Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Lamtiar

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 857130056

Tanggal Lahir : 31 Mei 1982

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4111 / Pendidikan Kewarganegaraan

Kode/Nama Program Studi : 118 / PGSD - S1

Kode/Nama UPBJJ : 21 / Jakarta

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa/ 13-07-2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Lamtiar


NIM : 857130056
Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4111 / Pendidikan Kewarganegaraan
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi : PGSD – S1
UPBJJ-UT : Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jakarta, 13 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

Lamtiar
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. a. faktor – faktor apa saja yang melatar belakangi munculnya faham radikalisme yang mengancam ketahanan
nasional Indonesia serta bagaimana dampaknya terhadap keberlangsungan hidup bangsa:
- Lemahnya ketahanan Ideologi
Ketahanan Ideologi Pancasila mempunyai peran yang sangat penting dalam memelihara nilai-nilai persatuan dan
kesatuan nasional serta mampu menangkal penetrasi ideologi asing dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Penyisipan nillai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila dalam pelajaran sekolah, dapat
merusak mental bangsa. Saat Ideologi Pancasila melemah atau bahkan hilang dari kehidupan berbangsa dan
bernegara, maka akan hilang persatuan dan kesatuan, lalu masing-masing akan mengutamakan kepentingan
individu atau golongan, sehingga dampaknya akan muncul radikalisme yang ujungnya dapat menyebabkan
perpecahan bangsa.
- Kurangnya pemahaman agama
semua agama mengajarkan kedamaian, persaudaraan, dan keselamatan, akan tetapi, ketika doktrin tersebut
diselewengkan dengan maksud untuk kepentingan individua atau golongan, akibatnya muncul doktrin yang
tidak bertanggung jawab yang menyebabkan konflik dan berdampak kepada tindakan radikalisme. Untuk itu
perlu diadakan pembinaan ajaran agama bagi siswa-siswa, serta pengawasan terhadap pendidik keagamaan
supaya tidak memberikan pengajaran yang menyimpang dari ajaran agama yang sesungguhnya.
- Lemahnya penegakan hukum
Belum ada sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi perkembangan radikalisme yang
banyak dijumpai di daerah-daerah. Selain itu penegakan hukum dan penanganan persoalan dengan latar
belakang agama juga belum tegas. Pemerintah kurang tegas menindak pelaku intoleransi minoritas dan juga
kurang tegas dalam menindak kelompok-kelompok yang diduga menyebarkan paham radikal. Oleh karena itu
banyak gerakan radikal tumbuh dan berkembang di Indonesia tanpa takut upaya hukum dari pemerintah.
- Kurang meratanya perekonomian
Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang melatar belakangi munculnya faham radikalisme. Banyak
Kelompok-kelompok radikal yang memberikan iming-iming bantuan berkedok agama dalam merekrut
anggota. Program pembangunan pemerintah yang menjawab kemiskinan akan meminimalisir berkembangnya
pengaruh paham radikal.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. b. Tantangan yang dapat mengancam nasionalisme Indonesia di era globalisasi saat ini adalah:
- Daya saing bangsa di tengah persaingan dunia yang semakin berat.
Nasionalisme membuat bangsa memiliki karakter yang kuat sehingga tidak mudah digoyahkan atau dihancurkan
oleh berbagai macam nilai atau budaya dari luar sebagai dampak dari persaingan dunia.
- Perkembangan teknologi
Seiring berkembangnya teknologi proses sharing of information menjadi fenomena yang dapat membuat
masyarakat dengan mudah mengadopsi nilai-nilai yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai kepribadian
bangsa. Oleh karena itu setiap warga negara perlu memiliki rasa nasionalisme yang tinggi untuk dapat memfilter
setiap dampak negatif dari kemajuan teknologi.
c. fungsi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai bagian dari ketahanan nasional dalam
menangani merebaknya faham radikalisme di Indonesia adalah:
(a) menyusun dan menetapkan kebijakan, strategi, dan program, nasional di bindang penanggulangan
terorisme;
(b) Menyelenggarakan kordinasi kebijakan, strategi, dan program nasional di bidang penanggulangan
terorisme;
(c) melaksanakan kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi. Dalam melaksanakan
fungsinya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme bertugas: (a) merumuskan, mengoordinasikan, dan
melaksanakan kebijakan, strategi, dan program nasional penanggulangan terorisme di bidang kesiapsiagaan
nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi; (b). mengoordinasikan antarpenegak hukum dalam
penanggulangan Terorisme ;(c). mengoordinasikan program pemulihan korban; dan
(d) merumuskan, mengoordinasikan, dan melaksanakan kebijakan, strategi, dan program nasional
penanggulangan Terorisme di bidang kerja sama internasional.

2. a. Penegakan HAM di Indonesia yang berlandaskan UUD NRI Tahun 1945 masih menghadapi berbagai macam
persoalan dan pelanggaran, dan yang menyebabkan masih banyaknya pelanggaran HAM di Indonesia adalah:
- Sikap egois atau mementingkan diri sendiri serta tidak memiliki empati
- Rendahnya pemahaman dan kesadaran HAM
- Sikap tidak toleran satu sama lain
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

- Penyalahgunaan kekuasaan, yang kuat menindas yang lemah


- Tidak tegasnya penindakan dari apparat penegak hukum
- Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
- Penyalahgunaan teknologi
- Adanya diskriminasi dari orang lain
b. Pancasila sebagai nilai-nilai dasar yang tumbuh dan berkembang dari kebudayaan masyarakat adalah bagian
dari Konsensus yang memuat nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai berikut:
- Sila pertama, melindungi kebebasan beragama dengan menjamin kemerdekaan untuk memeluk agama,
menjalankan ibadah, dan saling menghormati perdedaan agama.
- Sila kedua, memiliki nilai saling menghormati dan melindungi sesama manusia dan memposisikan setiap
warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum
- Sila ketiga, memberikan semangat persatuan di antara warga negara dan menempatkan kepentingaan
bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Sila keempat, mengajarkan untuk menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat
yang dilakukan tanpa adanya tekanan ataupun paksaan. Menjamin kebebasan untuk menggunakan politik
berasaskan kekeluargaan.
- Sila kelima, mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara.
c. Penerapan Pancasila sebagai sumber nilai HAM di Indonesia dengan kaitannya pada mazhab atau pandangan
teori relativisme kultural yaitu Hak Asasi Manusia berbeda-beda, terbatas pada wilayah tempat tinggal dan
kebudayaan. Relativisme kultural adalah suatu pandangan bahwa setiap budaya itu relatif, maksudnya prinsip
atau etika seseorang dalam memahami budaya orang berbeda-beda. Apa yang menjadi hak bagi satu kelompok
masyarakat tertentu belum tentu menjadi hak bagi kelompok masyarakat yang lain. Relativisme kultural
merupakan prinsip dimana kita harus menghargai setiap hak kebudayaan suatu masyarakat/individu, dengan
bersikap menyesuaikan diri dengan budaya tersebut. Ini merupakan perwujudan dari sila kedua yang menghargai
intrepetasi setiap kelompok masyarakat maupun individu.
e. Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, pelanggaran berat dibedakan
menjadi dua, yaitu: pertama Kejahatan Genosida yaitu merupakan perbuatan yang dilakukan dengan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

maksud untuk menghancurkan memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis,
dan kelompok agama. Yang kedua Kejahatan terhadap kemanusiaan yaitu merupakan perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil.
Berbagai tindakan pelanggaran HAM yang terjadi dalam Tragedi 1998 berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000
adalah: Pelanggaran yang dilakukan aparat TNI dan Polri yang menciptakan situasi dan peluang atau setidak-
tidaknya melakukan pembiaran yang mengarah pada terjadinya konflik kekerasan fisik antar-masyarakat seperti
pembunuhan, penganiayaan, penghilangan paksa, perkosaan, perampasan kemerdekaan, dan kebebasan fisik
serta tindak kekerasan kepada ratusan mahasiwa yang berdemonstrasi, bahkan mengakibatkan meninggalnya
beberapa mahasiswa . Penyebabnya adalah keterlibatan pejabat-pejabat resmi pendukung orde lama untuk
membungkam rakyat sipil yang menuntut reformasi dengan cara kekerasan.

3. a. Komparasi pelaksaan demokrasi pada era orde baru dan reformasi:


- Pelaksanaan demokrasi masa “Orde Baru” ditandai dengan pelaksanaan pemilihan umum dengan asas
langsung, umum, bebas, dan rahasia untuk memilih anggota DPRD tingkat I, DPRD tingkat II, dan DPRD.
Pemilihan tersebut kemudian membentuk MPR yang bertugas menetapkan GBHN dan memilih Presiden dan
Wakil Presiden. Periode ini menonjolkan demokrasi dengan system pesidensial.
- Pelaksanaan demokrasi masa “Reformasi” adalah demokrasi dengan mendasarkan kepada UUD 1945 yang
telah diamandemen oleh MPR. Pada masa reformasi , demokrasi dijalankan dengan berakar pada kekuatan
multipartai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan diantara Lembaga negara, baik legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Pada masa reformasi Presiden dan wakilnya dipilih melalui pemilu, dengan masa jabatan
5 tahun dan dapat dipilih Kembali satu kali jabatan yang sama.
b. kelemahan praktik demokrasi di Indonesia pada era reformasi yang didasarkan pada prinsip- prinsip demokratis:
- yaitu masih terdapatnya budaya politik feodal dan komunalistik, yang digunakan partai politik dan tokohnya
dalam berkampanye.
- Munculnya otoritarianisme mayoritas akibat terlalu liberalnya demokrasi di Indonesia, sehingga sulit untuk
mengambil keputusan secara mufakat.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

- dikesampingkannya ideologi dalam partai-partai di Indonesia karena partai politik lebih mengutamakan
memenangkan kontes politik dibandingkan dengan ideologi.
c. Dalam perubahan keempat UUD NRI tahun 1945 yang dilaksanakan pada tahun 2002, Konsepsi Negara Hukum
atau “Rechtsstaat” yang sebelumnya tercantum dalam penjelasan, kini dirumuskan dengan tegas dalam Pasal 1
ayat (3) yang menyatakan “Indonesia adalah negara hukum”. Dalam konsep rule of law, keterkaitan diantara
negara hukum dan rule of law adalah bahwa yang harus dijadikan panglima dalam dinamika kehidupan
kenegaraan adalah hukum, bukan politik ataupun ekonomi. Yang disebut pemerintahan pada pokoknya adalah
hukum sebagai sistem yang fungsional dan berkeadilan, dikembangkan dengan menata supra struktur dan infra
struktur kelembagaan politik, ekonomi dan social yang tertib dan teratur, serta dibina dengan membangun budaya
dan kesadaran hukum yang rasional dan impersonal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu itu, perlu dibangun sistem hukum (law making) dan ditegakkan (law enforcing) sebagaimana
mestinya, dimulai dengan konstitusi sebagai hukum yang paling tinggi kedudukannya.

4. - Hakikat dari otonomi daerah dilihat dari maknanya dapat diartikan sebagai hak, wewenang dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur atau mengurus sendiri urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
- Hakikat dari otonomi daerah dilihat dari tujuannya adalah peningkatan efisiensi admnistrasi dan peningkatan
pembangunan sosial-ekonomi, yaitu kemandirian daerah untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan
melaksanakan pembangunan di daerah.
- Hambatan- hambatan yang ditemui dalam implementasi otonomi daerah di Indonesia saat ini:
a. Perbedaan konsep otonomi daerah di kalangan cendekiawan, dan para pejabat birokrasi
Konsep otonomi di atas sangat variatif, seperti kebebasan dan kemerdekaan, strategi organisasi, otoritas mengurus
diri sendiri, mengambil keputusan sendiri power untuk melakukan kontrol, empowerment, dan kemandirian dalam
pengaturan diri. Variasi konsep ini menimbulkan interpretasi beragam. Oleh karena itu, di masa datang perlu
kesepakatan tentang konsep otonomi daerah di kalangan elit politik sebagai pengambil keputusan atas kebijakan.
b. Perbedaan Paradigma, yaitu perbedaan paradigma politik dan paradigma organisasi. Menurut paradigma politik,
otonomi birokrasi publik tidak mungkin ada dan tidak akan berkembang karena adanya kepentingan politik dari
rezim yang berkuasa. Sedangkan paradigma organisasi justru mewujudkan betapa pentingnya “otonomi tersebut
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

untuk menjamin kualitas birokrasi yang diinginkan.


c. Kuatnya Paradigma Birokrasi, dalam praktik otonomi, penentuan hierarki dan pembagian unit organisasi,
standarisasi, prosedur dan aturan-aturan daerah sangat ditentukan oleh pemerintah pusat, dan pemerintah daerah
harus loyal terhadap aturan tersebut. Pemerintah daerah belum berani melakukan terobosan yang dibutuhkan
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Implikasinya masih banyak pejabat di daerah harus menunggu perintah dan petunjuk dari pusat. Untuk itu perlu
dilakukan reformasi administrasi publik di daerah, meninggalkan kelemahan-kelemahan paradigma lama, dan
mempelajari, memahami serta mengadopsi paradigma baru.
d. Lemahnya kontrol wakil rakyat dan masyarakat, semangat demokrasi di era reformasi ini tidak diikuti oleh strategi
peningkatan kemampuan dan kualitas wakil rakyat. Wakil rakyat yang ada masih kurang mampu melaksanakan
tugasnya melakukan kontrol terhadap pemerintah, sehingga memberikan peluang bagi eksekutif untuk bertindak
leluasa dan sebaliknya legislatif bertindak ngawur mengorbankan kepentingan publik. Akibatnya Birokrasi di
daerah cenderung melayani kepentingan pemerintah pusat, dari pada melayani kepentingan masyarakat lokal.
e. Kesalahan strategi pemerintah yang mendominasi terlalu berlebihan dan kurang memberikan peranan dan
kesempatan belajar bagi daerah dengan alasan ketidaksiapan atau ketidakmampuan daerah. Dengan
pemberian kewenangan yang luas kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah,
dibarengi dengan perimbangan keuangan yang memadai, serta memberikan bimbingan pelatihan SDM
aparatur pemerintahan daerah yang mampu menemukan talenta, potensi dan keunggulan daerahnya
masing-masing sesungguhnya daerah sudah cukup mampu untuk berbuat sesuatu bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai