Anda di halaman 1dari 1

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pendorong Pembentukan Undang-Undang

Tpks

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis proses pembentukan


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, dimulai sejak
usulan awal adanya pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang, Naskah Akademik
RUU TPKS sampai dengan Undang-Undang ini disahkan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kajian pustaka, studi literatur
Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan
hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula
dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-
undangan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembentukan Undang Nomor 12
Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual memiliki faktor-faktor yang berpengaruh
baik yang mendukung maupun menolak adanya UU TPKS ini,
mendukung Komnas Perempuan, penyandang disabilitas, perhimpunan jiwa sehat indonesia,
KUPI, NU
menolak FPI, MOI, AILA,
organisasi Muhamadiyah tidak menolak dan tidak menerima, tapi cenderung mendukung,

Berfokus menggali data melalui studi literatur, penulis akan mengumpulkan data pustaka, mencatat, dan
menganalisis dinamika politik dalam proses pembentukan UU TPKS sehingga menemukan bentrokan
urgensi, ideologi, dan kepentingan dari kelompok-kelompok masyarakat dan pemerintah dalam
merespons RUU PKS hingga UU TPKS. Komnas perempuan dan Forum Pengada Layanan (FPL) telah
menyerahkan Naskah Akademik RUU PKS Komite III DPD RI sejak tahun 2016, sekaligus menjadi aktor
pendukung RUU, yang dalam perjalanannya didukung oleh anggota DPR RI fraksi Golkar, Nasdem, PDIP,
PKS serta Gerindra dan berbagai organisasi masyarakat seperti KUPI, NU, penyandang disabilitas dan
organisasi masyarakat lainnya. Berseberangan dengan Komnas perempuan, PKS secara tegas menolak
RUU PKS, sikap itu sejalan dengan MUI, FPI, AILA, dan organisasi masyarakat lainnya. Tidak hanya terbagi
dua, sikap tidak tegas menolak ataupun menerima terlihat di DPR dan beberapa organisasi masyarakat
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai