ENZIM
A. Pendahuluan
Sel hidup merupakan pabrik kimia bergantung energi yang harus mengikuti
hukum kimia. Reaksi kimia yang berlangsung dalam sel hidup secara keseluruhan
disebut Metabolisme. Metabolisme (Yunani; metabolismos = perubahan) adalah
semua reaksi kimia yang terjadi dalam organisme termasuk yang terjadi di tingkat
seluler. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim. Reaksi-reaksi tersebut adalah dasar dari
kehidupan, yang membuat sel dapat tumbuh dan bereproduksi, mempertahankan
strukturnya, dan merespon lingkungannya. Secara keseluruhan, metabolisme
bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi dari sel,
sehingga metabolisme merupakan reaksi yang sangat penting bagi kelangsungan
mahluk hidup.
Ribuan reaksi berlangsung dalam tiap sel, sehingga metabolisme merupakan
proses yang mengesankan. Berbagai senyawa dapat disintesis oleh sel-sel hidup.
Ratusan senyawa harus dibentuk untuk menghasilkan organel-organel dan
struktur-struktur lain yang terdapat dalam sel. Tumbuhan juga menghasilkan
sejumlah senyawa kompleks yang disebut metabolit sekunder, yang mungkin
berperan melindungi tumbuhan terhadap insekta, bakteri, jamur dan patogen lain.
Selain itu, tumbuhan menghasilkan vitamin yang berguna bagi tumbuhan (dan
juga manusia) dan hormon yang mengkomunikasikan berbagai bagian dari
tumbuhan untuk mengontrol dan mengkoordinasi proses perkembangan.
Beberapa reaksi membentuk molekul-molekul besar misalnya pati, selulosa,
lemak, protein dan asam nukleat. Pembentukan molekul-molekul besar dari
molekul-molekul kecil dan prosesnya memerlukan energi disebut Anabolisme.
Katabolisme adalah penguraian molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul
kecil, dan prosesnya melepaskan energi. Respirasi merupakan proses katabolisme
utama dalam semua sel yang melepaskan energi, yang melibatkan penguraian
secara oksidasi gula menjadi CO2 dan H2O.
Anabolisme dan katabolisme membentuk jalur-jalur metabolisme, yang
C. Sifat-sifat Enzim
Sifat-sifat enzim adalah sebagai berikut:
1 . Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit. Dalam reaksi biokimia hanya
sejumlah kecil enzim diperlukan untuk mengubah sejumlah besar substrat
menjadi hasil.
2 . Enzim tidak terpengaruh oleh reaksi yang dikatalisisnya pada kondisi stabil.
Karena sifat protein dari enzim, aktivitasnya dipengaruhi antara lain oleh pH
dan suhu. Pada kondisi yang dianggap tidak optimum suatu enzim merupakan
senyawa relatif tidak stabil dan dipengaruhi oleh reaksi yang dikatalisisnya.
3 . Walaupun enzim mempercepat penyelesaian suatu reaksi, enzim tidak
mempengaruhi kesetimbangan reaksi tersebut. Tanpa enzim, reaksi dapat balik
yang biasa terdapat dalam sistem hidup berlangsung ke arah kesetimbangan
pada laju yang sangat lambat. Suatu enzim akan menghasilkan kesetimbangan
reaksi itu pada kecepatan yang lebih tinggi.
4 . Kerja katalis enzim spesifik. Enzim menunjukkan kekhasan untuk reaksi yang
dikatalisnya. Suatu enzim yang mengkatalisis satu reaksi tidak akan
mengkatalisis reaksi yang lain.
D. Nomenklatur Enzim
Lebih dari 4500 macam enzim telah ditemukan dalam organisme hidup
dan masih terus akan bertambah dengan berlanjutnya penelitian. Enzim biasanya
mendapat akhiran -ase dan menunjukkan substrat yang ditindaknya dan tipe reaksi
yang dikatalisisnya. Misal, sitokrom oksidase (enzim respiratoris), mengoksidasi
(mengambil satu elektron dari) satu molekul sitokrom. Asam malat
dehidrogenase, mengambil dua atom H (mendehidrogenisasi) dari asam malat.
Nama umum ini walaupun pendek namun tidak memberikan cukup keterangan
E. Klasifikasi Enzim
Berikut ini akan ditunjukkan klasifikasi yang sangat sederhana berdasarkan
tipe reaksi kimia yang dikatalisis.
1. Enzim Hidrolisis
Enzim hidrolisis mengkatalisis penambahan air ke ikatan spesifik dari substrat.
Karena sebagian besar reaksi hidrolisiss dapat balik, enzim hidrolisis juga dapat
disebut enzim kondensasi atau sintesis.
HOH
R1CO – OR2 R1COOH + R2OH
Beberapa contoh enzim hidrolitik adalah esterase, karbohidrase dan protease.
2. Enzim Oksidasi-Reduksi
Enzim oksidasi-reduksi mengkatalisis pengambilan atau penambahan hidrogen,
oksigen atau elektron dari atau ke substrat, yang dalam proses ini dioksidasi atau
direduksi.
RH2+ A R + AH2 (pengambilan hidrogen)
RO + 1/2 O2 RO2 (penambahan oksigen)
R2+ R3+ + e- (pengambilan elektron)
Enzim-enzim ini menempati posisi utama dalam metabolisme sel. Contoh enzim
oksidasi-reduksi adalah dehidrogenase dan oksidase.
3. Fosforilase.
Fosforilase mengkatalisis dapat balik pemecahan secara fosforolisis satu ikatan
spesik pada suatu subsrat. Fosorilase yang cukup dikenal adalah yang
5. Karboksilase
Karboksilase mengkatalisis pengambilan atau penambahan CO2. Satu
contoh enzim yang mengambil CO2 adalah glutamat dekarboksilase.
Asam glutamat Asam γ-aminobutirat + CO2
Satu contoh enzim yang mengkatalisis penambahan CO2 adalah
karboksidismutase. Enzim ini penting pada fotosintesis yang mengkatalisis
karboksilasi ribulosa-1,5-difosfat. Reaksi ini akan diuraikan lebih rinci dalam bab
fotosintesis.
6. Isomerase
Isomerase mengkatalisis perubahan gula aldosa menjadi gula ketosa. Misalnya
Glukosa-6-fosfat Fruktosa-6-fosfat
7. Epimerase
Epimerase mengkatalisis perubahan satu gula atau satu derivat gula menjadi
epimernya. Contoh satu epimerisasi adalah perubahan dapat balik xilulosa-5-
fosfat menjadi ribulosa-5-fosfat.
CH2OH CH2OH
| |
C=O C=O
| |
HO - C – H H - C – OH
| |
H - C – OH H - C – OH
| |
H2 - C – OPO3H2 H2 - C – OPO3H2
A NADH2 B
Substrat teroksidasi akseptor hidrogen
Induced Fit Theory (Teori kesusaian induksi), teori ini dikemukakan oleh
Daniel Koshland. Menurutnya, sisi aktif enzim bersifat fleksibel. Akibatnya, sisi
aktif enzim dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substrat. Teori ini sesuai
dengan kerja enzim yang sesungguhnya. Perhatikan skema berikut:
I. Inhibitor Enzim
Banyak substrat “asing’’ menghambat pengaruh katalis enzim. Beberapa
senyawa ini adalah senyawa an-organik (beberapa kation logam) dan beberapa
lagi senyawa organik. Kedua senyawa ini dikelompokkan sebagai inhibitor
kompetitif atau inhibitor non-kompetitif berdasarkan pengaruhnya terhadap
substrat. Kinetika hambatan atau inhibisi enzim, ada 3 macam yaitu:
1. Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif biasanya mempunyai struktur hamper sama dengan
substrat, sehingga mampu bersaing untuk tempat aktif enzim. Jika kombinasi
enzim dan inhibitor seperti itu terbentuk, konsentrasi molekul enzim yang efektif
berkurang sehingga laju reaksi menurun.
Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang bersaing aktif dengan substrat untuk
mendapatkan tempat aktif enzim. Pada penghambatan ini zat penghambat
mempunyai struktur yang mirip dengan struktur substrat. Dengan demikian baik
substrat maupun zat penghambat berkompetisi atau bersaing untuk bersatu dengan
sisi aktif enzim, jka zat penghambat lebih dulu berikatan dengan sisi aktif enzim,
maka substratnya tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor
tidak mengalami perubahan kimia oleh enzim, seperti substrat. Contoh inhibitor
kompetitif adalah inhibitor yang disebabkan oleh malonat terhadap kerja enzim
suksinat dehidrogenase yang berfungsi dalam mitokondria untuk melangsungkan
reaksi daur Krebs. Enzim ini mengambil dua atom H dari suksinat dan
menambahkannya ke gugus prostetik FAD yang terikat pada enzim, membentuk
fumarat dan enzim berikatan FADH2.
2. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif tidak mempunyai struktur yang sama dengan
substrat dan membentuk kompleks enzim-inhibitor pada suatu tempat bukan pada
tempat aktif. Inhibitor menyebabkan perubahan pada struktur enzim, sehingga
walaupun substrat asli berikatan dengan enzim, katalis tidak dapat berlangsung.
Pengaruh inhibitor nonkompetitif tidak dapat diatasi hanya dengan meningkatkan
konsentrasi substrat asli. Sianida berkombinasi dengan ion logam enzim tertentu
(ion tembaga dari sitokrom oksidase) dan menghambat aktivitas enzim tersebut.
Laju reaksi akan terus menurun dengan meningkatnya konsentrasi inhibitor.
Ion-ion logam dan senyawa toksik yang berkombinasi dengan atau
merusak gugus sulfidril (-SH) adalah nonkompetitif. Misal ion Hg2+ dapat
mengganti atom H pada gugus sulfidril membentuk merkaptan yang tidak larut.
A. Pendahuluan
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang berlangsung dalam sel atau
berbagai tipe dan beranekaragam reaksi kimia yang berlangsung dalam sel. Semua
reaksi metabolisme dikatalis enzim. Reaksi metabolisme terdiri dari:
1. Katabolisme
Reaksi penguraian molekul-molekul yang besar menjadi molekul yang kecil,
bersifat eksergonik atau melepaskan energi.
2. Anabolisme
Reaksi pembentukan (sintesis) senyawa kompleks dari molekul sederhana,
bersifat endergonik, dan memerlukan energi.
Respirasi merupakan reaksi katabolisme yang paling penting untuk menghasilkan
energi dalam setiap sel, sedangkan fotosintesis adalah contoh reaksi anabolisme
yang memerlukan energi cahaya.
Dari persamaan di atas terlihat bahwa satu molekul glukosa diubah menjadi dua
molekul asam piruvat. Namun, glikolisis bukan merupakan reaksi satu tahap,
tetapi adalah serangkaian reaksi yang erat dan berkaitan yang mengarah ke
pembentukan piruvat. Glikolisis glukosa melibatkan reaksi enzimatik, hasil
glikolisis menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Penguraian molekul glukosa
menjadi piruvat melibatkan 10 tahap reaksi, yang dikelompokkan menjadi dua
fase, yaitu:
a. Fase persiapan, yaitu: glukosa diubah menjadi dua senyawa C3
(dihidroksiaseton fosfat (DHAP) dan gliseraldehid fosfat (PGAL)).
b. Fase oksidasi, yaitu kedua senyawa C3 dari fase persiapan diubah menjadi
asam piruvat. Pada reaksi oksidasi dihasilkan ATP. Sintesis ATP pada fase
ini disebut fosforilasi tahap substrat yaitu proses sintesis ATP melalui
(DHAP) (PGAL)
(DPGA)
(PGA)
(PEP)
Fermentasi
Walaupun glikolisis dapat berfungsi tanpa O2, oksidasi lebih lanjut dari
asam piruvat dan NADH2 oleh mitokondria memerlukan O2. Oleh karena itu, bila
O2 terbatas, NADH2 dan asam piruvat ditimbun. Pada keadaan ini tumbuhan
melakukan fermentasi (respirasi anaerobik), membentuk etanol atau asam laktat,
biasanya etanol. Asam piruvat mengalami dekarboksilasi menjadi asetaldehid,
7. Kuosien Respirasi
Jika karbohidrat (sukrosa, fruktan, dan pati) merupakan substrat respirasi
dan dioksidasi sempurna, maka volume O2 yang diambil berimbang dengan CO2
yang dilepaskan. Nisbah CO2 terhadap O2 disebut Kuosien Respirasi (RQ),
nilainya sering hampir mendekati 1.
Jika lemak dan minyak yang dioksidasi, maka RQ sering hanya 0,7 karena
cukup banyak O2 yang diperlukan untuk mengubah H menjadi H2O dan C
menjadi CO2. Contoh:
C18H34O2+ 25,5 O2 18 CO2 + 17 H2O RQ = C/O2=18/25,5 = 0,71.
(asam oleat)
Karbon memasuki siklus Calvin dalam bentuk CO2 dan keluar dalam
bentuk gula. Menggunakan ATP sebagai sumber energi dan mengkonsumsi
NADPH2 sebagai tenaga pereduksi. Karbohidrat yang dihasilkan langsung dari
siklus Calvin sebenarnya bukan glukosa, tetapi 3-phosphoglisraldehid (PGAL).
Untuk memperoleh 1 molekul PGAL, siklus harus mengikat 3 molekul CO2.
Siklus Calvin disebut juga lintasan fotosintesis C3 (sebab produk
pertamanya adalah 3-PGA mengandung 3 karbon). Siklus Calvin terjadi pada
stroma kloroplas, dan terdiri atas tiga fase, yaitu: a) karboksilasi, b) reduksi, dan
c) regenerasi.
a. Fase Karboksilasi: Penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk 2
molekul PGA. CO2 diikat oleh ribulosa bifosfat (RuBP). Enzim yang
mengkatalis reaksi ini adalah ribulosa bifosfat (rubisco). Hasil reaksi ini
adalah senyawa C6 yang tidak stabil, dan segera terurai menjadi 2 molekul 3-
fosfogliserat (3-PGA).
b. Fase reduksi: gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi sebuah gugus
aldehid dalam 3-fosfogliseraldehid (PGAL). Pada fase reduksi 3-PGA
mendapat tambahan 1 gugus fosfat dari ATP menjadi 1,3-bisPGA. Bahan
pereduksi sebenarnya adalah NADPH2 yang menyumbang 2 elektron ke atom
karbon yang memiliki gugus ester anhidrida. Secara bersamaan Pi dilepas dari
gugus.
Pada fase reduksi dibutuhkan 2 ATP dan 2 NADPH2 untuk setiap
molekul CO2 yang ditambat. Jika dalam satu siklus Calvin ditambat 3
CO2, maka diperlukan sebanyak 6 ATP dan 6 NADPH2 selama fase
reduksi.
c. Fase regenerasi: Fase perubahan kembali PGAL menjadi RuBP. Selanjutnya
RuBP akan memulai kembali siklus dengan mengikat CO2. Fase ini rumit,
melibatkan gula terfosforilasi, yaitu gula 4C, 5C, 6C, dan gula 7C.
Pada fase regenerasi diperlukan 1 ATP untuk tiap molekul CO2 yang
ditambat. Jika dalam satu siklus ditambat 3 CO2, maka diperlukan 3
ATP selama fase regenerasi.
Singkatan:
RuBP : Ribulosa -1-5-Bifosfat R5P : Ribosa-5-Pospat
PGA : Posfogliserat Acid Er.4P : Eritrosa-4-Posfat
G-3-P : Gliseraldehid-3-Posfo atau Ru5P : Ribulosa-5-Posfat
Posfogliseraldehid (PGAL) S-1,7 BP : Seduheptulosa-1,7-Bifosfat
DHAP : Dihidroksiasetonposfat S-7-P : Seduheptulosa-7- Posfat
Fr-1,6-BP : Fruktosa-1,6-Bifosfat Fr-6-P : Fruktosa-6-Posfat
Xy5P : Xylulosa-5-Posfat
Pada saat gelap melalui glikolisis, pati diubah menjadi PEP. CO 2 (dalam
bentuk HCO3-) bereaksi dengan PEP membentuk oksaloasetat.
I. METABOLISME NITROGEN
A. Pendahuluan
Sebagian besar tumbuhan mengandung 1-25% nitrogen dari berat keringnya.
Setelah C, H, dan O maka N merupakan urutan yang terbanyak terdapat dalam
tumbuhan. Dalam tumbuhan, nitrogen terdapat dalam bentuk asam amino, protein,
amida, klorofil, alkaloida dan basa nitrogen (purin dan pirimidin).
Nitrogen terdapat dalam atmosfir kurang lebih 80% sedangkan tanah
mengandung sedikit N. Walaupun atmosfir bumi mengandung 80% N, suplai
unsur ini bagi organisme terutama tumbuhan sering kurang karena hanya
mikroorganisme tertentu saja yang mampu mengasimilasi nitrogen dan
mengubahnya menjadi bentuk yang dapat digunakan tumbuhan. Mikroorganisme
ini terdiri atas empat tipe utama, yaitu:
1. Mikroorganisme simbiosis yang hidup dalam akar tumbuhan tertentu dan
membentuk bintil akar. Misal, akar tumbuhan polong-polongan dengan
Rhizobium sebagai simbiosisnya, akar bukan polong-polongan seperti
Alnus, Myrica dll sebagai simbiosisnya adalah Actinomycetes.
2. Bakteri tanah heterotrof tertentu yang hidup bebas misal Clostridium
pasteurianum (anerob) dan Azotobacter.
3. Bakteri berfotosintesis misalnya Rhodospirillum rubrum.
4. Beberapa ganggang hijau berfotosintesis, misalnya Nostoc, Anabaena dan
Oscillatoria.
Nitrogen yang terdapat dalam tanah, sebagian besar berupa senyawa organik
hasil pembusukan organisme (tumbuhan, hewan dll), sedangkan lainnya berasal
dari pelarutan batuan, air hujan (dalam bentuk nitrat dan amonia) serta dari
aktivitas gunung berapi.
Sebagian besar tumbuhan menyerap N dalam bentuk tertentu dari dalam tanah.
Bentuk-bentuk N yang tersedia bagi tumbuhan dapat dibagi dalam empat
kelompok, yaitu: 1) nitrat, 2) amonia/amonium, 3) nitrogen organik, dan 4)
molekul nitrogen. Sangat sedikit tumbuhan, (bakteri dan ganggang tertentu)
nitrat reduktase
HNO3 + 2𝑒 − + 2H + → HNO2 + H2O
Nitrat nitrit
nitrit reduktase
HNO2 + 2𝑒 − + 2H + → HNO + H2O
Nitrit hiponitrit
hiponitrit reduktase
HNO + 2𝑒 − + 2H + → NH2 OH
Hiponitrit hidroksilamin
hidroksilamin reduktase
NH2 OH + 2𝑒 − + 3H + → NH4 + + H2O
Hidroksilamin amonium
hidroksilamin reduktase
NH2 OH + 2𝑒 − + 2H + → NH3 + H2O
Hidroksilamin amonia
COOH COOH
H C NH2 + NH4+ + ATP H C NH2 + ATP + iP + H+
CH2 CH2
CH2 CH2
COOH C NH2
O
Asam glutamat Glutamin
Asam aspartat
As. oksaloasetat + NH4+ + NADH2 As. aspartat + NAD + H2O
dehidrogenase
Alanin
As.piruvat + NH4+ + NADH2 Alanin + NAD + H2O
dehidrogenase
2. Reaksi Transaminasi.
Glutamat mentransfer/memindahkan gugus aminonya langsung ke
berbagai asam α-keto dalam reaksi transaminasi (glutamat berlaku sebagai
donor gugus amino). Contoh transaminasi paling terkenal adalah
Transaminasi ini dapat balik. Reaksi-reaksi dapat balik yang serupa telah
diketahui dan beberapa asam amino selain asam glutamat dapat memindahkan
gugus aminonya ke asam α-keto lain. Pada satu rangkaian percobaan yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa glutamat dapat memberikan gugus amino-
nya untuk pembentukan 17 asam amino yang berbeda.
Enzim transaminase memerlukan piridoksal fosfat sebagai ko-enzim.
Piridoksal fosfat merupakan derivate dari vitamin B6. Tipe transaminase yang
lain adalah glutamin/asparagin bertindak sebagai donor gugus amino, seperti
berikut ini:
𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑒
Glutamin + asam α-keto 𝑣𝑖𝑡 𝐵.6−𝑓𝑂𝑆𝐹𝐴𝑇
asam α-ketoglutarat + amida + as. α-amino
E. Reaksi Transdeaminasi
Pemutusan/pembebasan gugus amino dari asam amino disebut deaminasi.
Satu proses yang penting pada deaminasi adalah proses deaminasi oksidatif yang
dikatalisis oleh enzim amino dehidrogenase. Dari enzim asam amino
dehidrogenase tersebut yang terpenting adalah glutamat dehidrogenase, yang
sangat aktif dan tersebar luas dalam jaringan tumbuhan. Reaksi yang mula- mula
terjadi adalah transaminasi kemudian diikuti deaminasi, sehingga proses ini
disebut juga transdeaminasi, proses transaminasi dan deaminasi berlangsung
bersama- sama. Reaksi transdeaminasi ditunjukkan berikut ini :
CH2OH CH2OH
Gliserolfosfat
C O + NADH2 dehidrogenase
HO C H + NAD
CH2OPO3H2 CH2OPO3H2
Dihidroksiaseton fosfat α- gliserolfosfat
Reaksi ini memerlukan vitamin biotin, ion mangan dan memerlukan energi dari
ATP.
Menurut cara itu asam lemak-SkoA berantai panjang seluruhnya dapat diuraikan
menjadi molekul-molekul asetil-SkoA. Asetil-SkoA yang dihasilkan akan masuk
ke daur Krebs atau Jalur glioksilat.