Anda di halaman 1dari 177

PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR UNTUK


SISWA KELAS XI SMA N 2 SLEMAN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan S-1

Program Studi Pendidikan Fisika

Diajukan oleh:

Kaswarsih Mulia Ramadhani


15690015

Kepada

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2019
ii
iii
iv
MOTTO

„‟Selesaikan pekerjaan, liburan belakangan‟‟

(Kaswarsih Mulia Ramadhani)

v
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini kepada

Bapak Muhamad Amir dan ibu Warsiyah selaku kedua orang tuaku

Mas Ridho, mas Tegar, dan mbak Dewi, selaku kakak dan motivator pribadiku

Dzulfikar Hardiki, Farchan , Mirta, Uni, Shinta, Destia, Roenah, dan Raihan
selaku patner kerjaku

Indri, Scatzi, Bunga, Budi, dan Anggi adikku yang aku sayangi

Almamaterku Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT sang penguasa alam

semesta, yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah tak terhingga

kepada seluruh makhluk-Nya, dan secara kusus kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan beberapa

pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Murtono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Drs. Nur Untoro selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ika Kartika, S.Pd.,M.Pd.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang begitu

sabar memberikan pengarahan, bimbingan, dan ilmunya sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

4. Dosen Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada penulis.

5. Ibu Endang Sulistyawati selaku validator yang telah memvalidasi,

memberikan kritik, dan saran pada instrumen penelitian.

6. Dr. Widayanti, Msi selaku validator media yang telah memvalidasi,

memberikan kritik, dan saran pada media alat praktikum.

7. Dr. Yuli Priyanti M.Pd selaku validator media yang telah memvalidasi,

memberikan kritik, dan saran pada media alat praktikum.

vii
8. Anis Yuniati, Ph.D selaku validator materi yang telah memvalidasi,

memberikan kritik, dan saran pada materi panduan praktikum.

9. Dr. Winarti, M.Pd.Si selaku validator materi yang telah memvalidasi,

memberikan kritik, dan saran pada materi panduan praktikum.

10. Andi, M. Sc selaku penilai materi yang telah menilai, memberikan kritik,

dan saran pada materi panduan praktikum.

11. Lusi Nanda, S. Pd selaku penilai materi yang telah menilai, memberikan

kritik, dan saran pada materi panduan praktikum.

12. Win Indra Gunawan, S.Si selaku penilai media yang telah menilai,

memberikan kritik, dan saran pada media alat praktikum.

13. Bapak Much Amirul Yahya selaku penilai media yang telah menilai,

memberikan kritik, dan saran pada media alat praktikum.

14. Dra. Maesarini selaku guru Fisika SMA N 2 Sleman.

15. Teman-teman Pendidikan Fisika 2015, terima kasih untuk kenangan

berupa pengalaman yang memberikan canda dan tawa selama

perjalanankuliah kita.

16. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Semoga segala bantuan dan motivasi dari mereka akan tergantian dengan

balasan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, karena sejatinya kesempurnaan itu hanyalah milik

Allah. Oleh karena itu saran dan kritik bersifat membangun selalu diharapkan

viii
demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua Amin.

Yogyakarta, 13 Agustus 2019


Penulis,

Kaswarsih Mulia Ramadhani


Nim. 15690015

ix
PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM KESETIMBANGAN BENDA
TEGAR UNTUK SISWA KELAS XI SMA N 2 SLEMAN

Kaswarsih Mulia Ramadhani


15690015
INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendesain alat praktikum kesetimbangan


benda tegar dengan menggunakan perangkat Arduino Uno. (2) Mengetahui
kualitas alat praktikum kesetimbangan benda tegar berbasis Arduino Uno. (3)
Mengetahui respon dan keterlaksanaan alat praktikum kesetimbangan benda tegar
berbasis Arduino Uno.
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).
Pengembangan ini mengacu pada model prosedural. Prosedur penelitian
pengembangan ini berdasarkan model Borg dan Gall yang meliputi 10 langkah
utama, namun penelitian ini dibatasi sampai langkah ketujuh, yaitu pelaksanaan
revisi produk sebagaimana hasil yang telah diuji di lapangan utama. Instrumen
penilaian berupa lembar validasi, lembar penilaian, lembar respon siswa, dan
lembar keterlaksanaan. Penilaian kualitas produk menggunakan skala Likert
dengan 4 skala dan lembar respon siswa yaitu menggunakan skala guttman yang
dibuat dalam bentuk checklist. Adapun lembar keterlaksanaan Alat Praktikum
menggunakan lembar observasi deskriptif.
Hasil penelitian berupa alat praktikum kesetimbangan benda tegar untuk
siswa kelas XI SMA N 2 Sleman dan panduan penggunaannya. Kualitas alat
praktikum berdasarkan hasil penilaian ahli media, ahli materi, dan guru Fisika
memperoleh kategori Sangat Baik (SB) dengan rerata skor berturut-turut 3,81,
3,66, dan 3,8. Respon siswa terhadap uji lapangan awal dan uji lapangan luas
dengan skor rerata 0,96 dan 0,95, kedua respon tersebut memperoleh kategori
Setuju (S). Uji keterlaksanaan alat praktikum berdasarkan pengamatan observer
pada indikator siswa mampu mengoperasikan alat praktikum, namun masih ada
siswa yang menanyakan cara perhitungan gaya pada teori, karena keterangan gaya
pada tabel dengan analisis data tidak sesuai. Adapun pada indikator siswa mampu
merangkai alat praktikum, ada siswa yang menanyakan cara perangkaian alat
praktikum karena contoh gambar rangkaian terlalu kecil. Sedangkan indikator
yang lain pada uji keterlaksanaan telah terlaksana dengan baik.

Kata Kunci: Alat Praktikum, Kesetimbangan Benda tegar, Siswa, SMA N 2


Sleman

x
THE DEVELOPMENT OF PRACTICAL TOOLS
EQUILIBRIUM RIGID BODY FOR CLASS XI STUDENTS OF
SMA N 2 SLEMAN
Kaswarsih Mulia Ramadhani
15690015
ABSTRACT
This research aims to: (1) Generate rigid body equilibrium practical tools
using Arduino Uno devices. (2) Determine the quality of rigid object equilibrium
practical tools based on Arduino Uno. (3) Knowing the response and performance
to rigid equilibrium properties based on Arduino Uno.
This research is a research and development research. This development
refers to a procedural model. This development research procedure is based on the
Borg and Gall model which includes 10 primer steps, however the research was
carried out to the seventh step, which was the implementation of product revisions
as the results were tested in the major field. The assessment instruments were in
the form of validation sheets, assessment sheets, student response sheets and study
implementation sheets. Product quality assessment using the Likert scale with 4
scales and student response sheets using the Guttman scale made in the form of a
checklist. There is also a practice sheet implementation tool using a descriptive
observation sheet.
The results of the study are rigid body equilibrium practices for grade XI
students of SMA N 2 Sleman and usage guidelines. The quality of practical tools
based on the results of the assessment of media experts, material experts, and
Physics teachers obtained the category of Excellent (SB) with average scores of
3.81, 3.66, and 3.8, respectively. Students‟ responses to the initial field test and
broad field test with a mean score of 0.96 and 0.95, this second response obtained
the Agree (S) category. Test the implementation of practical tools based on
observers‟ observations on indicators of students‟ ability to apply practical tools,
but still there were still students who asked how to calculate the force on theory,
because the force description in the table with the data analysis was inappropriate.
While the indicators of students‟ ability to assemble practical tools, there were
students who asked for the way to arrange practical tools because the sample
series of drawings was tiny. While the indicators that existed in the
implementation test had been implemented well.

Keywords: Practicum Tools, Rigid Body Equilibrium, Students, SMA N 2


Sleman

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

INTISARI ...................................................................................................... x

ABSTRAK .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4

C. Batasan Masalah........................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

F. Spesifikasi Produk........................................................................ 5

G. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

xii
H. Keterbatasan Pengembangan ....................................................... 8

I. Definisi Istilah .............................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 9

A. Kajian Teori ................................................................................. 9

B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................. 20

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 23

BAB III Metode Penelitian .......................................................................... 25

A. Model Pengembangan ................................................................ 25

B. Prosedur Pengembangan ............................................................ 25

C. Uji Coba Produk......................................................................... 33

D. Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 35

E. Teknik Analisa Data ................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 40

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 40

1. Produk Awal .................................................................. 40

2. Validasi ......................................................................... 44

3. Penilaian ......................................................................... 47

4. Uji Coba Alat Praktikum ............................................... 50

5. Analisis Data .................................................................. 54

B. Pembahasan ............................................................................... 60

1. Produk Awal .................................................................. 60

2. Validasi dan Penilaian .................................................... 63

3. Hasil Analisis Data ......................................................... 73

xiii
C. Kelebihan dan Kekurangan ........................................................ 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 77

A. Kesimpulan ................................................................................ 77

B. Saran ......................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 81

LAMPIRAN ................................................................................................. 83

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. kriteria kategori penilaian ideal................................................... 38

Tabel 3.2. KetentuanPemberian Skor Respon siswa/Praktikan ................... 39

Tabel 3.3 Kriteria penilaian produk berdasarkan respon siswa ................... 39

Tabel 4.1 Kritik dan saran validator instrumen ............................................ 45

Tabel 4.2 Kritik dan saran ahli media .......................................................... 46

Tabel 4.3 Kritik dan saranvalidator materi .................................................. 46

Tabel 4.4 Data hasil penilaian kualitas alat praktikum oleh ahli media....... 47

Tabel 4.5 Saran perbaikan oleh ahli media .................................................. 48

Tabel 4.6 Data hasil penilaian materi oleh ahli materi................................. 48

Tabel 4.7 Saran dan perbaikan oleh ahmi materi ......................................... 49

Tabel 4.8 Data hasil penilaian kualitas alat praktikum oleh guru Fisika ..... 50

Tabel 4.9 Saran dan perbaikan oleh guru Fisika .......................................... 50

Tabel 4.10 Hasil respon siswa pada uji apangan awal ................................. 51

Tabel 4.11 Data hasil respon siswa pada uji lapangan luas ......................... 52

Tabel 4.12 Data hasil uji keterlaksanaan alat praktikum ............................. 53

Tabel 4.13 Kritik dan saran validator ........................................................... 63

Tabel 4.14 Kritik dan saran penilai .............................................................. 68

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain Alat Praktikum ............................................................... 6

Gambar 2.1 Sumbu X,Y,Z ........................................................................... 15

Gambar 2.2 Arduino Mainboard ................................................................. 17

Gambar 2.3 LCD 16x2 Background Biru ................................................... 18

Gambar 2.4 12C ........................................................................................... 18

Gambar 2.5 HX711 ...................................................................................... 19

Gambar 2.6 Load cell ................................................................................... 20

Gambar 2.7 Bagan Langkah Penelitian ........................................................ 33

Gambar 4.1 Alat kesetimbangan benda tegar.............................................. 40

Gambar 4.2 Load cell dan gambar .............................................................. 41

Gambar 4.3 load cell setelah dirangkai pada counter ................................... 41

Gambar 4.4 Counter ..................................................................................... 42

Gambar 4.5 Kabel konektor ......................................................................... 42

Gambar 4.6 titik tumpu A ............................................................................ 43

Gambar 4.7 Titik tumpu A setelah dirangkai ............................................... 43

Gambar 4.8 Papan Meteran .......................................................................... 43

Gambar 4.9 Papan Meteran setelah dirangkai .............................................. 43

Gambar 4.10 Beban ...................................................................................... 44

Gambar 4.11Beban pada rangkaian alat ....................................................... 44

Gambar 4.12 Diagram hasil penilaian .......................................................... 55

xvi
Gambar 4.13 Diagram hasil respon siswa .................................................... 57

Gambar 4.14 Cover panduan praktikum ...................................................... 61

Gambar 4.15 Papan kayu ............................................................................ 64

Gambar 4.16 Massa Beban 1 kg................................................................... 64

Gambar 4.17 Tampilan tulisan setelah diperbaiki ....................................... 65

Gambar 4.18 Tampilan beban setelah diperbaiki ......................................... 66

Gambar 4.19 Sumber tegangan Alat ........................................................... 69

Gambar 4.20 Tampilan meteran masih tertutup logam ............................... 72

Gambar 4.21 Tampilan meteran tidak tertutup logam Tampilan ................ 72

Gambar 4.22 Tampilan meteran .................................................................. 73

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Identitas Validator ................................................................. 84

Lampiran 1.2 lembar Validasi Instrumen, Ahli Media, dan Ahli Materi ..... 85

Lampiran 1.3 Identitas Penilai ..................................................................... 94

Lampiran 1.4 Lembar Penilaian ................................................................... 95

Lampiran 1.5 lembar Identitas Responden................................................. 113

Lampiran 1.6 Lembar Respon Siswa ......................................................... 115

Lampiran 1.7 Identitas Observer ................................................................ 117

Lampiran 1.8 Lembar Uji Keterlaksanaan ................................................. 118

Lampiran 2.1 Gambar Alat Praktikum ....................................................... 125

Lampiran 2.2 Gambar Kit/Wadah .............................................................. 125

Lampiran 2.3 Gambar Panduan Praktikum ................................................ 126

Lampiran 2.4 Analisa Data ........................................................................ 142

Lampiran 2.5 Pembuktian Syarat Kestimbangan ....................................... 151

Lampiran 2.6 Gambar Foto Responden Uji Terbatas ................................ 155

Lampiran 2.7 Gambar Foto Responden Uji Luas ...................................... 155

Lampiran 2.8 Surat Keterangan Penelitian ................................................ 156

Lampiran 2.9 Pemograman ........................................................................ 157

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika adalah salah satu cabang ilmu sains yang selama ini lebih sering

dipelajari di dalam kelas dengan proses pembelajaran searah yang dilakukan

oleh guru. Fisika semestinya dipelajari dengan cara doing (melakukan

langsung) atau biasa dikenal dengan istilah percobaan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan bahwa fisika adalah ilmu percobaan (Young dan Freedman, 2002:

3), artinya fisika juga bisa diajarkan dengan cara percobaan atau kegiatan.

Terdapat beberapa alasan mengapa kegiatan penting untuk dilakukan

dalam pembelajaran sains, khususnya fisika. Terdapat empat alasan yang

dikemukakan para pakar pendidikan IPA/sains mengenai pentingnya

kegiatan. Diantaranya mampu membangkitkan motivasi belajar IPA,

mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar dalam melaksanakan

eksperimen, menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah (Reductionism,

Repeatability, dan Refutation), dan menunjang pemahaman materi pelajaran

(Woolnough dan Allsop, 1985: 5-8). Melalui kegiatan, dapat menimbulkan

rasa ingin tahu yang lebih sehingga motivasi belajar akan meningkat.

Keterampilan dasar eksperimen juga akan terasah melalui kegiatan

mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun

hipotesis, merencanakan percobaan, mengidentifikasi variabel, menentukan

1
2

langkah kerja, melakukan eksperimen, membuat dan menafsirkan

informasi/grafik, menerapkan konsep, menyimpulkan, dan

mengomunikasikan baik secara verbal maupun secara non-verbal. Hasil

wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Januari 2019 kepada guru

fisika di SMA N 2 Sleman bahwa laboratorium yang dimiliki sekolah

berjumlah 3 laboratorium, diantaranya laboratorium biologi, kimia, dan

fisika. Laboratorium fisika SMA N 2 Sleman masih tergolong baru sehingga

alat praktikum fisika yang disediakan masih dianggap kurang. Adapun daftar

alat fisika yang telah dimiliki SMA N 2 Sleman yaitu alat pada materi alat-

alat optik, materi suhu dan kalor, dan materi sifat elastisitas. Sekolah

memiliki 3 alat praktikum fisika sedangkan ada dua belas jumlah BAB pada

kelas XI IPA. Keterbatasan alat membuat siswa kurang menguasai dan

kesulitan memahami konsep fisika. Hasil angket yang diisi oleh guru fisika

SMA N 2 Sleman, menjelaskan bahwa urutan materi yang kurang dikuasai

siswa hingga yang dikuasai siswa adalah Dinamika Rotasi dan

Kesetimbangan Benda Tegar, Hukum Termodinamika, Gas Ideal dan Teori

Kinetik Gas, Gelombang Berjalan dan Stasioner, Gelombang Bunyi dan

Cahaya, Alat- Alat Optik, Gejala Pemanasan Global, Fluida Dinamik, Fluida

Statik, Suhu dan Kalor, Sifat Elastisitas Bahan, dan yang terakhir adalah

materi Karakteristik Gelombang Mekanik. Siswa kesulitan pada materi

kesetimbangan benda tegar dalam membuktikan total gaya sama dengan nol

dan mempertanyakan mengapa dalam teori torsi sama dengan nol. Beberapa

pertanyaan yang diajukan siswa tidak semua pertanyaan tersebut terjawab


3

dengan detail, karena tiadanya alat mengenai materi tersebut maka guru

berinisiatif untuk memperbanyak latihan soal, agar tetap bisa mengerjakan

soal ujian dengan baik dan benar. Padahal mata pelajaran fisika merupakan

mata pelajaran yang berupa mendidik siswa bukan hanya memiliki ilmu

pengetahuan namun juga memiliki keterampilan yang unggul, fisika melatih

melakukan penelitian dan pengamatan sesuai proses ilmiah dengan harapan

akan menghasilkan karya ilmiah dan sikap ilmiah yang tinggi. Pernyataan

tersebut, maka seharusnya pembelajaran Fisika contohnya kesetimbangan

benda tegar haruslah tidak hanya dengan soal dan bercerita di kelas, namun

dibarengi dengan percobaan yang dapat dilakukan di laboratorium. Jika

dipahami, materi kesetimbangan benda tegar sangat erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari, misalnya pada pemikul buah, ayunan yang diam, dan

mobil yang berhenti di jembatan.

Peristiwa yang terjadi pada kehidupan sehari-hari dapat membantu

siswa untuk memahami materi kesetimbangan benda tegar dengan mudah,

sehingga peneliti membuat alat kesetimbangan benda tegar dengan tujuan

memudahkan guru dalam memahamkan konsep kepada siswa. Desain alat

yang berciri khas berat dan besar mengharuskan alat praktikum diletakkan di

laboratorium, oleh karena itu peneliti mendesain alat berukuran kecil, ringan,

dan mudah dibawa keluar dari laboratorium, alat praktikum yang

dikembangkan dilengkapi kit yang praktis dan aman.


4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Materi kesetimbangan benda tegar merupakan salah satu materi yang sulit

dipahami bagi siswa SMA N 2 Sleman.

2. Keterbatasan alat Fisika yang dimiliki di SMA N 2 Sleman terutama

untuk menjelaskan konsep kesetimbangan benda tegar.

C. Batasan Masalah

Mengingat sebuah penelitian harus difokuskan, maka sebuah

penelitian harus dibatasi. Adapun batasan masalah dari penelitian ini, antara

lain:

1. Alat yang dikembangkan adalah memanfaatkan sensor load cell,

hx711 sebagai konverter, I2C, arduino, dan LCD yang dirangkai

sedemikian rupa sehingga menjadi alat berupa timbangan digital yang

dinamakan counter untuk memudahkan siswa memahami konsep.

2. Alat kesetimbangan benda tegar dilengkapi dengan panduan, agar

siswa dapat menggunakan alat sesuai petunjuk.


5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari penelitian, dapat dirumuskan sebagai

berikut ini:

1. Bagaimana desain alat praktikum kesetimbangan benda tegar?

2. Bagaimana kualitas alat praktikum kesetimbangan benda tegar?

3. Bagaimana respon siswa dan keterlaksanaan terhadap pemahaman konsep

materi kesetimbangan benda tegar dengan menggunakan alat yang

dikembangkan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendesain alat praktikum kesetimbangan benda tegar dengan

menggunakan perangkat Arduino Uno.

2. Untuk mengetahui kualitas alat praktikum kesetimbangan benda tegar

berbasis Arduino Uno.

3. Mengetahui respon siswa dan keterlaksanaan terhadap alat praktikum

kesetimbangan benda tegar.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan dari penelitian ini berupa media

pembelajaran dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Produk yang dikembangkan berupa alat ukur kesetimbangan benda tegar

untuk mengukur gaya Normal yang diperlukan, agar benda tetap dalam
6

keadaan setimbang. Alat praktikum dilengkapi LCD sehingga angka pada

hasil praktikum dapat dibaca pada layar LCD.

2. Alat dan bahan yang digunakan yaitu box elektronik, papan kayu jati yang

dilapisi stiker, meteran, beban bermassa 100 gr ;150 gr; 200 gr, LCD

, HX711, I2C, arduino uno, dan load cell yang dapat digunakan

untuk beban maksimal 500 gr.

3. Desain dan bagian dari produk yang dikembangkan seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Desain Alat Praktikum Kesetimbangan Benda Tegar

Penjelasan komponen alat praktikum kesetimbangan benda tegar:

a. Nomor satu adalah gambar LCD, LCD tersebut menampilkan besar

massa beban dan Gaya Normal.

b. Nomor dua adalah counter yang merupakan sebuah box plastik yang

didalamnya ada hx711, 12C, LCD, dan load cell.


7

c. Nomor tiga adalah meteran, kegunaannya untuk memvariasikan jarak.

d. Nomor empat adalah titik tumpu A, kegunaanya untuk tumpuan papan.

e. Nomor lima adalah load cell yang berfungsi untuk mengukur berat

tekanan maupun gaya.

f. Nomor enam adalah papan penghubung antara counter dengan titik

tumpu A.

g. Nomor tujuh adalah kabel USB yang berguna untuk menghubungkan

sumber tegangan dengan counter.

h. Nomor delapan adalah sumber tegangan.

i. Nomor 9, 10, dan 11 adalah variasi beban.

G. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

diantaranya:

1. Bagi siswa, dengan adanya alat kesetimbangan benda tegar siswa mampu

memahami konsep dengan penuh jiwa eksperimen.

2. Bagi guru dengan adanya alat praktikum yang dikembangkan dapat

mempermudah dalam menjelaskan konsep kesetimbangan benda tegar dan

mempermudah proses pengambilan data kesetimbangan benda tegar.

3. Bagi peneliti lain, sebagai informasi untuk mengadakan penelitian lebih

lanjut dan dapat menjadi pertimbangan untuk dijadikan rujukan

pengembangan selanjutnya.

4. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai sarana pengabdian alumni dalam

berkontribusi memberikan alat praktikum untuk SMA N 2 Sleman.


8

H. Keterbatasan Pengembangan

Penelitian pengembangan ini dilakukan sampai pada tahap tujuh

menurut Tegeh, dkk (2014: 7) yaitu sampai dengan pelaksanaan revisi

produk, revisi produk sebagaimana disarankan oleh hasil uji lapangan utama.

I. Definisi Istilah

1. Arduino papan tunggal yang bersifat open source berbasis

mikrokontroler, dengan prosesor Atmel AVR.

2. Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol

rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program di

dalamnya. Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU (Central

Processing Unit), memori, I/O tertentu, dan unit pendukung seperti

Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di

dalamnya.

3. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang

telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat,

dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau

menghasilkan teknologi baru.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran Fisika

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan (Sadiman, dkk., 1990: 6). Suwito memberi batasan media

pembelajaran berupa sarana pembelajaran yang digunakan untuk mencapai

tujuan (Arikunto, 1993: 45). Media pembelajaran meliputi alat yang secara

fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran (Arsyad, 2002:

4).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran fisika adalah sarana atau alat bantu bagi pengajar

untuk mengajarkan materi fisika kepada siswa agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Media pembelajaran fisika dapat berupa alat fisika yang

diaplikasikan di kelas sebagai alat percobaan secara berkelompok maupun

sebagai alat untuk demonstrasi di kelas. Selain itu, alat fisika juga

termasuk dalam kategori media pembelajaran karena digunakan sebagai

media memahamkan materi fisika kepada siswa dengan cara praktik

langsung.

2. Praktikum

Praktikum merupakan bagian dari pengajaran yang bertujuan agar

siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam

keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori dengan pelajaran praktik.

9
10

Menurut para ahli cara terbaik untuk mengajarkan pendekatan

ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai scientis dan technologist.

Hal inilah yang melahirkan beberapa jenis praktikum. Istiana (2019:13)

menyatakan bahwa kegiatan praktikum dapat dikelompokkan dalam tiga

bentuk yaitu:

a. Bentuk praktikum latihan

Praktikum ini dimaksud untuk mengembangkan

keterampilan dasar, misalnya keterampilan mengamati,

keterampilan mengukur, dan keterampilan menggunakan

mikroskop.

b. Bentuk praktikum bersifat investigasif ( penyelidikan)

Praktikum jenis ini dimaksud untuk mendukung

pemahaman siswa untuk bertindak sebagai ilmuan, misalnya

bagaimana menganalisis masalah dan memecahkannya.

c. Bentuk praktikum memberikan pengalaman

Praktikum jenis ini dimaksudkan untuk mendukung

pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang terkait.

Kontribusi praktikum dalam meningkatkan pemahaman

terhadap suatu konsep yang dipelajari dapat terwujud apabila

siswa diberi pengalaman mengindrakan fenomena-fenomena

yang terjadi dalam setiap indranya. Bentuk praktikum ini dapat

dilakukan dengan format discovery sehingga fakta-fakta yang


11

diamati akan menjadi landasan dalam pembentukan konsep

atau prinsip dalam pikirannya.

Praktikum menurut peneliti dalam penelitian

pengembangan alat praktikum kesetimbangan benda tegar

adalah siswa melakukan pengukuran jarak sebuah benda yang

diletakkan pada papan. Papan pada alat praktikum ini terdapat

sebuah meteran dengan ukuran 50 cm, sehingga siswa mampu

melakukan eksperimen dengan memvariasikan jarak sesuai

interval jarak yang diinginkan . Adapun variasi massa beban,

dengan adanya variasi beban siswa dapat melakukan

eksperimen memvariasikan massa beban. Oleh karena itu

dengan adanya variasi jarak dan massa diharapkan siswa

mampu mengetahui pengaruh dari jarak dan massa yang

diberikan terhadap gaya Normal yang terbaca pada LCD

counter.

3. Alat Fisika

Djamarah dan Zain (2002: 95) memberi pengertian bahwa

metode adalah proses pembelajaran dimana siswa melakukan, mengalami

sendiri, mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis, membuktikan,

dan menarik kesimpulan suatu objek keadaan dan proses dari materi yang

dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya. Sehingga dapat menjawab

pertanyaan “bagaimana prosesnya? terdiri dari unsur apa? cara mana yang
12

lebih baik? bagaimana dapat diketahui kebenaranya? yang semuanya

didapatkan melalui pengamatan induktif”.

Awal perkembangan sekitar ratusan tahun yang lalu teknologi

dikenal sebagai cara mengajar dengan menggunakan alat hasil buatan

sendiri oleh guru di sekolah. Tiga puluh tahun kemudian (sekitar 1930)

penggunaan alat dikembangkan dengan diproduksinya secara masal media

belajar pengajaran untuk digunakan di sekolah secara meluas (Miarso,

2004: 149).

Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 35 tahun 2010

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan alat praktikum adalah alat yang

digunakan untuk praktikum sains, matematika, teknik, bahasa, ilmu sosial,

humaniora, dan keilmuan lainnya. Lebih lanjut dalam peraturan menteri

tersebut mengklasifikasikan jenis alat praktikum, yaitu:

a. Alat praktikum Sains (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi)

b. Alat praktikum Teknik (mesin, listrik, sipil)

c. Alat praktikum bahasa, Ilmu Sosial, Humaniora, dan lainnya.

Alat praktikum biasanya berada di dalam laboratorium di sekolah-

sekolah, laboratorium perguruan tinggi maupun laboratorium instansi

lainnya.

Beberapa penjelasan tersebut setidaknya telah memberikan

pemahaman bahwa kegiatan praktikum perlu dilakukan bagi siswa untuk

memberikan pengalaman baru dalam memahami materi dalam suatu


13

disiplin ilmu, selain itu kegiatan membuat guru menjadi mudah

menyampaikan pembelajaran menjadi lebih menarik.

4. Kesetimbangan Benda Tegar

Menurut Halliday (1985: 415-418) menara, jembatan, perangkat

pendarat, dan garpu sebuah benda berada dalam kesetimbangan mekanis.

Sebuah benda tegar berada dalam keadaan seimbang mekanis, bila dilihat

dari suatu kerangka acuan inersia, jika (1) percepatan linear pusat

massanya sama dengan nol dan (2) percepatan sudutnya α,

mengelilingi sumbu tetap dalam kerangka acuan ini sama dengan nol.

Definisi ini tidak mengharuskan benda berada dalam keadaan diam

terhadap pengamat, yang penting ia tidak dipercepat. Pusat massanya

boleh saja bergerak dengan kecepatan konstan dan benda boleh juga

berotasi mengelilingi sumbu tetap dengan kecepatan sudut konstan . Jika

benda benar-benar dalam keadaan diam ( ), sering

dikatakan bahwa benda berada dalam keadaan seimbang statik. Gerak

translasi suatu benda tegar bermassa ditentukan oleh persamaan . Dengan

Feks  ma pm adalah jumlah vektor dari semua gaya eksternal yang bekerja

pada benda. Keadaan yang seimbang harus sama dengan nol, maka

syarat pertama untuk keadaan seimbang (statik maupun yang lainnya)

adalah jumlah vektor dari semua gaya eksternal yang bekerja pada benda

dalam keadaan seimbang haruslah sama dengan nol. Syarat (1) dituliskan

sebagai berikut:

F  F1  F2 . . .  0 ( )
14

Persamaan vektor 2.1 memberikan tiga persamaan skalar.

FX  F1x  F2 x  . . .  0

Fy  F1 y  F2 y  . . .  0 ( )

Fz  F1z  F2 z  . . .  0

yang menyatakan bahwa jumlah komponen gaya sepanjang tiga arah yang

saling tegak lurus adalah sama dengan nol. Persyaratan kedua untuk

keadaan seimbang adalah terhadap sembarang sumbu. Percepatan

sudut benda tegar berkaitan dengan sumbu tetap , maka persyaratan

yang kedua untuk keadaan seimbang (statik ataupun yang lain) dapat

dinyatakan sebagai jumlah vektor semua torka eksternal yang bekerja

pada benda dalam keadaan seimbang haruslah sama dengan nol. Syarat

kedua dapat dituliskan sebagai berikut:

( )

persamaan vektor dari ketiga skalar antara lain:

( )

pada keadaan seimbang jumlah komponen torka yang bekerja pada benda

sepanjang tiga arah yang saling tegak lurus adalah sama dengan nol.

Resultan torka τ dalam persamaan 2.3, yang harus sama dengan nol untuk

keseimbangan mekanis terhadap suatu titik asal O tertentu. Besaran-

besaran τx, τy, τz dalam persamaan 2.4 adalah komponen skalar τ yang

berhubungn dengan sembarang pasangan tiga sumbu yang saling tegak


15

lurus yang bertitik asal di O, tidak peduli bagaimanapun orientasi sumbu-

sumbu kerangka acuannya. Untuk benda yang ada dalam kesetimbangan

translasi, jika τ =0 terhadap sebuah titik asal O, maka akan sama dengan

nol terhadap sembarang titik asal yang lain dalam kerangka tersebut. Hal

yang penting bahwa syarat (2) akan dipenuhi oleh benda yang berada

dalam keadaan seimbang translasi jika kita dapat menunjukkan bahwa (a)

τ = 0 terhadap satu titik sembarang (persamaan 2.3) atau bahwa (b)

komponen torka sepanjang sembarang tiga pasangan sumbu yang saling

tegak lurus sama dengan nol (persamaan 2.4).

Gambar 2.1 Sumbu X,Y,Z


Diperlihatkan tiga diantara n buah gaya yang

bekerja pada benda tegar, yang lain tidak diperlihatkan. Dalam teks

ditunjukkan bahwa jika terhadap titik O , maka ia juga sama dengan

nol terhadap sembarang titik lain misalnya P, benda dianggap dalam

keseimbangan translasi b. Misal sebuah benda tegar berada dalam

keseimbangan translasi sehingga (Persamaan 2.4).

Kita ingin menunjukkan bahwa torka b terhadap sembarang titik


16

(misalnya P dalam Gambar ) akan sama dengan nol jika torka terhadap

sebuah titik tertentu (misal O dalam Gambar ) sama dengan nol. Dalam

gambar diperlihatkan hanya tiga dari antara n buah gaya, ,

yang bekerja diberbagai titik pada benda tegar dan berarah ke berbagai

jurusan. Letak titik tangkapnya terhadap ditunjukan oleh vektor

pergeseran, misalnya . Titik sembarang ditunjukkan oleh vektor

pergeseran ; vektor – menyatakan letak titik tangkap terhadap

titik . Torka resultan terhadap dapat dituliskan seperti berikut:

, (2.5)

Untuk torka terhadap titik ,

( ) ( ) ( ) . (2.6)

Persamaan terakhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

[ ] [ ( )]. (2.7)

Jika syarat pertama kesetimbangann dipenuhi, maka

(2.8)

sehingga suku kedua dalam kurung kotak sama dengan nol. Suku pertama

tidak lain dari pada (dilihat di atas), sehingga dengan persyaratan ini

dan

5. Alat Ukur Kesetimbangan Benda Tegar

Alat ukur kesetimbangan benda tegar tidak lepas dari alat ukur

panjang dan alat ukur massa. Sebuah alat ukur yang dirancang dengan

memanfaatkan Arduino, Hx711, I2C, dan LCD. Arduino adalah perangkat


17

elektronik yang berfungsi seperti mikrokontroler dan bersifat open source.

Arduino memiliki prosesor dari keluarga Atmel AVR. Arduino memiliki

perangkat lunak dengan bahasa pemrograman yang spesifik. Arduino juga

memiliki software kompilasi sendiri yang bersifat open source dan dapat

diunduh di website arduino.cc. Perangkat keras Arduino juga bersifat open

source sehingga pengguna dapat mengembangkan sendiri board Arduino

sesuai dengan keinginannya.

Gambar 2.2 Arduino Mainboard


Sumber: dokumentasi peneliti.

Board Arduino mempunyai kemampuan untuk membaca masukan

data digital dan data analog. Board Arduino juga mempunyai kemampuan

untuk mengeluarkan data digital dan analog. Pengguna Arduino dapat

mengembangkan beberapa proyek sederhana (motor, led, data serial) dan

proyek yang kompleks (internet of things dan printer 3D). Arduino dapat

berjalan di atas komputer dengan sistem oprasi mac, windows, dan linux.

Pengembangan Arduino cukup pesat karena didukung oleh adanya

komunitas online Arduino (Setiawardhana, 2016: 1-2).

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan

yang menggunakan kristal osilator cair sebagai penampil utamanya. Zat


18

tersebut dapat bereaksi terhadap tegangan sehingga mengakibatkan

terbentuknya sisi gelap terang yang dibentuk dan disusun menjadi karakter

huruf maupun angka ataupun karakter lainnya.

Gambar 2.3 LCD 16x2 Background Biru


Sumber : dokumentasi peneliti
LCD 16 x 2 artinya LCD tersebut terdiri dari 16 kolom dan 2 baris

karakter (tulisan). Ukuran atau dimensi dari modul LCD 16x2 ini adalah

80 x 36 x 13 mm. Pada LCD 16x2 terdapat lampu latar atau backlight

yang bermacam-macam warna. Warna yang biasa digunakan sebagai

lampu latar LCD adalah biru, putih, hijau dan jingga. Ada pula lampu latar

yang mengkombinasikan tiga warna RGB (Red Green Blue) yang mampu

menampilkan beraneka macam warna melalui kombinasi warna merah,

hijau, dan biru secara bergantian.

I2C adalah protokol transfer data serial. Device atau komponen

yang mengirim data disebut transmitter, sedangkan device yang

menerimanya disebut receiver.

Gambar 2.4 12C


Sumber: Dokumentasi Peneliti
19

Module hx711 ini berfungsi sebagai amplifier/penguat hasil

pembacaan sensor berat load cell, untuk sensor berat/load cell yang dapat

kita gunakan dan mudah ditemui di pasaran indonesia adalah seperti

Gambar 2.5

Gambar 2.5 HX711


Sumber: Dokumentasi Peneliti

Load cell sering diaplikasikan pada suatu timbangan digital. Saat

proses penimbangan, beban yang diukur akan mengakibatkan reaksi

perubahan bentuk secara elastis pada load cell. Selain digunakan oleh ibu

rumah tangga dan toko kelontong, timbangan digital juga digunakan oleh

beberapa pemeran industri dan diaplikasikan pada jembatan timbang.


20

Gambar 2.6 Load cell


Sumber: Dokumentasi Peneliti

B. Kajian Penelitian yang Relevan.

1. Ayomi Prasetyarini, Siska Desy Fatmaryanti, dan R. Wakhid

Akhdinirwanto dalam jurnalnya yang berjudul “Pemanfaatan Alat IPA

untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa SMP Negeri

1 Buluspesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/ 2013”. Radiasi, Vol 2

nomor 1. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas

pada pokok bahasan pengukuran melalui alat IPA dapat meningkatkan

pemahaman konsep Fisika siswa.

2. Edwar, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Rancang Bangun

Timbangan Digital Berbasis Sensor Beban 5 Kg Menggunakan

Mikrokontroler Atmega 328”. Positron, Vol. VI, No. 1 tahun 2016,

Dalam penelitian ini, dirancang dan dibuat sebuah alat timbang

elektronik menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali.

Timbangan digital dengan keluaran massa saja tidak cukup untuk


21

digunakan dalam menentukan gaya berat yang bekerja pada sebuah

benda dengan massa tertentu. Pada timbangan elektronik ini,

digunakan sensor beban dengan beban maksimal 5 Kg sebagai

pendeteksi massa maupun berat benda yang ditimbang. Alat ini juga

mampu mengukur massa jenis benda dengan menggunakan sensor

ultrasonik untuk menghitung kenaikan volume benda. Sebelum benda

diletakkan di atas timbangan, pengguna dapat memilih parameter apa

yang akan menjadi output alat ini. Pilihan yang ada pada alat ini yaitu

massa, gaya berat dan massa jenis Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan selama proses perancangan, pembuatan dan pengujian alat

dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan untuk mengukur

massa (g), gaya berat (N) dan massa jenis (g/cm3). Pengukuran massa

menggunakan timbangan ini mencapai 4 Kg, dengan selisih terbesar

2,45 g atau sebesar 0,00245 Kg dengan tingkat error pada

pengukuran massa sebesar 1,32 %.

3. Priskila, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Rancang Bangun

Timbangan Digital Dengan Kapasitas 20 Kg Berbasis Microcontroller

ATMega8535” E-Journal Teknik Elektro dan Komputer Vol.6 No.1

tahun 2017. Dari hasil rancangan, pembuatan dan pengujian dari alat ukur

timbangan digital berbasis microcontroller ATMega8535 dengan

kapasitas maksimum 20Kg, dapat disimpulkan : 1) Rata-rata hasil

pengukuran dari timbangan digital adalah sebesar 1.121gram 2)

Sedangkan rata-rata hasil pengukuran dari timbangan standar adalah


22

sebesar 1.124,5gram 3) Beban yang digunakan adalah batu tela dengan

dilakukan 10 kali pengukuran, sehingga didapatkan %kesalahan dari

pengukuran sebesar 0,311% maka didapatkan %ketelitian dari alat

timbangan digital dan timbangan standar adalah sebesar 99,689%.

4. Prasetyo, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Pengembanan Alat

Praktikum Refraktometer untuk Meningkatkan Tingkat Berpikir Kritis

dan Pemahaman Konsep Siswa” Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan alat praktikum yang layak untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini

dilakukan dua tahap yaitu tahap pengembangan produk dan tahap uji coba

produk. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 5. Validitas

produk merupakan hasil validasi dari dua dosen fisika dan satu guru

senior. Data keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep

diperoleh melalui tes keterampilan berpikir kritis dan tes pemahaman

konsep. Hasil menunjukkan bahwa alat praktikum yang dikembangkan

layak digunakan dalam pembelajaran.

5. Achmad Buchori dan Rina Dwi Setyawati dalam jurnalnya yang berjudul

“Development Learning Model of Charactereducation Through E-comic

in Elementary School”. International Journal of Education and Research

Vol. 3 No. 9 September 2015. Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan model pembelajaran pendidikan karakter melalui e-

comic di sekolah dasar. Menggunakan teori pengembangan modifikasi

Plomp dan Borg dan Gall dengan langkah-langkah berikut, penelitian


23

awal (studi lapangan studi literatur), desain (model desain dan media),

realisaasi/konstruksi (desain penilaian-desain revisi) tes, evaluasi dan

revisi (perbaikan produk hipotetis) implementasi (uji efektifitas sebelum

dan sesudah tes). Penelitian ini menunjukkan model pembelajaran orang

dalam pendidikan karakter yang terdiri dari lima fase dan keefektifan tes

dari proses pembelajaran yang ditunjukan oleh meningkatnya nilai

karakter pada siswa melalui observasi dan nilai siswa.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran fisika hendaknya menekankan pada tiga ranah yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif dapat berupa pemahaman

dalam menganalisis suatu konsep. Proses pembelajaran sains khususnya

fisika masih banyak dengan pembelajaran satu arah yaitu guru sebagai

speaker dan siswa sebagai listenner. Dengan adanya media pembelajaran

fisika sebagai sarana atau alat bantu bagi pengajar untuk mengajarkan

materi fisika kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Media

pembelajaran fisika dapat berupa alat fisika yang dapat diaplikasikan di

kelas sebagai alat percobaan secara berkelompok maupun sebagai alat

untuk demonstrasi di kelas. Selain itu, alat fisika juga termasuk dalam

kategori media pembelajaran karena digunakan sebagai media

memahamkan materi fisika kepada siswa dengan cara praktik langsung.

Siswa juga memerlukan aktivitas pembelajaran dengan melakukan

pekerjaan praktik langsung terhadap apa yang ia pelajari, kemampuan

yang harus diterapkan adalah sikap jujur saat pengambilan data. Hal ini
24

dapat dilakukan dengan metode di laboratorium sains yang setiap instansi

pendidikan selalu memilikinya. Ketersediaan alat dan bahan yang lengkap

tidak memiliki manfaat jika aktivitas siswa jarang atau bahkan tidak

pernah. Kemampuan motorik dan pemahaman yang dapat diterima oleh

siswa dilakukan dengan learning by doing. Salah satu cara untuk

menerapkan learning by doing dengan kegiatan.

Alat praktikum kesetimbangan benda tegar tidak lepas dari alat

ukur panjang dan alat ukur massa. Adapun beberapa komponen alat

praktikum kesetimbangan benda tegar yang perlu diketahui yaitu sebuah

timbangan yang dirancang dengan memanfaatkan Arduino, Hx711, I2C,

dan LCD. Arduino adalah perangkat elektronik yang berfungsi seperti

mikrokontroler dan bersifat open source. Arduino memiliki prosesor dari

keluarga Atmel AVR. Arduino memiliki perangkat lunak dengan bahasa

pemrograman yang spesifik. Arduino juga memiliki software kompilasi

sendiri yang bersifat open source dan dapat diunduh di www.arduino.cc.

Perangkat keras Arduino juga bersifat open source sehingga pengguna

dapat mengembangkan sendiri board Arduino sesuai dengan

keinginannya.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan

produk yang akan dihasilkan (Arifin, 2011: 127). Menurut Mulyatiningsih

(2011: 161) penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan

produk baru melalui proses pengembangan. Adapun produk pendidikan

yang akan dikembangkan yaitu pembuatan alat praktikum kesetimbangan

benda tegar untuk siswa kelas XI SMA N 2 Sleman. Model yang

digunakan untuk dasar pengembangan ini adalah model prosedural yaitu

model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus

diikuti untuk menghasilkan produk (Arifin, 2011: 128).

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan pada penelitian ini mengikuti pola

pengembangan dengan langkah-langkah yang dikemukakan Borg dan Gall

(Borg&Gall, 2003: 571). Pola pengembangan Borg dan Gall digunakan

karena termasuk model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif

dengan menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk

menghasilkan produk. Perincian prosedur pengembangan berdasarkan pola

pengembangan Borg dan Gall meliputi sepuluh tahapan dimulai dari riset,

analisis kebutuhan dan studi literatur, hingga deseminasi dan implementasi

alat yang dikembangkan, akan tetapi pada penelitian pengembangan yang

25
26

hendak dilakukan kali ini, peneliti hanya membatasi pada tahap ke tujuh

yaitu sampai revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan luas.

Berikut 7 langkah prosedur pengembangan yang dilakukan peneliti,

berdasarkan model Borg dan Gall:

1. Research and Information Collecting (Studi Pendahuluan). Langkah

pertama ini meliputi analisis kebutuhan dan studi pustaka/literatur.

a. Analisis Kebutuhan

Dalam langkah ini peneliti melakukan studi pendahuluan

untuk mengkaji, menyelidiki, dan mengumpukan informasi.

Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi dengan

melakukan wawancara kepada guru Fisika.

Berdasarkan informasi di atas, didapatkan informasi bahwa

SMA N 2 Sleman hanya memiliki tiga alat praktikum dari dua

belas jumlah materi yang ada pada kelas XI IPA, yaitu pada materi

alat-alat optik, materi suhu dan kalor, dan materi sifat elastisitas.

Keterbatasan alat praktikum membuat siswa kurang menguasai dan

kesulitan memahami konsep fisika. Berikut ini urutan materi mulai

dari yang kurang sampai yang dikuasai siswa yaitu Dinamika

Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar, Hukum Termodinamika,

Gas Ideal dan Teori Kinetik Gas, Gelombang Berjalan dan

Stasioner, Gelombang Bunyi dan Cahaya, Alat-Alat Optik, Gejala

Pemanasan Global, Fluida Dinamik, Fluida Statik, Suhu dan Kalor,

Sifat Elastisitas Bahan, dan yang terakhir adalah materi


27

Karakteristik Gelombang Mekanik. Kesulitan siswa pada materi

kesetimbangan benda tegar yaitu ketika membuktikan total gaya

sama dengan nol dan mempertanyakan mengapa dalam teori

diperoleh torsi sama dengan nol. Beberapa pertanyaan yang

diajukan siswa tidak semua terjawab dengan detail, oleh karena itu

guru berinisiatif untuk memperbanyak latihan soal, agar tetap bisa

mengerjakan soal ujian dengan baik dan benar.

Berdasarkan wawancara dengan guru, peneliti memperoleh

informasi bahwa perlunya mengembangkan alat praktikum, agar

memudahkan guru dalam proses penyampaian konsep.

b. Studi Literatur

Pada langkah ini peneliti melakukan pengumpulan

informasi terkait masalah-masalah pada materi kesetimbangan

benda tegar dan konsep-konsep dasar materi kesetimbangan benda

tegar. Hasilnya digunakan sebagai acuan dalam membuat panduan

praktikum. Beberapa referensi yang digunakan peneliti dalam

langkah ini diantaranya buku yang terkait dengan materi

kesetimbangan benda tegar dan jurnal terkait pengembangan alat

praktikum.

2. Planning

Setelah melakukan studi pendahuluan, peneliti melanjutkan

langkah kedua yaitu merencanakan penelitian. Perencanaan penelitian

meliputi:
28

a. Merumuskan tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, tujuan penelitian

pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan desain alat

praktikum kesetimbangan benda tegar dengan menggunakan

perangkat Arduino Uno, mengetahui kualitas alat kesetimbangan

benda tegar berbasis Arduino Uno, respon siswa, dan mengetahui

keterlaksanaan terhadap alat praktikum kesetimbangan benda tegar

berbasis Arduino Uno.

b. Memperkirakan waktu dalam pembuatan produk

1) Studi literatur = 21 hari

2) Pembuatan produk = 30 hari

3) Validasi dan penilaian = 30 hari

4) Revisi hasil validasi = 7 hari

5) Pengujian media awal = 1 hari

6) Revisi hasil uji awal = 7 hari

7) Pengujian media akhir = 1 hari

8) Revisi hasil uji akhir = 14 hari

Jumlah hari yang dibutuhkan =111 hari

c. Penulisan garis besar isi media

Pada langkah ini peneliti melakukan pembuatan story

board, dalam story board memuat keterangan rancangan desain

alat praktikum kesetimbangan benda tegar serta membuat


29

rancangan panduan praktikum sebagai pendamping dari alat

praktikum tersebut.

d. Merumuskan subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian

Subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian ini

dirumuskan atas dasar kapasitas masing-masing sebagai validator,

penilai, responden, maupun observer. Subjek-subjek yang terlibat

antara lain:

1) Validator instrumen terdiri dari satu orang.

2) Validator produk terdiri atas empat ahli, yaitu dua validator

ahli media dan dua validator ahli materi.

3) Penilaian produk terdiri atas dua orang ahli media, dua ahli

materi, dan satu guru Fisika SMA N 2 Sleman.

4) Enam siswa kelas XI IPA 1 sebagai responden pada tahap

preliminary field testing.

5) Dua puluh sembilan siswa kelas XI IPA 2 untuk

mengetahui respon pada tahap main field testing.

6) Tiga orang observer untuk mengetahui keterlaksanaan.

3. Develop Preliminary of Product (Pengembangan tahap awal)

Pengembangan tahap awal ini meliputi:

a. Merealisasikan produk yang dikembangkan.

Dalam proses ini yaitu peneliti membuat alat praktikum

yang dapat menerangkan konsep-konsep materi kesetimbangan

benda tegar. Inovasi dari produk yang dikembangkan yaitu


30

miniatur jembatan dengan beban sebagai mobil yang melitas

jembatas, dari produk inilah guru dapat menjelaskan konsep

kesetimbangan benda tegar, dimana terjadi dan .

b. Memvalidasi produk oleh ahli yang terkait

Sebelum memasuki tahap penilaian, instrumen dan produk

dilakukan validasi oleh ahli. Produk akan divalidasi oleh ahli

materi dan ahli media agar produk dapat teruji kelayakannya. Hasil

validasi produk berupa masukan untuk produk akan menjadi

pertimbangan untuk revisi produk.

Menurut Sugiono, validasi desain produk merupakan proses

kegiatan untuk menilai rancangan produk, validasi produk dapat

dilakukan dengan cara menghadirkan tenaga ahli yang sudah

berpengalaman untuk menilai produk yang baru dirancang,

sehingga dapat diketahui kelemahan dan kelebihannya.

4. Preliminary Field Testing ( Uji Lapangan Awal)

a. Penilaian Produk

Penilaian produk dilakukan oleh ahli materi, ahli media,

dan guru Fisika SMA N 2 Sleman. Hasil penilaian menunjukkan

hasil Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), dan Sangat Kurang

(SK).
31

b. Respon Siswa

Pada tahap ini produk diujikan kepada 6 siswa di SMA N 2

Sleman. Pengujian produk kepada siswa ini bertujuan untuk

mengetahui rata-rata siswa terhadap produk yang dikembangkan.

5. Main Product Revision (Revisi Hasil Uji Lapangan Awal)

Melakukan revisi tahap pertama, yaitu perbaikan terhadap

produk berdasarkan masukan dari ahli materi, ahli media, dan guru.

Jika hasil penilaian menunjukkan hasil Sangat Baik (SB) atau

Baik(B) maka akan dilanjutkan pada tahap Main Field Testing.

Sedangkan apabila produk Kurang (K) atau Sangat Kurang (SK)

maka produk akan mengalami perbaikan terlebih dahulu

berdasarkan masukan dari ahli materi dan ahli media. Jika hasil

respon siswa rata-rata menunjukkan hasil tidak setuju maka akan

dilakukan revisi pada tahap ini, jika sudah menunjukan hasil setuju

maka tidak dilakukan revisi.

6. Main Field Testing (Uji Lapangan Luas)

Uji coba yang dilakukan adalah dengan cara responden

melakukan pengambilan data pada praktikum kesetimbangan

benda tegar dengan counter berbasis Arduino Uno. Responden

menyatakan responnya terhadap alat praktikum yang digunakan

dalam bentuk lembar respon yang diberikan.

Uji lapangan luas melibatkan 29 responden siswa atau

praktikan untuk menguji keterlaksanaan alat praktikum dengan


32

cara menggunakan alat praktikum secara langsung, dengan

lapangan berkelompok 9 sampai 10 siswa dalam sekali proses

pengujian alat praktikum. Uji lapangan luas melibatkan 3 observer

untuk mengamati jalannya kegiatan uji luas sekaligus mengamati

keberfungsian alat selama proses pengambilan data.

7. Operational Product Revision (Revisi Hasil Uji Lapangan Luas)

Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan

uji lapangan luas (main field test). Revisi produk dari hasil uji

lapangan lebih luas adalah penyempurnaan produk berdasarkan

masukan-masukan responden dan observer. Langkah–langkah yang

dilakukan digambarkan dalam flowchart berikut:


33

Research and information Wawancara guru Fisika SMA N 2


collecting Sleman.

Merumuskan tujuan,
Planning memperkirakan waktu, dan
Develop preliminary form of merumuskan subjek yang terlibat.
product Merealisasikan produk dan
memvalidasi produk.
Valid Valid dengan Tidak valid
revisi

Revisi Revisi

Preliminary field testing Penilaian ahli dan respon 6 siswa.

Main product revision Revisi produk dari uji skala kecil.

Main Field Testing respon 29 siswa dan 3 observer


untuk uji keterlaksanaan

Operational Product Revision Revisi berdasarkan Main Field


Testing.
Gambar 2.7 Bagan Langkah Penelitian Borg dan Gall

C. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Uji coba produk sangat penting dilakukan untuk mengetahui

kualitas sumber belajar yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu

dilakukan uji coba kepada siswa kelas XI IPA SMA N 2 Sleman

sebagai sasaran uji coba produk pada penelitian ini dilakukan pada

tahap prelimanary field testing dan Main Field Testing.

2. Subjek Penelitian

Subjek uji coba produk berupa alat praktikum kesetimbangan

benda tegar yaitu 6 siswa kelas XI IPA 1 untuk uji lapangan awal dan
34

29 siswa kelas XI IPA 2 untuk uji lapangan luas. Pemilihan subjek uji

lapangan awal dilakukan secara acak, kepada 6 siswa yang dipilih dari

jumlah siswa dalam satu kelas.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Sleman yang beralamat di

Brayut, Pandowoharjo, Kec. Sleman, Kab. Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta 55512. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun

ajaran 2019/2020.

4. Validator

Validator penelitian ini terdiri dari satu ahli isntrumen, dua ahli

media, dan dua ahli materi.

5. Jenis Data

Data yang diperoleh dari penelitian adalah data kualitatif dan

data kuantitatif.

a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang menunjukkan kualitas

atau mutu baik keadaan, proses, peristiwa/kejadian, dan lainnya

yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata

(Eko Putro Widoyoko, 2012: 18).

Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari lembar

kritik saran dan lembar penilaian yang telah dilakukan oleh ahli

media, ahli materi, dan guru fisika. Adapun kategori kualitas yang

digunakan adalah Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K), dan
35

Sangat Kurang (SK). Adapun data kualitatif berupa masukan dan

saran dari respon peserta didik digunakan 2 kategori, yaitu Setuju

(S) dan Tidak Setuju (TS) dengan pernyataan yang positif dan

negatif.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-

angka sebagai hasil observasi atau pengukuran (Eko Putro

Widoyoko, 2012: 21). Data kuantitatif yaitu perubahan skor dari

tiap dari kriteria data kualitatif pada lembar angket yang diisi oleh

ahli materi, ahli media, dan guru fisika. Perubahan skor dari data

kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala likert, yaitu

kriteria sangat baik=4, baik=3, kurang=2, dan sangat kurang=1.

Data yang diperoleh dari respon siswa berupa kriteria yang

digunakan diubah menjadi setuju=1 dan tidak setuju=0 untuk

pernyataan positif, setuju=0 dan tidak setuju=1 untuk penyataan

negatif.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Widoyoko (2013: 33) teknik pengumpulan data adalah

strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data

yang diperlukan dalam penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian

dimaksudkan untuk memperoleh bahan, keterangan kenyataan, dan

informasi yang dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data ini adalah


36

wawancara, observasi, dan angket. Instrumen pengumpulan data yang

digunakan adalah:

1. Lembar dan saran validator

Lembar kritik dan saran digunakan pada tahap validasi, baik

validasi instrumen, validasi media, dan validasi materi. Penggunaan

lembar validator bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen

penelitian, kelayakan panduan praktikum, dan produk praktikum yang

telah dikembangkan. Masukan dan saran dari validator tersebut

digunakan untuk melakukan revisi.

2. Lembar angket penilaian kualitas produk

Lembar angket penilaian berupa lembar checklist untuk ahli media,

ahli materi, dan guru Fisika SMA N 2 Sleman. Lembar angket

penilaian digunakan untuk menilai kualitas dari produk yang

dikembangkan. Kategori penilaian yang digunakan pada lembar

penilaian ini menggunakan skala likert, yaitu kriteria sangat baik=4,

baik=3, kurang=2, dan sangat kurang= 1. Kualitas dari produk

diperoleh dari penilaian ahli materi, ahli media, dan guru fisika SMA

N 2 Sleman.

3. Lembar angket respon siswa

Lembar respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap alat praktikum kesetimbangan benda tegar. Kategori yang

digunakan pada lembar angket respon siswa yaitu skala Guttman,


37

dengan ketentuan skor setuju=1 dan tidak setuju=0 untuk pernyataan

positif dan setuju=0 dan tidak setuju=1 untuk pernyataan negatif.

4. Lembar observasi keterlaksanaan alat praktikum

Lembar observasi keterlaksanaan dilakukan pada tahap uji

lapangan luas dengan tujuan untuk mengetahui keterlaksaan alat

praktikum saat digunakan praktikum siswa. Hasil observasi berupa

deskripsi terhadap keterlaksanaan alat praktikum kesetimbangan benda

tegar.

E. Teknik Analisis Data

1. Data kualitas produk

Data ini diperoleh pada tahap penilaian dari ahli materi, media, dan

guru. Penilaian dilakukan menggunakan skala likert dengan model

empat pilihan, yaitu Sangat Baik (SB) = 4, Baik (B) = 3, Kurang (K)=

2, dan Sangat Kurang (SK) =1. Menurut Mulyatiningsih (2011: 29)

untuk tanggapan responden yang lebih tegas, maka disarankan

menggunakan empat skala jawaban dan tidak menggunakan pilihan

jawaban yang netral. Data yang diperoleh dapat mengetahui kualitas

produk yang dikembangkan. Langkah-langkah untuk analisis data

sebagai berikut:

a. Menghitung skor rata-rata dari setiap aspek yang dinilai dengan

rumus:


̅ (3.1)
( )
38

Keterangan:

̅ = Skor rata-rata penilai

∑ = Jumlah skor jawaban seluruh penilai

= Jumlah penilai

= Jumlah butir pertanyaan

b. Mengubah skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif

yang sesuai dengan kriteria penilaian pada Tabel 3.1. Kriteria

penilaian produk dengan menentukan terlebih dahulu.

Jarak Interval (i) = (3.2)

Tabel 3.1. Kriteria kategori penilaian ideal


Kategori Skor
SB (Sangat Baik) sd 4,00
B (Baik) sd 3,25
K (Kurang) sd 2,50
SK (SK) sd 1,75

Menentukan nilai keseluruhan panduan praktikum dan alat

praktikum dengan menghitung skor rata-rata seluruh kriteria penilaian

yang diubah menjadi nilai kuantitatif, kemudian diubah menjadi data

kualitatif sesuai dengan kriteria penilaian dalam Tabel 3.1. skor

tersebut menunjukkan kualitas panduan praktikum dan alat praktikum.

2. Data respon siswa

Angket respon yang telah diperoleh dianalisis untuk

mengetahui tanggapan/respon siswa terhadap produk yang

dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut:


39

Respon siswa berupa angket yang disajikan dalam bentuk

checklist dengan adanya pernyataan positif dan negatif. Pernyataan

tersebut menggunakan skala Guttman dengan jawaban Setuju (S) atau

Tidak Setuju (TS) terhadap pertanyaan yang ada. Cara pemberian skor

pada lembar respon siswa dengan ketentuan berikut:

Tabel 3.2 Ketentuan pemberian skor respon siswa berdasarkan skala guttman
Kategori Skor
Ya 1
Tidak 0

Jarak Interval (i) = (3.3)

Sehingga diperoleh kriteria respon sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Produk berdasarkan Respon siswa/Praktikan


No Skor Rata-Rata ( ̅ ) Kategori
1 0,50 ̅ 1,00 Setuju (S)
2 0,00 ̅ 0,50 Tidak Setuju (TS)
Jika repon siswa Setuju (S) terhadap produk penelitian ini maka

produk akhir dapat digunakan sebagai sumber belajar. Jika respon siswa

Tidak Setuju (TS) terhadap produk penelitian, maka dilakukan revisi.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Produk Awal

Penelitian ini menghasilkan sebuah alat praktikum kesetimbangan

benda tegar untuk siswa kelas XI IPA, di SMA N 2 Sleman. Produk ini

dikembangkan dengan output angka digital yang muncul pada layar LCD

sebagai hasil pengukuran yang dapat digunakan untuk siswa. Berikut ini

alat praktikum kesetimbangan benda tegar dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Alat kesetimbangan benda tegar


Sumber: dokumentasi peneliti

Alat yang telah dikembangkan dapat membatu siswa SMA N 2

Sleman dalam memahami konsep materi dan membantu guru

menyampaikan konsep kesetimbangan benda tegar. Konsep yang dapat

disampaikan dari alat ini meliputi pembuktian jumlah torsi sama dengan

nol dan jumlah gaya sama dengan nol. Berikut bagian-bagian dari alat

kesetimbangan benda tegar, antara lain:

40
41

a. Sensor

Gambar 4.2 Load cell dan Gambar 4.3 load cell setelah dirangkai pada counter
Sumber: dokumentasi peneliti

Gambar di atas merupakan load cell sebelum dirangkai dan

gambar setelah dirangkai pada counter menyerupai timbangan pada

umumnya. Load cell merupakan bagian terpenting pada alat

kesetimbangan benda tegar. Keberadaan load cell pada alat berguna

untuk pengukuran presisi gaya, berat, dan tekanan.

b. Counter

Counter merupakan bagian inti dari alat ukur yang

dikembangkan. Counter terdiri atas sistem kontrol yakni Arduino

Uno, LCD, HX711, I2C, load cell, dan tombol reset seperti pada

Gambar 4.4. Semua komponen di dalam counter terbungkus oleh box

hitam. Muka counter terdiri atas LCD dengan lampu latar

belakang berwarna biru dan terdapat tombol reset berwarna hijau.

Dibagian sisi samping counter terlihat bagian load cell menonjol

keluar dari box, gunanya sebagai titik tumpuan yang dinamakan titik

tumpu B. Selain LCD dan load cell, bagian lain yang terlihat pada

counter adalah USB Soket yang berguna untuk menghubungkan


42

sumber tegangan melalui kabel USB yang ditancapkan pada USB

soket. Counter bisa dilihat pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Counter


Sumber: dokumentasi peneliti

Counter pada Gambar 4.4 memberikan informasi massa

dalam satuan gram dan gaya dalam satuan Newton. Setiap massa yang

terbaca pada layar LCD secara otomatis akan muncul gaya dari hasil

perkalian massa dengan percepatan gravitasi.

c. Kabel Konektor

Gambar 4.5 Kabel konektor


Sumber: dokumentasi peneliti
Kabel konektor ini berfungsi untuk menghubungkan sumber

tegangan ke counter. Kabel konektor atau port USB digunakan untuk

koneksi data yang akan muncul pada layar LCD, kabel konektor bisa

bekerja dari tegangan 3V-20V, namun disarankan untuk memakai

tegangan antara 5V-12V saja.


43

d. Titik tumpu A

Titik tumpu A adalah box kosong yang terbuat dari papan

bahan plastik dilapisi dengan stiker bodi mobil. Kegunaan titik tumpu

A adalah tempat untuk tumpuan dari sebuah papan dan beban yang

diberikan. Berikut ini titik tumpu A dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan

Gambar 4.7

Gambar 4.6 titik tumpu A Gambar 4.7 titik tumpu A setelah dirangkai
Sumber: dokumentasi peneliti

Gambar di atas merupakan titik tumpu A sebelum dan sesudah

dirangkai. Tinggi titik tumpu A sejajar dengan tinggi titik tumpu B.

Sehingga antara papan dengan gaya membentuk sudut siku-siku.

e. Papan Meteran

Gambar 4.8 Papan Gambar 4.9 Papan Meteran setelah dirangkai


Meteran

Sumber: dokumentasi peneliti

Papan yang terbuat dari kayu jati berukuran panjang 50 cm

dengan lebar 10 cm dengan diberikan meteran tepat ditengahnya, dan

dilapisi stiker berwarna hitam. Kegunaan papan ini adalah untuk


44

pertemuan antara titik tumpu A dan titik tumpu B pada counter, serta

berguna untuk meletakan beban pada jarak yang didinginkan saat .

f. Beban

Gambar 4.10Beban Gambar 4.11 Beban pada


rangkaian alat
Sumber: dokumentasi peneliti

Beban pada alat berguna untuk memberikan tekanan ke

bawah. Beban yang digunakan untuk menunjukkan kesetimbangan

memiliki variasi massa seberat 100 gr, 150 gr, dan200 gr. Adapun

massa beban 1 kg untuk menunjukkan ketidak setimbangan.

2. Validasi

Validasi produk merupakan bagian dari tahap develop

(pengembangan). Kegiatan validasi bertujuan untuk memberikan saran

dan masukan terhadap alat praktikum kesetimbangan benda tegar dan

panduan alat praktikum tersebut. Proses validasi terbagi menjadi tiga

tahap yaitu, validasi instrumen, validasi materi, dan validasi media.

a. Validasi instrumen

Validasi instrumen bertujuan untuk mengetahui kebenaran dari

setiap pernyataan pada lembar validasi yang akan digunakan pada

proses validasi, penilaian, respon siswa, dan uji keterlaksanaan alat

praktikum. Validasi yang dilakukan agar instrumen yang digunakan


45

benar-benar tepat untuk mengukur apa yang akan diukur (Arifin,

2011:245).

Validasi instrumen dilakukan oleh 1 validator dengan mengisi

saran pada lembar saran atau kritik yang telah peneliti sediakan pada

lembar validasi. Instrumen yang divalidasi antara lain instrumen

validasi panduan praktikum dan alat praktikum (ahli media dan ahli

materi), instrumen penilaian alat praktikum (ahli media, ahli materi

dan guru Fisika), instrumen uji lapangan awal, instrumen uji lapangan

luas, dan instrumen uji keterlaksanaan. Saran dan kritik dari validator

instrumen dapat dijadikan pertimbangan untuk revisi pada instrumen

yang akan digunakan untuk memvalidasi dan menilai alat praktikum

dan panduan praktikum. Hasil dari validasi instrumen berupa

kritik/kritik terdapat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Kritik dan saran validator instumen

No Kritik dan Saran


1 Banyak typo, perbaiki penulisan kalimat, dan hindari typo.
2 Gunakan bahasa baku, bahasa yang singkat, dan jelas agar
mudah dipahami.
3 LKPD harus disertai tujuan yang jelas.

b. Validasi Media

Validasi media dilakukan oleh 2 validator dengan hasil validasi

berupa kritik dan saran yang bertujuan untuk memberikan masukan

terhadap kesesuaian alat praktikum terhadap aspek akurasi hasil

pengukuran, komponen yang digunakan, kontruksi alat praktikum,


46

kelengkapan alat praktikum, dan langkah kerja alat praktikum. Kritik

dan saran validator media disajikan pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 kritik dan saran validator media


No Validator Kritik dan Saran
1 I 1. Buat alat pembanding untuk menujukkan ketidak
setimbangan.
2 II 1. Tambahkan stiker untuk tampilan lebih standar agar dapat
digunakan tahan lama dan menarik.

Berdasarkan kritik dan saran dari validator ahli media seperti

Tabel 4.2, selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan pada revisi

media I.

c. Validasi materi

Validasi materi bertujuan untuk memberikan masukan terkait

terkait LKPD yang telah dibuat. Validasi materi dilakukan oleh 2

validator dengan hasil validasi berupa kritik dan saran pada Tabel 4.1

berikut ini:

Tabel 4.3 Kritik dan saran validator materi.


No Validator Kritik dan Saran
1 Validator 1. Lengkapi tabel untuk massa 1,2, dan 3.
I 2. Simbol harus konsisten.
3. Sajikan data untuk membuktikan kebenaran persamaan.
4. Harus memperhatikan hasil ralat percobaan.
5. Harus melakukan pengambilan data beberapa kali untuk
mendapatkan akurasi dan presisi alat.
6. Belum memperhatikan nilai ralat hasil percobaan.
7. Berikan ringkasan pokok materi, LKPD diubah menjadi
panduan praktikum.
8. Selisih variasi massa jangan terlalu dekat.
9. Diberikan kolom kesimpulan.
2 Validator 1. Langkah kerja perlu direvisi sedikit, agar lebih runtut dan
II memudahkan siswa untuk melakukan praktikum.
2. Persamaan pada analisis data teori diperbaiki dan
disesuaikan dengan kaidah penulisan persamaan.
47

Berdasarkan kritik dan saran dari validator ahli materi seperti

Tabel 4.3, selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan

revisi I terkait materi pada panduan praktikum.

3. Penilaian

Hasil validasi dan revisi pada alat praktikum, berdasarkan masukan

validator maka menghasilkan alat praktikum yang digunakan untuk proses

penilaian. Penilaian bertujuan untuk menghasilkan kualitas alat praktikum

yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Penilaian ini dilakukan oleh ahli

media, ahli materi, dan guru Fisika.

a. Penilaian ahli media

Penilaian ahli media bertujuan untuk menilai kualitas alat

praktikum. Penilaian media pada alat praktikum kesetimbangan

benda tegar dilakukan oleh 2 ahli media. Data hasil penilaian ahli

media berupa data kuantitatif yang disajikan pada Tabel 4.4

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Kualitas alat praktikum oleh Ahli Media
Aspek Kriteri Penilai Jumlah Jumlah Rata- Klarifikasi
a I I setiap setiap rata kriteria
I kriteria aspek
Keakuratan alat 1 4 3 7 15 3.75 SB
praktikum 2 4 4 8
Evisiensi alat 1 4 4 8 8 4 SB
Ketahanan Alat 1 4 4 8 14 3.5 SB
2 3 3 6
Keamanan bagi 1 4 4 8 8 4 SB
siswa
Jumlah 3,81 SB

Ahli media memberikan saran terhadap alat praktikum

yang dinilai, hal ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan
48

alat praktikum kesetimbangan benda tegar. Saran dan masukan dari

ahli media disajika pada Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Saran Perbaikan oleh Ahli Media


No Penilai Saran Perbaikan
1 Penilai I 1. Adaptor yang digunakan harus aman untuk
mencegah tersengat listrik.
2. Referensi bahan aman bagi kulit.
3. Data 4.3 dan 4.4 bisa diamati lagi
2 Penilai II 1. Box counter dibuat rapat sehingga meminimalisir
kemasukan air pada komponen alat praktikum.
2. dudukan load cell diperkuat.
3. Titik tumpu B diperkuat lagi.

b. Penilaian ahli materi

Penilaian ahli materi bertujuan untuk menilai kualitas alat

praktikum beserta panduan praktikum . Penilaian ini dilakukan

oleh 2 penilai ahli materi. Data hasil penilaian berupa data

kuantitatif yang disajikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Data Hasil Penilaian Kualitas Modul oleh Ahli Materi
Aspek krite penilai Jumlah Jumlah Rata- Klasifikasi
ria I II setiap setiap rata kriteria
kriteria aspek
Keterkaitan 1 3 4 7 15 3.75 SB
dengan bahan ajar 2 4 4 8
Nilai kependidikan 1 4 3 7 15 3.75 SB
2 4 4 8
Keterkaitan materi 1 3 3 6 14 3.5 SB
dengan panduan 2 4 4 8
praktikum
Jumlah 3,66 SB

Ahli materi memberikan saran terhadap alat praktikum

kesetimbangan benda tegar, hal ini dapat dijadikan sebagai acuan


49

untuk perbaikan alat praktikum tersebut. Saran dan masukan dari ahli

materi disajikan pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Saran dan perbaikan oleh Ahli Materi

No Penilai Saran Perbaikan


1 Penilai 1. Penulisan persamaan seharusnya mengunakan
I mathtype agar terlihat rapi.
2. Berikan bukti untuk menjelaskan bahwa ∑ = 0, dan
saran yang kelima yaitu harus memperhatikan tujuan
praktikum.
3. Beban yang digunakan sebaiknya linear (148 gr, 150
gr, 152gr).
4. Lakukan percobaan minimal lima kali pada setiap
beban.
5. Perhatikan tujuan praktikum.
2 Penilai 1. Kompetensi dasar diturunkan dalam indikator.
II 2. Mengubah kata yang ada di tujuan pertama praktikum,
yaitu yang awalnya “memahami” menjadi
“mengetahui”.
3. Tujuan ketiga diperjelas, apa yang sedang
dibangdingkan.

c. Penilaian guru Fisika

Penilaian guru Fisika bertujuan untuk menilai kualitas alat

praktikum kesetimbangan benda tegar. Penilaian ini dilakukan

oleh guru Fisika SMA berupa penilaian data kuantitatif yang

disajikan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:


50

Tabel 4.8 Data Hasil Penilaian kualitas alat praktikum oleh guru Fisika
Aspek Krite Penilai Jumlah Jumlah Rata- Klarifikasi
ria I setiap setiap rata kriteria
kriteria aspek
Keterkaitan dengan bahan 1 4 4 8 4 SB
ajar 2 4 4
Nilai pendidikan 3 4 4 7 3.5 SB
4 3 3
Keakuratan alat 5 3 3 7 3.5 SB
praktikum tentang 6 4 4
kesetimbangan benda
tegar
7 4 4 8 4 SB
Efisiensi alat 8 4 4
Ketahanan alat 9 4 4 8 4 SB
10 4 4
Keamanan bagi siswa 11 4 4 8 4 SB
JUMLAH 23/6= SB
3.8

Guru Fisika memberikan saran terhadap alat praktikum

kesetimbangan benda tegar, hal ini dapat dijadikan sebagai acuan

untuk perbaikan alat praktikum tersebut. Saran dan masukan dari guru

Fisika disajikan pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Saran perbaikan oleh guru Fisika

No Penilai Saran Perbaikan


1 Penilai I 1. Kedepannya alat praktikum ini diproduksi lebih
banyak untuk pembelajaran siswa.

4. Uji Coba Alat Praktikum

Uji coba alat praktikum kesetimbangan benda tegar dilakukan dalam 2

tahap, yaitu uji lapangan awal dan uji lapangan luas yang dilakukan di

SMA N 2 Sleman. Hasil uji coba alat praktikum berupa respon siswa

dengan dua pernyataan, yaitu setuju (S) dan tidak setuju (TS).
51

a. Uji Lapangan Awal

Uji lapangan awal bertujuan untuk mengetahui respon

siswa terhadap alat praktikum kesetimbangan benda tegar. Uji

lapangan awal dilakukan kepada 6 siswa. Data hasil respon siswa

pada uji lapangan awal disajikan pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Hasil respon siswa pada uji lapangan awal


Aspek Pernyataan Responden Jumlah Jumla Rata Klasifik
skor h skor - asi
No Sifat 1 2 3 4 5 6 Setiap setiap rata Kriteria
(+/-) pernyata aspek
an
Keterkaitan 1 + 1 1 1 1 1 1 6 18 1 S
dengan 6 + 1 1 1 1 1 1 6
materi 7 + 1 1 1 1 1 1 6
Efisiensi alat 2 + 1 1 1 1 1 1 6 29 0,96 S
3 + 1 1 1 1 1 1 6
4 + 1 1 1 1 1 1 6
5 + 1 1 1 1 1 1 6
8 + 1 1 0 1 1 1 5
Keamanan 9 - 1 1 1 1 1 1 6 11 0,91 S
bagi siswa 10 - 0 1 1 1 1 1 5
Jumlah Skor 9 1 9 1 1 1 58 58 0,96
0 0 0 0

Hasil respon siswa pada uji lapangan awal seperti Tabel

4.10, menghasilkan rerata skor sebesar 0,96 dengan kategori setuju

(S).

b. Uji Lapangan Luas

Uji lapangan luas bertujuan untuk memutuskan bahwa alat

praktikum kesetimbangan benda tegar yang telah dikembangkan

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Uji

lapangan luas dilakukan kepada 29 siswa dan 3 observer sebagai

pengamat ketelasanaan kegiatan pembelajaran yang sedang


52

berlangsung dengan menggunakan alat praktikum kesetimbangan

benda tegar. Hasil respon siswa pada uji lapangan luas disajikan

pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Data Hasil Respon Siswa pada Uji lapangan luas
Aspek Pernyataan Jumlah Jumlah Rata- Klarifikasi
No Sifa skor setiap skor rata kriteria
t pertanyaan setiap
(+/-) aspek
Keterkaitan 1 + 29 85 0.97 (S)
dengan materi 6 + 28 Setuju
7 + 28
efisiensi alat 2 + 29 141 0.97 (S)
3 + 29 Setuju
4 + 28
5 + 26
8 + 29
Keamanan bagi 9 - 27 54 0.93 (S)
siswa 10 - 27 Setuju
Jumlah skor 280 280 0,95 (S)
Setuju

Hasil respon siswa pada uji lapangan luas seperti Tabel

4.11, menghasilkan rerata skor sebesar 0,95 dengan kategori setuju

(S). Pada uji lapangan luas diperoleh juga data observasi

keterlaksanaan alat praktikum kesetimbangan benda tegar. Data

hasil uji keterlaksanaan berupa daskriptif dari hasil pengamatan

yang disajikan pada Tabel 4.12 berikut.


53

Tabel 4.12 Data Hasil Uji Keterlaksanaan Alat Praktikum Kesetimbangan


Benda Tegar Uji Lapangan Luas

N Indikator Obser Hasil Pengamatan dan Keterlaksanaan


o ver
1 Siswa mampu I Siswa mampu memahami konsep kesetimbangan
memahami konsep dengan bantuan alat praktikum.
kesetimbangan II Ya, siswa mampu memahami konsep
benda tegar kesetimbangan benda tegar dengan bantuan alat
dengan bantuan praktikum.
alat praktikum. III Bisa memahami.
2 Siswa mampu I Siswa mampu memahami konsep torsi dengan
memahami konsep memvariasikan massa yang telah disediakan.
torsi pada alat II Ya, siswa mampu memahami konsep torsi namun
praktikum dengan bantuan penjelasan.
kesetimbangan III Dengan variasi massa dan jarak siswa mampu
benda tegar memahami konsep torsi.
3 Siswa dapat I Siswa bisa menentukan gaya normal dengan
menentukan gaya bantuan meteran yang telah dipasang pada papan.
normal pada titik II Ya, karena secara otomatis muncul pada layar
tertentu. LCD.
III Ya, karena gaya normal muncul pada layar LCD
saat beban diletakkan di papan.
4 Siswa dapat I Ya, namun siswa kesulitan menggunakan
membandingkan persamaan pada analisis data, karena keterangan
hasil praktikum gaya pada tabel dengan analisis data tidak sesuai.
dengan hasil teori. II Ya, hasil percobaan dengan hasil praktikum
menunjukkan hasil yang hampir sama.
III Hasilnya tidak jauh beda.
5 Siswa mampu I Ya, namun ada beberapa siswa masih kebingungan
merangkai alat dalam perangkaian karena gambar pada contoh
praktikum. perangkaian terlalu kecil.
II Ya, kurang dari dua menit.
III Ya, alat mudah dirangkai sesuai panduan
praktikum, alangkah lebih baik gambar rangkaian
diperbesar.
6 Siswa mampu I Ya, mampu mengoprasika alat praktikum sesuai
mengoperasikan dengan panduan praktikum yang telah disediakan.
alat praktikum. II Ya, sesuai dengan panduan praktikum yang mudah
dipahami.
III Ya, sesuai petunjuk langkah kerja pada panduan
praktikum.
54

5. Analisis Data

a. Kualitas Alat Praktikum

Kualitas alat praktikum diperoleh dari hasil penilaian ahli media,

ahli materi, dan guru Fisika. Berikut penjabaran mengenai hasil

penilaian terhadap alat praktikum kesetimbangan benda tegar yang

dilakukan oleh penilai:

1) Ahli Media

Penilaian media pada alat praktikum kesetimbangan benda

tegar dilakukan oleh 2 ahli media dengan klasifikasi penilaian pada

Tabel 4.4. Aspek yang dinilai oleh ahli media yaitu aspek

keakuratan alat praktikum, evisiensi alat, ketahanan alat, dan

keamanan bagi siswa. Hasil keseluruhan rerata skor yang diperoleh

dari penilaian ahli media sebesar 3,81 sehingga memenuhi kategori

penilaian sangat baik (SB) terhadap alat praktikum kesetimbangan

benda tegar.

2) Ahli Materi

Penilaian materi pada alat praktikum kesetimbangan benda

tegar dan panduan praktikum dilakukan oleh 2 ahli materi dengan

klasifikasi penilaian pada Tabel 4.6. Aspek yang dinilai oleh ahli

materi yaitu keterkaitan dengan bahan ajar, nilai kependidikan, dan

keterkaitan materi dengan panduan praktikum. Hasil keseluruhan

rerata skor yang diperoleh dari penilaian ahli materi sebesar 3,66
55

sehingga memenuhi kategori penilaian sangat baik (SB) terhadap

alat praktikum kesetimbangan benda tegar dan panduan praktikum.

3) Guru Fisika

Penilaian guru Fisika pada alat praktikum kesetimbangan

benda tegar dilakukan oleh 1 penilai dengan klasifikasi penilaian

pada Tabel 4.8. Aspek yang dinilai oleh guru Fisika yaitu

keterkaitan dengan bahan ajar, nilai pendidikan, keakuratan alat

praktikum tentang kesetimbangan benda tegar, efisiensi alat,

ketahanan alat, dan keamanan bagi siswa. Hasil keseluruhan rerata

skor yang diperoleh dari penilaian guru Fisika sebesar 3,8 sehingga

memenuhi kategori penilaian sangat baik (SB) terhadap alat

praktikum.

Hasil penilaian alat praktikum yang dilakukan oleh ahli

media, ahli materi, dan guru Fisika dapat ditampilkan pada

Gambar 4.12 berikut:

Perbandingan Hasil Penilaian Ahli dengan Guru


Fisika
Penilaian Ahli dan Guru Fisika

3,81 3,8
3,66

Ahli Media Ahli Materi Guru Fisika

Gambar 4.12 Diagram Hasil Penilaian Alat Praktikum Kesetimbangan


BendaTegar oleh Ahli dan Guru Fisika
56

Gambar 4.12 menunjukkan perbandingan hasil penilaian yang

dilakukan oleh ahli media, ahli materi, dan guru Fisika terhadap alat

praktikum kesetimbangan benda tegar. Penilaian berturut-turut dari

penilaian tertinggi terhadap alat praktikum tersebut adalah penilaian

ahli media, penilaian ahli materi, dan penilaian guru Fisika. Rerata

skor keseluruhan yang diperoleh dari penilaian kualitas alat praktikum

yang dilakukan oleh ahli dan guru Fisika menghasilkan perolehan

sebesar 3,75 dengan kategori alat praktikum kesetimbangan benda

tegar sangat baik (SB).

b. Respon Siswa

Respon siswa dilakukan dalam dua tahap, yaitu uji lapangan awal

dan uji lapangan luas. Ada dua pernyataan dalam respon siswa, yaitu

pernyataan setuju (S) dan tidak setuju (TS). Analisis data dari respon

siswa akan diuraikan pada bagian di bawah ini.

1) Uji lapangan awal

Uji lapangan awal dilakukan kepada 6 siswa dengan

melakukan penyebaran angket yang digunakan untuk merespon

alat praktikum kesetimbangan benda tegar. Klasifikasi hasil respon

siswa pada uji lapangan awal ditunjukan pada Tabel 4.10. Data

hasil respon siswa terhadap alat praktikum kesetimbangan benda

tegar memperoleh rerata skor sebesar 1,00 pada aspek keterkaitan

dengan materi, 0,96 pada aspek efisiensi alat, 0,91 pada aspek

keamanan bagi siswa. Rerata skor keseluruhan yang diperoleh dari


57

hasil respon siswa pada uji lapangan awal menghasilkan perolehan

sebesar 0,96 sehingga memenuhi kategori setuju (S) terhadap

penggunaan alat praktikum kesetimbangan benda tegar dalam

pembelajaran.

2) Uji lapangan luas

Uji lapangan luas dilakukan kepada 29 siswa dengan

klasifikasi hasil respon siswa pada uji lapangan luas ditunjukan

pada Tabel 4.11. Data hasil respon siswa terhadap alat praktikum

kesetimbangan benda tegar memperoleh rerata skor sebesar 0,97

pada aspek keterkaitan dengan materi, 0,97 pada aspek efisiensi

alat, 0,93 pada keamanan bagi siswa. Rerata skor keseluruhan pada

uji lapangan luas menghasilkan perolehan sebesar 0,95 sehingga

memenuhi kategori setuju (S) terhadap penggunaan alat praktikum.

Perbandingan hasil respon siswa pada uji lapangan awal dan uji

lapangan luas dapat ditampilkan pada gambar berikut:

Perbandingan Uji Lapangan Awal dengan Uji


Lapangan Luas
1
0,97 0,97
0,96
uji uji
0,93 lapangan lapangan
0,91
awal luas

keterkaitan efisiensi alat keamanan


dengan bagi siswa
materi

Gambar 4.13Diagram Hasil Respon Siswa pada Uji Lapangan Awal dan Uji
Lapangan Luas
58

Gambar 4.13 menunjukkan perbandingan hasil respon

siswa pada uji lapangan awal dan uji lapangan luas terhadap alat

praktikum kesetimbangan benda tegar. Rerata skor keseluruhan

yang diperoleh dari uji lapangan awal dan uji lapangan luas

menghasilkan perolehan rata-rata 0,95 sehingga memenuhi

kategori setuju (S). Hal ini menunjukan bahwa alat praktikum

kesetimbangan benda tegar dapat diterima dan digunakan dalam

pembelajaran Fisika khususnya materi kesetimbangan benda tegar.

c. Uji Keterlaksanaan

Uji keterlaksanaan dilakukan oleh 3 observer dengan mengamati

penggunaan alat praktikum kesetimbangan benda tegar dalam

pembelajaran. Tabel 4.12 merupakan hasil uji keterlaksanaan siswa

yang dilakukan oleh observer. Indikator pertama observer diminta

untuk mengamati pemahaman siswa terhadap konsep kesetimbangan

benda tegar menggunakan alat praktikum. Observer I, II, dan III

menyatakan bahwa alat praktikum sudah mampu memberikan

kemudahan bagi siswa untuk memahami konsep kesetimbangan benda

tegar.

Indikator kedua yaitu observer diminta untuk mengamati

pemahaman siswa terhadap konsep torsi pada alat praktikum. Observer

I, II, dan III menyatakan bahwa siswa mampu memahami konsep torsi.

Indikator ketiga observer diminta untuk mengamati pemahaman

siswa dalam menentukan gaya normal pada titik tertentu alat


59

paraktikum. Observer I menyatakan bahwa siswa bisa menentukan

gaya normal dengan bantuan meteran yang telah dipasang pada papan,

sedangkan II dan III menyatakan bahwa siswa bisa menentukan gaya

normal dengan bantuan LCD.

Indikator keempat observer diminta untuk mengamati siswa dalam

membandingkan hasil praktikum dengan hasil teori. Observer I

menyatakan bahwa terlaksana namun siswa kesulitan menggunakan

persamaan pada analisis data, karena keterangan gaya pada tabel

dengan analisis data tidak sesuai. Sedangkan observer II dan III

menyatakan bahwa tidak jauh beda antara praktikum dengan teori.

Indikator kelima observer diminta mengamati siswa dalam

kemampuan perangkaian alat praktikum. Observer I menyatakan

bahwa siswa mampu merangkai alat praktikum namun ada 4 siswa

masih kebingungan dalam prangkaian alat, karena gambar pada contoh

perangkaian terlalu kecil. Observer II dan III menyatakan bahwa siswa

mampu merangkai alat praktikum.

Indikator keenam observer diminta mengamati siswa dalam

kemampuan mengoperasikan alat praktikum. Observer I, II, dan III

menyatakan bahwa siswa mampu mengoperasikan alat praktikum

sesuai panduan praktikum yang telah disediakan.


60

B. Pembahasan

1. Produk awal

Produk awal yang dikembangkan merupakan alat praktikum yang

dibuat berdasarkan kebutuhan siswa dari sebuah wawancara oleh

peneliti kepada guru. Penelitian ini menghasilkan sebuah alat

praktikum kesetimbangan benda tegar untuk siswa kelas XI IPA, di

SMA N 2 Sleman. Produk ini dikembangkan dengan output angka

digital yang muncul pada layar LCD sebagai hasil pengukuran yang

dapat digunakan untuk siswa, alat yang dikembangakan berupa titik

tumpu B pada couter/alat pengukur gaya Normal, beban, dan titik

tumpu A. Selain itu alat praktikum dilengkapi dengan panduan

praktikum.

Produk alat praktikum ini disusun sesuai dengan dengan materi

kelas XI IPA semester ganjil, yaitu mencakup materi kesetimbangan

benda tegar. Di dalam alat praktikum terdapat variasi massa beban dan

jarak, sehingga siswa mampu bereksperimen memvariasikan jarak dan

massa beban, harapannya siswa dapat mengetahui gaya yang

diperlukan untuk mencapai titik kesetimbangan secara mandiri, dan

untuk membantu siswa menemukan konsep kesetimbangan benda

tegar, maka alat praktikum dilengkapi panduan praktikum sebagai

pendamping dalam penggunaan alat praktikum.


61

Gambar 4.14 Cover Panduan Praktikum


Secara umum panduan praktikum yang dikembangkan memuat

beberapa bagian, yaitu:

a. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar memuat kompetensi 3.6 yaitu

menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan

momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam

kehidupan sehari-hari dan 4.6 yaitu merencanakan dan

melaksanakan percobaan titik berat dan keseimbangan benda

tegar.

a. Indikator

Indikator yang harus dicapai pada praktikum

kesetimbangan benda tegar adalah melakukan percobaan

kesetimbangan benda tegar, memahami penerapan konsep torsi

pada praktikum kesetimbangan benda tegar, menganalisa data

hasil percobaan kesetimbangan benda tegar, dan menyajikan

hasil percobaan kesetimbangan benda tegar.


62

b. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada saat praktikum adalah

memahami konsep kesetimbangan benda tegar dan konsep

torsi, menentukan gaya yang berada pada titik tertentu, dan

membandingkan hasil praktikum dengan hasil teori.

c. Dasar Teori

Dasar teori mencangkup ringkasan materi kesetimbangan

dan persamaan yang akan digunakan pada saat analisis data

praktikum.

d. Alat dan Bahan

Bagian ini berisi tentang alat dan bahan yang akan

digunakan pada saat praktikum. Berikut ini alat dan bahan yang

digunakan pada saat praktikum yaitu titik tumpu A, massa

beban, titik tumpu B/counter, layar LCD, papan, meteran kabel

data, dan sumber tegangan (power bank).

e. Langkah Kerja

Langkah kerja dibuat agar siswa lebih terarah dalam

menggunakan alat praktikum, selain itu agar tujuan praktikum

dapat tercapai.

f. Analisis Data

Bagian analisis data disediakan tabel untuk siswa

menuliskan data hasil praktikum, selain itu disediakan

persamaan untuk mencari data teori, analisis data ini bertujuan


63

agar siswa mampu membandingkan gaya hasil praktikum

dengan hasil teori.

g. Evaluasi

Evaluasi pada panduan praktikum terdiri dari soal-soal

yang disusun sistematis berdasarkan tujuan dari alat praktikum.

Harapan dari evaluasi ini siswa dapat menyimpulkan garis

besar konsep kesetimbangan benda tegar.

2. Validasi dan Penilaian Produk

a. Validasi Produk

Validasi produk dilakukan dengan melibatkan ahli media

dan ahli materi yang bertujuan untuk memberikan masukan

terhadap kesesuaian alat praktikum dari aspek. Hasil validasi

disajikan pada Tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12 kritik dan saran validator


No Validator Kritik dan Saran
1 I Media 1. Buat alat pembanding kesetimbangan dengan yang tidak
setimbang. ( papan berbahan triplek)
2 II Media 2. Tambahkan stiker untuk tampilan lebih standar
3 I Materi 1. Lengkapi tabel untuk massa 1,2, dan 3.
2. Simbol harus konsisten.
3. Sajikan data untuk membuktikan kebenaran persamaan.

4. Pengambilan data beberapa kali.


5. Berikan ringkasan pokok materi, LKPD diubah menjadi
panduan praktikum.
6. Belum memperhatikan nilai ralat hasil percobaan.
7. Selisih variasi massa jangan terlalu dekat.
8. diberikan kolom kesimpulan.
4 II Materi 9. langkah kerja dibuat runtut
10. Persamaan pada analisis data teori diperbaiki dan
disesuaikan dengan kaidah penulisan persamaan.
64

Beberapa bagian yang telah direvisi antara lain:

1) Membuat papan dari bahan triplek sebagai pembanding ketidak

setimbangan, sesuai saran dari validator yaitu menggunakan

papan triplek 3 mm, papan ini memiliki panjang 0,50 cm dan

lebar 5 cm, namun karena sangat tipis papan ini terjadi

kebengkokan saat diberi massa 100 gr hingga 200 gr,

kebengkokan yang terjadi pada kayu membuat ukuran panjang

kayu menjadi berkurang, hal ini tidak menunjukkan ketidak

setimbangan karena beban tetap dalam keadaan diam,

meskipun mengalami kebengkokan, beban bermassa tidak jatuh

sehingga tidak mengalami perputaran pada papan atau disebut

dengan torsi sama dengan nol, oleh karena itu peneliti

menambahkan beban yang melebihi kapasitas kekuatan titik

tumpu, yaitu beban yang bermassa 1 Kg.

Gambar 4.15 Papan Gambar 4.16 Massa Benda 1kg

Gambar diatas nomor 1 merupakan papan berbahan

dasar tripek dengan ketebalan 3 mm, papan nomor 2

merupakan papan berbahan dasar jati dengan ketebalan 1 cm.


65

2) Pemberian nama tombol dan nama alat pada kit/wadah

menggunakan stiker. Awalnya pemberian nama hanya

menggunakan kertas hvs yang dicetak dengan huruf hitam

putih, sekarang telah diperbaiki dengan menggunakan stiker

berwarna putih dan tinta berwarna hitam.

Gambar 4.17 Tampilan tulisan setelah diperbaiki


Sumber: Dokumentasi peneliti

3) Melengkapi tabel untuk percobaan beban bermassa 100 gr, 150

gr, dan 200 gr. Gambar tabel praktikum terdapat pada

Lampiran 2.3 panduan praktikum.

4) Membenahi simbol pada persamaan panduan praktikum,

peneliti membuat simbol menjadi konsisten. Simbol dapat

dilihat pada lampiran 2.3 panduan praktikum.

5) Membuktikan kebenaran persamaan dengan menampilkan hasil

perhitungan teori dengan hasil praktikum. Hasil perhitungan

terdapat pada panduan praktikum bagian lampiran 2.3.

6) Selain melengkapi tabel untuk percobaan beban bermassa 100

gr, 150 gr, dan 200 gr. peneliti menambahkan tabel agar setiap

massa beban dilakukan percobaan lebih dari satu kali.

7) Memberikan ringkasan pokok materi pada LKPD. Awalnya

peneliti hanya membuat LKPD tanpa ringkasan materi, namun


66

karena saran dari validator yang meminta peneliti untuk

mengganti LKPD menjadi panduan praktikum yang memuat

pokok ringkasan materi, maka peneliti membuat panduan

praktikum disertai pokok materi pada dasar teori. Pokok materi

dapat dilihat pada panduan praktikum bagian Lampiran 2.3.

8) Peneliti menambahkan persamaan untuk mencari nilai ralat

hasil percobaan sesuai pada lampiran 2.3 panduan praktikum.

9) Membuat massa yang selisihnya tidak terlalu dekat. Awalnya

massa beban yang digunakan adalah besi berlubang yang

berukuran 148 gr, 150 gr, dan 212 gr. Setelah melakukan

perbaikan, besi tersebut dipotong sehingga massa berkurang

dan menjadi linear yaitu 100 gr, 150 gr, dan 200 gr.

Gambar 4.18 Tampilan beban setelah diperbaiki


Sumber: Dokumentasi peneliti

10) Awalnya panduan praktikum tidak disertai evaluasi, sehingga

praktikum kurang terarah karena tidak ada kolom kesimpulan.

Namun setelah dilakukan revisi, panduan praktikum telah

dilengkapi soal evaluasi, sehingga praktikan/siswa dapat

membuat kesimpulan dari jawaban soal evaluasi.


67

11) Memperbaiki langkah kerja menjadi lebih runtut. Langkah

kerja praktikum dapat dilihat pada panduan praktikum lampiran

2.3.

12) Memperbaiki penulisan persamaan sesuai saran validator yaitu

menggunakan equation, namun saran dari penilai dengan

menggunakan aplikasi mathtype. Persamaan yang telah

diperbaiki dapat dilihat pada lampiran 2.3 bagian panduan

praktikum.

b. Penilaian produk

Penilaian produk alat praktikum terbagi menjadi tiga tahap,

yaitu penilaian ahli media, penilaian ahli materi, dan penilaian guru

Fisika. Hasil penilaian disajikan pada Tabel 4.13 sebagai berikut:


68

Tabel 4.13 Kritik dan Saran Penilai

No Penilai Saran Perbaikan


1 Penilai I Adaptor yang digunakan harus aman untuk mencegah
Ahli tersengat listrik.
media
Referensi bahan aman bagi kulit.
2 Penilai II Box counter dibuat rapat sehingga meminimalisir
Ahli kemasukan air pada komponen alat praktikum.
media Sekrup load cell diperkuat.
Titik tumpu B diperkuat lagi.
3 Penilai I Penulisan persamaan seharusnya mengunakan mathtype
Ahli agar terlihat rapi.
materi Berikan bukti untuk menjelaskan bahwa ∑ = 0.
Beban yang digunakan sebaiknya linear (148 gr, 150 gr,
152 gr).
Lakukan percobaan minimal lima kali pada setiap beban.
Perhatikan tujuan praktikum.
4 Penilai II Kompetensi dasar diturunkan dalam indikator.
Ahli Mengubah kata yang ada di tujuan pertama praktikum,
materi yaitu yang awalnya “memahami” menjadi “mengetahui”.
Tujuan ketiga diperjelas, apa yang sedang dibangdingkan.
5 Guru Kedepannya alat praktikum ini diproduksi lebih banyak
Fisika untuk pembelajaran siswa.

Beberapa bagian yang telah direvisi antara lain:

1) Adaptornya harus aman, awalnya adaptor memanfaatkan

charger telepon genggam, namun karena saran dari penilai

yang menyatakan kurang aman bagi praktikan maka peneliti

menggunakan sumber tegangan dari power bank, sehingga

mencegah terjadi kecelakaan akibat tersetrum aliran listrik. Di

bawah ini merupakan power bank yang digunakan sebagai

sumber tegangan. Power bank ini dianggap sebagai solusi

terbaik untuk menjaga keselamatan praktikan atau siswa

karena berarus DC, dengan kapasitas 80000 mAh.


69

Gambar 4.19 Sumber tegangan Alat Praktikum


Sumber: Dokumentasi peneliti

2) Penilai menyarankan untuk memberikan reverensi bahan dari

stiker aman bagi kulit, akan tetapi peneliti tidak mendapatkan

spesifikasinnya bahwa stiker aman bagi kulit, namun sejauh

pemakaian peneliti dalam kurun waktu 7 bulan, kulit peneliti

tidak mengalami iritasi maupun terluka.

3) Box pelindung kurang rapat. Awalnya box hanya dilem bagian

penutupnya, setelah dilakukan perbaikan box diberi skrup agar

menambah kerapatan pada box, walaupun box telah diberi

pengancing berupa sekrup, namun tetap saja box tidak boleh

terkena air, karena di dalam box berisi sensor yang tidak boleh

sampai terkena air, apabila terkena air akan berdampak pada

eror atau alat akan mati.

4) Sekrup pada load cell kurang kuat untuk menahan beban

lebih dari 1 kg, karena ketidakkuatan load cell maka peneliti

hanya membatasi pemakaian pada titik tumpu B maksimal 500

gr dan peneliti hanya menyediakan beban massa 100 gr, 150

gr, dan 200 gr. Peneliti tidak menganjurkan menggunakan

beban yang melebihi 500 gr karena kepekaan load cell

terbatas. Apabila beban melampaui batas maksimal, misalnya

saja menggunakan beban bermassa 1 kg, maka akan terjadi


70

ketidaksetimbangan, papan akan jatuh karena titik tumpu tidak

kuat sehingga akan mengalami perputaran.

5) Titik tumpu B perlu diperkuat lagi. Titik tumpu B merupakan

tempat dimana gaya Normal dapat terukur, alas pada titik

tumpu B awalnya hanya dibuat dengan kertas karton saja,

namun setelah dilakukan perbaikan alas pada titik tumpu B

menggunakan material kayu triplek dilapisi dengan skotlet.

6) Memperbaiki penulisan persamaan sesuai saran validator yaitu

menggunakan equation, namun saran dari penilai dengan

menggunakan aplikasi mathtype lebih rapi, oleh karena itu

peneliti menggunakan mathtype. Persamaan yang telah

diperbaiki dapat dilihat pada lampiran 2.3 bagian panduan

praktikum.

7) Memberikan bukti untuk menjelaskan bahwa ∑ = 0 dengan

menambahkan lampiran perhitungan. Bukti dapat dilihat pada

lampiran 2.4.

8) Peneliti tidak melakukan revisi sesuai saran penilai untuk

mengubah massa beban menjadi 148 gr, 150, dan 152 gr,

karena sesuai saran dari validator materi bahwa masaa beban

selisihnya jangan terlalu dekat. Sehingga peneliti tetap

menggunakan massa beban 100gr, 150 gr, dan 200 gr.

9) Menambahkan tabel menjadi 5 kali percobaan pada setiap

massa benda yang telah disediakan.


71

10) Menambahkan indikator pada panduan praktikum, berikut

indikator yang akan dicapai:

a) Melakukan percobaan kesetimbangan benda tegar.

b) Memahami penerapan konsep torsi pada praktikum

kesetimbangan benda tegar.

c) Menganalisa data hasil percobaan kesetimbangan benda

tegar.

d) Menyajikan hasil percobaan kesetimbangan benda tegar.

11) Peneliti tidak mengikuti saran dari penilai untuk mengubah

kata memahami menjadi mengetahui, karena menurut peneliti

memehami berarti telah mengetahui, sedangkan mengetahui

belum tentu memahami.

12) Peneliti memperbaiki tujuan ke tiga dari praktikum, tujuan

praktikum semula membandingkah hasil, diubah menjadi

menbandingkan hasil praktikum dengan hasil teori.

13) Peneliti untuk saat ini belum mengikuti saran dari guru fisika

bahwa alat praktikum diproduksi lebih banyak lagi, karena

peneliti hanya membatasi sampai dengan langkah prosedur

pengembangan ke tujuh yaitu melakukan revisi produk dari

hasil uji lapangan luas.

c. Saran Siswa dan Observer


72

Adapun saran dari siswa dan observer yang dilakukan oleh

peneliti, berikut adalah bagian revisi yang telah dilakukan sesuai

saran siswa dan observer:

a) Logam pada alat ukur meteran dianggap mengganggu

praktikan/siswa dalan membaca alat ukur tersebut.

Meteran yang digunakan adalah meteran jahit, pada

meteran jahit tersebut terdapat logam yang mengganggu

dalam membaca angka pada meteran, sehingga peneliti

mencopot logam tersebut agar tidak mengganggu

praktikan saat membaca angka pada meteran. Gambar 4.19

merupakan penampilan meteran yang masih tertutup

dengan logam sedangkan Gambar 4.20 merupakan

penampilan papan setelah logam dihilangkan

Ganmbar 4.20 Gambar 4.21


Gambar 4.20 Tampilan angka meteran masih tertutup logam.
Gambar4.21 Tampilan angka meteran tanpa tertutup logam Tampilan.

Sumber : dokumentasi peneliti

b) Angka pada meteran terlalu kecil, sehingga peneliti

mengubah menggunakan meteran yang lebih besar

angkanya agar mudah dibaca. Gambar nomor 1 di bawah

ini merupakan penampilan meteran kecil sedangkan nomor

2 merupakan penampilan meteran besar. Namun dalam

penelitian ini bukan berarti meteran kecil tidak dipakai,


73

meteran kecil tetap dimanfaatkan untuk papan triplek

berukuran panjang 50 cm dan lebar 5 cm.

Gambar 4.22 Tampilan nomor 1 meteran kecil dan nomor 2 meteran besar
Sumber: Dokumentasi peneliti

3. Hasil Analisis Data

a. Kualitas Alat Praktikum dan Panduan Praktikum

Kualitas alat praktikum dan panduan praktikum didasarkan pada

penilaian dari dua ahli media, dua ahli materi, dan satu guru Fisika.

1) Ahli media

Skor rata-rata yang diperoleh dari penilaian alat praktikum

kesetimbangan benda tegar oleh ahli media untuk aspek keakuratan

alat praktikum yaitu 3,75. Skor tersebut termasuk kriteria Sangat

Baik (SB). Kemudian untuk aspek efisiensi alat mendapat skor rata-

rata 4, skor tersebut masuk kriteria Sangat Baik (SB). Aspek

ketahanan alat memperoleh skor rata-rata 3,5. Skor tersebut masuk

dalam kriteria Sangat Baik (SB). Aspek terakhir yang dinilai ahli

media adalah keamanan bagi siswa, aspek tersebut memperoleh skor

rata-rata 4 dan termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB).


74

2) Ahli materi

Terdapat tiga aspek yang dinilai oleh ahli materi. Aspek

keterkaitan bahan ajar dan aspek nilai kependidikan sama-sama

memperoleh skor rata-rata 3,75. Skor tersebut termasuk dalam

kriteria Sangat Baik (SB). Kemudian aspek keterkaitan materi

dengan panduan praktikum memperoleh skor rata-rata 3,5.

3) Guru Fisika

Terdapat enam aspek yang dinilai oleh guru Fisika. Aspek

yang pertama yaitu keterkaitan dengan bahan ajar yang memperoleh

skor 4. Skor tersebut termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB).

Aspek kedua dan ketiga yaitu nilai kependidikan dan keakuratan

alat praktikum sama-sama memperoleh skor 3,5. Skor tersebut

termasuk dalam kriteria Sangat Baik (SB). Aspek keempat, kelima,

dan keenam yaitu efisiensi alat, ketahanan alat, dan keamanan bagi

siswa sama-sama memperoleh skor 4. Skor tersebut termasuk dalam

kriteria Sangat Baik (SB).

4) Respon siswa

Berdasarkan hasil respon 6 siswa SMA N 2 Sleman pada uji

lapangan awal, terhadap alat praktikum kesetimbangan benda tegar

diperoleh skor rata-rata untuk aspek keterkaitan dengan materi

sebesar 1, dengan demikian respon siswa dikategorikan Setuju (S).

Pada aspek efisiensi alat memperoleh skor rata-rata 0,96. Skor

tersebut termasuk dalam kategori Setuju (S). Aspek yang terakhir


75

yaitu keamanan bagi siswa memperoleh skor rata-rata 0,91. Skor

tersebut termasuk dalam kategori Setuju (S).

Berdasarkan hasil respon 29 siswa SMA N 2 Sleman pada uji

lapangan luas terhadap alat praktikum kesetimbangan benda tegar

diperoleh skor rata-rata untuk aspek keterkaitan dengan materi dan

aspek efisiensi alat memperoleh skor rata-rata 0,97. Skor tersebut

termasuk dalam kategori Setuju (S). Aspek yang terakhir yaitu

keamanan bagi siswa memperoleh skor rata-rata 0,93, dengan

demikian skor tersebut dikategorikan dalam kategori Setuju (S).

C. Kelebihan dan Kekurangan Alat Praktikum

Alat praktikum memiliki kelebihan, pertama yaitu rata-rata

ketepatan alat dibandingkan dengan teori mencapai . Kelebihan

kedua yaitu alat praktikum dilengkapi dengan power bank sehingga lebih

aman dan tetap bisa melaksanakan praktikum meskipun listrik padam,

kelebihan ketiga yaitu alat praktikum dilengkapi dengan massa beban yang

bervariasi sehingga siswa dapat melakukan eksperimen dengan variasi

massa. Kelebihan keempat yaitu alat praktikum dapat memahamkan konsep

kesetimbangan dan juga konsep torsi kepada siswa, kelebihan kelima pada

alat praktikum kesetimbangan ini dilengkapi kit yang memudahkan bagi

praktikan maupun laboran untuk memindahkan alat praktikum.

Kelemahan alat praktikum kesetimbangan benda tegar adalah alat

tidak diperbolehkan terkena air karena akan memicu kerusakan, kelemahan

kedua yaitu sensor alat praktikum sangat sensitif, oleh karena itu dilarang
76

mengguncang alat terlalu kuat dan dilarang menjatuhkan alat praktikum,

kelemahan yang ketiga yaitu meskipun sudah menggunakan load cell 5 kg,

namun beban massa yang dapat terbaca pada alat praktikum hanya

mencapai , sehingga peneliti menggunakan beban bermassa 100 gr,

150 gr, dan 200 gr. kelemahan keempat yaitu alat praktikum kesetibangan

benda tegar tidak bisa membuktikan bahwa ∑ , hasil dari total torsi

hanya mendekati angka nol.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini

adalah sebagai berikut:

1. Desain alat praktikum yang dikembangkan berupa counter berbasis

Arduino Uno pada materi kesetimbangan benda tegar. Counter

berbasis Arduino Uno dikembangkan melalui prosedur penelitian

pengembangan model R&D (Research and Development) dengan

dibatasi hingga tahapan ke tujuh yaitu main product revision.

2. Kualitas alat praktikum yang dikembangkan berdasarkan penilaian

ahli media memperoleh skor 3,81, ahli materi memperoleh skor 3,66,

dan guru Fisika memperoleh skor 3,8. Ketiga penilaian tersebut

memperoleh kategori Sangat Baik (SB).

3. Berdasarkan respon siswa saat uji lapangan awal maupun uji lapangan

luas terhadap alat praktikum kesetimbangan benda tegar, menunjukkan

respon setuju (S) dengan perolehan skor rata-rata 0,96 dan 0,95. Uji

keterlaksanaan alat praktikum berdasarkan pengamatan observer telah

terlaksana dengan baik.

77
78

B. Saran

1. Saran Pemanfaatan

Produk berupa counter berbasis Arduino Uno diharapkan dapat

digunakan pada kesetimbangan benda tegar di SMA 2 Sleman

sehingga kegiatan dapat dilaksanakan dan mempermudah bagi guru

untuk menjelaskan konsep kesetimbangan.

2. Saran Pengembangan

Penelitian pengembangan ini dibatasi pada tahapan pengembangan

ketujuh yaitu operational product revision sehingga belum sampai

tahapan deseminasi dan implementasi. Peneliti berharap agar tahapan

pengembangan dapat dilanjutkan peneliti lain sampai tahapan

deseminasi dan implementasi sehingga penelitian pengebangan ini

membawa kebermanfaatan yang lebih maksimal.

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa terdapat beberapa

kesulitan dan kekurangan pada yaitu masih terjadi eror pada alat ,

tulisan angka pada LCD seharusnya muncul jelas namun ketika eror

tulisan menjasi kabur, bahkan tidak muncul. Diharapkan peneliti

selanjutnya bisa memperbaiki meminimalisir terjadinya eror pada alat.


81

DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman, dkk. 1990. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannaya. Jakarta: CV. Rajawali.

Arifin Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.


Bandung: PT Remaja.

Arikunto, Suharsimi (1993). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Azhar Arsyad, M.A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Dharwis Dwi Apriliyanti. 2015. Pengembangan Alat Peraga IPA pada Tema
Keterampilan Proses Sains. UNNES Science Education Journal. Vol 4(2)

Dzamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zam. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta. Rineke Cipta.

Edwar, dkk. 2016.Rancang Bangun Timbangan Digital Berbasis Sensor Beban 5


Kg Menggunakan Mikrokontroler Atmega328. Positron. Vol. VI(1) 23 - 28

Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://www.pengertianku.net/2014/12/inilah-pengertian-alat-peraga-dan-menurut-
para-ahli.html. Diakses pada tanggal 23 Maret 2019.

Istiana. 2019. Pembelajaran Berbasis Konteks dan Kreativitas. Yogyakarta: Budi


Utama

Miarso, Yusuf Hadi. 2004. Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan. Jakarta:


Prenoda Media

Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 35 tahun 2010. Petunjuk Teknis


Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredirtnya. Jakarta:
Dediknas
82

Prasetyarini. 2013. Pemanfaatan Alat Peraga IPA untuk Peningkatan Pemahaman


Konsep Fisika pada Siswa SMP Negeri 1 Bulupesantren Kebumen Tahun
Ajaran 2012/2013. Vol 2(1): 7-8.

Prasetyo, dkk. Pengembangan Alat Praktikum Refraktometer untuk Meningkatkan


keterampilan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal Of
Inovative. Science Education. Vol 4 no 2.

Priskila, dkk. Rancang Bangun Timbangan Digital Dengan Kapasitas 20Kg


Berbasis Microcontroller ATMega853. E-Journal Teknik Elektro dan
Komputer 2017. Vol 6 (1)

Resnick, Halliday. 1985. PHYSICS, 3rd Edition. Bandung: Departemen Fisika


Institut Teknologi Bandung.

Setiawardhana, Dkk. 2016. 19 Jam Belajar Cepat Arduino. Jakarta: Bumi Aksara

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Tegeh, Made Dkk.2014. Model Penelitian Pengembangan. Yokyakarta: Graha


Ilmu.

Woolno Woolnough, B., dan Allsop, T., (1985) Practical Work In Science,
Cambridge University Press, Cambridge.ugh dan Allsop.

Young , H. D. & Freedman, R. A. (2002). Fisika Universitas jilid I. Jakarta :


Erlangga.

Yusufhadi Miarso. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:


Prenada Media.
83

LAMPIRAN 1

Lampiran 1.1 Identitas Validator

Lampiran 1.2 lembar Validasi Instrumen, Ahli Media, dan Ahli Materi

Lampiran 1.3 Identitas Penilai

Lampiran 1.4 Lembar Penilaian Instrumen, Ahli Materi, Ahli Media, dan Guru.

Lampiran 1.5 lembar Identitas Responden

Lampiran 1.6 Lembar Respon Siswa

Lampiran 1.7 Identitas Observer

Lampiran 1.8 Lembar Uji Keterlaksanaan


84

Lampiran 1.1 Identitas Validator

Nama Instansi Peran Bidang Keahlian


Endang UIN Sunan Validator Dosen PGMI
Sulistyawati Kalijaga Instrumen
(Validator
instrumen)

Dr. Widayanti, UIN Sunan Validator Fisika


Msi Kalijaga Media

Dr. Yuli Priyanti UST Validator (Fisika)Pengukuran,


M.Pd Media Penelitian, dan
evaluasi pendidikan

Anis Yuniati, UIN Sunan Validator Ilmu Fisika


Ph.D Kalijaga Materi

Dr. Winarti, UIN Sunan Validator Fisika


M.Pd.Si Kalijaga Materi
85

Lampiran1.2 Lembar Validasi Instrumen, Ahli Media, dan Ahli Materi


1. Lembar Validasi Ahli Instrumen
86

2. Lembar Validasi Ahli Media


a. Validator I
87
88

b. Validator II
89
90

3. Lembar Validasi Materi


a. Validator I
91
92
93

b. Validator II
94

Lampiran 1.3 Identitas Penilai


Nama Instansi Peran Bidang
Keahlian
Andi, M. Sc UIN Sunan Penilai Fisika
( Penilai Materi) Kalijaga Materi

Lusi Nanda, S. Pd SMK Penilai Fisika


(Penilai Materi) Muhhamadiyah Materi
Pakem

Win Indra UIN Sunan Penilai Fisika


Gunawan, S.Si Kalijaga Media
(Penilai Media)

Much Amirul UII Penilai Laboran


Yahya Media mekalika
rekayasa dan
struktur
Dra. Maesarini SMA N 2 Sleman Penilai Fisika
Guru
95

Lampiran 1.4 Lembar Penilaian Instrumen, Ahli Media, Ahli Materi, dan guru
Fisika
1. Lembar Penilaian Ahli Media
a. Penilai I
96
97
98
99

b. Penilai II
100
99

2. Penilaian Ahli Materi


a. Penilai I
100
101
102
103

b. Penilai II
104
105
106

3. Penilaian Guru
107
108
109
110
111
112
113

Lampiran 1.5 lembar Identitas Responden

1. Identitas Responden Uji Terbatas


Nama Kelas
Adytia N Fadillah XI IPA 1
Vina Herliana XI IPA 1
Reihansyah Maulana XI IPA 1
Daffa Faiza XI IPA 1
Abrar Dabit Acarya XI IPA 1
Fauzizah Fitria Rizqi XI IPA 1
114

2. Identitas Responden Uji Luas


Nama Kelas
Adinda Khansa Nabila Riskya Putri XI IPA 2
Ansa Salsabila Rismawati XI IPA 2
Amelia Yunita XI IPA 2
Apri Dwi Lestari XI IPA 2
Asri Rokhimawati XI IPA 2
Audia Nuriasari XI IPA 2
Desinta Fitrianingsih XI IPA 2
Devi Fatma Gandini XI IPA 2
Eva Khusnul A. XI IPA 2
Farrel Nayotama Triwibowo XI IPA 2
Fuji Alda Suryani XI IPA 2
Hagel Revridsono Rudiyanto XI IPA 2
Hanifah Dhiva Afi Fadillah XI IPA 2
Luthfiana Eka Anjani XI IPA 2
Luthfiana Krisna Putri XI IPA 2
Muhammad Nur Huda XI IPA 2
Muhammad Arif Fathoni XI IPA 2
Muhammad Fahrul Eka Saputra XI IPA 2
Muhammad Hafidz Arriza Ramadhan XI IPA 2
Muhammad Iqbal Fathurrohman XI IPA 2
Nadiana Putri XI IPA 2
Naufal Faiq Azhar XI IPA 2
Nayaka Rafif Sutprawira XI IPA 2
Novi Indriawati XI IPA 2
Rama Aditya Setiawan XI IPA 2
Reyhan Arya Luki Saputra XI IPA 2
Riswari Setyo Nugraheni XI IPA 2
Rizky Amalia Kusuma XI IPA 2
Sausandra Putri Noffa XI IPA 2
115

Lampiran 1.6 Lembar Respon Siswa


1. Lembar Respon Siswa Uji Terbatas
116

2. Lembar Respon Siswa Uji Luas


117

Lampiran 1.7 Identitas Observer


Nama Jurusan
Farchan Oktavianto Pribadi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga
Mirta Nuziani Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga
Atika Zulfi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga
118

Lampiran 1.8 Lembar Uji Keterlaksanaan


1. Lembar observer I
119
120

2. Observer II
121
122

3. O bserver III
123
124

LAMPIRAN 2

Lampiran 2.1 Gambar Alat Praktikum

Lampiran 2.2 Gambar Kit/Wadah

Lampiran 2.3 Gambar Panduan Praktikum

Lampiran 2.4 Hasil Analisa Data

Lampiran 2.4 Gambar Foto Responden Uji Lapangan Awal

Lampiran 2.5 Gambar Foto Responden Uji Lapangan Luas

Lampiran 2.6 Gambar Surat Penelitian

Lampiran 2.7 Pemograman


125

Lampiran 2.1 Gambar Alat Praktikum

Lampiran 2.2 Gambar Kit/Wadah


126

Lampiran 2.3 Gambar Panduan Praktikum


127

DAFTAR ISI

A. Kompetensi Inti ............................................................................. 2

B. Kompetensi Dasar ......................................................................... 2

C. Indikator ........................................................................................ 3

D. Tujuan ............................................................................................ 3

E. Dasar Teori .................................................................................... 3

F. Alat dan Bahan .............................................................................. 5

G. Gambar Rangkaian Alat Praktikum .............................................. 5

H. Langkah Kerja ............................................................................... 6

I. Analisa Data .................................................................................. 7

J. Evaluasi ....................................................................................... 13

Daftar Pustaka ............................................................................. 14

Biografi ........................................................................................ 15
128

Panduan Praktikum Kesetimbangan Benda Tegar

Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
129

A. Kompetensi Dasar

3.6. Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan


momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam
kehidupan sehari-hari.
4.6. Merencanakan dan melaksanakan percobaan titik berat dan
keseimbangan benda tegar.
Indikator

1. Melakukan percobaan kesetimbangan benda tegar.


2. Memahami penerapan konsep torsi pada praktikum
kesetimbangan benda tegar.
3. Menganalisa data hasil percobaan kesetimbangan benda
tegar.
4. Menyajikan hasil percobaan kesetimbangan benda tegar.
Tujuan

1. Memahami konsep kesetimbangan benda tegar dan


konsep torsi.
2. Menentukan gaya yang berada pada titik tertentu.
3. Membandingkan hasil praktikum dengan hasil teori.
Dasar Teori

Jumlah vektor dari gaya-gaya yang bekerja adalah nol


ΣF  0 (Young & Freedman, 2002: 326). Ketika gaya di
keseluruhan bagian dari sistem tersebut bernilai nol maka
disebut sebagai syarat pertama yang didasari pada hukum
pertama Newton. Syarat kedua benda mengalami
kesetimbangan yaitu benda harus tidak memiliki kecenderungan
untuk berputar atau berotasi. Syarat kedua didasari pada hukum
gerak rotasi, Στ  0 (Young & Freedman, 2002: 327).
130

Saat terjadi kesetimbangan, benda hanya mengalami satu


gaya yang bekerja yaitu gaya beratnya. Karena gaya berat tidak
terjadi hanya pada satu titik melainkan di setiap titik, maka
perlu diasumsikan salah satu titik sebagai pusat massa. Pusat
massa yaitu satu titik dimana semua massa benda seolah-olah
terkosentrasi di titik tersebut (Mulyanto, 2012: 245). Nilai
percepatan gaya gravitasi yang berbeda pada setiap ketinggian
juga diasumsikan sama pada tiap ketinggian karena pada
fenomena alat peraga ini memiliki ketinggian yang hampir
sama.
Sebuah benda bermassa mi dan berat wi = mig. Jika
partikel tersebut mengacu titik origin dan memiliki vektor posisi
ri maka vektor torsi τ dari berat w adalah
τ  ri  wi  ri  mig
(1)
total torsi yang bekerja akibat gaya gravitasi adalah

τ  r  m g  r  m g 
1 1 2 2

(2)
Fenomena kesetimbangan benda tegar terjadi di sekitar
kita. Salah satu fenomena kesetimbangan benda tegar yaitu
terjadi pada jembatan. Jembatan yang dimaksud disini ialah
jembatan yang terdiri dari satu jalan penghubung antar sisi dan
dua buah penyangga di masing-masing ujungnya. Mengkaji
secara teori, untuk mengetahu salah satu gaya normal yang
bekerja di salah satu sisi, maka sisi yang lain dianggap sebagai
pusat koordinat sistem sehingga gaya torsi yang bekerja adalah
0
τA  0
(3)
Berdasarkan persamaan 2, maka persamaan 3 dapat
dijabarkan menjadi
131

rB  N B  r1 x m1 g  r2 x m2 g 
(4)
Subtitusikan rB ke ruas kanan untuk memperoleh nilai gaya
normal
r1  m1 g  r2  m2 g 
NB 
rB
(5)
Nilai gaya normal adalah negatif, hal ini menunjukkan
bahwa arah gaya normal berbanding terbalik dengan gaya berat
benda. Pada kasus khusus ketika total pusat gaya berat berada
pada maka gaya normal yang dihasilkan tiap sisi adalah
sama.
(6)
Alat dan Bahan

a. Titik tumpu A
b. Titik tumpu B (counter)
c. Beban bermassa 100gr, 150 gr, 200 gr, dan 1 kg
d. Kabel USB
e. Papan
f. Sumber Tegangan (power bank)
132

Gambar Rangkaian Alat Praktikum


3
3
1 2
4

5 6 7
Gambar 1. Alat praktikum kesetimbangan benda tegar
Keterangan:
1. Titik tumpu A
2. Massa beban
3. Titik tumpu B/timbangan/counter.
4. Layar LCD
5. Papan
6. Meteran
7. Kabel data

Langkah Kerja

1. Baca basmallah terlebih dahulu.


2. Hidupkan counter dengan cara hubungkan counter dengan power
bank melalui kabel USB.
3. Rangkailah titik tumpu A, papan, dan juga counter seperti pada
gambar di bawah ini.(letakkan ujung papan yang bergaris putih
pada titi tumpu A dan B.
133

A B

Gambar 2 Rangkaian alat praktikum kesetimbangan benda tegar

4. Setelah alat terangkai, tekan tobol reset. Pastikan counter


menyala dalam kondisi menunjukkan angka nol.
5. Ambilah beban 100 gr, letakkan beban pada papan jarak 10 cm
dari titik tumpu A. (lakukan sebanyak 5 kali percobaan untuk
massa dan jarak yang sama).
6. Catat gaya yang mucul pada layar LCD, di lembar tabel.
7. Ambilah beban 100 gr, letakkan beban pada papan jarak 20 cm
dari titiktumpu A. (lakukan sebanyak 5 kali percobaan untuk
massa dan jarak yang sama).
8. Catat gaya yang mucul pada layar LCD, di lembar tabel.
9. Ambilah beban 100 gr, letakkan beban pada papan jarak 30 cm
dari titik tumpu A. (lakukan sebanyak 5 kali percobaan untuk
massa dan jarak yang sama).
10. Catat gaya yang mucul pada layar LCD, di lembar tabel.
11. Ulangi langkah 5-10 untuk massa beban 150 gr dan 200 gr.
134

12. Ambilah massa 1 Kg letakkan pada papan jarak 10 cm dari titik


tumpu A, amati apa yang terjadi. Berikan penjelasan pada lembar
kesimpulan!
13. Lepaslah kabel dari power bank dan counter.
14. Kembalikan alat praktikum pada wadah/kit yang telah
disediakan.
15. Praktikum selesai, bacalah hamdallah.

Analisis Data

 Gravitasi : 9,8 m/s2


 Massa papan : diabaikan
 Panjang papan : 0,5 m
 r papan : 0,25 m

a) massa 100 gr (dengan jarak = 10 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya Normal Gaya Normal % Ketepatan
Beban (Praktikum) (Teori)
0,10 Kg 1.
2.
3.
4.
5
̅
135

b) massa 100 gr (dengan jarak = 20 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!

Massa Gaya (Praktikum) Gaya Normal % Ketepatan


Beban (Teori)
0,10 Kg 1.
2.
3.
4.
5.
̅

c) massa 100 gr (dengan jarak = 30 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya Normal Gaya Normal % Ketepatan
Beban (Praktikum) (Teori)
0,10 Kg 1.
2.
3.
4.
5.
̅

d) massa 150 gr (dengan jarak = 10 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Beban Gaya Normal Gaya Normal % Ketepatan
(Praktikum) (Teori)
0,15 Kg 1.
2.
3.
4.
5
̅
136

e) massa 150 gr (dengan jarak = 20 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Beban Gaya Normal Gaya Normal % Ketepatan
(Praktikum) (Teori)
0,15 Kg 1.
2.
3.
4.
5.
̅

f) massa 150 gr (dengan jarak = 30 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!

Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) % Ketepatan


Beban
0,15 Kg 1.
2.
3.
4.
5.
̅

g) massa 200 gr (dengan jarak = 10 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) % Ketepatan
Beban
0,20 Kg 1.
2.
3.
4.
5
̅
137

h) massa 200 gr (dengan jarak = 20 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!

Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) % Ketepatan


Beban
0,20 Kg 1.
2.
3.
4.
5.
̅

i) massa 200 gr (dengan jarak = 30 cm dari titik tumpu A


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) % Ketepatan
Beban
0,20 Kg 1.
2.
3.
4.
5.
̅
138

Analisis Data Teori

1. Timbangan = Titik B

2. τA = 0

3. τB = τPapan τBeban

Untuk mencari gaya normal teori menggunakan persamaan


berikut:

Untuk mencari nilai ralat dari gaya normal menggunakan cara


sebagai berikut:
̅
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
Untuk mencari ketepatan dan akurasi antara hasil teori dengan
praktikum:

( )

Akurasi
Keterangan
- A = torsi di titik A (mN)
- t = torsi di titik timbangan (mN)
- N = gaya normal (N)
- ̅ = gaya normal rata-rata (N)
- = nilai ralat gaya normal
- rp = jarak papan ke titik A (m)
- rb = jarak beban ke titik A (m)
- rt = jarak timbangan ke titik A (m)
- g = gravitasi (9,8 m/s2)
139

- mp = massa papan (kg)


Saat terjadi kesetimbangan,
- mb = massa
bendabeban
hanya (kg)
mengalami satu
gaya yang bekerja yaitu gaya
beratnya.

J. Evaluasi diri:
1. Berdasarkan hasil praktikum, apa yang dimaksud dengan kesetimbangan?
2. Apa yang terjadi pada papan jika titik tumpu B dihilangkan? Apakah papan akan
mengalami perputaran? Jelaskan!
3. Apa yang terjadi pada gaya jika massa dijauhkan dari titik tumpu A dan mendekati
titik tumpu B?
4. Apa yang terjadi pada gaya jika massa beban di perbesar?
5. Apa yang terjadi ketika beban 1 Kg diletakkan pada papan? Beri penjelasan!
6. Tuliskan hasil perhitungan ketepatan dan akurasi alat praktikum!

Jawab :
1.

2.

3.

4.

5.

6.
140

DAFTAR PUSTAKA

Mulyanto. 2012. Fisika Umum I Cetakan Pertama Edisi Kedua Tanggerang:


Universitas Terbuka.

Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2002. Sears dan Zemansky Fisika
Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Diterjemahkan oleh Endang
Juliastuti. Jakarta: Erlangga.
141

BIOGRAFI

o Nama : Kaswarsih Mulia Ramadhani.


o NIM : 15690015.
o Tempat lahir : Yogyakarta.
o Tanggal lahir : 22 Januari 1997.
o Alamat : Dusun Turi RT/RW 01/27, Donokerto Turi Sleman,
Yogyakarta.
o Status : Mahasiswa.
o Motto : Selesaikan pekerjaan, liburan belakangan.
142

Lampiran 2.4 Hasil Analisa Data


a) Analisis Data

 Gravitasi : 9,8 m/s2


 Massa papan : diabaikan
 Panjang papan : 0,5 m
 r papan : 0,25 m
a. massa 100 gr (dengan jarak = 10 cm dari titik tumpu A)
Laku kan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya Normal Gaya Normal %
Beban (Praktikum) (Teori) Ketepatan
0,10 Kg 0,18 N
0,18 N
0,19 N
0,20 N
0,20 N
̅ 0,19 N

b. massa 100 gr (dengan jarak = 20 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) %
Beban Ketepata
n
0,10 Kg 0,39 N
0,40 N
0,39 N
0,39 N
0,38 N
̅ 0,39 N
c. Massa 100 gr (dengan jarak = 30 cm dari titik tumpu A)
Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) %
Beban Ketepata
n
0,10 Kg 0,58 N
0,58 N
0,58 N
0,58 N
0,58 N
̅ 0,580 N
143

d. massa 150 gr (dengan jarak = 10 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) %
Beban Ketepatan
0,15 Kg 0,29 N
0,29 N
0,30 N
0,29 N
0,28 N
̅ 0,29 N

e. massa 150 gr (dengan jarak = 20 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) %
Beban Ketepatan
0,15 Kg 0,58 N
0,58 N
0,57 N
0,58 N
0,59 N
̅ 0,58 N

f. massa 150 gr (dengan jarak = 30 cm dari titik tumpu A)


Lakukan pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) %
Beban Ketepatan
0,15 Kg 0,89 N
0,89 N
0,87 N
0,87 N
0,88 N
̅ 0,88 N
144

g. massa 200 gr (dengan jarak = 10 cm dari titik tumpu A) Lakukan


pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) %
Beban Ketepatan
0,20 Kg 0,39 N
0,39 N
0,39 N
0,39 N
0,39 N
̅ 0,39 N

h. massa 200 gr (dengan jarak = 20 cm dari titik tumpu A) Lakukan


pengambilan data sebanyak 5 kali!
Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) %
Beban Ketepatan
0,20 Kg 0,78 N
0,78 N
0,77 N
0,78 N
0,78 N
̅ 0,778 N

i. massa 200 gr (dengan jarak = 30 cm dari titik tumpu A) Lakukan


pengambilan data sebanyak 5 kali!

Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori) %


Beban Ketepatan
0,20 Kg 1,17 N
1,17 N
1,17 N
1,17 N
1,17 N
̅ 1,170 N
145

Analisis Data Teori

4. Timbangan = Titik B

5. τA = 0
6. τB = τPapan τBeban

Untuk mencari gaya normal teori menggunakan persamaan berikut:

Untuk mencari nilai ralat dari gaya normal menggunakan cara sebagai
berikut:
̅
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
Untuk mencari ketepatan dan akurasi antara hasil teori dengan praktikum:
( )
Akurasi
Keterangan
- A = torsi di titik A (mN)
- t = torsi di titik timbangan (mN)
- N = gaya normal (N)
- ̅ = gaya normal rata-rata (N)
- = nilai ralat gaya normal
- rp = jarak papan ke titik A (m)
- rb = jarak beban ke titik A (m)
- rt = jarak timbangan ke titik A (m)
- g = gravitasi (9,8 m/s2)
- mp = massa papan (kg)
- mb = massa beban (kg)
146

1. Massa 100 gr (dengan jarak = 10 cm, 20 cm, dan 30 cm dari titik tumpu
A)

N
̅

0,19 N
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
̅
=
0,08 N
( )

97,43%

0,39 N
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
=
0,04 N
( )

99,48 %
147

0,590 N
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
=
0N
( )

99,65%

2. Massa 150 gr (dengan jarak = 10 cm, 20 cm, dan 30 cm dari titik tumpu
A)

N
̅

0,290 N
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
̅
=
0,04 N
( )
148

N
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
̅
=
0,04 N
( )

99,2%

N
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
̅
=
0,08 N
( )

99,77%
149

3. Massa 200 gr (dengan jarak = 10 cm, 20 cm, dan 30 cm dari titik tumpu
A)

N
̅

N
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
̅
=
0N
( )

99,48%

N
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
̅
=
0,002 N
( )

99,23 %
150

1,170 N
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
=
=
0N
( )

99,66%
151

Lampiran 2.5 Pembuktian Syarat Kesetimbangan

Syarat kesetimbangan adalah total gaya sama dengan nol dan total torsi

sama dengan nol. Pembuktian dilakukan untuk membuktikan bahwa alat

praktikum bisa menjelaskan konsep kesetimbangan benda tegar sesuai syarat

tersebut.

Peneliti membuktikan dengan menggunakan data penelitian massa 100 gr

(dengan jarak = 20 cm dan 30 cm dari titik tumpu A). Hasil perolehan data

penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Massa Gaya (Praktikum) Gaya (Teori)

Beban Jarak 20 Jarak 30 Jarak 20 Jarak 30

cm cm cm cm

0,10 Kg 0,39 N 0,58 N N 0,580 N

0,40 N 0,58 N

0,39 N 0,58 N

0,39 N 0,58 N

0,38 N 0,58 N

̅ 0,390 N 0,580 N

Pemilihan jarak 20 cm dan 30 cm dikarenakan letak tersebut jaraknya

seimbang yaitu 10 cm dari titik tumpu A dan titik B, berkut ini gambar ilustrasi

jarak massa benda yang diletakkan pada papan meteran:


152

Nb
NB

Wb

Gambar 1.1 ilustrasi beban jarak 20 cm dari titi tumpu untuk membuktikan total gaya sama

dengan nol

NA NB

Wb

Gambar 1.2 ilustrasi beban jarak 30 cm dari titi tumpu untuk membuktikan total gaya sama

dengan nol.

NA merupakan gaya Normal di titik tumpu A dan NB merupakan gaya

normal di titik tumpu B. Gambar diatas adalah ilustrasi letak beban 0,1 kg pada
153

sebuah papan, ketika beban diletakkan 20 cm dari titik tumpu A maka gaya

Normal yang terbaca sebesar 0,39 N dan ketika beban 0,1 kg diletakkan pada

jarak 30 cm dari titik tumpu A maka gaya normal yang terbaca 0,59 N. Wb

merupakan gaya berat beban yang menggunakan massa beban 0,1 kg dikalikan

dengan percepatan gravitasi 9,8 m/s2.

Selanjutnya untuk membuktikan bahwa , maka peneliti

menggunakan persamaan ∑ , rb merupakan jarak beban dari titi

tumpu A, Wb merupakan gaya berat beban yang menggunakan massa 0,1 kg

dikalikan dengan percepatan gravitasi 9,8 m/s2. Sedangkan merupakan jarak

titik tumpu B dari titik tumpu A dan Nb merupakan gaya Normal yang terbaca

pada titik tumpu B.


50 cm

NB

Wb

Gambar 1.3 ilustrasi beban jarak 20 cm dari titi tumpu untuk membuktikan total torsi sama

dengan nol
154

Gambar diatas merupakan ilustrasi jika beban 0,1 kg yang diletakkan pada

sebuah papan dengan jarak 20 cm dari titik tumpu A maka akan diperoleh nilai

NB pada counter .

∑ ( )

Total torsi pada alat praktikum tidak bisa membuktikan bahwa hasilnya

sama denga nol, total torsi menunjukkan hasil 0,01, ada selisih 0,01. Perbedaan ini

terjadi karena angka alat dari praktikum selalu berubah-ubah dan angkanya tidak

sama persis dengan hasil perhitungan teori, namun hasil tersebut telah mendekati

hasil yang diharapkan.


155

Lampiran 2.6 Gambar Foto Responden Uji Lapangan Awal

Lampiran 2.7 Gambar Foto Responden Uji Lapangan Luas


156

Lampiran 2.8 Gambar Surat Penelitian


157

Lampiran 2.9 Pemograman

#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include "HX711.h"
#define NB_ECHANTILLON 10
//uint32 index_average=0;
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F,16,2);
HX711 scale( 3, 2);
float resultat[NB_ECHANTILLON];
float calibration_factor = -22660;

//const int buttonPin = 4; //d0


//int buttonState = 0;
//const int ledPin = 5; //d1 led indikator reset

void setup() {
// setup serial port
lcd.init();
lcd.backlight() ;
lcd.begin(16,2);
Serial.begin(9600);
scale.read();
scale.set_scale(calibration_factor);
scale.tare();
yield();

{{
158

lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Kesetimbangan ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" Benda Tegar ");
delay (2000);
/*for(i=0;i<16;i++){
lcd.scrollDisplayLeft();
delay(450);}
}
lcd.clear();} */
//{{
//int j;
//lcd.setCursor(1,0);
//lcd.print(" Pendidikan Fisika ");
//lcd.setCursor(0,1);
//lcd.print(" Kaswarsih ");
//for(j=0;j<16;j++){
//lcd.scrollDisplayLeft();
//delay(450);}
}
lcd.clear();}

//pinMode(buttonPin, INPUT);
//pinMode(ledPin, OUTPUT);
//digitalWrite(2, HIGH);
}

//long lastMsg = 0;
void loop() {
//{buttonState = digitalRead(buttonPin);
//if (buttonState == HIGH) {
//resetbeban();
//lcd.clear();
//}}
//program timbangan
float load;
int massa;
float berat;
//uint8 n;

load=scale.get_units(10);
if (load < 0)
{
load = 0.000;
}
159

massa=(load*100*0.6643+0.44569)
;berat=(massa*9.8/1000);

lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(massa);
lcd.print(" gram ");

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(berat);
lcd.print(" Newton ");

Serial.print(massa);
Serial.println(" gram");

Serial.println("=======================================
===");
Serial.print(berat);
Serial.println(" Newton");

Serial.println("=======================================
===");

delay(100);
}

/* void resetbeban(){
scale.read();
scale.set_scale(calibration_factor);
scale.tare();
yield();
digitalWrite(ledPin, LOW);
delay(600);
digitalWrite(ledPin, HIGH);
}*/

Anda mungkin juga menyukai