Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INOVASI

TEAM GERCEP PRESISI


PROBLEM SOLVING

POLRES BOLAANG MONGONDOW


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 1

1.2 DASAR HUKUM ............................................................................................................. 2

1.3 SASARAN ...................................................................................................................... 2

1.4 TUJUAN ........................................................................................................................ 2

BAB II IMPLEMENTASI TIM GERAK CEPAT PRESISI ........................................................................ 3

2.1 ANALISIS MASALAH ....................................................................................................... 3

2.2 PENDEKATAN STRATEGIS ............................................................................................... 3

2.3 PELAKSANAAN .............................................................................................................. 3

2.4 DAMPAK SEBELUM DAN SESUDAH................................................................................. 6

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Kabupaten Bolaang Mongondow memiliki penduduk sebanyak 249.600 jiwa (data badan
pusat statistic provinsi Sulawesi utara, 2019), dengan wilayah terluas yaitu 3 269,30 diantara
kota/kabupaten lainnya di propinsi Sulawesi utara dan di huni beragam suku yaitu
Mongondow sebagai suku asli, Minahasa, Sangihe, Jawa, Bali, Bugis dan lainnya.Wilayah ini
tentunya memiliki berbagai permasalahan kriminalitas yang terjadi yang konvensional
seperti penganiayaan, perkelahian, pencurian, penggelapan, pemerkosaan bahkan sampai ke
pembunuhan,tarkam dan lainnya Kondisi tersebut diperparah dengan kebiasaan sebagian
masyarakat Bolmong yang mengkonsumsi miras jenis cap tikus.
Kriminalitas yang terjadi di wilayah Bolaang Mongondow setiap tahunnya cenderung
meningkat, dan berbagai macam aspek permasalahan terjadi di Wilayah Bolaang Mongondow,
baik tindak kejahatan yang memenuhi unsur pidana maupun beberapa kejahatan yang
berdampak pada konflik sosial,Khusus Nya Di Wilayah Dumoga, Dumoga Raya yang mencakup
enam Kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow ( Bolmong) memang wilayah rawan
tarkam.Data yang dihimpun Tribun Manado, konflik di Dumoga berakar dari persaingan
tambang emas pada era tahun 1980-an. Hal ini membuat Dumoga memiliki angka kriminalitas
yang tinggi, dan oleh banyak pihak terutama oleh pihak kepolisian Dumoga dianggap sebagai
daerah merah atau rawan konflik. Maka dari itu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap proses hukum yang di tangani oleh polri dan pencegahan terhadap kriminalitas yang
berpotensi memicu konflik sosial maka Polres Bolaang Mongondow mengembangkan inovasi
Tim Gerak Cepat Presisi (TIM GERCEP) Problem Solving permasalahan Kriminalitas Yang
berujung Menjadi Konflik Sosial Atau Tarkam Dapat cegah Atau di Damaikan Dengan Metode
Problem Solving
Ada Tahapan 7 yang Dilakukan Oleh Tim Gerak Cepat Presisi Problem Solving Adalah

1. Mendatangi Lokasi Kejadian Terjadinya Kriminalitas Dengan Gerak Cepat( Fast Respon )
2. Melakukan deteksi dini Jika suatu tindak pidana dapat mengakibatkan konflik atau
tarkam
3. Mencegah Adanya Konflik Jika Terjadi Konsentrasi Masa yang dilakukan Secara
Persuasif Jika Tindakan Persuasif Tidak Di Dengar Oleh Masa maka Tim Gercep Melakukan
Diskresi Kepolisian
4. me Fasilitasi dialog terbuka antara semua pihak yang terlibat dalam konflik sosial.
Dalam diskusi ini, ciptakan ruang aman di mana setiap orang merasa didengarkan dan
dihargai.
5. Menyelesaikan Konflik Antara kedua belah pihak dengan Melibatkan Unsur Unsur Lain
Tokoh Masyarakat / Tokoh Agama / Kepala Lingkungan Dan lain lain
6. Menghimbau Kepada Masyarakat Agar percayakan terhadap proses hukum yang
berlaku kepada pelaku tindak pidana
7. Melakukan Pengamanan tempat yang di sinyalir akan terjadi tarkam sampai situasi
benar benar kondusif

1
1.2 DASAR HUKUM
1. Undang – undang nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian negara Republik Indonesia

1.3 SASARAN
1. Tim gercep presisi di pusatkan di wilayah kec. Dumoga bersatu di mana tempat
tersebut sering ditemukan banyak anak-anak muda yang berkumpul mengkonsumsi
miras,menggunakan motor kenalpot bising utk segera di arahkan pulang ke rumah
masing-masing guna mencegah terjadinya aksi kriminalitas.
2. Kelompok kriminalitas yang bisa diselesaikan saat itu juga ketika Tim Gerak cepat
presisi datang ke lokasi seperti ada perkelahian kemudian datang team Gerak cepat
bisa diamankan para pelaku kemudian didamaikan/diselesaikan
3. Melakukan Penggeledahan Adanya Sajam Kepada Anak Muda Yang Berkumpul Di
Suatu Tempat
4. Melakukan Penguraian Masa jika terjadi konflik sosial
5. Melakukan Patroli Tempat-Tempat Rawan Yang di sinyalir Sering terjadi Tindak Pidana

1.4 TUJUAN
1. mencegah kejahatan dengan mengawasi daerah yang rentan atau rawan kejahatan,
serta memberikan penindakan cepat jika ada aktivitas mencurigakan.
2. Patroli juga dapat digunakan sebagai metode deteksi dini terhadap ancaman atau
situasi darurat lainnya sehingga langkah-langkah pencegahan lebih lanjut dapat
dilakukan secara tepat waktu.
3. merespon gangguan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat). Misalnya
membantu menenangkan kerusuhan atau konflik antarmasyarakat agar situasi dapat
dikendalikan dengan baik.

2
BAB II
IMPLEMENTASI TIM GERAK CEPAT PRESISI
2.1 ANALISIS MASALAH
Kurang Nya pengawasan di daerah Rawan konflik,Dan jarak pergerrakan personil Yang
cukup Jauh Dari Polres Bolmong Ke Dumoga Sehingga Langkah langkah Pencegahan Lebih
lanjut Tidak dapat Di lakukan Secara Tepat waktu Maka Mengakibatkan Tarkam Dan Memakan
Korban Jiwa,Sering terjadi nya tarkam di wilayah dumoga pada tahun tahun sebelum nya yaitu :

1. .(5/1/2004) bentrok menewaskan enam warga desa. Pemicunya adalah balas dendam.
Kasus ini sempat jadi peristiwa nasional saking banyaknya korban tewas
2. Rabu (2/5/2012) tawuran terjadi, diawali saling baku serang antara pemuda desa
imandi dan tambun.Nevri Singal, terkena senjata tajam hingga meninggal di
Puskesmas Imandi
3. Kamis (1/10/2015) tawuran terjadi selama berhari hari. Seorang warga tewas setelah
dibacok beramai ramai.
4. (11/5/2022) warga doloduo di picu berita hoax hingga terjadi tarkam.1 orang tewas

Sehingga Memerlukan Penanganan Kepolisian Yang cepat dan Tepat Di tambah Jumlah
Personil Yang Cukup Kegiatan Tim gerak Cepat Presisi Problem solving Memudahkan
Pencegahan Terjadinya Tarkam agar Tidak memakan Korban Jiwa

2.2 PENDEKATAN STRATEGIS


TIM GERCEP PRESISI Problem solving Polres Bolmong Merupakan inovasi satuan
Sabhara Polres Bolmong Melakukan Mobile Dalam Menerima info Atau laporan dari
masyarakat di wilayah dumoga Sebagai peningkatan Pengawasan di wilayah dumoga secara
cepat dan efisien .

2.3 PELAKSANAAN
Inovasi Tim Gerak Cepat Presisi (GERCEP) Satuan Sabhara Polres Bolmong Adalah
Kegiatan Kepolisian Yang Dilakukan Tim Gerak Cepat Presisi yang melakukan patroli di wilayah
tertentu guna menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Mereka berpatroli dengan
kendaraaan untuk mencegah tindak kriminalitas serta merencanakan rute patroli Setelah
menganalisis situasi yang terjadi di wilayah Dumoga, perencanaan patroli harus dilakukan
dengan cermat. Hal ini meliputi menentukan waktu dan rute patroli yang efektif untuk
mencakup area-area rawan konflik sosial serta mengidentifikasi titik-titik kritis yang
membutuhkan pengawasan lebih intensif.
Tim Gercep Presisi dilatih untuk merespons kerusuhan sosial atau gangguan
kamtibmas dengan cepat dan efektif. Mereka dapat membantu menenangkan situasi,
mengendalikan massa, serta menjaga stabilitas keamanan di area yang terkena
dampak.Kegiatan Sabhara Di bantu oleh masyarakat di beberapa Desa untuk memberikan
informasi jika terjadi konsentrasi masa, sebagai upaya pencegahan .

3
TIM GERAK CEPAT PRESISI MELAKUKAN PENGAMANAN KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI
PERBATASAN IMANDI TAMBUN SAMPAI DALAM KEADAAN KONDUSIF

4
TIM GERAK CEPAT PRESISI MELAKUKAN PEMBUBARAN MASA SECARA PERSUASIF
Link Youtube : https://youtube.com/shorts/Zm8jE3RpbS0

5
2.4 DAMPAK SEBELUM DAN SESUDAH

Di wilayah Dumoga Sering terjadi nya Konflik sosial seperti tarkam yang terjadi pada
tahun tahun sebelum nya yang Sering Memakan Korban karena jarak polres dan dumoga
cukup jauh kejadian seperti itu menunjukkan tingkat kerawanan tarkam kec Dumoga yang
tinggi Sehingga memerlukan pergerakan personil yang yang cepat dan tindakan yang
tepat.dengan adanya tim gerak cepat presisi di wilayah Dumoga mampu mencegah tarkam
dan korban jiwa akibatkan oleh tarkam,di banding dengan tahun tahun sebelum nya yang
tarkam yang terjadi setelah di buat nya Tim gerak cepat presisi tidak memakan korban jiwa .

2.5 KEBERLANJUTAN
Tiga strategi terpenting untuk menjaga keberlanjutan inovasi ROTR (TIM GERAK CEPAT
PRESISI-GERCEP) Problem Solving Polres Bolaang Mongondow :

1. Strategi institusional berupa kebijakan dan regulasi penangganan tindak pidana,


komitmen anggaran dan komitmen unsur pimpinan Polres Bolmong. Strategi ini dilakukan
dengan mengeluarkan kebijakan berupa :
a. Surat Perintah Kapolres Bolmong terkait pembentukan TIM GERCEP PRESISI
(Tim gerak Cepat presisi) Satuan Sabhara Polres Bolmong Untuk meningkatkan
pengawasan di wilayah dumoga
b. Membuat Standart Operasional Prosedur (SOP) terkait TIM GERCEP PRESISI
(Gerak Cepat presisi) Satuan sabhara polres bolmong

6
c. Membuat Standart Operasional Prosedur (SOP) terkait Problem Solving
d. Surat Perintah penunjukan operator pengaduan Call Center 112/110
e. Surat Perintah penunjukan operator pengaduan Wa Dumas no hp
082188306997
f. Surat Perintah penunjukan anggota Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu
Polres Bolmong

2. Strategi sosial dilakukan dengan mengoptimalkan keterlibatan masyarakat dalam


penanganan kriminalitas sehingga bisa mereduksi potensi menjadi konflik sosial.
Keterlibatan dilakukan mulai dari paling hulu timbulnya niat dan kesempatan di
lokasi/tempat kejadian perkara. Peran masyarakat melalui memberikan informasi
pengaduan/laporan lewat call center 112 Bolmong atau 110, wa aduan Polres Bolmong no
hp 0821883806997 serta melapor ke Polsek atau Polres Bolmong memberikan peran yang
sangat krusial karena memberikan informasi awal sehingga akan dilakukan

3. Strategi reaktif Tim Gerak Cepat dalam mengantisipasi konflik sosial melibatkan tindakan responsif
terhadap situasi yang telah muncul. Berikut adalah beberapa strategi yang diterapkan:

a. Pemantauan dan Intelijen: Tim Gerak Cepat perlu melakukan pemantauan dan pengumpulan
intelijen secara aktif untuk mendeteksi adanya potensi konflik sosial. Hal ini dapat dilakukan
dengan memonitor perkembangan situasi di wilayah Dumoga, mengidentifikasi kelompok atau
individu yang berpotensi merusak stabilitas sosial, serta bekerja sama dengan lembaga atau
pihak lain dalam pertukaran informasi.

b. Tanggap Cepat: Ketika ada indikasi awal konflik sosial, Tim Gerak Cepat harus merespons
dengan cepat untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Ini termasuk patroli Tim Gerak Cepat di
tempat-tempat rawan konflik, menyediakan perlindungan bagi warga yang rentan menjadi
korban, serta menangkap pelaku-pelaku kerusuhan agar dapat diproses sesuai hukum.

c. Negosiasi dan Penyelesaian Damai: Anggota juga harus memiliki kemampuan negosiasi dan
mediasi guna mencoba menyelesaikan konflik secara damai sebelum meningkat menjadi
bentrokan fisik yang serius. Mengadakan dialog antara para pihak terlibat, memfasilitasi
kesepakatan bersama, serta menjunjung prinsip-prinsip keadilan merupakan bagian dari
strategi reaktif ini.

d. Penggunaan Kekuatan Proporsional: Dalam situasi konflik sosial yang membutuhkan intervensi
kepolisian, penggunaan kekuatan harus proporsional dan sesuai dengan hukum. Tim Gerak
Cepat Presisi harus menggunakan Flash Ball (Gass Air Mata ) atau senjata non-letal lainnya jika
diperlukan, menghindari penggunaan kekerasan berlebihan yang dapat memperburuk situasi.

e. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Tim Gerak Cepat Presisi perlu melakukan kerja sama dengan
pihak-pihak terkait seperti lembaga pemantau HAM, organisasi masyarakat sipil (OMS), tokoh
agama atau adat setempat agar upaya reaktif dalam mengantisipasi konflik sosial tetap
menjunjung prinsip-prinsip hak asasi manusia dan mendapatkan dukungan dari masyarakat.

f. Evaluasi dan Pembelajaran: Setelah penanganan konflik sosial selesai, penting bagi tim Gerak
Cepat Presisi untuk melakukan evaluasi atas strategi reaktif yang telah dilakukan. Melalui
proses pembelajaran ini, anggota dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons
konflik di masa depan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

7
Strategi reaktif kepolisian dalam mengantisipasi konflik sosial perlu diarahkan untuk menjaga stabilitas,
melindungi hak asasi manusia, dan mendorong penyelesaian damai serta keadilan bagi semua pihak
yang terlibat.

BAB III
PENUTUP
Inovasi TIM GERCEP PRESISI Problem Solving ini tentunya akan tetap ditingkatkan secara
berkelanjutan. Polrest Bolmong juga berkomitmen tetap berbenah dalam berbagai penanganan
permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat Bolmong sehingga masyarakat dapat merasakan
pelayanan yang diberikan oleh Polres Bolmong,Di harapkan Masyarakat Menghilangkan Stigma Negatif
Di Wilayah Dumoga . Selanjutnya Polres Bolmong mengharapkan masukan, saran serta kritik publik
agar dapat membangun Polri yang bebas bersih melayani.

Anda mungkin juga menyukai