Anda di halaman 1dari 18

MEMORI

PENINJAUAN KEMBALI
atas

PERMOHONAN PENINJAUAN
KEMBALI
terhadap
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG
Nomor: 672 K/PDT/2006
tertanggal 19 September 2006
jo.
PUTUSAN PENGADILAN TINGGI JAKARTA
Nomor: 182/PDT/2005/PT.DKI
tertanggal 6 Juni 2005
jo.
PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT
Nomor: 346/PDT.G/2003/PN.JKT.BAR
tertanggal 13 Mei 2004

Untuk dan Atas Nama


PENNIUS SINURAT

pada
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
melalui
PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT
Jakarta, 24, Oktober 2013

Kepada Yth.,
KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
Jl. Medan Merdeka Utara No. 9-13
Jakarta Pusat,-

Melalui

Yth.,
KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT
Jl. Letjend. S. Parman No. 71
Jakarta Barat,-

Dengan hormat,

Perkenankan kami, TOMSON SITUMEANG, S.H.; MANGEMBANG HUTASOIT,


S.H.; dan DEDY RONALD GULTOM, S.H., Para Advokat / Advokat Magang
berkantor di Law Firm “RB SITUMEANG & PARTNERS”, beralamat di
Jalan Hayam Wuruk No. 103-104, Jakarta Barat, 11160, Telp. 021-
6012554, Fax. 021-6295185, Website: www.rbsitumeanglawfirm.com,
dalam hal ini bertindak berdasarkan Surat Kuasa Khusus No.
033/RBS-SK/VIII/2013, tertanggal 2 Agustus 2013 (terlampir),
untuk dan atas nama PENNIUS SINURAT, yang beralamat di Jl. Kepa
Duri No. 31 RT./RW. 006/004, Desa Duri Kepa, Kecamatan Kebon
Jeruk, Jakarta Barat, untuk selanjutnya disebut PEMOHON
PENINJAUAN KEMBALI;
PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI dengan ini menyampaikan MEMORI
PENINJAUAN KEMBALI atas PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI terhadap
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 672 K/PDT/2006 tanggal 19
September 2006 jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor
182/PDT/2005/PT.DKI tanggal 6 Juni 2005 jo. Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Barat Nomor 346/PDT.G/2003/PN.JKT.BAR tanggal 13
Mei 2004, sebagai berikut:
Bahwa PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI/dahulu PEMOHON
KASASI/PEMBANDING/TERGUGAT VII bersama ini menyampaikan alasan-
alasan Permohonan Peninjauan Kembali sebagai berikut:
ADAPUN DASAR DAN ALASAN PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI MENGAJUKAN
PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
I. PUTUSAN YANG DIMOHONKAN PENINJAUAN KEMBALI
1. Adapun amar Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 672
K/PDT/2006 tanggal 19 September 2006 tersebut adalah
sebagai berikut:
M E N G A D I L I
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: Tuan
DJUMHARI bin H. ABDULLAH KABLIK tersebut;
Memperbaiki putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 6
Juni 2005 No. 182/Pdt/2005/PT.DKI yang memperbaiki putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 13 Mei 2004 No.
346/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Bar., sehingga amarnya berbunyi
sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI

- Menyatakan Eksepsi Tergugat I, Tergugat III, Tergugat V,


dan Tergugat VII tidak beralasan hukum;

- Menolak Eksepsi Tergugat I, Tergugat III, Tergugat V,


dan Tergugat VII;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan Penggugat adalah pemilik sah atas sebidang
tanah seluas 1.607 m2 bersertifikat Hak Milik No. 2175
Desa Duri Kepa atas nama Penggugat Melanti Ratulangi,
setempat dikenal umum dengan Jl. Duri Kepa RT./RW.
007/004 Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat dengan batas-batas sebagai dalam Gambar
Situasi No. 5848/1995;
3. Menyatakan Tergugat I sampai dengan Tergugat VIII telah
melakukan perbuatan melawan hukum;
4. Menghukum Tergugat I sampai dengan Tergugat VIII untuk
membayar ganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) secara
tanggung renteng;
5. Menghukum Tergugat I, Tergugat VI, Tergugat VII, dan
Tergugat VIII atau siapa pun yang memperoleh hak dari
para Tergugat tersebut baik sendiri-sendiri atau bersama
sama untuk menyerahkan “tanah milik” Penggugat
bersertifikat Hak Milik No.2175/Duri Kepa, yang terletak
di Kelurahan Duri Kepa, RT.007/RW.04 (setelah ada
pemekaran sekarang menjadi RT.009/RW.04), Kecamatan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sebagaimana tertuang dalam
Gambar Situasi No.5848/1995 dalam keadaan kosong kepada
Penggugat;
6. Menghukum Tergugat I, Tergugat VI, Tergugat VII, dan
Tergugat VIII untuk membayar uang paksa (dwangsom)
secara tanggung renteng sebesar Rp.100.000,- (seratus
ribu rupiah) per hari keterlambatan penyerahan tanah
tersebut kepada Penggugat, sejak perkara ini diputuskan
oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat ;
7. Menghukum Pembanding semula Tergugat I untuk membayar
biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, dan dalam
tingkat banding ditetapkan sebesar Rp 300.000,- (tiga
ratus ribu rupiah);
8. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya.

2. Adapun amar Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor


182/PDT/2005/PT.DKI tanggal 6 Juni 2005 tersebut adalah
sebagai berikut:
M E N G A D I L I

- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula


Tergugat I;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat


tanggal 13 Mei 2004 No. 346/Pdt.G/2003/PN.Jkt/Bar dengan
perbaikan sekedar mengenai pembebanan uang paksa,
sehingga seluruh amarnya berbunyi:
DALAM EKSEPSI

- Menyatakan Eksepsi Tergugat I, Tergugat III, Tergugat V,


dan Tergugat VII tidak beralasan hukum;

- Menolak Eksepsi Tergugat I, Tergugat III, Tergugat V,


dan Tergugat VII;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan Penggugat adalah pemilik sah atas sebidang
tanah seluas 1.607 m2 bersertifikat Hak Milik No. 2175
Desa Duri Kepa atas nama Penggugat Melanti Ratulangi,
setempat dikenal umum dengan Jl. Duri Kepa RT./RW.
007/004 Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat dengan batas-batas sebagai dalam Gambar
Situasi No. 5848/1995;
3. Menyatakan Tergugat I sampai dengan Tergugat VIII telah
melakukan perbuatan melawan hukum;
4. Menghukum Tergugat I sampai dengan Tergugat VIII untuk
membayar ganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) secara
tanggung renteng;
5. Menghukum Tergugat I, Tergugat VI, Tergugat VII, dan
Tergugat VIII atau siapa pun yang memperoleh hak dari
para Tergugat tersebut baik sendiri-sendiri atau bersama
sama untuk menyerahkan “tanah milik” Penggugat
bersertifikat Hak Milik No.2175/Duri Kepa, yang terletak
di Kelurahan Duri Kepa, RT.007/RW.04 (setelah ada
pemekaran sekarang menjadi RT.009/RW.04), Kecamatan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sebagaimana tertuang dalam
Gambar Situasi No.5848/1995 dalam keadaan kosong kepada
Penggugat;
6. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu
walaupun ada upaya hukum verzet, banding, kasasi,
ataupun peninjauan kembali (uit vorrbaar bij voorraad);
7. Menghukum Pembanding semula Tergugat I untuk membayar
biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan dan dalam
tingkat banding ditetapkan sebesar Rp 300.000,- (tiga
ratus ribu rupiah);
8. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya.

3. Adapun amar Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor


346/PDT.G/2003/PN.JKT.BAR tanggal 13 Mei 2004 tersebut
adalah sebagai berikut:
M E N G A D I L I
DALAM EKSEPSI

- Menyatakan Eksepsi Tergugat I, Tergugat III, Tergugat V,


dan Tergugat VII tidak beralasan hukum;
- Menolak Eksepsi Tergugat I, Tergugat III, Tergugat V,
dan Tergugat VII;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat adalah pemilik sah aats sebidang
tanah seluas 1.607 m2 bersertifikat Hak Milik No. 2175
Desa Duri Kepa atas nama Penggugat Melanti Ratulangi,
setempat dikenal umum dengan Jl. Duri Kepa RT./RW.
007/004 Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat dengan batas-batas sebagai Gambar Situasi
No. 5848/1995;
3. Menyatakan Tergugat I sampai dengan Tergugat VIII telah
melakukan perbuatan melawan hukum;
4. Menghukum Tergugat I sampai dengan Tergugat VIII untuk
membayar ganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) secara
tanggung renteng;
5. Menghukum Tergugat I, Tergugat VI, Tergugat VII, dan
Tergugat VIII atau siapa pun yang memperoleh hak dari
para Tergugat tersebut baik sendiri-sendiri atau bersama
sama untuk menyerahkan “tanah milik” Penggugat
bersertifikat Hak Milik No.2175/Duri Kepa, yang terletak
di Kelurahan Duri Kepa, RT.007/RW.04 (setelah ada
pemekaran sekarang menjadi RT.009/RW.04), Kecamatan
Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sebagaimana tertuang dalam
Gambar Situasi No.5848/1995 dalam keadaan kosong kepada
Penggugat;
6. Menghukum Tergugat I, Tergugat VI, Tergugat VII, dan
Tergugat VIII untuk membayar uang paksa (dwangsom)
secara tanggung renteng sebesar Rp.100.000,- (seratus
ribu rupiah) per hari keterlambatan penyerahan tanah
tersebut kepada Penggugat, sejak perkara ini diputuskan
oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat ;
7. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu
walaupun ada upaya hukum verzet, banding, kasasi,
ataupun peninjauan kembali (uit vorrbaar bij voorraad);
8. Menghukum para Tergugat tersebut untuk membayar biaya
perkara sebesar Rp 1.489.000,- (satu juta empat ratus
delapan puluh sembilan ribu rupiah).
II. DASAR HUKUM DAN ALASAN HUKUM MENGAJUKAN PENINJAUAN KEMBALI
a. Bahwa alasan-alasan PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI telah
diatur di dalam Pasal 67 Undang-Undang No. 3 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 4 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung, yang berbunyi, ”Permohonan
Peninjauan Kembali putusan perkara perdata yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan hanya
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
a. apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau
tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah
perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang
kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu;
b. apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat
bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara
diperiksa tidak dapat ditemukan;
c. apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut
atau lebih dari pada yang dituntut;
d. apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum
diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya;
e. apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal
yang sama, atas dasar yang sama oleh Pengadilan yang
sama atau sama tingkatnya telah diberikan putusan yang
bertentangan satu dengan yang lain;
f. apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan
Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.”;
b. Bahwa PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI mengajukan PERMOHONAN
PENINJAUAN KEMBALI dengan alasan bahwa telah ditemukannya
surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu
perkara diperiksa tidak dapat ditemukan, yang tenggang
waktu dari ditemukannya surat-surat bukti tersebut sampai
pada diajukannya PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI ini adalah
tidak melebihi 180 (seratus delapan puluh)hari, sesuai
dengan Pasal 69 huruf b Undang-Undang No. 3 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 4 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung, yang berbunyi, ”Tenggang
waktu pengajuan permohonan peninjauan kembali yang
didasarkan atas alasan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal
67 adalah 180 (seratus delapan puluh)hari untuk:
b. yang disebut pada huruf b sejak ditemukan surat-surat
bukti, yang hari serta tanggal ditemukannya harus
dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan oleh pejabat
yang berwenang;
c. Bahwa Menurut M. Yahya Harahap di dalam bukunya yang
berjudul “Kekuasaan Mahkamah Agung, Pemeriksaan Kasasi,
dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata”, terdapat 4
(empat) bagian yang dapat dijelaskan terkait dengan Pasal
67 huruf b jo. Pasal 69 huruf b tersebut, yaitu :
a. Penerapan alasan permohonan peninjauan kembali (PK) ini
terbatas hanya pada bentuk Alat Bukti Surat.
b. Alat Bukti Surat, yang memenuhi alasan permohonan
peninjauan kembali (PK) ini, harus bersifat menentukan.
c. Hari dan tanggal alat bukti surat itu ditemukan, harus
dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan penjabat yang
berwenang.
d. Alat bukti surat itu telah ada sebelum proses
pemeriksaan perkara.
a. Bahwa perihal tenggang waktu mengajukan PERMOHONAN
PENINJAUAN KEMBALI oleh karena ditemukannya novum tersebut
sesuai juga dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 34
PK/Pdt/1984 tanggal 2 Oktober 1984 yang menyatakan bahwa
Peninjauan Kembali berdasarkan adanya novum diajukan dalam
tenggang waktu 180 hari sejak ditemukannya novum, di mana
hari dan tanggal ditemukan novum tersebut dibuat dibawah
sumpah serta disahkan oleh pejabat yang berwenang, oleh
karena itu, PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI dan MEMORI
PENINJAUAN KEMBALI yang diajukan ini TELAH DISAMPAIKAN
dalam TENGGANG WAKTU yang TELAH SESUAI DENGAN KETENTUAN
PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU;
b. Bahwa bukti-bukti yang baru ditemukan tersebut tidaklah
bertentangan dengan bukti-bukti yang telah diajukan
sebelumnya pada perkara ini, melainkan saling mendukung
antara bukti yang satu dengan bukti yang lainnya, oleh
sebab itu maka PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI juga berpendapat
dan merasakan bahwa telah terdapat suatu kekhilafan Hakim
atau suatu kekeliruan yang nyata di dalam memutus perkara
yang dimohonkan PENINJAUAN KEMBALI ini;
c. Bahwa hal tersebut juga sesuai dengan PENDAPAT H. ABDUL
KADIR MAPPONG, S.H., Wakil Ketua Mahkamah Agung R.I.,
dalam tulisannya yang berjudul “TENTANG PENINJAUAN
KEMBALI” yang ditulis pada tanggal 19 September 2011, yang
menyatakan:
a. Peninjauan kembali merupakan upaya hukum luar biasa yang
dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
putusan pengadilan tingkat yang lebih rendah oleh
pengadilan yang lebih tinggi, dimana kesalahan atau
kekeliruan tersebut merupakan kodrat manusia, termasuk
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara;
b. Putusan yang mengabulkan permohonan peninjauan kembali
menggunakan sebutan “mengadili kembali” berbeda dengan
kasasi yang hanya menyebut “mengadili”;
c. sebutan “mengadili kembali” menunjukkan bahwa pada
pemeriksaan peninjauan kembali, Mahkamah Agung bertindak
sebagai judex factie bukan semata-mata sebagai judex
juris. Dengan demikian pada pemeriksaan Peninjauan
Kembali, Majelis Hakim dapat MEMPERTIMBANGKAN FAKTA
disamping memeriksa penerapan hukum.
d. dalam hal Mahkamah Agung mengadili PERMOHONAN PENINJAUAN
KEMBALI dapat bertindak sebagai JUDEX JURIS sekaligus
sebagai JUDEX FACTIE, sebab dalam mengadili PERMOHONAN
PENINJAUAN KEMBALI, Majelis memeriksa sampai pada fakta
hukum dan menerapkan hukum yang benar;
e. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka
PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI ini diajukan dengan DASAR
dan ALASAN atas adanya:
1. SURAT-SURAT BUKTI YANG BERSIFAT MENENTUKAN YANG PADA
WAKTU PERKARA DIPERIKSA TIDAK DAPAT DITEMUKAN;
DAN/ATAU
2. SUATU KEKHILAFAN HAKIM ATAU SUATU KEKELIRUAN YANG NYATA,
baik mengenai PERTIMBANGAN ATAS FAKTA HUKUM maupun ATAS
PENERAPAN HUKUM PEMBUKTIAN;
Bahwa dengan demikian, PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI DAN
MEMORI PENINJAUAN KEMBALI ini TELAH DISAMPAIKAN dengan DASAR
HUKUM dan ALASAN HUKUM serta dalam TENGGANG WAKTU yang TELAH
SESUAI DENGAN KETENTUAN PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU, maka PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI dan MEMORI
PENINJAUAN KEMBALI dari PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI ini sudah
seharusnya DINYATAKAN DAPAT DITERIMA.

III. ALASAN DAN KEBERATAN DALAM MEMORI PENINJAUAN KEMBALI

1. Bahwa sesuai dengan uraian pada Bagian II. huruf f di


atas, ALASAN-ALASAN PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI ini
diajukan oleh PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI adalah atas
adanya:
1. SURAT-SURAT BUKTI YANG BERSIFAT MENENTUKAN YANG PADA
WAKTU PERKARA DIPERIKSA TIDAK DAPAT DITEMUKAN;
DAN/ATAU
2. SUATU KEKHILAFAN HAKIM ATAU SUATU KEKELIRUAN YANG NYATA,
baik mengenai PERTIMBANGAN ATAS FAKTA HUKUM maupun ATAS
PENERAPAN HUKUM PEMBUKTIAN;
1. Bahwa alasan-alasan tersebut akan kami uraikan di bawah
ini, akan tetapi untuk lebih memudahkan PEMAHAMAN kita,
maka akan terlebih dahulu akan kami uraikan/bahas alasan
adanya SUATU KEKHILAFAN HAKIM ATAU SUATU KEKELIRUAN YANG
NYATA, baik mengenai PERTIMBANGAN ATAS FAKTA HUKUM maupun
ATAS PENERAPAN HUKUM PEMBUKTIAN, baru kemudian alasan
adanya KEADAAN BARU;

a. ADANYA SUATU KEKHILAFAN HAKIM ATAU SUATU KEKELIRUAN YANG


NYATA

Bahwa untuk mengetahui adanya KEKHILAFAN HAKIM atau


KEKELIRUAN YANG NYATA, maka kita tidak bisa
terlepas/tidak bisa mengabaikan FAKTA-FAKTA yang
terungkap di persidangan, sehingga uraian tentang alasan
ini pun tidak bisa lepas/menyimpang dari FAKTA-FAKTA
yang terungkap di persidangan, hal mana juga sesuai
dengan PENDAPAT H. ABDUL KADIR MAPPONG, S.H., Wakil
Ketua Mahkamah Agung RI dalam tulisannya yang berjudul
“TENTANG PENINJAUAN KEMBALI” yang ditulis pada tanggal
19 September 2011, yang menyatakan “... dalam hal
Mahkamah Agung mengadili PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI
dapat bertindak sebagai JUDEX JURIS sekaligus sebagai
JUDEX FACTIE, sebab dalam mengadili PERMOHONAN
PENINJAUAN KEMBALI, MAJELIS MEMERIKSA SAMPAI PADA FAKTA
HUKUM dan menerapkan hukum yang benar ...”;

Uraian untuk alasan PERTAMA ini adalah sebagai berikut:


1. Bahwa Saudara Djumhari bin H. Abdul Kablik dahulu
adalah pemilik sah berdasarkan fakta hukum atas
sebidang tanah seluas ± 1.640 m2 dengan bukti Surat
Girik C No. 324 Persil 24a S.III yang terletak di
Kepa Duri, RT./RW. 009/04, Kelurahan Duri Kepa,
Kecamatan Kebon Jeruk, Kotamadya Jakarta Barat,
Provinsi DKI Jakarta yang berasal dari tanah turun-
temurun dan tidak pernah berubah letaknya;
2. Bahwa kemudian pada tanggal 13 Agustus 1998 PEMOHON
PENINJAUAN KEMBALI membeli sebagian dari tanah Girik
C No. 324 Persil 24a S.III, yaitu seluas ± 240 m 2
dari Saudara Djumhari bin H. Abdul Kablik seharga Rp
64.440.000,- (enam puluh empat juta empat ratus
empat puluh ribu rupiah) berdasarkan Akta Jual Beli
No. 265/Kebon Jeruk/1998 antara Noer Salam Cs.
sebagai Penjual dan PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI
sebagai Pembeli yang dibuat oleh Camat Kebon Jeruk
dan disaksikan oleh Lurah Duri Kepa selaku Pejabat
Pmbuat Akta Tanah (PPAT) sebagaimana diharuskan oleh
Pasal 19 PP No. 10 Tahun 1961;
3. Bahwa dalam kenyataannya, PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI
telah menempati tanah tersebut sejak dilakukannya
jual beli pada tanggal 13 Agustus 1998 dari Saudara
Djumhari bin H. Abdul Kablik;
4. Bahwa Saudara Djumhari bin H. Abdul Kablik selaku
penjual tanah telah menguasai tanah tersebut sejak
tahun 1971 dan telah melakukan kewajibannya membayar
Pajak PBB antara lain untuk tahun pajak 1993 sampai
dengan tahun pajak 1995, tahun pajak 2005, dan tahun
2006 sesuai Surat SPPT (NOP) No. 31-74-010-005-034-
0177-0;
5. Bahwa kemudian Saudara Melanti Ratulangi mengaku
memiliki tanah di Duri Kepa, RT./RW. 007/04,
Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk,
Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta yang
dibeli oleh kakaknya yang bernama Ir. J. Thomas
Ratulangi, yang merupakan hasil pembelian Lelang
Negara yang berasal dari Sertifikat Hak Milik No.
25/Duri, Gambar Situasi No. 265/4448/1985 atas nama
Yusuf Tanjung Tanuwidjaya yang telah diletakkan
Hipotik Pertama pada tanggal 4 September 1986 oleh
BNI 1946 Cabang Pecenongan Jakarta dengan Sertifikat
Hipotik No. 371/1986 atas nama Yusuf Tanjung
Tanuwidjaya;
6. Bahwa oleh Ir. J. Thomas Ratulangi tanah hasil
pembelian Lelang Negara tersebut didaftarkan ke
Kantor BPN Kotamadya Jakarta Barat dengan
menggunakan nama adiknya, Melanti Ratulangi, dan
pada tanggal 14 September 1995 telah terbit
Sertifikat Hak Milik No. 2175/Duri Kepa atas nama
Melanti Ratulangi dengan batas-batas tanah sesuai
dengan Gambar Situasi No. 5846/1995;
7. Bahwa kemudian Melanti Ratulangi mengajukan Gugatan
Perdata pada Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan
Register No. 346/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Bar yang pada
pokoknya mendalilkan/mengklaim bahwa tanah milik
PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI yang terletak di Kepa
Duri, RT./RW. 009/04, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan
Kebon Jeruk, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI
Jakarta adalah tanah miliknya;
8. Bahwa sangat jelas dan terang bahwa tanah milik
Melanti Ratulangi tersebut BERBEDA LOKASI dengan
tanah milik PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI, yaitu tanah
milik Melanti Ratulangi letaknya di RT./RW. 007/04,
sedangkan tanah milik Pemohon Peninjauan Kembali
terletak di RT./RW. 009/04;
9. Bahwa
10. Bahwa

Sedangkan uraian untuk alasan KEDUA adalah sebagai


berikut:

b. ADANYA SURAT-SURAT BUKTI YANG BERSIFAT MENENTUKAN YANG


PADA WAKTU PERKARA DIPERIKSA TIDAK DAPAT DITEMUKAN

1. Bahwa PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI adalah benar


membeli tanah dari Saudara Djumhari bin H. Abdul
Kablik seluas ± 240 m2 sesuai dengan bukti Surat
Girik C 324 Persil 24a S.III, dengan letak tanah di
RT./RW. 009/04 Kelurahan Duri Kepa dengan batas-
batas:
- Sebelah Utara : Tanah Saudara Jalan;
- Sebelah Timur : Tanah Saudara Djuhari/Moh.
Herman;
- Sebelah Selatan : Tanah Saudara H. Iman; dan
- Sebelah Barat : Tanah Saudara H. Naman;
2. Bahwa tanah PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI sangat tepat
dan jelas letak objeknya, terbukti dari PEMOHON
PENINJAUAN KEMBALI langsung dapat mendirikan
bangunan rumah tempat tinggal dan sah;
3. Bahwa Saudara Djumhari bin H. Abdul Kablik selaku
penjual tanah telah menguasai tanah tersebut sejak
tahun 1971 dan telah melakukan kewajibannya membayar
Pajak PBB antara lain untuk tahun pajak 1993 sampai
dengan tahun pajak 1995, tahun pajak 2005, dan tahun
2006 sesuai Surat SPPT (NOP) No. 31-74-010-005-034-
0177-0;
4. Bahwa menurut Catatan Blok Tanah yang ada pada
Kantor Pajak PBB Jakarta Barat Dua, Surat SPPT (NOP)
No. 31-74-010-005-034-0177-0 terletak dan tercantum
dalam Peta Blok No. 034 Kelurahan Duri Kepa;
5. Bahwa tanah yang didalilkan Penggugat merupakan
milik Penggugat menurut Catatan Blok Tanah yang ada
pada Kantor Pajak PBB Jakarta Barat Dua, Surat SPPT
(NOP) No. 31-74-010-005-034-0235-0 terletak dan
tercantum dalam Peta Blok No. 235 RT./RW. 007/04
Kelurahan Duri Kepa;
6. Bahwa dengan demikian terbukti bahwa tanah milik
Penggugat BERBEDA LOKASI dengan tanah milik PEMOHON
PENINJAUAN KEMBALI;
7. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya, Judex Factie pada
Pengadilan Negeri Jakarta Barat dalam Putusan No.
346/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Bar pada hal. 33 paragraf ke-6
menyebutkan, “Menimbang, bahwa dari hasil sidang
ditempat obyek perkara diperoleh fakta bahwa tanah
yang didalilkan milik Penggugat dan ditunjukkan
lokasinya oleh Penggugat, dengan lokasi yang SAMA
(tanah itu juga) Tergugat I menyatakan tanah yang
ditunjukkan oleh Penggugat itu tanah miliknya
sehingga jawaban Tergugat I yang menyatakan bahwa
obyek yang digugat oleh Penggugat bukan obyek yang
dikuasai oleh Tergugat I adalah tidak benar.”;
8. Bahwa pertimbangan hukum Judex Factie tersebut
kemudian dijelaskan pada paragraf berikutnya, yaitu
pada hal. 33 paragraf ke-7 yang menyebutkan,
“Menimbang, bahwa dari surat bukti P-4 dihubungkan
dengan bukti P-2 berupa Surat Keterangan dari Lurah
Duri Kepa dan Berita Acara yang dikeluarkan oleh
Kantor Pertanahan Jakarta Barat yang dihubungkan
pula dari keterangan Ketua RT. 009/04, Sugiyanto
bahwa tanah obyek perkara dulunya termasuk RT./RW.
007/04 setelah ada pemekaran menjadi RT./RW. 009/04
hingga sekarang ini”;
9. Bahwa kemudian PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI
berpendapat dan merasa janggal terhadap bukti P-4
dari Penggugat berupa Surat Keterangan No.
39/1.711.1 tanggal 13 April 2004 yang dibuat dan
dikeluarkan oleh Lurah Duri Kepa, Suwiyatono, yang
berisikan penjelasan tentang Perubahan RT./RW.
007/04 sekarang menjadi RT./RW. 009/04;
10. Bahwa PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI kemudian
mengirimkan Surat kepada Camat Kebon Jeruk dengan
Surat No. 056/RBS-MI/X/2013 tertanggal 1 Oktober
2013 Perihal Mohon Informasi, terkait dengan adanya
pemecahan/pemekaran wilayah seperti yang diterangkan
pada Surat Keterangan No. 39/1.711.1 tanggal 13
April 2004 yang dibuat dan dikeluarkan oleh Lurah
Duri Kepa, SUWIYATONO tersebut;
11. Bahwa surat PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI tersebut
kemudian dibalas oleh Camat Kebon Jeruk yang baru,
MURSIDIN dengan balasan Surat No. 830/021.3
tertanggal 7 Oktober 2013 Perihal Informasi, yang
isinya menyatakan hal-hal berikut ini:
- Menurut informasi yang kami peroleh serta tidak
adanya bukti-bukti secara tertulis/tercatat, bahwa
RT./RW. 007/04 dan RT./RW. 009/04 tidak pernah ada
pemecahan/pemekaran;
- Pejabat Ketua RT. 009/04 pada saat ini tidak
mengetahui secara pasti mengenai kapan
terbentuknya RT./RW. 009/04 dikarenakan beliau
menjabat pada tahun 2000, sedangkan pejabat
sebelumnya sudah tidak bertempat tinggal di
wilayah Kelurahan Duri Kepa;
- Bahwa PBB NOP 31.74.010.005.034-0177.0 atas nama
DJUMHARI, pada saat ini fisik tanah yang dikuasai
oleh yang bersangkutan letaknya berada di lokasi
RT. 009/04;
- Bahwa PBB NOP 31.74.010.005.034-0235.0 atas nama
YUSUF TANDJUNG TANUWIJAYA tertulis/tercatat di
RT./RW. 009/04, tetapi mengenai fisik tanah
tersebut kami tidak mengetahui letak tanahnya;
12. Bahwa sesuai dengan balasan Surat No. 830/021.3 dari
Kelurahan Duri Kepa tertanggal 7 Oktober 2013
Perihal Informasi, yang menyatakan bahwa, “… TIDAK
ADANYA BUKTI-BUKTI SECARA TERTULIS/TERCATAT mengenai
adanya pemecahan ataupun pemekaran yang dilakukan,
maka TERBUKTI bahwa terhadap RT./RW. 007/04 dan
RT./RW. 009/04 memang TIDAK PERNAH ada dilakukan
pemecahan ataupun pemekaran”;
13. Bahwa di dalam Surat No. 830/021.3, Lurah pada
Kelurahan Duri Kepa tersebut juga ada menyatakan
bahwa, “Pejabat Ketua RT. 009/04 pada saat ini tidak
mengetahui secara pasti mengenai kapan terbentuknya
RT./RW. 009/04 dikarenakan beliau menjabat pada
tahun 2000, sedangkan pejabat sebelumnya sudah tidak
bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Duri Kepa”,
dan berdasarkan konfirmasi secara lisan yang PEMOHON
PENINJAUAN KEMBALI lakukan dengan Kelurahan Duri
Kepa, Pejabat Ketua RT. 009/04 yang dimaksud
tersebut adalah SUGIYANTO;

14. Bahwa pada saat Majelis Hakim Judex Facti melakukan


Pemeriksaan Setempat di lokasi tanah sengketa
tersebut sesuai dengan Putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Barat Nomor 346/PDT.G/2003/PN.JKT.BAR
tanggal 13 Mei 2004, halaman 29, paragraf ke-2, poin
ke-5 dan ke-6, telah mendapatkan fakta-fakta yang
diantaranya adalah:
- “Bahwa menurut Sdr. SUGIYANTO (Ketua RT. 009/04)
sebagai Ketua RT. setempat, menerangkan bahwa
benar dahulunya lokasi tanah sengketa adalah
termasuk wilayah RT. 007 dan setelah ada pemekaran
menjadi RT. 007;
- Bahwa Sdr. SUGIYANTO (Ketua RT. 009) tersebut
tahunya ada pemekaran dari RT. 007 menjadi RT. 009
adalah dari warga dan Surat PBB tanah tersebut”;

15. Bahwa hasil dari Pemeriksaan Setempat di lokasi


tanah sengketa tersebut kemudian dipakai oleh
Majelis Hakim Judex Facti dalam pertimbangan
hukumnya, yaitu pada halaman 33, paragraf ke-7
sebagaimana yang juga telah disebutkan pada poin ke-
8 diatas, berbunyi, “… dihubungkan pula dari
keterangan Ketua RT. 009/04, Sugiyanto, bahwa tanah
obyek perkara dulunya termasuk RT. 007/04 setelah
ada pemekaran menjadi RT. 009/04 hingga sekarang
ini”;

16. Bahwa berdasarkan uraian di atas, terdapat PERBEDAAN


KETERANGAN yang diberikan oleh SUGIYANTO selaku
Ketua RT. 009/04 pada saat dilakukannya Pemeriksaan
Setempat oleh Majelis Hakim Judex Facti dengan
keterangan yang diberikannya kepada Lurah pada
Kelurahan Duri Kepa;
17. Bahwa BERDASARKAN HAL TERSEBUT DI ATAS, keterangan
SUGIYANTO yang digunakan Majelis Hakim Judex Facti
pada pertimbangan hukumnya dalam memutuskan perkara
adalah TIDAK BENAR,SEHINGGA TIDAK LAYAK serta TIDAK
PANTAS dimasukkan sebagai pertimbangan dalam memutus
perkara;

18. Bahwa SELANJUTNYA, didalam Surat No. 830/021.3,


Lurah pada Kelurahan Duri Kepa tersebut pada poin
ke-4, juga ada menyatakan bahwa, “Bahwa PBB NOP
31.74.010.005.034-0235.0 atas nama YUSUF TANDJUNG
TANUWIJAYA tertulis/tercatat di RT./RW. 009/04,
TETAPI mengenai FISIK TANAH TERSEBUT KAMI TIDAK
MENGETAHUI LETAK TANAHNYA”;

19. Bahwa DENGAN DEMIKIAN, NYATA dan TERBUKTI bahwa


tanah yang

20. RT./RW. 007/04 Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon


Jeruk, Kota Administrasi Jakarta Barat, TIDAK PERNAH
ADA PEMECAHAN/PEMEKARAN WILAYAH;

21. Bahwa Surat No. 830/021.3 tertanggal 7 Oktober 2013


dari Kecamatan Kebon Jeruk Perihal Informasi
tersebut yang PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI jadikan
sebagai salah satu novum dalam mengajukan Permohonan
Peninjauan Kembali ini;
22. Bahwa dengan adanya novum tersebut, sudah menjadi
fakta yang TERANG dan JELAS bahwa TIDAK PERNAH ADA
PEMECAHAN/PEMEKARAN WILAYAH PADA RT./RW. 007/04;
23. Bahwa SELAIN ITU, di dalam Surat No. 830/021.3
tertanggal 7 Oktober 2013 dari Kecamatan Kebon Jeruk
Perihal Informasi tersebut

1. Bahwa oleh karena

2. Bahwa

IV. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN


Berdasarkan hal-hal sebagaimana disebutkan diatas maka
Pemohon Peninjauan Kembali memohon agar Majelis Hakim Agung
yang memeriksa dan mengadili perkara ini, kiranya dapat
menerima dan mengabulkan Permohonan Pemohon Peninjauan
Kembali memberi putusan sebagai berikut :
Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas Pemohon
Peninjuaan Kembali mohon kepada Ketua Mahkamah Agung R.I.
c.q. Majelis Hakim Agung yang memeriksa dan mengadili perkara
ini, membatalkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 672
K/PDT/2006 tanggal 19 September 2006 jo. Putusan Pengadilan
Tinggi Jakarta Nomor 182/PDT/2005/PT.DKI tanggal 6 Juni 2005
jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor
346/PDT.G/2003/PN.JKT.BAR tanggal 13 Mei 2004 tersebut, dan
memberi putusan:

- Menerima Permohonan Peninjauan Kembali Pemohon Peninjauan


Kembali/Turut Termohon Kasasi/Turut Terbanding VI/Tergugat
VII;

- Membatalkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 672


K/PDT/2006 tanggal 19 September 2006 jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 182/PDT/2005/PT.DKI
tanggal 6 Juni 2005 jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Barat Nomor 346/PDT.G/2003/PN.JKT.BAR tanggal 13 Mei 2004
tersebut.
MENGADILI SENDIRI:
DALAM EKSEPSI

- eksepsi.
DALAM POKOK PERKARA

- Mengabulkan untuk seluruhnya.


Namun, apabila Majelis Hakim Agung yang memeriksa perkara a
quo berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil-adilnya (et
aequo et bono).

Demikianlah Permohonan Peninjauan Kembali ini kami ajukan dengan


harapan serta permohonan agar mendapatkan perhatian yang sungguh-
sungguh dari Majelis Hakim Agung yang Mulia dan Terhormat.
Terima kasih.
Hormat kami,
PENASEHAT HUKUM

TOMSON SITUMEANG, S.H. MANGEMBANG HUTASOIT, S.H.

DEDY RONALD GULTOM, S.H.

Anda mungkin juga menyukai