net/publication/315711243
CITATIONS READS
0 1,581
4 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Sandro Mihradi on 08 October 2018.
Abstrak
Berjalan merupakan hal yang alami dilakukan oleh manusia. Berjalan juga dapat dijadikan tolok
ukur kesehatan seseorang. Analisis gerakan berjalan manusia atau disebut juga dengan analisis gait,
dapat membantu memberikan data kuantitatif mengenai posisi dan orientasi tubuh selama gerakan
berjalan. Dengan menggunakan sistem analisis gerak 2 dan 3 dimensi, telah disusun basis data awal
gerak berjalan Indonesia. Analisis statistika atas kedua basis data awal tersebut dilakukan untuk
mengevaluasi validitas sistem yang dipakai dan hasil yang diperoleh. Analisis difokuskan pada
parameter spatio-temporal. Dari hasil analisis data pengukuran 3 dimensi dan 2 dimensi diperoleh
bahwa panjang langkah subjek pria lebih rendah secara signifikan sebesar 5%, sedangkan pada
subjek wanita tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Kecepatan berjalan subjek pria dan wanita
terjadi perbedaan yang signifikan, masing-masing sebesar 26,6% dan 26,5%. Perbedaan panjang
langkah pada subjek pria ini dapat disebabkan oleh karena perbedaan antropometri subjek yang
diambil pada masing-masing penelitian. Orang yang memiliki tinggi badan lebih tinggi akan
cenderung memiliki panjang langkah yang lebih panjang. Sebaran data subjek yang diambil sangat
mempengaruhi hasil parameter gait. Hasil ini diharapkan dapat membantu dokter rehabilitasi medis
dalam membantu merancang protokol terapi berjalan bagi subjek penderita kelainan gerak berjalan.
Eksperimen 2D
Antopometri subjek
Pria (SD) Wanita (SD)
Umur (tahun) 31,6(10,13) 28,00(10,15)
Tinggi (m) 1,66(0,08) 1,57(0,07)
Berat (kg) 58,18(8,35) 50,73(6,16)
BMI 20,98(2,63) 20,63(2,00)
Gambar 3. Posisi penanda 2 dimensi
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Referensi