Anda di halaman 1dari 21

SAMBUTAN

MENTERI DALAM NEGERI


PADA
RAPAT KOORDINASI NASIONAL
KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH
TAHUN 2013

Jakarta, 9 September 2013


 Rakornas Kominda kali ini di pandang
memiliki nilai yang sangat strategis dan
penting, mengingat acara ini sebagai salah
satu upaya dalam menyamakan visi, misi,
persepsi dan kesatuan langkah dalam rangka
optimalisasi peran Kominda serta menyikapi
perkembangan situasi sosial politik dan
keamanan guna mewujudkan stabilitas
nasional menjelang pelaksanaan Pemilu 2014.

2
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TUJUAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia


yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada
hakikatnya bertujuan untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Dari tujuan pembentukan tersebut kita
pahami bersama, bahwa upaya melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia melalui penciptaan stabilitas keamanan dan
ketertiban masyarakat merupakan syarat pokok
pencapaian tujuan nasional berikutnya.
3
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Undang-undang Nomor 32
tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 22 huruf a:

Menyatakan bahwa dalam menyelenggarakan otonomi, daerah


mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, menjaga
persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
SITUASI KONDISI SOSIAL DAN
POLITIK SAAT INI

 Dihadapkan kepada meningkatnya eskalasi konflik sosial


dan politik yang ditandai dengan terjadinya gesekan serta
benturan dari berbagai kepentingan yang dilakukan antar
kelompok masyarakat, antar partai politik maupun antar
kelompok masyarakat dengan pemerintah.
 Hal ini secara langsung berdampak pada terganggunya
kelangsungan pembangunan nasional serta menimbulkan
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat di
beberapa daerah.

5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REKAPITULASI KONFLIK TAHUN 2010- 2013

 Tahun 2010 terjadi 93 peristiwa konflik


Tahun 2011 terjadi 77 peristiwa konflik
Tahun 2012 terjadi 128 peristiwa konflik
Tahun 2013, hingga bulan Mei 2013 tercatat 35
peristiwa konflik
 Sehingga, selama periode 2010 hingga bulan Mei
2013 total keseluruhan tercatat 333 peristiwa konflik.

6
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
ANCAMAN RADIKALISME DAN TERORISME

Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 65


(enam puluh lima) kali ancaman teror, 30
(tiga puluh) kali diantaranya terjadi ledakan
bom (bahan peledak) di beberapa daerah,
serta terjadi penangkapan tersangka teroris
sebanyak 55 (lima puluh lima) orang.

7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PENYEBAB MARAKNYA KONFLIK
DI TANAH AIR:

1. Banyaknya akar-akar konflik yang bersumber dari hulu


permasalahan yang tidak tertangani secara tuntas
sehingga berakibat pada terjadinya konflik sosial yang
meluas,
2. peran media massa dan jejaring sosial yang seringkali
mempengaruhi opini publik dan persepsi masyarakat
terhadap suatu persoalan hukum yang dapat menyulut
munculnya permasalahan kambtibmas yg meluas,
3. masih adanya tindakan pemaksaan kehendak oleh
masyarakat yang berujung pada timbulnya tindakan
kekerasan.

8
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
AKSI TERORISME DI BEBERAPA DAERAH

 Bom bunuh diri oleh pria bermotor di Mapolres


Poso pada tanggal 3 Juni 2013 yg dilakukan
oleh jaringan teroris Poso pimpinan Santoso.
 Pemboman ditempat ibadah Vihara Ekayana,
Jakarta Barat pada tanggal 4 Agustus 2013.
 Penembakan terhadap empat orang polisi di
wilayah Ciputat dan Pondok Aren, Tangerang
Selatan pada bulan Juli dan Agustus 2013.

9
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERISTIWA KEKERASAN DI DAERAH

 Peristiwa kekerasan/konflik sosial bernuansa SARA, seperti kasus


Sampang, GKI Yasmin Kota Bogor dan HKBP Filladelpia Kota Bekasi.
 Aksi-aksi bentrokan antar warga, seperti yang terjadi di Kabupaten
Kendal antara masyarakat dengan Forum Pembela Islam (FPI).
 Aksi-aksi kekerasan dalam unjuk rasa, seperti aksi-aksi penolakan
yang dilakukan oleh berbagai unsur/elemen masyarakat terkait dengan
kebijakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di DKI Jakarta,
Medan, Makassar dan di sejumlah kota-kota besar lainnya.
 Aksi kekerasan hingga bentrokan antar massa pendukung calon
kepala daerah dalam Pemilukada, seperti dalam Pemilihan Gubernur
Maluku Utara dan Sulawesi Selatan, Pemilihan Bupati Sumba Barat
Daya NTT, Pemilihan Walikota Pare-Pare Sulsel, serta Pemilihan
Walikota Palembang.
 Aksi massa terkait sengketa pertanahan antara warga dengan
perusahaan, antara lain seperti yang terjadi di Kabupaten Langkat,
Sumut, antara warga yang tergabung dengan kelompok tani boyolali
dengan pihak PTPN II, di Kabupaten Tebo, Jambi antara warga suku
anak dalam dengan pihak PT Lestari Asri Jaya, di Kabupaten Barito
Kuala, Kalsel antara warga dengan pihak PT Agri Bumi Sentosa.

10
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Jika kita mencermati peristiwa-peristiwa tersebut, inilah
fakta dari sebagian permasalahan bangsa, yang
memerlukan perhatian dan penanganan yang terpadu
dan berkelanjutan dari seluruh komponen bangsa. Kita
pahami bersama bahwa untuk dapat mengatasi setiap
permasalahan yang timbul tersebut, kita tidak boleh
saling menyalahkan atau mengandalkan salah satu
instansi saja, namun kita perlu bersatu dan
bekerjasama, supaya penanganan permasalahan dapat
sesuai dan tidak berdampak kepada timbulnya
permasalahan yang lebih luas.

11
INPRES NOMOR 2 TAHUN 2013
 Perlu saya ingatkan kembali bahwa gangguan kamtibmas
yang muncul sangat berkaitan dengan residu yang
bersumber dari berbagai permasalahan di masyarakat
maupun dampak dari kebijakan yang tidak harmonis. oleh
karena itu, dalam mengatasi gangguan kamtibmas tidak
hanya bersifat reaktif namun juga diperlukan pro aktif dan
melakukan sinergi dengan berbagai komponen untuk
mencari akar masalah serta solusinya. Hal inilah yang
menjadi dasar diterbitkannya Inpres Nomor 2 Tahun 2013
tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri
Tahun 2013 yang implementasinya menitikberatkan pada
penanganan konflik sosial dan terorisme.

12
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
 Pembentukan Inpres ini ditujukan sebagai dasar dan
pedoman bagi instansi terkait baik di Pusat maupun di
daerah secara terkoordinasi, terintegrasi, terarah dan
terkendali untuk dapat menuntaskan penanganan
gangguan keamanan akibat konflik sosial dan
terorisme yang terjadi di beberapa daerah melalui
perbaikan sistem penanganan gangguan keamanan
agar lebih responsif dan dapat diandalkan,
mengidentifikasi potensi konflik dan menemukan solusi
penyelesaian agar tidak berkembang menjadi
gangguan keamanan, serta meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah.

13
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
LANGKAH - LANGKAH KOMINDA
 Dengan demikian diharapkan kedepan, Kominda harus
menyikapinya dengan langkah-langkah yang lebih responsif,
profesional, tuntas, dan sinergis, serta senantiasa untuk:

 Meningkatkan koordinasi melalui forum komunikasi pimpinan


daerah.
 Meningkatkan deteksi dini dan lapor cepat terkait kondisi wilayah
masing-masing dan segera mengambil langkah-langkah
antisipasi.
 Menciptakan iklim daerah yang kondusif untuk menunjang
suksesnya pemilu legislatif dan pemilu presiden/wakil presiden
tahun 2014.

14
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
UNDANG-UNDANG PENANGANAN
KONFLIK SOSIAL
 Sebagai jawaban komprehensif atas kebutuhan hukum masyarakat dalam
hal penanganan konflik yang terintegrasi dalam sebuah regulasi,
Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial. Untuk mendukung optimalisasi dan rencana
aksi dalam implementasi regulasi tersebut di tahun 2013 ini, Menteri Dalam
Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 330/3757/SJ tentang
Petunjuk Pelaksanaan Tindak Lanjut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012
tentang Penanganan Konflik Sosial dan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun
2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Tahun 2013.
 Demikian pula untuk tahun 2014, telah diakomodir dalam Permendagri
No.23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian Dan
Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014, sebagai
pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan rencana aksi
penanganan konflik di daerah. Rencana aksi disesuaikan dengan kebutuhan
daerah dan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah yang selanjutnya
menjadi salah satu pedoman dalam penyusunan rencana kerja SKPD dan
pada pelaksanaannya di anggarkan pada program/ kegiatan SKPD yang
membidangi urusan kesatuan bangsa dan politik dalam APBD masing-
masing pemerintah daerah.

15
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMILUKADA TAHUN 2013

Pada tahun 2013, Kementerian Dalam Negeri


mencatat sebanyak 106 pemilukada, yang
terdiri dari 14 provinsi, 69 kabupaten dan 23
kota. Dari total tersebut sebanyak 13 provinsi,
31 kabupaten dan 13 kota telah melaksanakan
pemilukada. Sedangkan satu provinsi, yakni
Lampung, 38 kabupaten dan 10 kota belum
melaksanakan pemilukada.

16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
EVALUASI PENYELENGGARAN PEMILUKADA
 Berdasarkan hasil evaluasi dari penyelenggaraan pemilukada
yang telah dilaksanakan, tidak sedikit yang berekses terjadinya
konflik sebagai wujud ketidakpuasan terhadap hasil pemilukada
maupun peleksanaan tahapan yang tidak konsisten dan akurasi
DPT yang selalu saja bermasalah. selain permasalahan tersebut
diatas, persoalan partisipasi masyarakat yang cenderung
menurun dalam menggunakan hak pilihnya dalam pemilukada
menjadi persoalan tersendiri.

 Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:


 Turunnya kepercayaan publik terhadap penyelenggara pemilu .
 Turunnya kepercayaan publik terhadap partai politik maupun
pasangan calon peserta pemilukada.
 Kurangnya figur yang merepresentasikan kepentingan
masyarakat setempat.
 Adanya kecenderungan calon yang ditentukan untuk maju dalam
pemilukada bukan merupakan tokoh lokal hasil pengkaderan
partai politik.
 Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai tahapan
pemilukada dan pasangan calon sebagai peserta pemilukada,
oleh penyelenggara maupun partai politik pengusung.
17
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
 Untuk itu pelaksanaan pemilukada kedepan, kiranya
potensi kerawanan dapat diminimalisir, serta
partisipasi masyarakat dapat didorong untuk ikut serta
menggunakan hak pilihnya termasuk dalam Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2014.
 Untuk mewujudkan hal ini tentunya kita mengharapkan
peran Pemerintah Daerah beserta instansi vertikal
yang ada di daerah utamanya yang tergabung dalam
jajaran Kominda. 

18
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMILU 2014
Menjelang pelaksanaan pelaksanaan Pemilu
2014, kita harus memberikan perhatian
khusus mengingat Pemilu menentukan
kelangsungan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam hal ini, diharapkan
Kominda dapat mendorong peran para pihak
seperti KPU, Bawaslu, Parpol peserta
pemilu, Dewan Kehormatan untuk bersinergi
dalam mengantisipasi berbagai potensi
kerawanan.

19
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
HARAPAN
 Khusus untuk Gubernur, Bupati/Walikota, selaku Ketua Kominda agar lebih
berperan aktif mengkoordinasikan dan mengoperasionalkan Kominda di
daerah masing-masing.
 Jaga kekompakan, keharmonisan, dan sinergitas antar anggota
Kominda.
 Tingkatkan kewaspadaan dini, deteksi dini, cegah dini, dan lapor cepat
terhadap potensi kerawanan menjelang Pemilu 2014, dengan
memberdayakan instrumen-instrumen yang ada seperti media massa
sebagai langkah dalam membangun sistem peringatan dini dalam upaya
pencegahan konflik sosial sebagaimana yang diamanatkan dalam undang-
undang penanganan konflik sosial.
 Informasi perkembangan situasi Kamtibmas di daerah untuk segera
dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri pada kesempatan pertama.
 Tindaklanjuti hasil Rakornas Kominda Tahun 2013 ini, khususnya hal-hal
yang terkait dengan pelaksanaan tahapan Pemilu 2014.

20
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai