Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM


Dosen : Dr. Sudarto, S.H., M.Kn., M.H.

Nama: Andreuw Sunarjo


Nim : 231189003

PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM


UNIVERSITAS SURYADARMA
JAKARTA
2023
1. Carilah salah satu contoh Korupsi dan Etika Hukum, Kemudian buatlah
analisis saudara mengenai kasus tersebut dalam persfektif sosiologi Hukum
2. Buatlah kajian tentang factor- factor social dalam system peradilan dan isu
ketidaksetaraan kelas social, etnisitas, gender yang mempengaruhi proses
peradilan Indonesia
3. Berikan salah satu contoh kasus konkret dimana konflik social telah
memunculkan permasalahan hukum, kemudian saudara analisis hukum yang
digunakan dalam konteks kasus tersebut untuk menyelesaikan konflik
tersebut?

1. Kasus tindak pidana korupsi yang menjerat Kasus yang menimpa PT.
Asuransi Jiwasraya bukan hanya seputar tindak pidana pasar modal, namun
juga tindak pidana korupsi yang pengaturannya diatur secara khusus dalam
UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan
juga tindak pidana pencucian uang yang pengaturannya diatur secara khusus
dalam UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang. Hal ini dijelaskan di dalam artikel yang
menyebutkan salah satu Komisaris PT. Hanson Internasional Tbk. Benny
Tjokrosaputro terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dan
tindak pencucian uang dengan bekerja sama dengan mantan direktur utama
PT. Asuransi Jiwasraya Persero, Hendrisman salim. Oleh sebab itu,
penegakan hukum terhadap tindak pidana pasar modal, tindak pidana
korupsi, dan tindak pidana korupsi yang khususnya terjadi pada PT.
Asuransi Jiwasraya sudah seharusnya dilakukan untuk memberikan aspek
kepastian hukum dalam proses penegakan hukum dalam lingkup peradilan
dan juga putusan pengadilan yang dapat memberikan keadilan yang sesuai
dengan nilai – nilai social atau moral dari setiap aturan hukum yang berlaku
factor- factor social dalam system peradilan dan isu ketidaksetaraan kelas
social, etnisitas, gender yang mempengaruhi proses peradilan Indonesia
Salah satu persoalan yang dihadapi oleh kaum miskin adalah akses terhadap
keadilan (access to justice), terutama bagi mereka yang sedang berhadapan
atau bermasalah dengan hukum. Lalu bagaimana mereka bisa mendapatkan
perlakuan yang adil dalam peradilan? Caranya adalah dengan mendapatkan
bantuan hukum yang merupakan hak asasi yang dimiliki oleh setiap orang.
Hak asasi tersebut merujuk pada syarat setiap orang untuk mendapatkan
keadilan, tak peduli dia kaya atau miskin. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
menyebutkan, setiap warga negara sama kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan, dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kekecualian. Secara umum, bantuan hukum bisa
diartikan sebagai pemberian jasa hukum kepada orang yang tidak mampu,
biasanya diukur secara ekonomi. Ini juga bisa diartikan, penyediaan bantuan
pendanaan bagi orang yang tidak mampu membayar biaya proses hukum.
Karena bantuan hukum itu melekat sebagai sebuah hak, maka ada dua esensi
dari bantuan hukum yaitu rights to legal representation dan access to justice.
The rights to legal representation bermakna hak seseorang untuk diwakili
atau didampingi oleh advokat selama peradilan. Access to justice
berdimensi lebih luas lagi, yakni tidak hanya diartikan sebagai pemenuhan
akses seseorang terhadap pengadilan atau legal representation tetapi harus
memberikan jaminan bahwa hukum dan hasil akhirnya layak, dan
berkeadilan. Adnan Buyung Nasution adalah pakar hukum yang pemikiran-
pemikirannya selalu konsisten tentang access to justice dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia khususnya bagi fakir miskin dan orang tidak
berdaya, beliau menyatakan bahwa keadilan erat kaitannya dengan hak asasi
manusia dan hak untuk memperoleh keadilan merupakan hak pencari
keadilan untuk mendapatkan proses peradilan yang adil dan fair (due
process of law) dan keadilan itu sendiri hanya bisa diperoleh jika ada fair
trial yaitu hak untuk diadili oleh pengadilan yang kompeten, jujur dan
terbuka namun fair trial belum sepenuhnya bisa dijalankan di Indonesia
khususnya bagi pencari keadilan yang tidak mampu dan terpinggirkan.
Peranan sosiologi dalam memberantas atau mencegah korupsi, Sosiologi
dalam masyarakat adalah untuk meneliti berbagai macam masalah dalam
masyarakat dan membantu mencari jalan keluar yang paling efektif
khususnya dalam kasus korupsi. Terdapat tiga tahap yaitu, Perencanaan,
Pelaksanaan, dan Penilaian.

2. Pembangunan responsif gender di Indonesia dimulai sejak Indonesia


meratifikasi Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination
Against Women dengan mengeluarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskiriminasi Terhadap Wanita. Selanjutnya
pada tahun 2000 lahirlah Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Berdasarkan
instruksi presiden ini maka setiap kementerian, lembaga pemerintah non
Departemen, Gubernur, Bupati ataupun Walikota harus mengintegrasikan
gender ke dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi kebijakan, program dan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi
masing-masing.

3. Soerjono Soekanto mendefinisikan konflik sebagai suatu proses social


ketika seseorang atau sekelompok orang berusaha mencapai tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan disertai ancaman atau kekerasan.
a. Sebab Terjadinya Konflik Sosial

Faktor penyebab konflik sosial sebagai berikut.

1) Perbedaan keyakinan dan pendirian.

2) Perbedaan kebudayaan antarkelompok masyarakat.

3) Perbedaan kepentingan antarindividu/ kelompok.

4) Kesenjangan sosial mengenai tingkat kesejahteraan.

5) Ketidaksiapan masyarakat menerima perubahan social

Konflik hendaknya segera diselesaikan agar kehidupan masyarakat kembali


teratur. Dengan demikian, disintegrasi sosial dapat dicegah. Proses
penyelesaian konflik disebut akomodasi. Akomodasi dapat dilakukan
melalui berbagai metode penyelesaian konflik. Penggunaan metode
penyelesaian konflik disesuaikan dengan tipe konflik, besarnya konflik, dan
dampak yang ditimbulkan. Adapun beberapa metode penyelesaian konflik
sebagai berikut. 1) Koersi (coercion) yaitu bentuk akomodasi melalui
paksaan fisik atau psikologis. 2) Kompromi (compromise) yaitu pihak-
pihak yang terlibat dalam konflik saling mengurangi tuntutan untuk
mencapai suatu penyelesaian. 3) Arbitrase (arbitration) yaitu cara untuk
mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga majelis arbitrase yang
bersifat formal karena pihak-pihak yang bertikai tidak mampu
menyelesaikan masalah sendiri. 4) Mediasi (mediation) yaitu akomodasi
melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral dan tidak berwenang
mengambil putusan masalah. 5) Negosiasi (negotiation) yaitu proses
komunikasi dua atau lebih pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan
permasalahan dengan mencapai penyelesaian yang diterima semua pihak.
6) Konsiliasi (conciliation) yaitu usaha mempertemukan pihak-pihak yang
bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan. Konsiliasi merupakan mediasi
yang bersifat lebih formal. Keputusan pihak ketiga dalam konsiliasi bersifat
tidak mengikat. 7) Rekonsiliasi (reconciliation) yaitu usaha menyelesaikan
konflik pada masa lalu sekaligus memperbarui hubungan ke arah
perdamaian yang lebih harmonis. 8) Stalemate yaitu proses akomodasi yang
terjadi karena kedua belah pihak memiliki kekuatan seimbang sehingga
pertikaian berhenti dengan sendirinya. 9) Transformasi konflik (conflict
transformation) yaitu upaya penyelesaian konflik dengan mengatasi akar
penyebab konflik sehingga dapat mengubah konflik yang bersifat destruktif
menjadi konflik konstruktif. 10) Ajudikasi (ajudication) yaitu penyelesaian
konflik di pengadilan. 11) Segregasi (segregation) yaitu tiap-tiap pihak
memisahkan diri dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan. 12)
Eliminasi (elimination) yaitu salah satu pihak yang berkonflik emutuskan
mengalah atau mengundurkan diri dari konflik. 13) Subjugation atau
domination yaitu pihak yang mempunyai kekuatan lebih kuat dan dominan
meminta pihak yang lebih lemah untuk memenuhi keinginannya. 14)
Keputusan mayoritas (majority rule) yaitu keputusan yang diambil
berdasarkan suara terbanyak atau melakukan voting.

Anda mungkin juga menyukai