Baharuddin menyatakan bahwa psikologi Islam adalah ilmu yang membicarakan tingkah laku manusia berdasarkan cara pandang Islam tentang manusia dalam bertingkah laku ketika berhubungan dengan diri, lingkungan, dan tuhannya. B. Psikologi Manusia dalam Al-Qur’an Al-Qur’an sering menyebutkan manusia dengan insan (makhluk psikologis), basyar (makhluk umum minus karakteristik), bani adam (biologi). Manusia menurut Al-Qur’an berada pada dua dimensi yang bertentangan sehingga manusia dapat berjiwa besar, sportif, siap memberi, dan pemberani sementara yang lain berjiwa kecil, curang, penakut, putus asa dan lari dari tanggung jawab. C. Sistem Kerja Nafs 1. Akal. Aqala artinya mengikat, tapi secara umum didefinisikan sebagai potensi yang disiapkan untuk menerima pengetahuan. 2. Hati Nurani. Nuraniyyun berarti cahaya, secara umum dimaknai sebagai cahaya hati yang sifatnya menerangi. 3. Hawa Nafsu. Nebgandung artinya kecenderungan syahwat yang mengandung arti turun dari atas ke bawah. 4. Syahwat. Mufrad artinya seksual, jamaknya syahwat berhubungan dengan pikiran-pikiran tertentu sehingga ungkapan syahwat dihubungkan dengan keinginan manusia terhadap kelezatan dan kesenangan. 5. Qalb. Dalam bahasa arab berarti jantung. Namun secara lughawi memiliki makna bolak-balik sehingga sifat hati manusia itu sering tidak konsisten. D. Karakter Psikologis dalam Islam Dalam diri manusia terdapat berbagai karakter yang terdiri atas karakter hewan, karakter binatang buas, dan karakter malaikat: 1. Kebahagiaan hewan terletak pada makan, minum, dan bersenggama. 2. Kebahagiaan hewan buas terletak pada penghantaman dan terkaman. 3. Kebahagiaan setan terletak pada tipu daya, kejahatan, dan pengelabuhan 4. Kebahagiaan malaikat terletak pada persaksian kepada kehadirat tuhannya. E. Persentuhan Agama dengan Psikologi 1. Periode pertama Psikologi sebagai sains dimulai sekitar 1879 ketika Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Leipzig di Jerman yang digunakan untuk menganalisis tingkah laku manusia dan binatang melalui metode eksperimen. Ciri utamanya adalah perkembangan psikologi secara observasi dan eksperimen. Lalu perhatian utamanya ialah tingkah laku manusia secara umum. 2. Periode kedua Ciri utamanya adalah usaha-usaha dari para psikolog untuk mengkaji dan menafsirkan perilaku beragama berdasarkan konsep dan teori psikologi. Tiga tokoh psikologi agama adalah Edwin Diller, James H. Luba, dan William James. Dimulai dan diawali oleh Edwin Diller di tahun 1899. 3. Periode ketiga Periode ini menjadi periode kemerosotan hubungan agama dengan psikologi artinya para psikolog tidak mengerahkan perhatiannya pada perilaku beragama. Hal ini disebabkan oleh 2 faktor : - Pertama, psikolog cenderung semakin positivistik dan behavioristik. - Kedua, para ahli agam memanfaatkan situasi itu untuk membentengi iman umatnya dengan cara menjauhkan diri dan menolak temuan sains modern. 4. Periode keempat Periode ini pengembangan psikoogi mengarah pada usaha-usaha untuk menjadikan nilai, buadaya, dan agama sebagai objek kajian psikologi. Sekaligus sebagai sumber inspirasi pembangunan teori-teori psikologi.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita