Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

HADITS Dr. BUDI RAHMAT HAKIM, M.H

"Persaudaraan Sesama Muslim"

STAI AL JAMI BANJARMASIN”

Disusun Oleh:

Isna : 222116851

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-JAMI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANJARMASIN

2O23
Persaudaraan Sesama Muslim

‫َح َّد َث َن ا ُم َس َّدٌد َح َّد َث َن ا ُس ْف َي اُن َع ْن الُّز ْه ِر ِّي َع ْن ُم َح َّمِد ْب ِن ُج َب ْي ِر ْب ِن ُم ْط ِع ٍم َع ْن َأِبيِه َي ْب ُلُغ ِبِه‬
)‫ (رواه البخاري‬. ‫الَّن ِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل اَل َي ْد ُخ ُل اْل َج َّنَة َق اِط ُع َر ِحٍم‬

❖Mufradat Hadits :
• ‫َقاِط ُع َر ِحٍم‬: orang yang memutuskan tali kekerabatan
❖Terjemah Hadits :
“telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan
kepada Kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Muhammad bin Jubair bin
Muth'im] dari [ayahnya] ia membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: "Tidak akan masuk Surga orang yang
memutuskan hubungan kekerabatan.” (HR.Al Bukhori)
❖Syarah Hadits :
• Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
‫اَل َي ْد ُخ ُل اْلَج َّنَة‬
"Tidak masuk surga."
Lafaz "La" dalam Bahasa Arab berfungsi untuk menafikan, secara prinsip
berfungsi untuk menafikan secara mutlak. Adapun di dalam hadis ini ada
dua interpretasi:1
Yang Pertama: bermakna penafian secara mutlak, yaitu tidak masuk surga
sama sekali. Ancaman ini berlaku bagi orang yang membolehkan
perbuatan memutuskan tali silaturahmi tanpa alasan dan sebab yang
dibenarkan, padahal dia mengetahui keharaman hukumnya. Sikap seperti
ini merupakan bagian dari pembatal keislaman dengan ancaman masuk
neraka secara abadi sebab bersikap melawan hukum Allah dan
menghalalkan yang diharamkan oleh Allah.
Yang Kedua: penafian secara nisbi, yaitu tidak masuk surga untuk
sementara waktu, maksudnya orang ini masuk neraka dahulu dan diazab

1
Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim karya An-Nawawi (16/113-114)
sesuai kadar dosa dan maksiatnya, kemudian setelah “suci” dari noda dosa
tersebut, dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
Interpretasi ini merupakan manhaj Ahlu as- Sunnah wal-Jamaah dan
menyelesihi interpretasi kelompok-kelompok yang menyimpang seperti
Khawarij, Mu’tazilah, dan yang lainnya, yang berpendapat bahwa pelaku
dosa besar kekal di dalam neraka.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
(‫ َقاِط َع َر ِح ٍم )َقاِط ع‬:‫َي ْع ِني‬
“Orang yang memutuskan, yaitu yang memutuskan silaturrahmi.”
Maka disini dijelaskan kekerabatan yang wajib untuk dijalin dan haram
untuk diputuskan ada dua jenis:
Kekerabatan umum, pengikatnya adalah faktor agama dan iman yang
lebih populer dengan istilah ukhuwah İslamiyah atau ukhuwah imaniyah.
Implementasi dari ukhuwah jenis ini adalah dengan mencintai orang-orang
yang beriman, berinteraksi dengan mereka, tidak mengganggu menyakiti
mereka, dan serta menunaikan hak-hak mereka seperti membantu yang
membutuhkan, menjenguk yang sakit, menyalatkan yang wafat dan lain
sebagainya.
Kekerabatan khusus, kriterianya adalah yang terikat hubungan nasab dan
keturunan. Teknis menyambung silaturahmi pada kekerabatan jenis ini
(selain dengan cara yang telah dipaparkan di atas) ditambah juga dengan
menafkahi keluarga dan kerabat yang menjadi tanggungan,
memperhatikan keadaan mereka dengan menziarahi mereka dan lain
sebagainya.2

❖Intisari Hadits:
2
Al-Mufhim karya Al-Qurthubi (6/526)
Kesimpulan dari hadits diatas ialah menunjukkan kemuliaan dan
keindahan syariat Islam, yang menyuruh kepada perkara yang dapat
memperkuat persatuan dan persaudaraan antar kerabat dan sesama kaum
muslimin, dan melarang perkara-perkara yang dapat menimbulkan
permusuhan dan pertikaian antar masyarakat.
wajib menjalin tali silaturahmi dengan kerabat dan kaum muslimin secara
umum, dan haram hukumnya memutuskan tali silaturahmi. Hadis ini
mengandung ancaman yang serius bagi pemutus silaturahmi, yang
konsekuensinya adalah mengklasifikasikan bahwa memutus tali
silaturahmi adalah bagian dari dosa besar. Orang yang terjatuh ke dalam
dosa besar tidak kafir dan tidak diazab di neraka selamanya kecuali jika
dia meyakini kehalalan dosa dan maksiat tersebut, maka dia terjatuh ke
dalam kekufuran karena menghalalkan yang diharamkan oleh Allah azza
wajalla.

❖Sumber Rujukan:
Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim karya An-Nawawi
Al-Mufhim karya Al-Qurthubi
Lukmanul Hakim Sudahnan, Lc., M.A. Ancaman Bagi Pemutus
Silaturahmi. 1 november 2021. Markazsunnah.com.

Anda mungkin juga menyukai