Karina Putri 2007010324 Pengelolaan Limbah Cair Padat Dan Gas Nonreguler BJB SMT VI..
Karina Putri 2007010324 Pengelolaan Limbah Cair Padat Dan Gas Nonreguler BJB SMT VI..
Karina Putri 2007010324 Pengelolaan Limbah Cair Padat Dan Gas Nonreguler BJB SMT VI..
DI SUSUN OLEH :
NPM : 2007010324
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahka n rahmat dan karunia- Nya sehingga saya dapat menyelesaika n tugas
makalah pengelolaan limbah cair padat dan gas yang berjudul “IDENTIFIKASI
POTENSI LIM BAH CAIR ZAT PEWARNA SASIRANGAN TERHADAP
PENCEM ARAN DI KOTA BANJARM ASIN”
Karina Putri
i
DAFTAR ISI
Kata Pe ngantar...................................................................................... i
Daftar Is i ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEM BAHASAN
A. Pengertian Kain Sasirangan ............................................................. 3
B. Karakteristik Limbah cair industri sasirangan ................................ 3
C. Kualitas Air Limbah cair sasirangan .............................................. 5
D. Parameter Biologi pada pencemaran air limbah sasirangan ............ 9
E. Pengelolaan air limbah cair sasirangan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 12
B. Saran.......................................................................................... 12
DAFTAR PUS TAKA ........................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Be lakang
Kain Sasirangan merupakan salah satu kain khas trad isional S uk u Banjar
dari Provinsi Kalimantan Selatan. Kain sasirangan sampai saat ini masih
diproduksi o leh Masyarakat Banjar dalam skala industri rumahan (home industry).
kain batik sasirangan merupakan iko n Kota Banjarmasin dan Pro vinsi Kalimantan
menggunakan beberapa bahan zat pewarna k imia yang menghasilkan limbah cair
Martapura Kota Banjarmasin berada pada 3 (tiga) lokasi yakni Kelurahan S ungai
Jingah, Kelurahan S urgi Mufti dan Kelurahan S eberang Masjid, dimana S ungai
Martapura merupakan salah satu sungai yang memilik i fungsi utama terhadap
aset wisata hingga sumber air minum yang dikelo la oleh P DAM Kota Banjarmasin.
Program dalam rangka mitigasi dari potensi limbah cair cat pewarna hasil
B. Tujuan
1
memberikan rekomendasi dalam upaya mitigas i terhadap pengelo laan limbah cair
zat pewarna sasirangan di Kota Banjarmasin.
2. Bagaimana potensi limbah cair zat pewarna home industry sasirangan di Kota
Banjarmasin?
D. M anfaat Pe ne litian
2
BAB II
PEM BAHASAN
2.1 Karakte ris tik Limbah Cair Indus tri Te ks til Sas irangan
Menurut Metcalf & Edd y (1993), air limbah adalah cairan buangan dari
rumah tangga, industri maupun tempat–tempat umum lain yang mengandung
bahan–bahan yang dapat membahayakan kehidupan manusia maup un mak hluk
hidup lain serta mengganggu kelestarian lingkungan. Sedangkan limbah cair
sasirangan adalah air buangan sebagai hasil kegiatan industri sasirangan yang
mengandung zat kimia/kontaminan yang jumlahnya meleb ihi Bak u Mutu Limbah
Cair Industri Tekstil berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor
04 Tahun 2007.
Bagian penting pemb uatan kain sasirangan adalah memb uat motif dengan
pewarnaan kain yang sudah jadi dengan menggunakan pewarna sintetis yang relatif
stab il melekat kuat pada kain. Industri sasirangan dalam proses pengo lahan kain
meliputi beberapa tahapan, yaitu: penyirangan kain, penyiapan zat warna,
pewarnaan, pencucian, penjemuran dan penyetrikaan. Tahap produksi yang
menghasilkan limbah berasal dari proses pewarnaan dan pencucian (Nora, 2000).
Pada awalnya bahan pewarna mengunakan pewarna alami, seperti daun pandan,
temulawak, akar- akar kayu k ebuau, jambal, karamunting, mengk udu, gambir dan
3
air batang poho n p isang. (P utra, 2011). Namun pewarna alami ini perlu d ibuat
terlebih dahulu dan prosesnya memerlukan wak tu yang lama, serta memerlukan
biaya leb ih besar manakala diband ingkan dengan membeli zat warna sintetis.
Sehingga para pengrajin Kain Sasirangan saat ini para pengrajin sasirangan tidak
lagi menggunakan ramuan alam untuk pewarnaan kain sasirangan, mereka lebih
suka memakai bahan pewarna k imiawi yang mudah didapat di pasar, serta proses
pewarna Naphto l (AS LB, AS, AS G, AS GR) dan senyawa garam (orange GG, biru
BB, merah B, merah GG, violet B, biru B dan yellow GL (Hardini, 20 09). Zat
warna tekstil merupakan gabungan dari senyawa organik tidak jenuh, kromofor
dan auksokrom sebagai pengaktif kerja kromo for dan pengikat antara warna
warna d ipergunakan antara la in adalah jeruk nipis, jeruk sitrun, cuka, sendawa,
tawas, air kapur, terusi, garam d iazonium, NaOH, sp iritus, asam sulfat, dan lain-
feno l, senyawa organik sintetis serta logam berat (Hardini, 2009). P ewarna sintetik
dan proses pengerjaannya sebagian besar masih dilakukan secara manual dengan
4
sebagian besar para pengrajin tersebut belum melakukan upaya pengolahan
Kualitas air limbah cair sasirangan akan dapat terindikasi dari kualitas
parameter k unci, dimana ko nsentrasi parameter kunci tidak meleb ihi dari standar
baku mutu yang ada sesuai dengan peraturan perund ang- und angan yang berlaku.
Dalam pengo lahan air limbah itu send iri, terdapat beberapa parameter kualitas
yang digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga,
organik merupakan uk uran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah.
Parameter ini terdiri dari Total Organic Carbon (TOC), Chemical Ox ygen
Demand (COD), Biochemical Ox ygen Demand (BOD), minyak dan lemak (O & G),
dan Total Petroleum Hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah
dapat dilihat dari parameter Total Suspended Solids (TSS ), pH, temperatur, warna,
bau, dan po tensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat
air limbah cair sasirangan memilik i kandungan bahan anorganik (logam dan
lainnya) dan bahan organik, maka parameter kunci yang umum d igunakan adalah
logam Cr, Pb, CD, parameter BOD, COD, TSS, dan kekeruhan.
pencemar berbahaya seringkali dibuang ke badan perairan sek itarnya tanpa ada
oleh pengrajin sasirangan yang masih melakukan proses pemb uatan sasirangan
5
secara trad isional (rumahan/home indu stry). Limb ah industri kain sasirangan
pencemaran yang meleb ihi bak u mutu limbah cair industri tekstil yang d itetapkan
pemerintah. Dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan, Hal ini antara lain
tercermin dalam standar baku mutu untuk limbah cair industri tekstil telah
dengan parameter baku mutu air limbah, maka dapat ditunjukkan dalam Tabel 2.
6
No. Zat Karakte ris ti Parame te r Baku
Pe warna k M utu
Kain
1 Indhant - Bentuk fisiknya seperti jarum - Suhu
hren biru dengan kilap logam atau
(Khusu - TSS (max. 200 ppm)
bubuk biru sangat halus
s Air - Klorin bebas (max. 1
- Tidak larut dalam air (harus
Panas)
direduksi dulu menjadi larutan ppm)
logam garam alkali)
- Timbal (Pb) (max. 0.1
- Tahan terhadap cahaya dan panas,
2 Naptol - Tidak berwarna dan tidak larut - Suhu
dalam air (dibutuhkan soda api)
(Khusus - TSS (max. 200 ppm)
- Merupakan zat warna adjektif
Air
(butuh - Timbal (Pb) (max. 0.1
Dingin) zat lain untuk membangkitka n ppm)
warna).
- minyak mineral (max.
- Warna yang dihasilkan
tergantung jenis garam naphtol 10 ppm)
pada saat
3 Frosion - Termasuk zat warna reaktif dingin - TSS (max. 200 ppm)
yang b isa d igunakan untuk
- Sulfida (max. 0.05
pencelupan dan pencapan ppm)
(printing).
- Ammonia (max. 1
- Mempunyai kereak tifan tinggi ppm)
dan dicelup pada suhu rendah,
termasuk
zat warna yang larut dalam air
8
4 Soda Api - Berbentuk putih padat dan - Suhu (max. 38°C)
tersed ia dalam bentuk pelet, - TSS (max. 200 ppm)
serpihan, butiran ataupun larutan
- pH (6- 9)
jenuh 50%, bersifat lembap cair dan
secara spontan menyerap k arbo n - Fenol (max. 0.05
dioksida dari udara bebas, sangat ppm)
larut dalam air dan akan
melepask an panas ketika
dilarutkan, karena pada proses
pelarutannya dalam air bereaksi
secara eksotermis.
9
Penelitian yang dilakukan oleh Mawaddah (2002) dan
sebesar 0,1 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa kand ungan dari logam-
logam tersebut meleb ihi nilai ambang batas baku mutu limbah cair
dibuang ke lingkunga n.
2.3 Para me te r Biologi pada Pe nce ma ran Air ole h Limbah Cair
Sas irangan
Ind ikator Bio logis d igunakan untuk menilai secara mak ro perubahan
10
Pengo lahan limbah cair industri tekstil dapat d ilakukan secara
kimia, fisika, dan bio logi. Pengo lahan secara kimia dilakukan dengan cara
koagulasi, flokulasi, dan netralisasi. Pengo lahan limbah cair secara fisika
& Badewasta, 2009 ). Sedangkan metode pengo lahan limbah cair secara
b iologi adalah dengan sitem lahan basah dan fito remediasi (Santoso,
2007).
Salah satu teknik pengolahan limbah cair sasirangan adalah dengan cara
koagulasi dengan menggunakan koagulan seperti aluminium sulfat (tawas),
FeSO4, Poly aluminium chlorida dan polielektro lit organik.
3. Pe ngolaha n Air Limbah Cair S as ira ngan s e cara
Fis ika
Metode yang dapat digunakan adalah dengan cara filtrasi. Media yang
digunakan untuk bahan filter memilik i syarat, yaitu melewati proses
pengeringandan proses penghalusan. Bahan- bahan yang d igunakan sebagai
med ia filter antara lain karbon aktif, sabut kelapa, pasir sungai, dan genteng/bata
yang dihaluskan (Alamsyah, 2007).
11
BAB III
PENUTUP
A. Ke s impulan
Aktivitas industri sasirangan d i Kota Banjarmasin telah dimula i sejak tahun
1986 dan massif (86%) digeluti pada Tahun 2007- sekarang, Jarak home
pengo lah dan distributor, 43% (d istributor), Jenis mo tif kain sasirangan yang
dikembangk an o leh pengusaha industri sasirangan yakni motif sari gad ing,
klasik, gradasi dan rainbo w. Pengelola usaha industri sasirangan mayo ritas
pengo lahan industri batik sasirangan dan 3 sampel (outlet) di lokasi S ungai
B. Saran
Berdasarkan ak tivitas dan potensi limb ah zat cair yang dihasilkan, maka
sebagai upaya untuk mengolah limbah sasirangan sebelum dibuang ke perairan
Sungai Martapura, agar tidak meleb ihi standar bak u mutu, khususnya pada
parameter kandungan kromium pada ikan gab us, zat warna, dan ammonia
total.
12
DAFTAR PUSTAKA
Irawa ti, U., Uta mi, U. B. L., da n Mus lima, H. 2011. Pengo lahan Limbah
Cair Sasirangan Menggunak an Filt er Arang Ak tif Cangk ang Kelapa
Sawit Berlapisk an Kitosan Setelah Koagulas i d engan FeS O4. Sains
dan Terapan Kimia. Vol. 5. No.1. 34- 44.
Luqman N ur Hak im, S yarifud in A, S ulaiman Hamzani. 2016. Efektifit as
Ab u Seka m Pad i da n Po ly Aluminiu m C hlorid e Da la m Me nurunka n
Za t Wa rna Limba h Ca ir Ind ustri Sasir a nga n. Jurnal Kesehatan
Lingk ungan Vol. 13 No. 2 Juli 2016
Mawaddah S, 2002. Analisis Krom (Cr) Dalam Limbah Industri Kain
Sasirangan . Skripsi. P.S. Kimia. FKIP UNLAM. Banjarmasin.
Nintasari, Rinne., Amaliyah, Desi Mustika. 2016. Ektraks i Zat Warna
Ala m dari Ka yu Ulin (Euside ro xylo n Zwa geri), Ka yu Secang
(Caesa lp inia Sp ) da n Kayu Me ngk ud u (Morind a C itrifo lia ) untuk
Ba ha n Warna Kain Sas ira nga n. Ju rnal Riset Industri Hasil Hutan
Vol.8, No.1, Juni 2016: 25 – 32
13