Anda di halaman 1dari 14

RESUME

“Mata Pelajaran Yang Diintegrasikan Dalam Pembelajaran Tematik”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah: pembelajaran Tematik di SD/MI

Dosen Pengampu: Kharis Sulaiman Hasri, M.Pd

Disusun oleh kelompok V:

Sem. I/S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

M. Bagus Ardyansah (20201010104042)


Rusmiawati (2021010104055)
Puspa (2021010104057)
Rahma Padillah (202101010104060)

PROGRAM STUDI S1 PGMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
2023
Mata Pelajaran Yang Diintegrasikan Dalam Pembelajaran Tematik
Disusun oleh: M. Bagus Ardyansah, Rusmiawati, Puspa, Rahma Padillah
rusmiahwanza@gmail.com

ABSTRAK
Dalam makalah ini, membahas integrasi mata pelajaran dalam konteks pembelajaran
tematik di sekolah. Makalah ini memberikan wawasan penting tentang pendekatan pembelajaran
tematik, yang menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan pembelajaran
yang fokus pada tema atau topik tertentu . Diharapkan makalah ini memberikan wawasan
penting tentang pendekatan pembelajaran yang berfokus pada tema.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kurikulum 2013 terus menjadi subjek diskusi di kalangan akademisi sejak
diterapkan di beberapa sekolah. Namun, masih ada beberapa masalah yang belum
terselesaikan, yang paling menonjol adalah perbedaan yang signifikan dalam
pembelajaran.Banyak seminar dan diskusi diadakan untuk menentukan pedoman yang
tepat untuk menerapkan kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013, istilah “pembelajaran
tematik integratif” ditambahkan. Pembelajaran tematik adalah jenis pembelajaran yang
menggunakan tema untuk menghubungkan berbagai mata pelajaran sehingga
memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran
tematik biasanya digunakan di kelas awal Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
(kelas 1 hingga kelas 3). Namun, dengan kurikulum 2013, pembelajaran tematik
sekarang diterapkan di semua tingkat kelas (kelas 1 hingga kelas 6). (Frasandy, 2017. h.
304)
Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB
I pasal 1 ayat 1 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”(UU RI Nomor 20 Tahun 2003).
Dalam situasi seperti ini, guru harus kreatif untuk membuat pembelajaran yang
menarik dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema.
Pendekatan ini disebut sebagai “Pembelajaran Tematik Integratif”. (Frasandy, 2017. h.
305)

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, antara lain:
a. Bagaimana konsep integrasi mata pelajaran ke dalam pembelajaran tematik dapat
didefinisikan dan dipahami secara menyeluruh?
b. Bagaimana pengaruh integrasi mata pelajaran terhadap pencapaian hasil belajar
siswa?
c. Bagaimana penilaian yang ada dalam konsep integrasi mata pelajaran ke dalam
pembelajaran tematik?
d. Bagaimana model yang di terapkan dalam konsep integrasi mata pelajaran ke dalam
pembelajaran tematik?

B. PEMBAHASAN
1. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik digunakan dalam kurikulum 2013 untuk menggabungkan
beberapa kompetensi dasar (KD) dan indikator kurikulum atau standar isi (SI) dari
berbagai mapel ke dalam satu tema (Daryanto, 2014. h. 45). Pembelajaran tematik
berarti pembelajaran yang menggunakan tema untuk menghubungkan berbagai mata
pelajaran sehingga memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna kepada
siswa. (Ibid.,h. 3)
Salah satu model pembelajaran terpadu adalah pembelajaran tematik. Model
jaring laba-laba, atau webbed, menggunakan tema tertentu untuk menyatukan konsep.
(Hidayani, 2016.h. 159)
Menurut Majid (2014), Pembelajaran tematik adalah jenis pembelajaran yang
menggabungkan ide-ide dalam berbagai bidang studi dengan tujuan meningkatkan
kemampuan belajar siswa dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Selain
itu, pembelajaran tematik adalah jenis pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan berbagai mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna kepada siswa.(Trianto, 2014. h. 79)
Menurut sri Istuti Malik menyatakan bahwa Pembelajaran tematik adalah upaya
untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran
dengan menggunakan tema. Ini termasuk dalam model pembelajaran terpadu (integrated
instruction), yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara
aktif mempelajari konsep dan prinsip pendidikan secara menyeluruh, bermakna, dan
menarik. (Abdul Majid, 2014. h. 80)
Dengan demikian, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan aktif
siswa dalam proses belajar. Hal ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan
pengalaman langsung yang memungkinkan mereka menemukan sendiri berbagai konsep
yang telah mereka pelajari . Pengalaman ini memungkinkan mereka untuk memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep-konsep
lain yang telah mereka pelajari sebelumnya. (Hidayani, 2017)

2. Fumgsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik memanfaatkan beberapa mata pelajaran sekaligus
(antarmata pelajaran) untuk menggabungkan kegiatan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran tematik adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan membantu
mereka memahami dan memahami materi yang tergabung dalam tema. Tujuan
tambahan dari pembelajaran tematik adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa dengan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman
pribadi mereka sendiri; 2. Meningkatkan motivasi belajar karena mereka dapat
berkomunikasi dalam situasi dunia nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis, dan juga
mempelajari mata pelajaran lain; 3. Meningkatkan kesadaran akan manfaat dan makna
belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; dan 4. Meningkatkan
moral dan etika. (Lubis 2020. h. 13)
3. Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran terpadu fokus pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan


kebutuhan dan perkembangan siswa. Metode ini bermula dari teori pembelajaran yang
menerima proses latihan atau hafalannya (drill) sebagai dasar pembentukan
pengetahuan dan struktur intelektual anak. (Rusman, 2015: 139-140).

Pembelajaran tematik terpadu atau integratif adalah pendekatan pembelajaran


yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai mata pelajaran. Pendekatan ini dapat mencakup integrasi intradisipliner,
interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner. (Permendikbud 2014).

Dalam integrasi intradisipliner, dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan


yang ada di setiap mata pelajaran digabungkan menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam
integrasi interdisipliner, kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran digabungkan
satu sama lain untuk saling memperkuat, menghindari tumpang tindih, dan menjaga
keselarasan pembelajaran. Dalam integrasi multidisipliner, kompetensi dasar dari
beberapa mata pelajaran tidak digabungkan. Dalam pembelajaran tematik integratif,
tema merambat makna berbagai konsep dasar sehingga siswa tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Akibatnya, pembelajaran ini memberikan makna yang utuh kepada
siswa, seperti yang tercermin pada berbagai tema yang tersedia untuk mereka pelajari.

Di kelas I, II, dan III, mata pelajaran Bahasa Indonesia digunakan sebagai
penghela mata pelajaran lain melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai mengikat
berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok bahasan. Di kelas IV,
V, dan VI, Kompetensi Dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial dibangun secara terpisah, sehingga pendekatan integrasinya bersifat
multidisipliner, meskipun Struktur kurikulum 2013 sekolah dasar dan daftar tema dari
kelas I hingga kelas VI disajikan di sini.

Tabel: Struktur Kurikulum SD/Mi


MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan 4 4 4 4 4 4
Agama dan
Budi Pekerti
2. Pendidikan 5 5 6 5 5 5
Pancasila dan
Kewarganega
raan
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan - - - 3 3 3
Alam
6. Ilmu Pengetahuan - - - 3 3 3
Sosial
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan 4 4 4 4 4 4
Prakarya
2. Pendidikan 4 4 4 4 4 4
Jasmani,
Olahraga, dan
Kesehatan
Jumlah jam pelajaran per 30 32 34 36 36 36
minggu

Pada struktur kurikulum 2013 SD/MI, mata pelajaran IPA dan IPS dimasukkan ke
dalam mata pelajaran lain untuk kelas I, II, dan III. Untuk kelas IV, V, dan VI, mata
pelajaran ini berdiri sendiri. Mulai kelas I, beban belajar siswa adalah 30 jam per
minggu; kelas II adalah 32 jam per minggu; kelas III adalah 34 jam per minggu; dan
kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam per minggu.

Daftar Tema Kelas I, II, dan II

KELAS I KELAS II KELAS III


1. Diriku 1. Hidup rukun 1. Perkembangbiakan
hewan dan tumbuhan
2. Kegemaranku 2. Tugasku sehari- 2. Perkembangan
hari teknologi
3. kegiatanku 3. Tugasku sehari- 3. Perubahan di alam
hari
4. Keluargaku 4. Aku dan 4. Peduli lingkungan
sekolahku
5. Pengalamanku 5. Hidup bersih dan 5. Permainan tradisional
sehat
6. Lingkungan 6. Air, bumi, dan 6. Indahnya persahabatan
bersih, sehat, matahari
dan asri
7. Benda, hewan, 7. Merawat hewan 7. Energi dan
dan tanaman di dan perubahannya
8. Peristiwa alam 8. Keselamatan di 8. Bumi dan alam semest
rumah dan
perjalanan

Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI

KELAS IV KELAS V KELAS VI

1. Indahnya 1. Benda-benda di 1. Selamatkan


kebersamaan lingkungan sekitar makhluk hidup
2. Selalu berhemat 2. Peristiwa dalam 2. Persatuan dalam
energi kehidupan perbedaan
3. Peduli terhadap 3. Kerukunan dalam 3. Tokoh dan penemu
lingkungan hidup bermasyarakat
4. Berbagai pekerjaan 4. Sehat itu penting 4. Globalisasi

5. Pahlawanku 5. Bangga sebagai 5. Wirausaha


bangsa indonesia
6. Indahnya negeriku 6. Organ tubuh 6. Kesehatan
manusia dan masyarakat
hewan
7. Cita-citaku 7. Sejarah peradaban 7. Organisasi di
indonesia sekitarku
8. Tempat tinggalku 8. Ekosistem 8. Bumiku
9. Makananku sehat 9. Lingkungan sahabat 9. Menjelajah angkasa
dan bergizi kita luar

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Integratif


Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menegah menyatakan bahwa “Seseuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial
menuju pembelajaran terpadu”. Dengan demikian, pendekatan tematik integratif
digunakan dalam kurikulum 2013 di SD/MI. (Hidayah, 2015. h. 38)
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran tematik integratif,
menurut Kementerian Pendidikan (2013: 189), adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran tematik integratif harus memilih materi dari berbagai mata pelajaran
yang mungkin saling terkait dan memiliki satu tema yang dekat dengan dunia nyata
siswa.
b. Pembelajaran tematik integratif harus memilih satu tema yang menjadi pemersatu
materi yang beragam dari berbagai mata pelajaran. Oleh karena itu, materi yang
dipilih dapat mengungkapkan tema secara signifikan. Contoh aplikasi yang tidak
termasuk dalam standar isi dapat mengalami pengayaan horizontal. Namun, jangan
lupa bahwa materi pengayaan seperti ini harus dibatasi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
c. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum
yang berlaku; sebaliknya, pembelajaran tematik integratif harus mendukung
tercapainya tujuan kegiatan belajar yang terkandung dalam kurikulum secara
keseluruhan.
d. Materi awal yang dipadukan harus mempertimbangkan minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan awal siswa.
e. Bahan awal yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya, siswa dapat belajar
apa yang mereka perlukan untuk belajar.

5. Model Pembelajaran Tematik Integratif


Seperti yang disebutkan oleh Fogarty, ada sepuluh model pembelajaran tematik
yang berpusat pada pengintegrasian tema, (Trianto, 2011: 110- 112) yaitu sebagai
berikut:
a. Model Tergambarkan (The Fragmanted Model)
Dalam model ini, berbagai disiplin ilmu berbeda dan terpisah satu sama lain. Ini
memiliki kelebihan karena memberikan kejelasan dan perspektif yang berbeda
tentang suatu subjek, tetapi juga memiliki kelemahan karena keterhubungannya
menjadi tidak jelas dan lebih sedikit transfer pembelajaran.

Gambar 1. The Fragmanted Model


(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 111)
b. Model Terhubung (The Connected Model)
Di antara ciri-ciri model yang terhubung ini adalah topik-topik dalam satu disiplin
ilmu berhubungan satu sama lain. Ini memiliki kelebihan, yaitu konsep-konsep
utama saling terhubung, yang mendorong pengulangan, rekonseptualisasi, dan
asimilasi ide-ide dalam suatu disiplin. Kelemahan dari model ini adalah bahwa
disiplin-disiplin ilmu tidak berhubungan satu sama lain, sehingga konten tetap
fokus pada satu disiplin ilmu.
Gambar 2. The Connected Model
(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 111)
c. Model Tersarang (The Nested Model)
Model tersarang ini mencakup berpikir, keterampilan sosial, dan konten dalam
satu mata pelajaran. Dengan memberi perhatian pada berbagai mata pelajaran yang
berbeda secara bersamaan, model ini memperkaya dan memperluas pembelajaran.
Namun, pelajar dapat bingung dan kehilangan arah tentang konsep utama kegiatan
atau pelajaran.

Gambar 3. The Nested Model


(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 111)
d. Model Terurut (The Sequenced Model)
Menurut model ini, meskipun persamaan-persamaan tersebut termasuk dalam
bidang yang berbeda, mereka diajarkan secara bersamaan. Salah satu kelebihan
model terurut adalah memungkinkan transfer pembelajaran antara berbagai mata
pelajaran. Kelemahan model ini adalah bahwa membutuhkan kolaborasi yang terus
menerus dan kelenturan yang tinggi karena guru tidak memiliki banyak kebebasan
untuk mengurutkan.

Gambar 4. The Sequenced Model


(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 111)
e. Model Terbagi (The Shared Model)
Dalam model ini, tim perencanaan dan/atau pengajaran yang melibatkan dua
disiplin yang berfokus pada konsep, keterampilan, dan sikap yang sama. Model ini
memiliki kelebihan karena memungkinkan pengalaman instruksional bersama di
mana dua guru bekerja sama dalam satu tim, yang membuat kerja sama lebih
mudah. Kelemahan model ini termasuk waktu yang lama, kelenturan, komitmen,
dan kompromi.
Gambar 5. The Shared Model
(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 111)
f. Model Terjaring (The Webbed Model)
Model ini mirip dengan jaring laba-laba. Model ini memiliki kelebihan: dapat
memotivasi siswa dan membantu mereka memahami hubungan antara ide-ide .
Selain memiliki kelebihan, model ini juga memiliki kelemahan: tema yang
digunakan harus dipilih dengan hati-hati agar relevan dengan konten.

Gambar 6. The Webbed Model


(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 112) g.
g. Model Tertali (The Threated Model)
Model ini mirip dengan jaring laba-laba. Model ini memiliki kelebihan: dapat
memotivasi siswa dan membantu mereka memahami hubungan antara ide-ide.
Selain memiliki kelebihan, model ini juga memiliki kelemahan: tema yang
digunakan harus dipilih dengan hati-hati agar relevan dengan konten.

Gambar 7. The Threated Model


(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 112)
h. Model Terpadu (The Integrated Model)
Keterampilan, ide, dan perspektif yang sama dicari dalam berbagai prioritas yang
saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu. Keuntungan dari model ini
adalah bahwa hal itu dapat mendorong siswa untuk melihat bagaimana berbagai
disiplin ilmu saling berhubungan dan terkait satu sama lain. Jika mereka
melakukannya, mereka akan lebih termotivasi untuk melakukannya. Kelemahan
dari model ini adalah membutuhkan tim antardepartemen yang memiliki waktu dan
perencanaan pengajaran yang sama .
Gambar 8. The Integrated Model
(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 112)
i. Model Terbenam (The Immersed Model)
Model terbenam ini memungkinkan siswa melihat seluruh pengajaran dari sudut
pandang bidang yang mereka sukai. Model ini memungkinkan keterpaduan
berlangsung di dalam diri siswa, yang merupakan keuntungan, tetapi juga dapat
menyebarkan fokus siswa.

Gambar 9. The Immersed Model


(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 112)
j. Model Jaringan (The Networked Model)
Siswa menggunakan model jaringan ini untuk melakukan proses pemaduan topik
yang mereka pelajari dengan memilih jejaring pakar dan sumber daya. Meskipun
memiliki kelemahan, model ini dapat mengalihkan perhatian siswa dan membuat
mereka belajar hal-hal baru dan proaktif.

Gambar 10. The Networked Model


(Sumber: Indrawati, dalam Trianto 2011: 112)
6. Tahapan-tahapan Pembelajaran Tematik Integratif
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pendekatan
pembelajaran tematik integratif atau terpadu, menurut Kemendikbud (2013: 189).
a. Menentukan tema: Tema dapat ditentukan oleh pengambil kebijakan atau dapat
diputuskan melalui diskusi antara guru dan siswa.
b. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum: Setelah menentukan tema, guru harus
mampu membuat tema pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dengan
mempertimbangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
c. Mendesain rencana pembelajaran: Proses ini mencakup pengorganisasian sumber
belajar, bahan terbuka, dan media belajar, termasuk kegiatan ekstrakurikuler.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjukkan tema pembelajaran yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan siswa.
d. Pada titik ini, aktivitas pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi dan memahami berbagai perspektif tentang suatu topik. Ini juga
memberi kesempatan kepada guru dan siswa untuk mengeksplorasi satu pokok
bahasan untuk memperoleh pengetahuan baru.

7. Penilaian dalam Pembelajaran tematik Integratif


Berdasarkan kurikulum 2013 yang menekankan pembelajaran berdasarkan
aktivitas, evaluasi hasil belajar lebih menekankan pada proses dan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Penilaian autentik digunakan.
Penilaian autentik, menurut Kemendikbud (Panduan Teknis Penilaian di SD
Kurikulum 2013, 2013: 7) adalah penilaian yang dilakukan secara menyeluruh,
menyeluruh, dan menyeluruh untuk menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan
seseorang dari input, proses, dan output pembelajaran. Penilaian ini tidak dilakukan
dalam keadaan tertekan; itu alami. Penilaian autentik ini tidak hanya mengukur
pengetahuan siswa, tetapi juga mengukur kemampuan mereka. Kementerian Pendidikan
(Panduan Teknis Penilaian di SD Kurikulum 2013, 2013: 8-11) menyatakan bahwa
berbagai metode digunakan dalam penilaian sekolah dasar untuk mencakup semua
kompetensi dasar.
Teknik penilaian ini dikategorikan kedalam tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap
dan keterampilan (Kunandar, 2014: 35).
a. Pengetahuan
1) Tes Tulis
Tes ini terdiri dari soal dan jawaban yang ditulis. Soal-soalnya dapat berupa
pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan deskripsi.
2) Tes Lisan
Tes lisan bertujuan untuk menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri
siswa dengan mengajukan pertanyaan secara lisan. Pertanyaan ini diberikan
secara lisan sehingga siswa dapat menjawabnya dengan kata-kata, frase, kalimat,
atau paragraf.
3) Penugasan
Tugas yang diberikan oleh guru, dapat berupa pekerjaan rumah individu
atau kelompok, tergantung pada jenisnya.
b. Sikap
1) Observasi
Teknik penilaian yang berkelanjutan menggunakan indra dilakukan
melalui observasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik di luar
maupun di dalam kelas.
2) Penilaian Diri
Metode penilaian di mana siswa diminta untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan mereka untuk mencapai kompetensi. Alat yang dapat digunakan
termasuk lembar penilaian diri.
3) Penilaian Antarteman
Metode penilaian ini melibatkan siswa untuk menilai satu sama lain
tentang sikap dan perilaku sehari-hari mereka. Lembar penilaian antarsiswa
dapat menjadi alat yang digunakan.
4) Jurnal/Catatan Guru
Ini adalah metode penilaian yang terdiri dari catatan guru baik di dalam
maupun di luar kelas yang mengumpulkan data tentang kelebihan dan
kelemahan siswa dalam hal sikap dan perilaku.Jurnal juga dapat disebut sebagai
catatan yang konsisten dari hasil pengamatan.
c. Keterampilan
1) Kinerja
Meminta siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan
mereka dalam situasi nyata untuk menyelesaikan tugas yang dikenal sebagai
kinerja. Menyanyi, menari, dan memainkan alat musik adalah contohnya.
2) Projek Penilaian
penilaian tugas yang diminta yang harus diselesaikan dalam waktu
tertentu. Perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan adalah seluruh bagian dari
tugas ini.
3) Portofolio Penilaian
Penilaian portofolio adalah penilaian yang melibatkan sekelompok
pekerjaan siswa yang disusun secara sitematis dan diselenggarakan dan
dilakukan dalam jangka waktu tertentu, sehingga dapat memantau
perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa secara konsisten.

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pendekatan dalam kurikulum yang menggabungkan
berbagai kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema.
Tujuan utama pembelajaran tematik adalah meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
dan membantu mereka memahami materi yang terkait. Pembelajaran tematik juga
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahas siswa.
Pembelajaran tematik integratif mengambil prinsip-prinsip berikut: memilih topik
yang relevan, memilih materi yang mendukung kurikulum, mempertimbangkan minat,
kemampuan, dan pengetahuan awal siswa, dan memberikan siswa kesempatan untuk
mempelajari apa yang mereka butuhkan. Banyak model pembelajaran tematik yang
berpusat pada pengintegrasian tema. Ini termasuk model terhubung, model tersarang,
model terurut, model komprehensif, model terjaring, model tertali, model terpadu, model
terbatas, dan model jaringan. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dalam pendekatan pembelajaran tematik integratif, penilaian lebih menekankan
pada penilaian asli yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa.
Pendekatan ini menggunakan berbagai metode untuk melakukan penilaian, termasuk
menentukan tema, mengintegrasikan tema ke dalam kurikulum, merancang rencana
pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi.
Pendekatan pembelajaran tematik integratif, yang mengintegrasikan berbagai
mata pelajaran dalam konteks tema tertentu, mendorong pemahaman yang lebih
mendalam, motivasi belajar yang lebih tinggi, dan pengembangan keterampilan lintas
mata pelajaran. Dengan pemahaman ini, guru dapat membuat rencana pembelajaran yang
lebih baik dan fokus pada perkembangan siswa secara keseluruhan.

2. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karenanya, saran-saran dari para pembaca berupa kritikan-kritikan positif atau masukan-
masukan yang sifatnya konstruktif tetap kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Yogyakarta:


Gava Media.
Depdikbud 2014. Permendibud Nomor 103 Tentang Pembelajaran Pada SD/Mi. Jakarta:
Depdikbud
Frasandy, R. N. 2017. Pembelajaran Tematik Integratif (Model Integrasi Mata Pelajaran Umum
SD/MIDengan Nilai Agama). Elementary. 5(2), h. 304-305.
Hidayah, N. 2015. Pembelajaran Tematik Integratif Di Sekolah Dasar. TERAMPIL Pendidikan
dan Pembelajaran Dasar, 2 (1), h. 38-39)
Hidayani, M. 2016. Pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013. At-Ta'lim: Media Informasi
Pendidikan Islam, 15(1), h. 159
_______2017. Pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013. At-Ta'lim: Media Informasi
Pendidikan Islam, 15(1), 150-165.
Ibid., h.3
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
_______2013. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar Kurikulum 2013. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lubis, M. A. 2020. Pembelajaran Tematik SD/mi. Prenada Media.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian. Jakarta: Rajawali
Pers.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
_______2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA &
Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Kencana. Jakarta.
_______2014. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP. Jakarta: PT. Bumi Aksara
UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai