoleransi
aktivitas
2.8
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Anamnesis
Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk
diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal
penyakit kanker paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang
bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing),
nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia merupakan keadaan
yang mendukung. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada pasien
tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis kelamin, keniasaan merokok,
dan terpapar zat karsinogen yang dapat menyebabkan nodul soliter paru.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa
perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening
dan tanda-tanda obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan cairan pleura.
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :
1. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru.
Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau
pemeriksaan analisis gas.
2. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada
organ-organ lainnya.
3. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada
jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena
metastasis.
19
radiologi
adalah
pemeriksaan
yang
paling
20
b. Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
e. Histopatologi.
1) Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi
lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
2) Biopsi Trans Torakal (TTB)
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan
ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 95 %.
3) Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik
dengancaratorakoskopi.
4) Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
5) Torakotomi.
Torakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam
macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal
mendapatkan sel tumor.
f. Pencitraan
1) CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
2) MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
2.9
KOMPLIKASI
Berbagai komplikasi dapat terjadi pada kanker paru di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Reseksi Bedah dapat mengakibatkan gagal napas
2. Terapi radiasi dapat mengakibatkan penurunan fungsi jantung paru
3. Kemoterapi kombinasi radiasi dapat menyebabkan pneumonitis
21
2.10 PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
a. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan
hidup klien.
b. Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien
maupun keluarga.
d. Suportif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian
nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti
22
23
ada juga radiasi yang diberikan secara internal dengan cara meletakkan
senyawa radioaktif di dalam jarum, dengan menggunakan kateter
dimasukkan ke dalam atau dekat paru-paru. Terapi radiasi banyak
dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau kemoterapi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi pada kanker paru merupakan terapi yang paling
umum diberikan pada SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut yang
telah bermetastasis ke luar paru seperti otak, ginjal, dan hati. Kemoterapi
dapat digunakan untuk memperkecil sel kanker, memperlambat
pertumbuhan, dan mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain.
Kadang-kadang kemoterapi diberikan sebagai kombinasi pada terapi
pembedahan atau radioterapi.Penatalaksanaan ini menggunakan obatobatan (sitostatika) untuk membunuh sel kanker. Kombinasi pengobatan
ini biasanya diberikan dalam satu seri pengobatan, dalam periode yang
memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan agar kondisi
tubuh penderita dapat pulih (ASCO, 2010)
4. Terapi Biologi
BCG, levamisole, interferon, dan interleukin, penggunaanya dengan
kombinasi modalitas lainnya hasilnya masih kontroversional.
5. Terapi Gen
Akhir-akhir ini dikembangkan penyelarasan gen (Chimeric) dengan
cara transplantasi stem sel dari darah tepi maupun sumsum tulang
alogenik.
2.11 PROGNOSIS
Yang terpenting pada prognosis kanker paru adalah menentukan stadium
penyakit. Pada kasus kanker paru jenis NSCLC yang dilakukan tindakan
pembedahan, kemungkinan hidup 5 tahun adalah 30%. Pada karsinoma in situ,
24
2.12 PENCEGAHAN
Berikut ini merupakan hal-hal yang dapat dicegah untuk mencegah dan
menjauhi faktor pencetus Kanker paru-paru:
a) Tidak merokok.
Jika belum pernah merokok, jangan mulai. Bicaralah dengan anakanak untuk tidak merokok sehingga mereka bisa memahami bagaimana
untuk menghindari faktor risiko utama kanker paru-paru. Banyak perokok
mulai merokok di usiaremaja. Memulai percakapan tentang bahaya
merokok dengan anak-anak lebih awal sehingga mereka tahu bagaimana
harus bereaksi terhadap tekanan teman sebaya.
b) Berhenti merokok.
Berhenti merokok sekarang. Berhenti merokok mengurangi risiko
kanker paru-paru, bahkan jika telah merokok selama bertahun-tahun.
Konsultasi dengan dokter tentang strategi dan bantuan berhenti merokok
yang dapat membantu berhenti. Pilihan meliputi produk pengganti nikotin,
obat-obatan dan kelompok- kelompok pendukung.
25
26
g) Minum alkohol dalam jumlah sedang, jika bisa sama sekali tidak.
Batasi diri untuk satu gelas sehari jika anda seorang wanita atau dua gelas
sehari jika anda seorang laki-laki. Setiap orang usia 65 atau lebih tua harus
minum alkohol tidak lebih dari satu gelas satu hari. 8. Olah raga. Capai
minimal 30 menit olah raga pada setiap hari dalam seminggu. Periksa
dengan dokter terlebih dahulu jika Anda belum berolahraga secara teratur.
Mulailah perlahan-lahan dan terus menambahkan lebih aktivitas.
Bersepeda, berenang dan berjalan adalah pilihan yang baik. Tambahkan
latihan sepanjang hari - melalui waktu pergi kerja dan berjalan sepanjang
jalan atau naik tangga ketimbang lift.
27
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
28
3. Intervensi Keperawatan
A. Diagnosis 1
1. Kriteria hasil :
a. Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea.
b.
menurunkan
viskositas
sekret,
memperbaiki
ventilasi,
dan
29
B. Diagnosis 2
1. Kriteria hasil :
a. Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol.
b. Tampak rileks dan tidur/ istirahat dengan baik.
c. Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/ dibutuhkan
2. Intervensi :
a. Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri. Buat
rentang intensitas pada skala 0 10.
Rasional
dari pada insisi anterolateral. Selain itu takut, distress, ansietas dan
kehilangan sesuai diagnosa kanker dapat mengganggu kemampuan
mengatasinya.
d. Dorong menyatakan perasaan tentang nyeri.
Rasional
30
C. Diagnosis 3
31
Rasional
:Menetapkan
kemampuan/kebutuhan
pasien
dan
tindakan, prognosis.
1. Kriteria hasil :
a. Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi.
b. Menggambarkan/ menyatakan diet, obat, dan program aktivitas.
32
mengalami
penurunan
berat
badan
dan
anoreksia
sehingga
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN 1
KASUS 3 :
35
LAMPIRAN 2
Kegiatan SGD (Kasus 3)
Chair
Yayat Fajar H
220110130113
Scribber
Nona Intan P W
220110130077
Notulen
Vilya Rizkianti A
220110130065
Review Jurnal :
Hemas Yulinda R
220110130101
Halimah
220110130017
Nona Intan P W
220110130077
220110130089
: Pukul 11.00-12.00
36
LAMPIRAN 3
SGD Kasus 3 (STEP 1-5)
Step 1
1.Fika
: pleural punktion ?
2. Syara
3. Halimah
: WSD (L.O)
4. Via
: Friction Rub
5. Vilya
: Dullness
6. Fika
: Ronchi
7. Syara
: Tactil Fremitus
8. Nona
: Ekspansiparuasimetris
Jawab
(7) Listia
(8) Dede
(4) Listia
:Suara gesekan
37
(5) Fika
pleura).
(1) Syara
: Fungsi paru
(2) Via
Step 2
1. Listia
2. Fajar
3. Halimah
nafas? L.O
6. Hemas
7. Via
8.Fika
38
9.Listia
10.Halimah
11.Vilya
12. Fajar
15. Syara
: Penyebabsuara dullness?
16. Vilya
17. Hemas
18. Via
19. Listia
20. Syara
21. Intan
22. Fika
23. Hemas
: Derajat keparahan?L.O
24. Listia
pasien?
39
25. Vilya
26.Hemas
27. Intan
L.O
28. Listia
Step 3
(1) Syara
(4)Listia
(3)Intan
(8)Listia
(7)Fajar
(13) Via
Listia : Tidak langsung dari orang tua tetapi melalui anggot akeluarga lain
(10)Hemas
(16)Listia
40
(22)Syara
: Leukositnormal : 150.000
RR : 16-20
(15)Dede
: a. Gaya hidup
b. Makanancepat saji (junkfood)
c. Kurang olahraga
(6) Vilya
: WSD (water seal drainase), tidak normal karena ada cairan di dalam
paru - parunya.
41
(19) Via
: Karenaperawattidakmempunyaiwewenang
(21) Semua
(2) Vilya
: Menghilangkancairan
(25) Fajar
: - Kemoterapi
- Terapibiologi
- Terapi Gen ( Transplantasi )
Step 4
Etiologi
Patofisiologi
Diagnosis
Intervensi
Step 5
L O = Skemamaping
42
LAMPIRAN 4
Reporting Kasus 3 (Ca. Paru)
Definisi
Syara
: Kanker paru merupakan tumor ganas yang berasal dari saluran pernapasan
atau epitel
2. Pomosi
Dede : Sel-sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru disebabkan oleh
karsinogen, lingkugan seperti asap rokok.
Etiologi
Via
43
Vilya
masuk.
Manifestasi Klinis
Nona : Gejala umum
1. Batuk
Fajar :
1. Nyeri dada
2. Nyeri pleuritik
Via
Diagnosa pemeriksaan
Fika
Bronkoskopi,
mediastinosapi,
Biopsi
Trans
Torakal,
Torakskopi,
torakotomi.
44
Pemeriksaan Fisik
Via:
Klasifikasi
Vilya :
1. Kanker paru sel kecil (SCLC)
Bentuknya seperti masa berwarna abu-abu pucat terletak di sentral dengan
perluasan
akibat meroko
jangka panjang.
b. Adenokarsinoma
meluas ke pemb.
2. Tahap Estensif
Tahapan NSCLC
1. Tahap tersembunyi : Pada saat pemeriksaan sputum
2. Stadium 0
3. Stadium 1
4. Stadium 2
5. Stadium 3
6. Stadium 4
45
Intan : NSCLC
1. Sel skuamosa
melalui
hematogen.
3. Sel besar
Listia : TNM
1. Tumor Primer:
T0 = Tidak ada tumor,
T1 = Diameter 3cm/kurang,
T2 = Lebih dari 3 cm.
T3 = Membesar
TX= Tumor tidak diketahui
2. Nodus Limfe:
NO= Tidak ada nodus limfe
N1 = Terkena kelenjar peribronkhial
N2 = Terkena kelenjar gangguan mediastinum
NX = Terkena kelenjar regional tidak terpenuhi
3. Metastasis:
M0 = Tidak ada penyebaran
M1 = Metastasis jauh
MX = Metastasis tidak terpenuhi
Komplikasi
Halimah : Hematoraks, Pneumotoraks, Atelektasis, Empisema, Abses Paru,
Endokarditis.
46
Hemas : Obstruksi trakea, Obstruksi limfatik, Paralisis saraf frenik, Paralisis saraf
simpatis, Hipoksemi, Syndrom Paraneplastik
Pengobatan
Listia : 1. Pembedahan : Stadium 1-3
2. Non bedah
2. Labectomy
3. Pneumonectoy
Tujuan pengobatan
1. Kuratif
2. Palliatif
Diagnosis
1. Nyeri
2. Bersihan jalan napas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Kurangnya kebutuhan nutrisi
47
Patofisiologis
Etiologi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Diagnostik
Kanker Paru
Karsinoma sel
Adenokarsinoma
skuamosa bronkus
Karsinoma sel
Karsinoma
Bronkial alveolus
sel besar
Metastasis
Neoplastik
mukus
Sumbatan
di bronkus
menyebar
Menyumbat jalan nafas
Obstruksi
bronkus
Iritasi,Uliserasi,
Bersihan napas
Pneumonia,batuk
tidak efektif
ke mediastinum
&area pleuritik
Dyspnea
Nyeri
Gg pola napas
Hemoptisis
Anoreksia
Gangguan pertukaran
Kebutuhan nutrisi
syok hipovolemik
klien merasa
BB turun
takut, cemas
-Anemis
-5L
penyakit
-intoleransi
aktivitas
48