Anda di halaman 1dari 6

ADPU4332-1

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Wahyu Agustian

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043793221

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4332/Hukum Administrasi Negara

Kode/Nama UPBJJ : 47 / Pontianak

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA

1 dari
3
ADPU4332-1

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu


Politik Kode/Nama MK : ADPU4332/Hukum Administrasi Negara
Tugas :2

No. Soal
1. ACEH UTARA - Bupati Aceh Utara, H Muhammad Thaib dinilai telah melakukan perbuatan melawan
hukum, yakni dengan telah memberikan izin kepada salah seorang komisioner Komisi Independen
Pemilihan (KIP) Aceh Utara yang berstatus sebagai PNS. Pasalnya izin atau rekomendasi berhenti
sementara ditanda tangani usai dirinya melantik komisioner tersebut.

“Ini bisa dikategorikan sebagai Perbuatan Melawan Hukum oleh Penguasa (Onrechtmatige
Overheidsdaad). Hal ini tertera dalam pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Sebab bupati
dinilai telah melanggar aturan dengan memberikan izin di luar aturan yang berlaku,”ungkap Direktur
LSM Rincong Aceh, Zainal Abidin Badar, Selasa (7/8).

Ia menjelaskan pada Pasal 1365 KUHPer berbunyi tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut. Ada lima unsur yang terpenuhi dari kebijakan yang dilakukan Bupati
Aceh Utara. Yakni adanya perbuatan, perbuatan itu melawan hukum, adanya kerugian, adanya
kesalahan, adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum dengan akibat yang
ditimbulkan.

“Kalau kami lihat dari pasal tersebut sudah jelas, yakni perbuatannya adalah telah menandatangi
usulan izin dari PNS yang menjadi komisioner KIP. Kenapa penandatanganan dilakukan setelah
pelantikan, selain itu sesuai aturan KPU, izin harus dari awal saat si PNS mendaftar sebagai calon,”
tegas Jimbron panggilan akrabnya.

Selanjutnya, ada pihak yang dirugikan atas perbuatannya tersebut, serta sudah mengetahui kalau
bawahannya tanpa izin tetap melakukan pelantikan. Termasuk adanya hubungan sebab akibat dari
perbuatan yang dilakukan oleh Bupati Aceh Utara.

“Kami menilai kalau perbuatan yang dilakukan Bupati Aceh Utara adalah perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh penguasa. Sebab dirinya sudah mengetahui kalau bawahannya itu belum
mengantongi izin. Apalagi selama mengikuti proses seleksi, dirinya dapat dikatakan melanggar disiplin
dengan tidak masuk kerja,” ungkap Dosen Unimal itu.

Bukan itu saja, selain aturan KPU, bupati juga harus melihat aturan lain apa ada yang dilanggar
sebelum melakukan hal tersebut. Baik itu aturan yang mengatur tentang ASN dan lainnya termasuk
masa kerja dari PNS yang menjadi komisoner tersebut.

"Dengan pelantikan tersebut, bupati telah memberikan ruang proses seleksi secara tidak fair dan adil,
serta memberikan contoh yang tidak baik bagi para birokrat di Aceh Utara untuk tidak taat dan patuh
dengan hukum," ujarnya. Seharusnya sebagai Kepala Daerah/Pemerintahan Bupati dalam
menjalankan roda pemerintahan harus taat dan patuh menjalankan kebijakan good government dan
clean governance.

2 dari
3
ADPU4332-1

Salinan ini telah tayang di https://www.ajnn.net/news/bupati-aceh-utara-dinilai-lakukan-perbuatan-


melawan-hukum/index.html

Berdasarkan artikel diatas menurut analisis saudara berikan penjelasan atas kasus tersebut berdasar
ketentuan Pasal 1365 KUHPER!
2. ACEH UTARA - Bupati Aceh Utara, H Muhammad Thaib dinilai telah melakukan perbuatan melawan
hukum, yakni dengan telah memberikan izin kepada salah seorang komisioner Komisi Independen
Pemilihan (KIP) Aceh Utara yang berstatus sebagai PNS. Pasalnya izin atau rekomendasi berhenti
sementara ditanda tangani usai dirinya melantik komisioner tersebut.

“Ini bisa dikategorikan sebagai Perbuatan Melawan Hukum oleh Penguasa (Onrechtmatige
Overheidsdaad). Hal ini tertera dalam pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Sebab bupati
dinilai telah melanggar aturan dengan memberikan izin di luar aturan yang berlaku,”ungkap Direktur
LSM Rincong Aceh, Zainal Abidin Badar, Selasa (7/8).

Ia menjelaskan pada Pasal 1365 KUHPer berbunyi tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut. Ada lima unsur yang terpenuhi dari kebijakan yang dilakukan Bupati
Aceh Utara. Yakni adanya perbuatan, perbuatan itu melawan hukum, adanya kerugian, adanya
kesalahan, adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum dengan akibat yang
ditimbulkan.

“Kalau kami lihat dari pasal tersebut sudah jelas, yakni perbuatannya adalah telah menandatangi
usulan izin dari PNS yang menjadi komisioner KIP. Kenapa penandatanganan dilakukan setelah
pelantikan, selain itu sesuai aturan KPU, izin harus dari awal saat si PNS mendaftar sebagai calon,”
tegas Jimbron panggilan akrabnya.

Selanjutnya, ada pihak yang dirugikan atas perbuatannya tersebut, serta sudah mengetahui kalau
bawahannya tanpa izin tetap melakukan pelantikan. Termasuk adanya hubungan sebab akibat dari
perbuatan yang dilakukan oleh Bupati Aceh Utara.

“Kami menilai kalau perbuatan yang dilakukan Bupati Aceh Utara adalah perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh penguasa. Sebab dirinya sudah mengetahui kalau bawahannya itu belum
mengantongi izin. Apalagi selama mengikuti proses seleksi, dirinya dapat dikatakan melanggar disiplin
dengan tidak masuk kerja,” ungkap Dosen Unimal itu.

Bukan itu saja, selain aturan KPU, bupati juga harus melihat aturan lain apa ada yang dilanggar
sebelum melakukan hal tersebut. Baik itu aturan yang mengatur tentang ASN dan lainnya termasuk
masa kerja dari PNS yang menjadi komisoner tersebut.

"Dengan pelantikan tersebut, bupati telah memberikan ruang proses seleksi secara tidak fair dan adil,
serta memberikan contoh yang tidak baik bagi para birokrat di Aceh Utara untuk tidak taat dan patuh
dengan hukum," ujarnya. Seharusnya sebagai Kepala Daerah/Pemerintahan Bupati dalam
menjalankan roda pemerintahan harus taat dan patuh menjalankan kebijakan good government dan
clean governance.

Salinan ini telah tayang di https://www.ajnn.net/news/bupati-aceh-utara-dinilai-lakukan-perbuatan-


melawan-hukum/index.html

3 dari
3
ADPU4332-1

Jelaskan klasifikasi dari pada onrechtmatige overheids daad!

3. ACEH UTARA - Bupati Aceh Utara, H Muhammad Thaib dinilai telah melakukan perbuatan melawan
hukum, yakni dengan telah memberikan izin kepada salah seorang komisioner Komisi Independen
Pemilihan (KIP) Aceh Utara yang berstatus sebagai PNS. Pasalnya izin atau rekomendasi berhenti
sementara ditanda tangani usai dirinya melantik komisioner tersebut.

“Ini bisa dikategorikan sebagai Perbuatan Melawan Hukum oleh Penguasa (Onrechtmatige
Overheidsdaad). Hal ini tertera dalam pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Sebab
bupati dinilai telah melanggar aturan dengan memberikan izin di luar aturan yang berlaku,”ungkap
Direktur LSM Rincong Aceh, Zainal Abidin Badar, Selasa (7/8).

Ia menjelaskan pada Pasal 1365 KUHPer berbunyi tiap perbuatan melanggar hukum yang
membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Ada lima unsur yang terpenuhi dari kebijakan yang
dilakukan Bupati Aceh Utara. Yakni adanya perbuatan, perbuatan itu melawan hukum, adanya
kerugian, adanya kesalahan, adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum
dengan akibat yang ditimbulkan.

“Kalau kami lihat dari pasal tersebut sudah jelas, yakni perbuatannya adalah telah menandatangi
usulan izin dari PNS yang menjadi komisioner KIP. Kenapa penandatanganan dilakukan setelah
pelantikan, selain itu sesuai aturan KPU, izin harus dari awal saat si PNS mendaftar sebagai calon,”
tegas Jimbron panggilan akrabnya.

Selanjutnya, ada pihak yang dirugikan atas perbuatannya tersebut, serta sudah mengetahui kalau
bawahannya tanpa izin tetap melakukan pelantikan. Termasuk adanya hubungan sebab akibat dari
perbuatan yang dilakukan oleh Bupati Aceh Utara.

“Kami menilai kalau perbuatan yang dilakukan Bupati Aceh Utara adalah perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh penguasa. Sebab dirinya sudah mengetahui kalau bawahannya itu
belum mengantongi izin. Apalagi selama mengikuti proses seleksi, dirinya dapat dikatakan
melanggar disiplin dengan tidak masuk kerja,” ungkap Dosen Unimal itu.

Bukan itu saja, selain aturan KPU, bupati juga harus melihat aturan lain apa ada yang dilanggar
sebelum melakukan hal tersebut. Baik itu aturan yang mengatur tentang ASN dan lainnya termasuk
masa kerja dari PNS yang menjadi komisoner tersebut.

"Dengan pelantikan tersebut, bupati telah memberikan ruang proses seleksi secara tidak fair dan
adil, serta memberikan contoh yang tidak baik bagi para birokrat di Aceh Utara untuk tidak taat
dan patuh dengan hukum," ujarnya. Seharusnya sebagai Kepala Daerah/Pemerintahan Bupati
dalam menjalankan roda pemerintahan harus taat dan patuh menjalankan kebijakan good
government dan clean governance.

Salinan ini telah tayang di https://www.ajnn.net/news/bupati-aceh-utara-dinilai-


lakukan-perbuatan- melawan-hukum/index.html

Pada contoh kasus diatas termasuk klasifikasi perbuatan pemerintah yang melanggar hukum
yang seperti apakah? Jelaskan!

4 dari
3
ADPU4332-1

Jawaban:

1. Pasal 1365 KUH Perdata menyebutkan bahwa ‘tiap perbuatan melawan hukum yang membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut.
Pemerintah pada asasnya sangat bebas (memiliki diskresi) melaksanakan tugas-tugas baik dalam bidang
pembuatan peraturan, melaksanakan peradilan maupun pemerintahan, demikian pula mengenai cara-
cara yang dapat ditempuh dalam melaksanakan kebijakan urusan pemerintahan. Karena negara
Indonesia telah menyatakan diri sebagai negara yang berdasarkan hukum (negara hukum), maka dalam
melaksanakan urusan pemerintahan itu juga menganut asas legalitas.
Akan tetapi terdapat hal prinsipil, di mana pemerintah dalam segala tindakannya selalu dilakukan demi
kepentingan ini. Karenanya pemerintah itu kadangkala harus boleh (atau justru dilarang) melakukan hal-
hal yang dalam keadaan yang sama dilarang bagi orang lain. Bahkan sampai kepada suatu tingkat
tertentu pemerintah itu boleh melakukan penilaian terhadap kepentingan orang lain dan atas dasar
hasil penilainnya tersebut melakukan Tindakan-tindakan pemerintahan yang dianggap perlu, Sebagian
dari kebebasan-kebebasan itu memang diatur dalam peraturan perundang-undangan, tetapi dalam hal
tidak diatur pun prinsip tersebut juga berlaku.
Melihat kasus diatas menurut saya perbuatan yang dilakukan oleh Bupati Aceh Utara adalah perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa. Sebab dirinya sudah mengetahui kalua bawahannya itu
belum mengantongi izin namun tetap memberikan izin kepada salah seorang komisioner Komisi
Independen Pemilihan (KIP) Aceh Utara yang berstatus sebagai PNS.

2. Baik perbuatan melawan Hukum (Onrechtnatige Daad) maupun perbuatan melawan hukum oleh
penguasa (Onrechtmatige Overheidsdaad) diatur oleh ketentuan atau dasar hukum yang sama. Yakni,
Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).
Pasal 1365 KUHPer berbunyi, ‘Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.

Berdasarkan pasal di atas, setidaknya ada lima unsur yang harus dipenuhi;
(1) Adanya perbuatan;
(2) Perbuatan itu melawan hukum;
(3) Adanya kerugian;
(4) Adanya kesalahan; dan
(5) Adanya hubungan sebab akibat (kausalitas) antara perbuatan melawan hukum dengan akibat yang
ditimbulkan.

Kelima unsur diatas bersifat kumulatif, sehingga satu unsur saja tidak terpenuhi akan menyebabkan
seseorang tak bisa dikenakan pasal perbuatan melawan hukum (“PMH”).
Perbedaan antara PMH dengan PMH oleh penguasa hanya terletak pada subjeknya. Bila dalam PMH
biasa, subjeknya adalah perorangan atau badan hukum. Sedangkan, PMH oleh penguasa harus

5 dari
3
ADPU4332-1
dilakukan oleh penguasa.

Bentuk perbuatan melawan hukum. Perbuatan melawan hukum dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
(1) Perbuatan melawan hukum karena kesengajaan;
(2) Perbuatan melawan hukum tanpa kesengajaan;
(3) Perbuatan melawan hukum karena kelalaian.
Sedangkan bentuk perbuatan melawan hukum terbagi menjadi :
(1) Nofeansance, yaitu merupakan tidak berbuat sesuatu yang diwajibkan oleh hukum;
(2) Misfeasance, yaitu perbuatan yang dilakukan secara salah, dan perbuatan mana merupakan
kewajibannya;
(3) Malfeasance, yaitu perbuatan yang dilakukan, padahal pelakunya tidak berhak untuk melakukannya.

3. Sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1365 KUHperdata, maka suatu perbuatan melawan hukum harus
mengandung unsur-unsur:
(1) Adanya suatu perbuatan;
(2) Perbuatan tersebut melawan hukum;
(3) Adanya kesalahan dari pihak pelaku;
(4) Adanya kerugian bagi korban;
(5) Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.

Penguasa/pemerintah daerah selaku pejabat dalam melaksanakan pemerintahan tertentu harus


merupakan asas-asas pemerintahan yang baik (Good Governance), terlebih di era globalisasi di mana
masyarakat semakin tinggi tingkat kesadaran hukumnya. Kesadaran hukum masyarakat juga
dipengaruhi oleh faktor lain, seperti faktor politik, ekonomi, social, dan budaya, Pendidikan, dan
sebagainya
Pada contoh kasus diatas menurut saya perbuatan melawan hukum oleh pemerintah yang dilakukan
dengan kesegajaan sebab dirinya sudah mengetahui kalau bawahannya itu belum mengantongi izin.
Apalagi selama mengikuti proses seleksi, dirinya dapat dikatakan melanggar disiplin dengan tidak masuk
kerja.

Sumber: Buku Materi Pokok (BMP) ADPU4332 Hukum Administrasi Negara

6 dari
3

Anda mungkin juga menyukai