1. Latar Belakang
Keberadaan Bandara Abdulrachman Saleh Malang sebagai prasarana
transportasi di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur memiliki peran dalam
perkembangan perekonomian wilayah baik regional maupun nasional. Terutama
dalam memberikan mobilitas bagi para pelaku ekonomi dan masyarakat Malang
dan sekitarnya.
Hal yang perlu dilakukan dalam pengembangan Bandar Udara
Abdulrachman Saleh adalah perpanjangan runway baru dan pembangunan
terminal penumpang. Salah satu bagian penting dalam perpanjangan runway
adalah pembuangan sistem saluran drainase yang bisa dengan cepat mengalirkan
genangan air di atas runway ke dalam saluran pembuangan. Saluran drainase
lapangan terbang khususnya pada runway, bila kurang memadai dapat
menyebabkan terjadinya genangan air pada permukaan landasan. Hal ini dapat
membahayakan dan mengganggu operasi pesawat yang akan mendarat maupun
yang akan lepas landas.
Perencanaan sistem drainase merupakan faktor penting demi keamanan dan
efisiensi pengoperasian bandar udara, oleh karena itu perlu direncanakan sistem
drainase yang teliti dan akurat. Selain itu kondisi sistem drainase tersebut harus
selalu dikontrol/dikaji ulang untuk mengetahui dan menjamin keamanan
konstruksi lapangan terbang. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka tujuan yang
dibahas di laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan analisis hidrologi yang tepat dan akurat di daerah Bandar Udara
Abdulrachman Saleh.
2. Menentukan debit yang melimpas dengan kala ulang 10 tahun,
3. Merencanakan tata letak, perhitungan struktur, dan dimensi saluran drainase
akibat perpanjangan runway.
4. Merencanakan tata letak bak penampungan sesuai dengan kebutuhan.
2. Studi Pustaka
2.1 Analisis Hidrologi
1
Kelompok 6
1. Arlita Mi’radiyah Tri Andini (2110811220058)
2. Sapiah (2110811120022)
3. Aisyah Nurfitri (2110811320042)
4. Humairah (2010811320057)
5. Tazkiyah Muminah (2110811120036)
Curah hujan rancangan adalah curah hujan terbesar yang mungkin terjadi di
dalam suatu daerah dengan kala ulang tertentu yang dipakai sebagai dasar
perhitungan perencanaan suatu dimensi bangunan.
Analisis frekuensi digunakan untuk menentukan probabilitas terjadinya suatu
peristiwa bagi tujuan perencanaan dimasa mendatang. Analisa ini dilakukan untuk
memilih salah satu dari berbagai sebaran yang paling sesuai dengan sifat-sifat
tatistik yang ada. Beberapa jenis sebaran yang paling banyak digunakan dalam
memanfaatkan berbagai teknik analisa frekuensi pada pengolahan data hidrologi
adalah Distribusi Normal, Log Normal, Log Person tipe III, dan Log Gumbel.
Untuk mengetahui apakah data yang dipakai benar sesuai dengan jenis
sebaran teoritis yang dipilih, maka setelah penggambaran pada kertas probabilitas
perlu dilakukan pengujian kesesuaian distribusi atau sebaran. Pengujian ini
dilakukan dengan pengujian kecocokan (testing of goodness of fit). Pengujian
umumnya dapat dilakukan dengan dua cara, yakni Uji Smornov Kolmogorov dan
Uji Chi-Square.
2.2 Debit Banjir Rancangan
Air hujan yang jatuh ke bumi hanya sebagian yang mengalir sebagai limpasan
permukaan, sebagian lainnya menguap, meresap ke tanah atau tertahan oleh
tanaman. Koefisien limpasan atau pengaliran adalah perbandingan jumlah air
yang mengalir di permukaan akibat air hujan pada suatu daerah dengan jumlah
curah hujan yang turun di dearah tersebut. Besarnya limpasan permukaan
dipengaruhi oleh karakteristik permukaan, seperti kemiringan, jenis tanah,
tanaman, tata guna lahan.
Intensitas curah hujan didefinisikan sebagai tinggi curah hujan persatuan
waktu. Untuk mendapatkan intensitas hujan selama waktu konsentrasi
berdasarkan data curah hujan harian digunakan rumus Mononobe.
Luas daerah pengaliran (catchment area) dimaksudkan sebagai daerah tempat
curah hujan mengalir menuju saluran drainase. Jika suatu areal dilayani oleh
beberapa saluran maka areal harus dibagi dengan arah aliran air menuju saluran
yang bersangkutan. Pembagian luas areal juga didasarkan pada kemiringan
permukaan tanah dari peta topografi.
2.3 Drainase Lapangan Terbang
2
Kelompok 6
1. Arlita Mi’radiyah Tri Andini (2110811220058)
2. Sapiah (2110811120022)
3. Aisyah Nurfitri (2110811320042)
4. Humairah (2010811320057)
5. Tazkiyah Muminah (2110811120036)
3. Metodologi
3.1 Lokasi Studi
Bandar Udara Abdulrachman Saleh terletak 5 km ke arah timur kota Malang
dan terletak pada 756’9” LS, 11241’53” BT. Dari pengamatan Stasiun
Meteorologi Abdulrachman Saleh curah hujan maksimal terjadi pada tanggal 2
3
Kelompok 6
1. Arlita Mi’radiyah Tri Andini (2110811220058)
2. Sapiah (2110811120022)
3. Aisyah Nurfitri (2110811320042)
4. Humairah (2010811320057)
5. Tazkiyah Muminah (2110811120036)
Februari 2009 sebesar 190 mm. Suhu tertinggi yang tercatat 32˚C dan suhu
terendah 20˚C. Kelembaban tertinggi 96% dan terendah 73%.
3.2 Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam studi perencanaan sistem drainase landasan
pacu, antara lain:
1. Peta topografi bandara Abdulrachman Saleh.
2. Data curah dari stasiun pengamatan badan meteorologi dan geofisika
Abdulrachman Saleh.
3. Data tata guna lahan bandara Abdulrachman Saleh.
3.3 Pengolahan Data
Untuk menyelesaikan studi ini, langkah-langkah pengolahan data terbagi
dalam tiga tahap pengerjaan, yaitu:
1. Analisis Hidrologi, tahapannya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan curah hujan maksimum tahunan dan dilanjutkan dengan
perhitungan curah hujan rancangan dengan distribusi Log Pearson Tipe
III.
b. Kemudian diikuti dengan uji kesesuaian distribusi Smirnov-Kolmogorov
dan Chi-Square dengan maksud untuk mengetahui kebenaran suatu
hipotesa.
2. Menghitung debit rancangan, tahapannya adalah sebagai berikut:
a. Penggambaran denah sistem drainase permukaan dan bawah permukaan
dengan bangunan drainase dan jaringan pelengkapnya.
b. Menghitung waktu konsentrasi
c. Perhitungan intensitas hujan areal drainase dengan persamaan Mononobe.
d. Menentukan luas daerah pengaliran dari peta topografi.
e. Menentukan koefisien limpasan dari data tata guna lahan areal studi.
f. Perhitungan debit banjir rancangan dengan kala ulang 5 tahun dan 10
tahun menggunakan metode rasional yang didapatkan dari koefisien
limpasan, intensitas hujan dan luas daerah pengaliran.
g. Untuk evaluasi, rancangan harus diperiksa dengan debit banjir rancangan
10 tahunan dan 15 tahunan menggunakan metode rasional untuk
4
Kelompok 6
1. Arlita Mi’radiyah Tri Andini (2110811220058)
2. Sapiah (2110811120022)
3. Aisyah Nurfitri (2110811320042)
4. Humairah (2010811320057)
5. Tazkiyah Muminah (2110811120036)
5
Kelompok 6
1. Arlita Mi’radiyah Tri Andini (2110811220058)
2. Sapiah (2110811120022)
3. Aisyah Nurfitri (2110811320042)
4. Humairah (2010811320057)
5. Tazkiyah Muminah (2110811120036)
6
Kelompok 6
1. Arlita Mi’radiyah Tri Andini (2110811220058)
2. Sapiah (2110811120022)
3. Aisyah Nurfitri (2110811320042)
4. Humairah (2010811320057)
5. Tazkiyah Muminah (2110811120036)
7
Kelompok 6
1. Arlita Mi’radiyah Tri Andini (2110811220058)
2. Sapiah (2110811120022)
3. Aisyah Nurfitri (2110811320042)
4. Humairah (2010811320057)
5. Tazkiyah Muminah (2110811120036)
yang direncanakan sebanyak 70 titik inlet dan 8 titik manholes. Pipa yang
digunakan adalah pipa beton bertulang.
4.10 Perhitungan Struktur Pipa Saluran Drainase Bawah Permukaan
Dalam perencanaan perlu diperhitungkan pembebabanan yang bekerja,
dalam hal ini terdapat beban tanah, beban mati, beban hidup, tekanan aktif
horizontal tanah di samping pipa (kondisi normal), dan reaksi pondasi.
Selanjutnya diperhitungkan pula penulangan konstruksi pipa yang digunakan
sesuai dengan pedoman standar perencanaan beton bertulang Indonesia (SNI-03-
2847-2002). Perhitungan ditinjau berdasarkan momen yang terjadi yaitu pada
momen maksimum. Dari perhitungan, diperoleh gaya-gaya dalam yang bekerja
pada pipa:
a. Mmax = 0,641 ton-m
b. Fx max = 0,24 ton
c. Fy max = 0,025 ton
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Dalam studi ini untuk menghitung curah hujan rancangan digunakan metode
Log Pearson Tipe III didapatkan R24 = 167,27 mm untuk kala ulang 10 tahun
dan R24 = 155,238 mm untuk kala ulang 5 tahun sesuai dengan rekomendasi
FAA.
2. Pada perencanaan sistem drainase bawah permukaan terdapat 70 titik inlet, 8
titik manholes dan 8 titik outlet. Bak penampung (inlet) diletakkan berjarak
antara 50-60 m dari landasan pacu dan jarak antar inlet antara 100 m.
3. Debit banjir rancangan dihitung dengan metode rasional. Sistem drainase
direncanakan dengan debit rancangan kala ulang 5 tahun dan 10 tahun. Dari
perhitungan debit banjir rancangan untuk saluran bawah permukaan diperoleh
Q5 tahun antara 0,05134 m3/det-0,71894 m3/det. Dan Q10 tahun antara 0,06109
m3/det – 0,85002 m3/det.
8
Kelompok 6
1. Arlita Mi’radiyah Tri Andini (2110811220058)
2. Sapiah (2110811120022)
3. Aisyah Nurfitri (2110811320042)
4. Humairah (2010811320057)
5. Tazkiyah Muminah (2110811120036)
4. Saluran drainase bawah permukaan terbuat dari pipa beton yang diberi
lubang-lubang untuk menangkap air resapan dari tanah di atasnya. Dimensi
saluran bawah permukaan didapatkan:
a. Diameter pipa berkisar antara 40 -110 cm.
b. Kemiringan (slope) pipa direncanakan 0,0015-0,0030.
c. Kecepatan aliran berkisar antara 1,25-1,88 m/dt.
d. Kapasitas pipa berkisar antara 0,16-1,65 m3/det.
5. Bak penampungan (inlet) dan sumur kontrol direncanakan terbuat dari beton
dan diberi kisi-kisi di atasnya untuk masukan air. Sumur kontrol dibuat
dengan lebar sekitar 1,5m untuk memudahkan petugas membersihkan dan
memeriksa saluran. Bahan saringan (filter material) yang digunakan sebagai
bahan urugan ke dalam saluran drainase adalah pasir karena pasir lebih mudah
ditembus oleh air.
6. Berdasarkan kombinasi pembebanan yang ada didapatkan gaya-gaya dalam
yang bekerja pada pipa:
a. Mmax = 0,641 ton-m
b. Fx max = 0,24 ton
c. Fy max = 0,025 ton
Dari perhitungan penulangan pada pipa dengan menggunakan teori column
analogy dan tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-2847-2002) diperoleh penulangan sebagai berikut:
a. Tulangan lapangan = 8-200 (251 mm2)
b. Tulangan tumpuan = 8-200 (251 mm2)
c. Tulangan bagi = 8-200 (251 mm2)
Link Referensi:
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140473/