Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315711243

Analisis Parameter Spatio-Temporal Gerak Berjalan Orang Indonesia

Conference Paper · October 2015

CITATIONS READS

0 1,581

4 authors:

Nuha Desi Anggraeni Tatacipta Dirgantara


Szent István University, Godollo Bandung Institute of Technology
21 PUBLICATIONS 32 CITATIONS 123 PUBLICATIONS 865 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Andi Mahyuddin Sandro Mihradi


Bandung Institute of Technology Bandung Institute of Technology
51 PUBLICATIONS 262 CITATIONS 43 PUBLICATIONS 136 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Injury Biomechanics View project

Gait analysis View project

All content following this page was uploaded by Sandro Mihradi on 08 October 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Analisis Parameter Spatio-Temporal Gerak Berjalan Orang Indonesia


Nuha Desi Anggraeni1,a*, Tatacipta Dirgantara2,b, Andi Isra Mahyuddin1,c, Sandro Mihradi1,d
1
KK Perancangan Mesin
2
KK Struktur Ringan
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
a
nuhadesi@gmail.com, btdirgantara@ftmd.itb.ac.id, caim@ftmd.itb.ac.id, dmihradi@gmail.com

Abstrak
Berjalan merupakan hal yang alami dilakukan oleh manusia. Berjalan juga dapat dijadikan tolok
ukur kesehatan seseorang. Analisis gerakan berjalan manusia atau disebut juga dengan analisis gait,
dapat membantu memberikan data kuantitatif mengenai posisi dan orientasi tubuh selama gerakan
berjalan. Dengan menggunakan sistem analisis gerak 2 dan 3 dimensi, telah disusun basis data awal
gerak berjalan Indonesia. Analisis statistika atas kedua basis data awal tersebut dilakukan untuk
mengevaluasi validitas sistem yang dipakai dan hasil yang diperoleh. Analisis difokuskan pada
parameter spatio-temporal. Dari hasil analisis data pengukuran 3 dimensi dan 2 dimensi diperoleh
bahwa panjang langkah subjek pria lebih rendah secara signifikan sebesar 5%, sedangkan pada
subjek wanita tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Kecepatan berjalan subjek pria dan wanita
terjadi perbedaan yang signifikan, masing-masing sebesar 26,6% dan 26,5%. Perbedaan panjang
langkah pada subjek pria ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan antropometri subjek yang
diambil pada masing-masing penelitian. Orang yang memiliki tinggi badan lebih tinggi akan
cenderung memiliki panjang langkah yang lebih panjang. Sebaran data subjek yang diambil sangat
mempengaruhi hasil parameter gait. Hasil ini diharapkan dapat membantu dokter rehabilitasi medis
dalam membantu merancang protokol terapi berjalan bagi subjek penderita kelainan gerak berjalan.

Kata kunci : gerak berjalan, analisis statistika, basis data, spatio-temporal.

Pendahuluan data yang telah disusun secara 2 dimensi dan


tiga dimensi tersebut, kemudian dianalisis
Berjalan merupakan salah satu gerakan yang
untuk mengevaluasi validitas system yang
sangat sering dilakukan manusia dalam
digunakan dan hasil yang diperoleh.
kehidupan sehari–hari. Analisis gait dapat
didefinisikan sebagai kajian menyeluruh dari
gerak berjalan manusia, dengan menggunakan Metodologi
pengamatan dan penerjemahan dari orang Sistem Analisis Gerak
yang sudah berpengalaman. Dilengkapi Dalam penelitian ini digunakan system
dengan peralatan dan instrumen untuk analisis gerak 2 dimensi dan 3 dimensi yang
mengukur mekanisme pergerakan tubuh dan telah digunakan pada penelitian sebelumnya
aktifitas otot. Untuk orang-orang yang [3, 4]. Perbedaan system analisis gerak
mengalami gangguan berjalan maka analisis tersebut diperlihatkan pada tata letak ruangan
gait dapat digunakan dalam mendukung pengambilan data seperti terlihat pada gambar
diagnosa medis tradisional untuk mengetahui 1 dan gambar 2.
penyebabnya dan merencanakan upaya System analisis gerak dua dimensi
penyembuhannnya [1]. Analisis gait juga menggunakan satu kamera yang diarahkan
dapat diartikan sebagai metode yang langsung pada lintasan berjalan subjek,
digunakan untuk mengetahui cara orang sedangkan pada system analisis gerak 3
berjalan [2]. dimensi menggunakan dua buah kamera
Untuk melengkapi analisis gait yang seperti diperlihatkan pada gambar 2.
dilakukan dokter klinik disusunlah basis data
gerak berjalan orang Indonesia normal. Basis
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Penanda terpasang pada titik-titik sambungan,


yaitu pinggul pada Greater Throcanter, lutut
kanan bagian luar pada Lateral Femoral
Epicondyle, dan mata kaki kanan bagian luar
atau Lateral Malleolus, sedangkan untuk kaki
kiri diletakkan pada bagian dalam (medial),
tetapi posisinya disejajarkan dengan penanda
pada mata kaki dan lutut kaki kanan.
Pada sistem analisis gerak 3 dimensi penanda
dipasang pada tujuh titik pengamatan seperti
Gambar 1. Tata letak ruangan system analisis pada gambar 4, yaitu yaitu pelvic, hip,
gerak 2 dimensi. midthigh, knee, tibia, maleolus, dan lateral
metatarsal.

Gambar 4. Posisi penanda 3 dimensi


Gambar 2. Tata letak ruangan system analisis
gerak 3 dimensi Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, subjek yang berpartisipasi
Pemodelan berusia dewasa dengan rentang umur 18-49
Dalam penelitian ini, digunakan modifikasi tahun dengan asumsi bahwa pola berjalan
berbeda dari pemodelan Helen Hayes untuk subjek sudah tetap, namun belum mengalami
system analisis gerak 2 dimensi dan 3 degenrasi akibat penuaan.
dimensi. Agar memudahkan dalam melakukan analisis
Untuk system analisis gerak 2 dimensi statistika, maka unutk kedua system analisis
digunakan pemodelan seperti pada gambar 3. gerak dipilih 30 subjek normal pria dan 30
subjek normal wanita. Sehingga total subjek
penelitian yang berpartisipasi ada 120 orang.
Data antrapometri subjek penelitian
terangkum dalam table 1 dan table 2.

Tabel 1. Data antopometri subjek 2D

Eksperimen 2D
Antopometri subjek
Pria (SD) Wanita (SD)
Umur (tahun) 31,6(10,13) 28,00(10,15)
Tinggi (m) 1,66(0,08) 1,57(0,07)
Berat (kg) 58,18(8,35) 50,73(6,16)
BMI 20,98(2,63) 20,63(2,00)
Gambar 3. Posisi penanda 2 dimensi
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Tabel 2. Data antopometri subjek 3D x1  x2


T …………………...(4)
Eksperimen 3D s12 s2
Antopometri subjek  2
Pria (SD) Wanita (SD) n1  1 n2  1
Umur (tahun) 21,87(2,62) 22,47(4,22)
Tinggi (m) 1,73(0,06) 1,59(0,06) Parameter spatio-temporal penelitian
Berat (kg) 64,80(9,14) 52,73(6,46) Menggunakan analisis gerak 2 dimensi
BMI 21,63(2,77) 20,75(1,93 diperoleh hasil seperti pada tabel 3.
Parameter spatio-temporal subjek untuk
Analisis Statistika analisis gerak berjalan 3 dimensi dirangkum
Untuk mendapatkan suatu basis data atau pada table 4.
standar maka perlu dicari rata-rata (mean) dan
deviasi standar dari keseluruhan data yang Tabel 3. Parameter spatio-temporal 2 dimensi
telah diperoleh. Hal ini dilakukan agar data Parameter Spatio- Eksperimen 2D
dapat direpresentasikan oleh suatu nilai yang temporal Pria Wanita
dapat dijadikan standar acuan untuk
Walking Speed (m/s) 0,97-1,23 0,96-1,16
melakukan perbandingan dengan hasil dari
penelitian lain. Deviasi standar menyatakan Stride Length (m) 1,10-1,32 1,07-1,23
sebaran atau variasi data dari nilai rata-rata. Cadence (Step/Min) 102-116 103-119
Deviasi standar yang digunakan Cycle Time (s) 1,04-1,18 1,00-1,18
menggunakan data sampel, bukan
keseluruhan populasi [5]. Tabel 4. Rata-rata parameter spatio-temporal
Parameter spatio-temporal ini dibandingkan 3 dimensi
dengan menggunakan ANOVA (Analysis of Parameter Spatio- Eksperimen 3D
Varians) dengan Fisher Test untuk temporal Pria Wanita
mengetahui kedua sampel yang dibandingkan
berada dalam populasi yang sama. Langkah- Walking Speed (m/s) 0,8 0,75
langkah pengujian adalah sebagai berikut: Stride Length (m) 1,14 1,09
1. Menentukan hipotesis awal yang Cadence (Step/Min) 84,13 84,99
menyatakan bahwa disperse kedua data Cycle Time (s) 1,44 1,42
sama.
 1   2 ………………………………..(1)
2. Menentukan daerah penolakkan data (α), Hasil penelitian
untuk analisis ini digunakan nilai α=0,05. Dengan menggunakan ANOVA (Analysis of
3. Pengujian hipotesis awal, menggunakan Varians) diperoleh hasil seperti pada table 5.
uji Fisher untuk menentukan nilai F.
s12 Tabel 5. Perhitungan nilai F untuk kedua data
F ………………………………(2)
s22 Eksperimen 3D – 2D
Nilai F hasil perhitungan dibandingkan Parameter Gait Jenis F1 2
F
terhadap nilai F1 2 . Apabila Kelamin
 F1 2  F  F1 2 dilakukan T-test Pria 2,25
Panjang langkah
Wanita 1,21
criteria 1, jika nilai berada di luar rentang 1,86
Kecepatan berjalan Pria 1,40
tersebut, dilakukan T-test criteria 2.
4. Pengujian perbedaan parameter dengan Wanita 1,78
menggunakan T-test. T-test criteria 1
sesuai dengan persamaan 3: Dari kedua basis data yang dianalisis,
x1  x2 diperoleh hasil bahwa panjang langkah subjek
n1n2
T …………..(3) pria lebih rendah secara signifikan sebesar
n1s12  n2 s22 n1  n2 5%, sedangkan pada subjek wanita tidak
n1  n2  2 terjadi perbedaan yang signifikan. Pada
T-test criteria 2 mengikuti persamaan 4: kecepatan berjalan subjek pria dan wanita
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

terjadi perbedaan yang signifikan, masing- Database," Regional Confrence on


masing sebesar 26,6% dan 26,5%. Perbedaan Mecahnical and Manufacturing
panjang langkah pada subjek pria ini dapat Engineering, pp. 315-325, 2013.
disebabkan perbedaan antropometri subjek [5] R. Walpole, R. H. Myers, S. L. Myers and
yang diambil pada masing-masing penelitian. K. Ye, Probability & Statistic for
Persebaran data subjek yang diambil sangat Engineers & Scientists, 8 ed., New Jersey:
mempengaruhi hasil parameter gait. Orang Pearson Prentice Hall, 2007.
yang memiliki tinggi badan lebih tinggi akan [6] T. Ryu, H. S. Choi, H. Choi and M. K.
cenderung memiliki panjang langkah yang
Chung, "A COmparison of Gait
lebih panjang [6].
Characteristc Between Korean and
Perbedaan hasil yang diperoleh disebabkan
Western People for Establishing Korean
oleh perbedaan faktor psikologis ketika
Gait Reference Data," Insternational
pegambilan data dan kebiasaan subjek
Journal of Industrial Ergonomics, vol. 36,
penelitian [7].
pp. 1023-1030, 2006.
[7] N. F. Troje, Retrieving Information from
Human Movement Patterns, Oxford
Kesimpulan University Press, 2008.
Perbandingan juga dilakukan terhadap standar [8] R. Baker, "Gait Analysis Methods in
lain dengan rentang umur yang relatif sama Rehabilitation," Journal of Neuro
yang terdapat pada referensi [1]. Perbedaan Engineering and Rehabilitation, vol. 3, pp.
parameter spatio-temporal yang ditemukan 1-10, 2006.
antara percobaan eksperimen dengan referensi [9] J. Ambrósio and A. Kecskemethy,
Whittle dapat disebabkan oleh adanya
"Multibody dynamics of biomechanical
perbedaan antropometri subjek antara orang
models for human motion via
Indonesia dan orang Amerika, namun pada
optimization," in Multibody Dynamics:
referensi tidak disebutkan ukuran badan rata-
Computational Methods and applications,
rata subjek yang diambil.
G. C. J. Garcia Orden JC, Ed., Dordrech,
Dapat dikatakan bahwa system analisis gerak
Springer, 2007, pp. 245-272.
yang digunakan memiliki nilai validitas yang
baik, dengan demikian basis data yang
dihasilkan pada penelitian sebelumnya, begitu
pula dengan hasil analisis systemnya.

Referensi

[1] M. W. Whittle, Gait Analysis: An


Introduction, New York: Elsevier, 2007.
[2] J. Perry, Gait Analysis Normal and
Pahological Function, Newjersey: SLACK
Incorporated, 1992.
[3] S. Mihradi, T. Dirgantara, P. N. Maulido
and A. I. Mahyuddin, "Gait Parameters
Determination by 2D Optical Motion
Analyzer System," Applied Mechanics and
Materials, vol. 83, pp. 123-129, 2011.
[4] N. D. Anggraeni, Ferryanto, S. T. Atmojo,
S. Mihradi, T. Dirgantara and A. I.
Mahyuddin, "Gait Parameters
Determination by 3D Motion Analyzer
System for Initial Indoneisan Gait

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai