BRIGTUTAR / 21.077
E / 17
MANAJEMEN KONFLIK
UU NO 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
2. Apa yang menjadi asas, tujuan dan ruang lingkup dari undang-undang no 7 tahun 2012
tentang penanganan konflik social
1. Asas
Asas Pembinaan: Undang-Undang ini berlandaskan asas pembinaan, yang berarti
bahwa penanganan konflik sosial harus dilakukan melalui upaya-upaya pencegahan,
mediasi, rekonsiliasi, dan pembinaan masyarakat tanpa mengabaikan aspek hukum
yang berlaku.
Asas Keberpihakan pada Rakyat: Undang-Undang ini menekankan asas
keberpihakan pada rakyat, yang mengartikan bahwa penanganan konflik harus
memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat secara menyeluruh.
Asas Keadilan dan Hak Asasi Manusia: Keadilan dan hak asasi manusia merupakan
aspek sentral dalam penanganan konflik sosial sesuai dengan norma-norma dan
prinsip hak asasi manusia.
2. Tujuan
Mewujudkan Kedamaian dan Stabilitas: Salah satu tujuan utama undang-undang ini
adalah mewujudkan kedamaian dan stabilitas di tengah-tengah masyarakat, sehingga
konflik sosial tidak menghambat pembangunan dan perdamaian.
Menekan Timbulnya Konflik Sosial: Tujuan lainnya adalah menekan timbulnya
konflik sosial melalui pencegahan, mediasi, dan penyelesaian konflik secara dini.
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat: Undang-Undang ini bertujuan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam penanganan konflik, dengan melibatkan mereka secara
aktif dalam proses pembinaan dan rekonsiliasi.
3. Ruang Lingkup
Penanganan Konflik Sosial: Undang-Undang ini mengatur langkah-langkah konkret
untuk penanganan konflik sosial, mencakup pencegahan, penyelesaian, dan
rekonsiliasi.
Penyelenggaraan Bina Damai: Ruang lingkup undang-undang ini juga melibatkan
penyelenggaraan bina damai, yang mencakup berbagai upaya untuk mencegah dan
menyelesaikan konflik secara damai.
Kerjasama antara Pemerintah dan Masyarakat: Melibatkan kerjasama antara
pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait dalam menanggapi dan
menyelesaikan konflik sosial.
Pengaturan terkait Penanganan Darurat dan Penyelidikan: Ruang lingkup undang-
undang ini mencakup juga pengaturan terkait penanganan darurat dan penyelidikan
terhadap konflik sosial yang sedang terjadi.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan kekuatan TNI dalam penanganan konflik sosial
haruslah menjadi opsi terakhir dan dilakukan sesuai dengan hukum serta norma-norma
kemanusiaan. Penekanan harus diberikan pada upaya penyelesaian damai dan
pendekatan yang melibatkan unsur nonmiliter dan nonkepolisian sebanyak mungkin.
Peran serta masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam penyelesaian dan
penanganan konflik sosial. Konflik sosial dapat melibatkan berbagai pihak dalam
masyarakat, dan partisipasi aktif dari masyarakat dapat membantu mencegah eskalasi
konflik, mempromosikan dialog, dan menciptakan solusi yang berkelanjutan. Berikut
adalah beberapa aspek peran serta masyarakat dalam penyelesaian konflik sosial:
1. Pencegahan Konflik:
Pendidikan dan Kesadaran: Masyarakat dapat berperan dalam pencegahan konflik
dengan meningkatkan tingkat pendidikan dan kesadaran akan isu-isu yang dapat
memicu konflik. Pendidikan masyarakat tentang toleransi, dialog antarbudaya, dan
pemahaman terhadap perbedaan dapat membantu mencegah ketegangan.
Pengembangan Keterampilan Komunikasi: Memberdayakan masyarakat dengan
keterampilan komunikasi yang baik dapat membantu mengurangi kesalahpahaman
dan konflik yang disebabkan oleh ketidakmampuan berkomunikasi efektif.
3. Pemberdayaan Masyarakat:
Pelibatan dalam Pengambilan Keputusan: Masyarakat dapat dilibatkan dalam
pengambilan keputusan terkait kebijakan dan program yang dapat memengaruhi
dinamika sosial dan mengurangi ketidaksetaraan.
Pengembangan Kapasitas: Masyarakat dapat dilibatkan dalam program
pengembangan kapasitas untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
mereka terkait penyelesaian konflik, manajemen konflik, dan negosiasi.
4. Pembangunan Masyarakat:
Pembangunan Ekonomi Lokal: Membangun ekonomi lokal dapat membantu
mengurangi ketegangan sosial dengan menciptakan peluang ekonomi dan
mengurangi ketidaksetaraan.
Pembangunan Infrastruktur Sosial: Pembangunan fasilitas umum, seperti pusat
komunitas, sekolah, dan sarana kesehatan, dapat memperkuat ikatan sosial dan
mempromosikan kolaborasi antarwarga.
Melalui peran serta masyarakat dalam penanganan konflik sosial, tercipta suatu lingkungan
yang lebih inklusif, adil, dan damai. Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk
mendukung dan memfasilitasi peran serta masyarakat dalam upaya penyelesaian konflik.