Anda di halaman 1dari 7

CONTOH KASUS 1

Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah (PP) 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Pasal 3 Angka 11 soal menaati ketentuan jam kerja kembali
mendominasi kasus-kasus disiplin PNS.

Perbuatan PNS tidak masuk kerja yang melampaui aturan jam kerja instansi terjadi di
instansi pusat dan daerah.

Hal ini menurut Karo Humas Badan Kepegawaian Negara (BKN) Mohammad Ridwan
menjadi pembahasan Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek) bersama Sekretariat
Kabinet, Kejaksaan Agung, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN-RB).

"Ada 23 kasus disiplin PNS yang dibahas dalam rapat pembahasan yang dipimpin Kepala
BKN Bima Haria Wibisana selaku Sekretaris Bapek pada 11 April. Kebanyakan terlibat
pelanggaran disiplin berupa tidak masuk kerja," ungkap Ridwan, Jumat (12/4).

Tim Bapek, lanjutnya, juga membahas rekomendasi sanksi bagi PNS yang terlibat
pelanggaran disiplin dan melakukan banding administratif ke Bapek.

Selain itu ada beberapa kasus disiplin lainnya seperti penyalahgunaan wewenang sampai
perbuatan asusila yang menjadi pembahasan pada rapat prasidang Bapek kali ini. Beragam
sanksi yang disarankan mulai dari hukuman disiplin ringan, sedang, dan berat.

Dari aspek regulasi yang diatur dalam PP 53/2010 Pasal 7, hukuman disiplin ringan yang
dimaksud berupa teguran lisan atau tulisan, untuk hukuman disiplin sedang bisa dilakukan
dengan penurunan pangkat, dan sanksi hukuman disiplin berat berupa
pemberhentian. (esy/jpnn)

DISKUSIKAN

1. Cermati berita tersebut di atas. Uraikan, Pelanggaran apa yang dilakukan oleh pegawai?
2. Identifikasi, jenis pelanggaran apa yang dilanggar!
3. Tentukan jenis hukuman yang paling tepat bagi pegawai yang melanggar tersebut!
4. Bagaimana mekanisme penjatuhan hukuman/sanksi bagi pegawai tersebut!
5. Menurut anda, bagaimana sebaiknya menjadi seorang pegawai yang disiplin itu?
CONTOH KASUS 2

Bisnis.com, JAKARTA - Mengabdikan diri menjadi pegawai negeri sipil alias PNS bagi mayoritas masyarakat Indonesia
merupakan kebanggaan. Namun, ketika telah diterima sebagai pelayan masyarakat ini, ada kalanya sikap pegawai itu tak
berbanding lurus dengan sumpah pegawai.
Bagaimana caranya agar status PNS seseorang tidak dicopot oleh negara? Jawaban klisenya adalah PNS harus bekerja
sebaik mungkin. Namun, belajar dari kesalahan rekan PNS yang lain juga tak kalah penting.

Baru-baru ini, Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) memberhentikan 36 orang pegawai negeri sipil (PNS) yang
melakukan berbagai pelanggaran. Dari 47 PNS di berbagai kementerian dan lembaga, 36 di antaranya mendapatkan sanksi
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau DHTAPS.

Kasus PNS yang tidak masuk kerja lebih dari 46 hari masih dominan, selain kasus-kasus pelanggaran lain. Dari 47 PNS
yang disidangkan, 17 orang diantaranya akibat bolos kerja. Tidak main-main, ada yang bolos kerja hingga ratusan hari
kerja, dan dilakukan sejak beberapa tahun sebelumnya serta diulangi lagi hingga pada tahun lalu.

Melalui keterangan resmi Kamis (22/2/2018), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)
Asman Abnur selaku Ketua BAPEK meminta sidang untuk memperkuat putusan yang sudah di dirumuskan oleh pejabat
pembina kepegawaian di masing-masing instansi.
Dalam sidang ini juga masih diwarnai dengan adanya 5 orang terjerat kasus penyalahgunaan narkotika. Terhadap kasus ini,
tidak ada toleransi bagi para abdi negara yang menggunakan barang haram tersebut. Selain itu, ada 8 PNS yang
diberhentikan dengan alasan penyalahgunaan wewenang.

Adapun kasus lainnya, ada PNS yang melakukan perzinahan alias kumpul kebo, menjadi istri kedua, memiliki istri kedua,
pemalsuan dokumen, serta tidak patuh pada ketentuan kerja dan tidak melaksanakan tugas kedinasan.

Ada juga 3 PNS yang melakukan pungutan liar (pungli). Sidang mengambil keputusan untuk memperkuat keputusan PPK,
yakni pemberhentian.

Bima Haria Wibisana, selaku sekretaris BAPEK menjelaskan, BAPEK memberikan pertimbangan atas rekomendasi dan
putusan Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK). “BAPEK bisa saja memperkuat putusan, memperingan, membatalkan, dan
menunda,” ujarnya.

Dari 47 kasus yang disidangkan, sebanyak 29 diperkuat, 13 kasus diperingan, dan lima kasus masih ditunda. Dari 13 kasus
yang diperingan, ada 4 PNS yang turun pangkat 3 tahun, dan 9 PNS lainnya diberhentikan dengan hormat. Namun, tidak
ada sanksi yang dibatalkan.

Sanksi terhadap PNS yang bermasalah itu direkomendasikan oleh masing-masing PPK. Sebelum dibawa dalam sidang ini,
sudah dilakukan dua kali prasidang. Pelanggaran yang berujung pada pemberhentian PNS umumnya tidak masuk kerja.

Seperti diatur dalam PP No. 53/2010 tentang Disiplin PNS, PNS yang tidak masuk kerja minimal 46 hari atau lebih dapat
diberhentikan. Hitungan jumlah hari tersebut tidak harus berturut-turut seperti aturan sebelumnya, tetapi merupakan
akumulasi dalam setahun.

DISKUSIKAN

1. Cermati berita tersebut di atas. Uraikan, Pelanggaran apa yang dilakukan oleh pegawai?
2. Identifikasi, jenis pelanggaran apa yang dilanggar!
3. Tentukan jenis hukuman yang paling tepat bagi pegawai yang melanggar tersebut!
4. Bagaimana mekanisme penjatuhan hukuman/sanksi bagi pegawai tersebut!
5. Menurut anda, bagaimana sebaiknya menjadi seorang pegawai yang disiplin itu?
CONTOH KASUS 3

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar menyoroti adanya
penyalahgunaan wewenang oleh Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan terkait dengan terungkapnya kasus
dugaan pemerkosaan oleh anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan terhadap RA, pegawai kontrak di
lembaga tersebut dan kini kasusnya terkuak ke media.

Timboel Siregar mengatakan, dalam aturan perundang-undangan disebutkan, Dewan Pengawas tidak memiliki
kewenangan meerekrut pegawai. Karyawan yang direkrut hanya bisa dilakukan jika melalui BPJS
Ketenagakerjaan sebagai lembaga negara. Sedangkan dewan pengawas posisinya berada di luar struktur.

"Korban adalah karyawan BPJS Ketenagakerjaan. Dewan pengawas tidak memiliki dasar aturan untuk
melakukan perekrutan. Tapi, ini ada abuse of power yang dilakukan dewas, sehingga bisa melakukan
rekrutmen," kata Timboel Siregar.

Timboel menilai ada keinginan dewan pengawas yang ingin memiliki kewenangan yang sama dengan direksi.
"Sebenarnya kan jelas tugas antara dewas dengan direksi. Tapi, karena ada kehadiran orang-orang tertentu di
dewas, seakan-akan mereka memiliki kewenangan sebagai direksi," kata Timboel Siregar.

Kemarin, RA bersama kuasa hukumnya, Hery Bertus Hartojo mendatangi Kantor Bareskrim Mabes Polri, untuk
melaporkan tindakan SAB, anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, terhadap dirinya.

Namun dia batal melapor. Setelah melakukan konsultasi di unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), banyak
barang bukti yang dinilai akan meluas dari permasalahan yang ada.
"Kami lakukan sortir terlebih dahulu karena dari beberapa pasal, ada yang lebih kuat. Tadi, sifatnya konseling
beberapa pasal akan kami laporkan. Besok, kami akan ke sini lagi," ungkapnya.

"Bersama dengan ini saya menyatakan mundur dari dewan pengawas BPJS Ketenagakerjaan agar saya dapat
fokus dalam rangka menegakan keadilan melalui jalur hukum," kata Syafri dalam konferensi pers di kawasan
Menteng, Jakarta Pusat.

Syafri dituduh telah melakukan percobaan hubungan seksual kepada bawahannya RA sebanyak empat kali
dalam dua tahun terakhir. Dia pun membantah keputusannya mundur disimbolkan sebagai pengakuan
kesalahan atas kasus yang dituduhkan kepadanya.

Syafri menyatakan, dirinya tak ingin isu dan opini pelecehan seksual yang telah berkembang di muka publik
mengganggu suasana kondusif pekerjaan di Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan. "Kami tidak ingin
suasana kerja di BPJS Ketenagakerjaan terganggu oleh masalah yang sama sekali tidak berhubungan dengan
tugas pokok dan fungsi BPJS Ketenagakerjaan," ungkap Syafri.

DISKUSIKAN

1. Cermati berita tersebut di atas. Uraikan, Pelanggaran apa yang dilakukan oleh
pegawai?
2. Identifikasi, jenis pelanggaran apa yang dilanggar!
3. Tentukan jenis hukuman yang paling tepat bagi pegawai yang melanggar tersebut!
4. Bagaimana mekanisme penjatuhan hukuman/sanksi bagi pegawai tersebut!
5. Menurut anda, bagaimana sebaiknya menjadi seorang pegawai yang disiplin itu?
CONTOH KASUS 4

Covesia.com - Dunia perbankan Sumatera Barat ribut dengan peristiwa penggelapan uang nasabah oleh oknum karyawan
dan pegawai bank.

Sebelumnya onknum karyawan BRI Payakumbuh menilap uang hinnga kerugian ditaksir miliaran rupiah untuk judi online.
Baru-baru ini, pegawai BNI Bukitinggi juga melakukan hal yang serupa dengna jumlah kerugian yang hampir sama. Menilap
uang nasabah dengan modus pengajuan kredit.

Namun, bagaimana nasib dana nasabah yang telah beralih tangan ke terduga oknum penggelapan ini?
Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Wilayah Sumatera Barat, Rizky Jati Nugroho mengatakan penggantian
kerugian nasabah tersebut merupakan kebijakan internal Bank berdasarkan hasil investigasi internal maupun aparat
penegak hukum. Untuk mendukung proses tersebut, nasabah juga harus melengkapi aduan dengan dokumentasi yang
memadai.

"Menjaga kepercayaan nasabah merupakan tanggung jawab Bank. Sehingga BRI maupun BNI harus melakukan
penyelidikan dan investigasi baik melalui Satuan Kerja Audit Intern maupun dengan bantuan aparat penegak hukum.
Apabila terdapat nasabah yang dirugikan, dapat segera membuat laporan, baik kepada Bank terkait, aparat penegak hukum
maupun pengaduan kepada OJK. Tentunya pengaduan tersebut juga dilengkapi dengan data atau dokumen yang
memadai,” kata Rizky kepada Covesia.com ketika dihubungi via Seluler, Senin (20/5/2019).

Jika pihak Bank tidak merespon komplain maupun klaim dari nasabah, nasabah dipersilahkan melaporkan hal tersebut ke
kantor OJK Sumbar di Padang.

“Jika pengaduan tidak ditanggapi oleh pihak Bank atau tanggapan yang diberikan kurang memuaskan, dipersilahkan
kepada nasabah untuk melaporkan hal tersebut kepada OJK Sumbar di Padang. Kami akan bantu mediasi dan klarifikasi
dengan pihak Bank terkait,” ujar Rizky.

Mengenai modus karyawan Bank BRI yang mengambil uang kredit nasabah tetapi tidak menyetor ke Bank, hal tersebut
akan sedikit sulit dibuktikan dan diklaim karena tidak terbaca oleh sistem bank.

Namun bisa diklaim jika ada salinan slip setoran yang diberikan oleh oknum tersebut atau oknum tersebut mau mengakui.
“Penggantian dana nasabah merupakan kebijakan Bank yang tentunya didahului dengan serangkaian proses investigasi
dan sepanjang terdapat bukti serta tercatat dalam sistem pembukuan Bank. Jika tidak disetor ke bank uang nasabah, tidak
akan terbaca oleh sistem. Tetapi nasabah tetap dapat melakukan pengaduan dengan dilengkapi bukti atau apabila oknum
tersebut telah mengakui perbuatannya” katanya.

Sebelumnya, Coorporate Secretary Bank BRI, Bambang Tribato dalam rilis pers, Sabtu (18/05/2019) mengaku pihaknya
telah berkordinasi dengan penegak hukum terkait penggelapan dan korupsi dana bank BRI oleh salah seorang karyawan
BRI Payakumbuh, AG (32).

Bahkan AG saat ini sedang diproses secara internal soal sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun soal kerugian
materi yang ditimbulkan, BRI akan meminta pertanggungjawaban kepada AG dan diselesaikan melalui saluran hukum.

DISKUSIKAN

1. Cermati berita tersebut di atas. Uraikan, Pelanggaran apa yang dilakukan oleh
pegawai?
2. Identifikasi, jenis pelanggaran apa yang dilanggar!
3. Tentukan jenis hukuman yang paling tepat bagi pegawai yang melanggar tersebut!
4. Bagaimana mekanisme penjatuhan hukuman/sanksi bagi pegawai tersebut!
5. Menurut anda, bagaimana sebaiknya menjadi seorang pegawai yang disiplin itu?
CONTOH KASUS 5

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Seorang karyawan gerai permainan di sebuah mal di


Kota Yogyakarta terpaksa harus berurusan dengan polisi.
RD (18) mengambil dompet pengunjung yang tidak sengaja tertinggal.

Kapolsek Gondokusuman, Kompol Bonifasius Slamet mengatakan kejadian berlangsung cepat.


Saat itu korban datang bersama kedua anaknya.

"Korban datang bersama kedua anaknya, lalu anaknya mau ke kamar mandi. Saat mau ke kamar
mandi, korban meletakkan dompetnya di atas loker penitipan barang. Selang 20 menit, korban mau
menggunakan handphone, ternyata lupa kalau ditaruh di atas loker dan belum diambil," katanya
pada Tribunjogja.com, Sabtu (15/6/2019).

Setelah menyadari dompetnya tak ada, korban lantas mencari ke loker penitipan namun ternyata
dompet korban sudah tidak ada di tempatnya.

Korban lantas mencoba bertanya kepada pengelola, namun sayangnya tidak mendapat hasil.
Tidak punya pilihan, korban pun melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Gondokusuman.
Menindaklanjuti laporan tersebut, jajaran Polsek Gondokusuman memeriksa sejumlah saksi.

Tidak butuh waktu lama, polisi pun akhirnya mengamankan seorang pelaku.
"Pelaku diamankan malam harinya. Jadi RD ini memang memanfaatkan kelengahan korban. Dimana
barang bawaan hanya ditaruh di atas loker. Awalnya tidak mengaku, namun karena bukti-bukti dan
keterangan kuat, jadi tidak bisa mengelak,” terangnya.
Akibat perbuatannya, korban mengalami kerugian sekitar Rp 5,5 juta.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku harus menginap di hotel prodeo untuk


sementara waktu.
RD pun dijerat dengan pasal 362 KHUP.

Kompol Boni berharap kasus ini menjadi pelajaran, terutama dalam menaruh barang-barang
berharga.

Niat jahat, lanjutnya, muncul serta merta karena keinginan pelaku namun adanya kesempatan yang
datang dari korban.

Dia juga meminta setiap pengelola tempat usaha menekankan kejujuran.


Apabila ada temuan barang hilang hendaknya disimpan, bukan sebaliknya ada keinginan untuk
memiliki.

Karena tindakan tersebut bisa digolongkan seb

DISKUSIKAN

1. Cermati berita tersebut di atas. Uraikan, Pelanggaran apa yang dilakukan oleh
pegawai?
2. Identifikasi, jenis pelanggaran apa yang dilanggar!
3. Tentukan jenis hukuman yang paling tepat bagi pegawai yang melanggar tersebut!
4. Bagaimana mekanisme penjatuhan hukuman/sanksi bagi pegawai tersebut!
5. Menurut anda, bagaimana sebaiknya menjadi seorang pegawai yang disiplin itu?
CONTOH KASUS 6

WARTA KOTA, PALMERAH— Inspeksi mendadak (sidak) Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin, dan jajaran beberapa
waktu lalu berbuntut pencopotan Leo Tantinosebagai Lurah Kartini.
Pada sidak itu Arifin yang didampingi Asisten Pemerintahan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat, Budi Roso,
mendapati adanya indikasi pemalsuan absensi oleh Leo Tantino.

Wali Kota Jakarta Pusat, Mangara Pardede, membenarkan Leo telah dicopot sebagai Lurah Kartini.
Keputusan tegas tersebut diambil lantaran pemalsuan absensi merupakan pelanggaran bagi seorang Pegawai Negeri Sipil
(PNS).

Menurut Mangara keputusan sudah tepat sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
Tidak hanya itu, sanksi keras diberikannya lantaran Leo Tantino merupakan pamong yang seharusnya memberikan contoh
baik kepada bawahannya.

“Yang bersangkutan sudah distafkan. Tindakan itu termasuk pelanggaran berat. Sebenarnya setelah sidak kasusnya sudah
berjalan, tapi baru diputuskan,” ungkap Mangara, Senin (25/1).

Terkait kasus tersebut Mangara mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan pemeriksaan absensi seluruh
lurah dan camat di lingkungan Pemkot Jakarta Pusat.

“Kami masih menunggu hasilnya. apakah ditemukan lagi pelanggaran atau tidak. Tetapi, kami berharap tidak ada lagi
temuan,” ujar Mangara.

Seperti diberitakan sebelumnya, Arifin dan jajaran mendapati data Leo pada mesin absensi sesaat seorang petugas
Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Kartini diminta Arifin untuk melakukan absensi.

Menyusul pencopotan Leo sebagai Lurah Kartini, Mangara menunjuk Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Mangga Dua
Selatan, Samuel, untuk mengisi jabatan Lurah Kartini.

Berkaitan dengan penggantian Lurah Kartini, beberapa warga Kelurahan Kartini berharap jika pejabat baru tersebut dapat
jujur bekerja. Harapan tersebut seperti yang disampaikan Lilis (26) warga RT 01/02 Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Lilis mengaku terkejut saat mengetahui informasi pergantian Lurah Kartini karena tersangkut kasus pemalsuan absensi.

“Saya prihatin juga. Makanya, untuk lurah yang baru, saya berharap dapat bekerja dengan jujur. Apabila lurah sudah tidak
jujur kepada atasannya, bagaimana dengan tanggung jawab tugas maupun pelayanan kepada warga,” kata Lilis, Senin
(25/1).

Warga lainnya, Ilham (30), juga berharap agar lurah yang baru ini bisa menjadi contoh bawahannya.
Apalagi lurah harus berkomunikasi dengan warganya.

“Jadi, harus ada keterbukaan sehingga bersama warga ikut membangun lingkungan Kelurahan Kartini,” kata Ilham. (dwi)

DISKUSIKAN

1. Cermati berita tersebut di atas. Uraikan, Pelanggaran apa yang dilakukan oleh
pegawai?
2. Identifikasi, jenis pelanggaran apa yang dilanggar!
3. Tentukan jenis hukuman yang paling tepat bagi pegawai yang melanggar tersebut!
4. Bagaimana mekanisme penjatuhan hukuman/sanksi bagi pegawai tersebut!
5. Menurut anda, bagaimana sebaiknya menjadi seorang pegawai yang disiplin itu?
CONTOH KASUS 7

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) diketahui masih
ada yang menikah lagi tanpa mengikuti prosedur yang berlaku. Kebanyakan PNS seperti ini berada di Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora).

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) KBB Tono Nurtomo melalui Kepala Bidang Pengembangan Pegawai KBB
Lukmanul Hakim menjelaskan, ada aturan tersendiri yang harus diurus bagi PNS yang ingin menikah lagi.

Perizinan perlu ditempuh ke BKD dengan melampirkan surat izin dari istri yang pertama. Namun, diakui dia, banyak PNS
yang tidak bisa menunjukannya. "Rata-rata enggak bisa menunjukan izin dari istri," ujar dia, Kamis (31/3).

Selain itu, tidak sedikit PNS yang poligami tanpa melalui proses perizinan ke BKD. Pelanggaran ini termasuk kategori berat
sehingga diurus oleh BKD. Untuk pelanggaran ringan, diurus oleh atasan satu tingkat di atasnya. Sedangkan pelanggaran
sedang dan berat oleh BKD.

Selama 2015 hingga Maret 2016 ini, BKD menemukan dua orang PNS yang diketahui berpoligami tanpa mengikuti
prosedur. Kedua PNS ini masing-masing bekerja di kantor Kecamatan Gunung Halu dan Disdikpora. "Potensi terjadi lagi hal
serupa mungkin saja ada," ujar dia.

Dia menuding lemahnya mental dan akhlak dari PNS yang bersangkutan menjadi penyebab mereka poligami. Terlebih,
mental dan akhlak yang lemah ini didukung materi yang berkecukupan.

Dua PNS tersebut termasuk telah melakukan pelanggaran yang tergolong berat sehingga dikenakan sanksi berupa
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama tiga tahun. Lukmanul membenarkan, biasanya PNS yang melakukan
poligami ini kebanyakan berprofesi sebagai guru. Mereka berpoligami setelah mendapat sertifikasi yang membuatnya
memperoleh tambahan tunjangan. "Trennya memang ada yang seperti itu," kata dia.

Selain dua PNS itu, total PNS di KBB yang melakukan pelanggaran berat dalam periode yang sama, yakni delapan orang.
Satu PNS di antaranya diketahui telah melanggar pasal 37 ayat 2 Permenpan nomor 16 tahun 2016.

PNS yang berasal dari Disdikpora ini telah merekayasa usulan angka kredit untuk kenaikan jabatan. Sanksinya, pangkatnya
juga diturunkan setingkat lebih rendah selama tiga tahun. Sisa tujuh PNS lain, empat di antaranya dikenakan sanksi berupa
pembebasan dari jabatan. Artinya, mereka tidak menduduki jabatan struktural. Empat PNS ini, tiga dari Disdikpora dan
satunya lagi dari kantor Kecamatan Lembang.

DISKUSIKAN

1. Cermati berita tersebut di atas. Uraikan, Pelanggaran apa yang dilakukan oleh
pegawai?
2. Identifikasi, jenis pelanggaran apa yang dilanggar!
3. Tentukan jenis hukuman yang paling tepat bagi pegawai yang melanggar tersebut!
4. Bagaimana mekanisme penjatuhan hukuman/sanksi bagi pegawai tersebut!
5. Menurut anda, bagaimana sebaiknya menjadi seorang pegawai yang disiplin itu?

Anda mungkin juga menyukai