1. Kasus tindak pidana korupsi yang menjerat Kasus yang menimpa PT.
Asuransi Jiwasraya bukan hanya seputar tindak pidana pasar modal, namun
juga tindak pidana korupsi yang pengaturannya diatur secara khusus dalam
UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan
juga tindak pidana pencucian uang yang pengaturannya diatur secara khusus
dalam UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang. Hal ini dijelaskan di dalam artikel yang
menyebutkan salah satu Komisaris PT. Hanson Internasional Tbk. Benny
Tjokrosaputro terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dan
tindak pencucian uang dengan bekerja sama dengan mantan direktur utama
PT. Asuransi Jiwasraya Persero, Hendrisman salim. Oleh sebab itu,
penegakan hukum terhadap tindak pidana pasar modal, tindak pidana
korupsi, dan tindak pidana korupsi yang khususnya terjadi pada PT.
Asuransi Jiwasraya sudah seharusnya dilakukan untuk memberikan aspek
kepastian hukum dalam proses penegakan hukum dalam lingkup peradilan
dan juga putusan pengadilan yang dapat memberikan keadilan yang sesuai
dengan nilai – nilai social atau moral dari setiap aturan hukum yang berlaku
factor- factor social dalam system peradilan dan isu ketidaksetaraan kelas
social, etnisitas, gender yang mempengaruhi proses peradilan Indonesia
Salah satu persoalan yang dihadapi oleh kaum miskin adalah akses terhadap
keadilan (access to justice), terutama bagi mereka yang sedang berhadapan
atau bermasalah dengan hukum. Lalu bagaimana mereka bisa mendapatkan
perlakuan yang adil dalam peradilan? Caranya adalah dengan mendapatkan
bantuan hukum yang merupakan hak asasi yang dimiliki oleh setiap orang.
Hak asasi tersebut merujuk pada syarat setiap orang untuk mendapatkan
keadilan, tak peduli dia kaya atau miskin. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
menyebutkan, setiap warga negara sama kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan, dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kekecualian. Secara umum, bantuan hukum bisa
diartikan sebagai pemberian jasa hukum kepada orang yang tidak mampu,
biasanya diukur secara ekonomi. Ini juga bisa diartikan, penyediaan bantuan
pendanaan bagi orang yang tidak mampu membayar biaya proses hukum.
Karena bantuan hukum itu melekat sebagai sebuah hak, maka ada dua esensi
dari bantuan hukum yaitu rights to legal representation dan access to justice.
The rights to legal representation bermakna hak seseorang untuk diwakili
atau didampingi oleh advokat selama peradilan. Access to justice
berdimensi lebih luas lagi, yakni tidak hanya diartikan sebagai pemenuhan
akses seseorang terhadap pengadilan atau legal representation tetapi harus
memberikan jaminan bahwa hukum dan hasil akhirnya layak, dan
berkeadilan. Adnan Buyung Nasution adalah pakar hukum yang pemikiran-
pemikirannya selalu konsisten tentang access to justice dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia khususnya bagi fakir miskin dan orang tidak
berdaya, beliau menyatakan bahwa keadilan erat kaitannya dengan hak asasi
manusia dan hak untuk memperoleh keadilan merupakan hak pencari
keadilan untuk mendapatkan proses peradilan yang adil dan fair (due
process of law) dan keadilan itu sendiri hanya bisa diperoleh jika ada fair
trial yaitu hak untuk diadili oleh pengadilan yang kompeten, jujur dan
terbuka namun fair trial belum sepenuhnya bisa dijalankan di Indonesia
khususnya bagi pencari keadilan yang tidak mampu dan terpinggirkan.
Peranan sosiologi dalam memberantas atau mencegah korupsi, Sosiologi
dalam masyarakat adalah untuk meneliti berbagai macam masalah dalam
masyarakat dan membantu mencari jalan keluar yang paling efektif
khususnya dalam kasus korupsi. Terdapat tiga tahap yaitu, Perencanaan,
Pelaksanaan, dan Penilaian.