Anda di halaman 1dari 9

Perancanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas

Daerah yang Dimodifikasi

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

NAMA : Dina Jeane Marselia Br. Sembiring


Kelas : XII MIPA 6

T.A. 2023/2024
Perancanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas
Daerah yang Dimodifikasi

“Pancong Lumer”

1. Pemilihan Jenis Usaha


Jika ditanya soal makanan jadul, apakah ada di antara Anda sekalian
yang akan menyebut kue pancong sebagai makanan jadul favorit? Kue
berbentuk seperti pukis ini dahulu biasa ditemui di pinggir-pinggir jalan,
namun kini sudah sulit ditemui karena semakin sedikit yang menjual.

Kue pancong, atau yang di daerah lain disebut sebagai gandos adalah
kue manis-gurih berbahan dasar kelapa yang dimasak dalam cetakan pukis.
Kue ini bertekstur renyah di luar namun lembut di dalam, dan biasanya
disajikan hangat-hangat dengan taburan gula pasir di atasnya.

Kue pancong adalah kue tradisional khas Betawi. Banyak versi yang
menyebutkan asal muasal nama kue ini. Ada yang menyebut bahwa kata
“pancong” adalah bahasa asli Betawi. Ada juga yang menyebut bahwa kata
“pancong” adalah singkatan dari “pantatnya dicongkel”. Hal ini masuk akal,
sebab dalam proses pembuatannya, pedagang akan menggunakan tongkat
besi berbentuk kail untuk mencongkel dan mengangkat kue yang sudah
matang.
Seiring perkembangan zaman, kue pancong kembali dihadirkan dalam
tampilan baru. Di Jakarta misalnya, ada sejumlah kafe yang membuat kue
pancong zaman now yang disajikan dengan beragam topping dan dengan
berbagai tingkat kematangan, seperti kue dengan topping cokelat keju atau
kue rainbow yang berwarna-warni

2. Nama Perusahaan
Saya memilih "Pancong Lumer"sebagai produk modifikasi yang akan
di olah karena cara pembuatan yang tidak begitu sulit,alat dan bahan yang
mudah di dapat.

•Nama Usaha: "Pancong Lumer"


•Nama Merk Dagang: "Congnak"
•Slogan: Pancong nya lumer abizz

 Logo :

3. Lokasi Perusahaan
 Provinsi: Sumatera Utara
 Asal Kota: Kota Binjai
 Kecamatan: Binjai Utara
 Alamat: Ridho Residence no 10
 Kode Pos: 20746

4. Perizinan Usaha
-
5. Sumber Daya Manusia
a. 1 oarang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai :
i. Penanggung jawab
ii. Penanggung jawab pemasaran, dan
iii. Penanggung jawab administrasi dan keuangan

b. 6 orang karyawan, yaitu 3 (tiga) orang untuk bagian produksi 2 (dua)


orang untuk bagian pemasaran, dan 1 (satu) orang untuk bagian
administrasi.

6. Aspek Produksi

Tabel 1. Peralatan yang dibutuhkan untuk produksi pancong lumer 500


kotak/hari
NO. Jenis Alat Spesifikasi Jumlah (Unit)
1. Pisau Terbuat dari stainless steel 3
2. Telenan Terbuat dari teflon 2
3. Baskom Terbuat dari stainless steel 3
4. Kompor Dilengkapi dengan regulator 1
bertekanan
5. Panci Terbuat dari stainless steel 2
6. Alat lainnya Sendok, sutil, saringan, garpu, 1 paket
parutan dan alat bantu lainnya
7. Cetakan Pancong Terbuat dari teflon 4

Tabel 2. Bahan Baku, BTP dan Kemasan Pancong Lumer


NO Bahan Baku Spesifikasi
.
1. Tepung terigu Masih aman dalam kemasan
2. Gula pasir Masih aman dalam kemasan
3. Air mineral Ukuran 1000 ml
4. Minyak makan Secukupnya, masih aman dalam kemasan
5. Toping Keju, meses, selai cokelat, strawberry,
matcha
6. Kemasan Terbuat dari kardus, jadi aman saat
pancong di jual beli kan
7. Sendok Plastic food grade
Tabel 3. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha.
Jumlah Tenaga Kerja
Produksi Pemasaran dan Administrasi

Pria Wanita Pria wanita


1 3 2 1

Pada tahap ini saya akan menejelaskan dengan lengkap tahapan proses
pengolahan untuk produk yang saya pilih. Pada produk pancong lumer,
pengolahan pancong lumer adalah sebagai berikut.
 Aduk telur & gula menggunakan mixer hingga warnanya pucat,
 Masukan tepung terigu & air sedikit-sedikit,
 Masukan garam, aduk rata.
 Masukan fermipan & susu, aduk lagi
 Masukan soda kue,aduk rata & diamkan 15 menit.
 Masak dengan api kecil, tunggu hingga adonan berlubang, tutup cetakannya.
 Jadi deh pancong ½ mateng.
 Taburi topping.

8. Aspek Keuangan
Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan diproduksi 500 kotak
pancong lumer, masing-masing berisi 500 gram pisang pasir.
Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap dan tidak
tetap (variabel) untuk pisang pasir disajikan berikut ini, hal ini untuk
menjadi bahan pembelajaran jika akan membuat perencanaan
kewirausahaan jenis produk lainnya

a. Investasi Alat dan Mesin


Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian pelengkapan alat dan mesin
produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi pisang pasir. Alat dan
mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas produksi, dan
hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya. Pada
proses produk pisang pasir, alat dan mesin dibutuhkan seperti pada
Tabel 4.
Tabel 4. Investasi Alat dan Mesin Pisang Pasir
NO. Jenis Alat Jumlah (Unit) @ ⅀
(dalam ribu (dalam ribu
Rp) Rp)
1. Pisau 3 20 60
2. Telenan 2 15 30
3. Baskom 3 25 75
4. Kompor 1 650 650
5. Panci 2 20 40
6. Alat lainnya 1 paket 300 300
Jumlah (Rp) 1,155
Biaya penyusutan = total investasi/umur alat 21
=(1,155/55 bulan)

b. Biaya Tidak tetap (variabel)


Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah
produksi, jadi sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah
produksinya.
Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biayanbahan baku, bahan
pembantu dan bahan kemasan. Pada proses produksi pisang pasir,
kebutuhan bahan baku pada Tabel 5.

Tabel 5. Biaya Tidak Tetap Pisang Pasir


NO. Bahan Baku Jumlah @ Harga
(dalam ribu (dalam ribu
Rp) Rp)
1. Pisang kepok 30 kg 12 360
2. Tepung terigu 7 kg 10 70
3. Tepung tapioka 7 kg 12 84
4. Gula pasir 5 kg 10 50
5. Air mineral 70 liter 4 280
6. Minyak makan 85 liter 8 680
7. Toping 5 kg 3 15
8. Kemasan 500 2 1,000
9. Sendok 500 2 1,000
Jumlah per satu kali produksi (Rp) 3.539
Jumlah per bulan (Rp) 64.34
c. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dan jumlahnya tetap setiap
bulannya, pun jumlah produksinya.
Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air,gas, penyusutan alat
dan lainnya. Pada produk pisang pasir, biaya tetap yang dibutuhkan
tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6. Biaya Tetap Pisang Pasir

Items Jumlah (dalam ribu Rp)


Tenaga kerja tetap (7 orang × Rp 500.000) 3.500
Listrik/air 700
Gas 1.000
Penyusutan alat 21
Biaya lainnya 100
Total biaya per bulan 5.321
Total biaya per hari 886,8

d. Total Biaya
Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap.
Pada proses produksi pisang pasir, total biaya yang dibutuhkan adalah

Total biaya = Biaya Variabel + Biaya tetap


= Rp 3.539.000,00 + 886.800,00
= Rp 4.425.800,00

e. Harga Pokok Produksi (HPP)


Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk,
dimana jika dijual dengan harga tersebut, maka produsen tidak untung
dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa menentukan harga jual,
dimana harga jual adalah HPP ditambah margin keuntungan yang akan
diambil. Untuk produk pisang pasir ini HPP-nya adalah :

Total Biaya / Jumlah Produksi


Rp 4.425.800,00 / 500 = Rp 8.851,0

f. Harga Jual
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk
mendapatkan produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan
mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini
meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik tentu
lebih murah, karena saluran distribusi (agen,took,counter, dll) tentu juga
harus mendapatkan keuntungan.
Pada produk pisang pasir dalam kemasam kotak ini, melihat HPP nya
yaitu Rp 8.851,00 dan produk pesaing dengan volume yang relative
sama dijual berkisar Rp10.000,00 sampai Rp18.000,00, maka
ditetapkan harga jual dari pabrik adalah 15,000,00 (pada Tabel 7),
dengan harapan di tingkat konsumen harganya adalah Rp10.000,00
sampai 12.000,00

Tabel 7. Harga Jual Pisang Pasir

No. Satuan Harga satuan


(dalam ribu Rp)
1. Kemasan kotak 15

g. Penerimaan Kotor
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Pada produksi pisang pasir ini,
jumlah penerimaan kotor pada Tabel 8.

Tabel 8. Penerimaan Kotor

Jenis kemasan Jumlah (kotak) Satuan (Rp) Total (Rp)

Kotak 500 15.000 7.500.000


Total (Rp) 7.500.000
h. Pendapatan Bersih Laba
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh
perusahaan, setelah dipotong total biaya. Pada produksi pisang pasir ini
jumlah penerimaan bersih adalah :

Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor – Total biaya


= Rp 7.500.000 - Rp 4.425.800,00

=Rp 3.074.200,00
Jadi, perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 500 kotak pisang
pasir, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp 3.074.200,00 (tiga juta tujuh
empat puluh ribu dua ratus rupiah).

Anda mungkin juga menyukai