Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA PROYEK

PEMBANGUNAN JALAN TOL SURABAYA - MOJOKERTO SEKSI 1B


DI WILAYAH SEPANJANG - WESTERN RING ROAD 4,3 KILOMETER
Prima Santi Nurista1, Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS2, Ir. M. Janu Ismoyo, MT.2
1
Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
2
Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
e-mail: primasantinurista@gmail.com

ABSTRAK
Akibat adanya pembangunan proyek jalan tol di lokasi tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
daerah resapan hujan yang tertutup oleh plesteran beton atau aspal. Dibutuhkan suatu perencanaan
sistem drainase yang mampu mengalihkan air limpasan hujan dari permukaan jalan menuju saluran
pembuang (outlet). Perencanaan drainase pada proyek ini bertujuan untuk melindungi badan jalan dari
limpasan air hujan dan limpasan dari area sekitar rencana jalan sehingga umur rencana jalan dapat
dicapai. Pada awal perencanaan sistem drainase perlu direncanakan skema saluran drainase yang dibuat
dengan memperhatikan tinggi-rendah elevasi-elevasi permukaan lahan. Perencanaan ini menggunakan
Kali Mas sebagai saluran pembuangannya. Dari hasil perencanaan besarnya debit limpasan dari hasil
perhitungan dengan kala ulang 25 tahun secara keseluruhan yaitu 44,907 m³/detik. Perencanaan
dimensi penampang saluran drainase inlet menggunakan pipa PVC dengan diameter 8 inci untuk
saluran atas, untuk dimensi pada saluran melintang gorong-gorong menggunakan beton bertulang yang
berbentuk lingkaran dengan diameter 60 cm. Bentuk Saluran yang di desain untuk saluran terbuka
samping menggunakan saluran berpenampang trapesium pasangan batu.Sistem drainase pada jalan tol
ini mengikuti kemiringan muka tanah dan air akan mengalir secara grafitasi menuju outlet. Dengan ini
diharapkan adanya Jalan Tol Surabaya–Mojokerto tidak menjadi permasalahan banjir di masa-masa
yang akan datang.
Kata Kunci : Drainase, Jalan Tol Surabaya-Mojokerto, Drainase Jalan Tol Surabaya–Mojokerto Seksi
IB

ABSTRACT
Due to the construction of highway projects in these locations can lead to reduced rainfall catchment
areas covered by stucco concrete or asphalt. It takes planning a drainage system that is able to divert
rain water runoff from the road surface to the discharge line (outlet). Drainage planning on this project
aims to protect the road from the runoff of rainwater and runoff from the area around the road plan so
that the life of the plan can be achieved. In the early planning of the drainage system needs to be
planned scheme drainage channels made with regard to high-elevation low-elevation land surface. This
plan uses Kali Mas as the discharge channel. From the planning of the magnitude of the discharge
runoff from the calculation with a return period of 25 years as a whole, namely 44.907 m³ / sec.
Planning dimensions of the inlet cross-section of the drainage channel using PVC pipe with a diameter
of 8 inches for the top line, to the dimensions of the channel cross culverts using reinforced concrete
circular with a diameter of 60 cm. Channels form which is designed to open channels using the channel
side berpenampang trapezoidal drainage batu.Sistem partner on this highway follows the slope of the
land surface and the water will flow by gravity towards the outlet. With this expected the Surabaya-
Mojokerto toll road is not a problem of flooding in the days to come.
Keywords: Drainage, Surabaya-Mojokerto Toll Road, Drainage Surabaya-Mojokerto toll road Section
IB
PENDAHULUAN pembangunan jalan tol yang akan
menghubungkan dua kota besar di Provinsi
Proyek Pembangunan Jalan Tol Surabaya –
Jawa Timur yaitu Kota Surabaya dan Kota
Mojokerto (SUMO) adalah perencanaan
Mojokerto. Jalan Tol SUMO nantinya akan eksisting) menuju saluran pembuang akhir
melewati empat daerah tingkat II yakni (outlet). Berkurangnya daerah resapan hujan di
Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, Kabupaten suatu tempat akibat adanya pembangunan
Gresik dan Kabupaten Mojokerto, atau (proyek) dapat menyebabkan volume air
melewati 37 desa/kelurahan dengan kebutuhan limpasan hujan (run-off) meningkat. Pada
lahan seluas 310,55 hektare. proyek jalan raya, hal ini bisa saja terjadi akibat
Pembangunan jalan tol ini rencananya akan daerah-daerah resapan yang tertutup oleh
memiliki panjang jalan 36,270 Km dan proses plesteran beton (rigit pavment) atau aspal.
pembangunannya dimulai dari Bundaran Waru Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan suatu
(Kabupaten Sidoarjo), masuk ke Kota perencanaan sistem drainase yang mampu
Mojokerto melalui akses ke jalan nasional mengalihkan air limpasan hujan dari
Mojokerto yang terbagi menjadi 5 (lima) seksi permukaan jalan menuju saluran pembuang
yaitu Seksi I-A (Waru–Sepanjang) dengan jarak (outlet).
2,3 kilometer, Seksi I-B (Sepanjang– Western TINJAUAN PUSTAKA
Ring Road, WRR) dengan jarak 4,3 kilometer,
Perhitungan Hidrologi
Seksi II (WRR–Driyorejo) dengan jarak 5,1
Perhitungan hidrologi dibutuhkan sebagai dasar
kilometer, Seksi III (Driyorejo–Krian) dengan
perhitungan untuk menentukan curah hujan
jarak 6,1 kilometer,dan Seksi IV (Krian–
yang terjadi di suatu wilayah berdasarkan kala
Mojokerto Utara – Mojokerto Kota) sepanjang
ulang. Dalam Perhitungan ini didasarkan pada
18,47 kilometer. Kelima seksi tersebut masing-
beberapa tahapan penting, diantaranya adalah
masing memiliki simpang susun ditambah
Perhitungan curah hujan, Perhitungan intensitas
dengan 'on/off Ramp' di daerah Mastrip. Saat
hujan, dan perhitungan debit rencana dengan
ini pembangunan yang sudah rampung baru di
memperhitungkan hujan efektif berdasarkan
seksi I-A (Waru–Sepanjang). Dalam penulisan
curah hujan dominan yang terjadi. Untuk curah
ini lokasi studi yang ditinjau adalah
hujan maksimum selama 20 tahun akan dicari
perencanaan sistem drainase pada Seksi I-B
tinggi hujan rata-ratanya. Selama rentan waktu
saja yang bertempat pada proyek pembangunan
20 tahun tersebut, ada beberapa rentan waktu
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto di wilayah
dimana tidak terjadi hujan. Perlu diperkirakan
Sepanjang- Western Ring Road (WRR), dengan
berapa besar peluang (frekuensi) terjadinya
panjang jarak 4,3 kilometer.
hujan dengan metode Distribusi Gumbel dan
Perencanaan drainase pada proyek ini bertujuan
Distribusi Log Pearson III dimana metode
untuk melindungi badan jalan dari limpasan air
distribusi tersebut di Perhitungan kebenarannya
hujan, baik limpasan dari badan jalan maupun
dengan Uji Chi-Square dan Uji Smirnov
limpasan dari area sekitar rencana jalan
Kolmogorov. Maka dalam perhitungan nantinya
sehingga umur rencana jalan dapat dicapai.
akan diperoleh tinggi curah hujan yang terjadi.
Perencanaan sistem drainase pada Jalan Tol
Output dari hasil perhitungan hidrologi adalah
Surabaya-Mojokerto (SUMO) harus mampu
mendapatkan besarnya debit air yang melimpas
melayani air limpasan hujan yang terjadi di
di kawasan proyek. Debit limpasan itu dipakai
permukaan jalan tol dan kawasan-kawasan
sebagai input dalam kontrol debit untuk
sekitar jalan tol yang membebani saluran-
menentukan dimensi penampang saluran
saluran drainase yang direncanakan.
drainase jalan berdasarkan perhitungan
Pada perencanaan sistem drainase jalan akan
hidrolika.
berkaitan erat dengan site plan jalan, aligment
Hujan Rata-Rata Daerah
vertical - horizontal jalan, superelevasi jalan
Ada 3 (tiga) macam cara yang umum dipakai
dan elevasi permukaan jalan. Tujuannya
untuk menentukan besarnya curah hujan
adalah untuk mengalir-kan limpasan air
daerah, yaitu metode rata-rata Aljabar, metode
yang terjadi di permukaan jalan secara gravitasi
poligon Thiessen, dan metode Isohyet.
dan dibuang melalui saluran drainase yang telah
Distribusi Frekuensi
ada (eksisting) atau yang belum ada (non-
Pada perhitungan probabilitas curah hujan Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Surabaya
dalam skripsi ini menggunakan Perhitungan – Mojokerto Seksi IB penentuan waktu
frekuensi Distribusi Gumbel sebagaimana konsentrasi tergantung pada potongan
direkomendasikan dalam SNI 03-3424-1994 melintang (cross section) dan potongan
dan akan dibandingkan dengan perhitungan memanjang (long section) pada permukaan
menggunakan metode Distribusi Log Pearson jalan.
III. Dalam perencanaan ini dipilih perbandingan Waktu konsentrasi dihitung dengan rumus
menggunakan cara Log Pearson III dengan (Suripin : 82)
pertimbangan bahwa cara ini lebih fleksibel dan Tc = to + td
dapat dipakai untuk semua sebaran data. Dimana :
Uji Kesesuaian Distribusi to = waktu yang diperlukan untuk mengalir
Dalam sebuah uji untuk menjamin bahwa mencapai inlet (menit)
pendekatan empiris (berupa pengeplotan data) td = waktu yang diperlukan untuk mengalir
benar-benar bisa diwakili oleh kurva teoritis, mencapai titik keluaran (menit)
perlu dilakukan uji kesesuaian distribusi. Ada 2 Perumusan yang umum digunakan untuk
uji yang bisa dilakukan dalam hal ini, yaitu Uji menghitung to dengan Rumus Kerby (Suripin :
Smirnov Kolmogorof atau Uji Chi Square. 82)
Intensitas dan Waktu Hujan
Dalam perhitungan intensitas curah hujan, Dimana :
metode yang digunakan adalah Metode Lo = jarak dari titik terjauh ke inlet (m)
Mononobe. Dengan menggunakan rumus nd = koefisien hambatan setara koefisien
(Suripin : 68) kekasaran
S = kemiringan daerah pengaliran
Kemiringan (S) diperoleh dari data elevasi pada
Dimana : peta kontur ataupun perangkat lunak Google
I = Intensitas curah hujan (mm/jam) Earth dan jarak horizontal yang didapatkan dari
t = Lama hujan (jam) hasil observasi di lapangan.
R24 = Curah hujan maksimum harian (selama Perumusan yang umum digunakan untuk
24 jam) (mm) menghitung td : (Suripin : 82)
Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran (C) akan mempengaruhi Dimana :
debit yang mengalir, sehingga dapat Ls = panjang saluran (m)
diperkirakan daya tampung saluran. Apabila V = kecepatan air di saluran (m/dt)
intensitas hujan tinggi, dapat menyebabkan Waktu konsentrasi Tc digunakan untuk
koefisien C tinggi, sebab infiltrasi dan merencanakan dimensi saluran drainase, yaitu
kehilangan air lainnya hanya berpengaruh kecil dengan cara mengeplotkan tc rencana saluran
pada limpasan. Apabila daerah pengaliran atau pada kurva basis untuk intensitas hujan rencana
daerah layanan terdiri dari beberapa tipe Ir periode ulang tertentu.
kondisi permukaan yang mempunyai nilai C Debit Limpasan
yang berbeda. Perhitungan debit rencana untuk saluran
drainase di daerah perkotaan dapat dilakukan
Waktu Konsentrasi dengan menggunakan rumus Metode Rasional.
Waktu konsentrasi (Tc) adalah waktu yang Metode ini digunakan terbatas untuk DAS
diperlukan oleh titik air hujan yang jatuh dengan ukuran kecil, yaitu kurang dari 500 ha
terjauh pada permukaan tanah dalam Daerah (Goldman et.al.,1986). Metode ini mempunyai
Tangkapan Air ke saluran terdekat (to) dan persamaan (Suripin : 79)
ditambah waktu untuk mengalir sampai di suatu Qp = 0,002778 C I A
titik di saluran drainase yang ditinjau (td). Dimana :
Qp = laju aliran permukaan (debit) puncak n = koefisien kekasaran Manning
(m3/dt) S = gradient hidraulika, %
C = koefisien pengaliran yang tergantung Kapasitas maksimum ditetapkan pada
dari kondisi permukaan tanah (0 ≤ C ≤ kedalaman air sama dengan 0,8 D, dimana D
1) adalah diameter pipa.
I = intensitas hujan untuk periode ulang Gorong-gorong
tertentu (mm/jam) Tipe dan bahan gorong-gorong yang permanen
A = luasan Area atau luas DAS (ha) dengan desain umur rencana untuk periode
Perhitungan Hidrolika ulang atau kala ulang hujan untuk perencanaan
Dari data-data long section (potongan disesuaikan dengan fungsi jalan tempat gorong-
memanjang) dan cross section (potongan gorong berlokasi.
melintang) diketahui elevasi permukaan jalan
dan elevasi permukaan tanah eksisting.
Terutama dengan data elevasi permukaan tanah METODOLOGI PENELITIAN
eksisting dapat menjadi patokan dalam Lokasi Daerah Studi
menentukan kedalaman dasar saluran yang Pembangunan pada seksi 1B.1 ini merupakan
akan dibuat. Beda tinggi antara dasar saluran Integral Bridge Section atau Bagian Jembatan
rencana di bagian hulu dan hilir saluran (ΔH) yang dibuat dengan struktur menerus ini
jika dibagi dengan panjang saluran rencana (L) terletak pada lokasi yang tepat berada setelah
diperoleh kemiringan dasar saluran (S) yang underpass Rel Kereta Api sampai dengan Kali
menjadi data input rumusan koefisien Surabaya-Jalan Mastrip dengan panjang jarak
pengaliran C. Luas basah (A) dan keliling basah ±900 meter, yang masih termasuk di wilayah
(P) penampang saluran dicari dengan metode Kelurahan Bebekan, Kecamatan Taman,
trial error (coba-coba) dengan mengganti Kabupaten Sidoarjo.
besarnya tinggi muka air aktual (haktual) di Kemudian dilanjutkan seksi 1B.2 yaitu
saluran drainase. Embankment Section atau Bagian Tanggul
Output dari hasil perhitungan hidrolika adalah jalan, yang berada di wilayah Kelurahan
debit hidrolika pada saluran. Kemudian untuk Karang Pilang hingga Waru Gunung yang akan
mengetahui kemampuan saluran yang dibebani direncanakan perlintasan atas pada Western
akan dikontrol antara debit hidrolika pada Ring Road (WRR) dengan panjang jarak ±3400
saluran (Qhidrolika) dengan debit hidrologi air meter.
hujan yang melimpas (Qhidrologi) berupa rumus : Data-data yang digunakan
ΔQ = Qhidrolika - Qhidrologi ≈ 0,000 Data sekunder dalam studi ini diperoleh dari
Yang artinya debit yang di rencanakan tidak instansi pemerintah dan pihak yang terkait.
lebih besar daripada debit yang ada di saluran. Jenis data yang dikumpulkan pada dasarnya
(Sumber:Departemen Pekerjaan Umum (Pd-T- terdiri dari data primer dan data sekunder yang
02-2006-B),2006 : 24) menggambarkan lokasi proyek. Data primer
Perhitungan Pipa Drainase terdiri dari data arah aliran air dan berupa
Kapasitas Pipa drainase dihitung dengan rumus identifikasi daerah studi/lahan. Sedangkan data
Manning : sekunder meliputi data curah hujan, peta
Q = V.A topografi, dan peta tata guna lahan.
Tahapan pengerjaan studi dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah dan survei lapangan
Dengan : 2. Pengumpulan referensi dan literatur
Q = kapasitas debit, m3/dt 3. Pengumpulan data :
R = radius hidraulika, R = A/P  Data Curah Hujan,
A = luas penampang basah, m2  Peta Topografi Lahan, Dan
P = keliling basah, m
 Data Eksisting. Perhitungan perencanaan penampang
4. Perhitungan hidrologi: saluran dan bangunan gorong-gorong
a. Penentuan daerah tangkapan hujan 8. Pembuatan gambar rencana
(catchment area).
b. Penentuan curah hujan maksimum.
c. Perhitungan penyebaran distribusi hujan HASIL DAN PEMBAHASAN
berdasarkan periode ulang. Perhitungan curah hujan rancangan yang
Pada studi ini menggunakan distribusi dilakukan dengan metode Gumbel diperoleh
Gumbel dan Log Pearson III untuk hujan rancangan kala ulang 5 dan 25 masing-
menghitung curah hujan rancangan masing sebesar 157mm dan 232mm. sedangkan
dengan periode ulang 2-25 tahun. perhitungan dengan metode Log Pearson Tipe
d. Uji kecocokkan. III diperoleh hujan rancangan kala ulang 5 dan
Pada studi ini perhitungan uji distribusi 25 tahun masing-masing sebesar 148mm dan
menggunakan Chi Square dan Smirnov 210mm.
kolmogorof. Perhitungan Intensitas Curah Hujan
e. Perhitungan intensitas hujan. Dalam perhitungan intensitas curah hujan,
Pada studi ini perhitungan intensitas metode yang digunakan adalah Metode
hujan menggunakan rumus Mononobe Mononobe.
dengan curah hujan jam-jam an. Tabel 1. Perhitungan Intensitas Curah Hujan
f. Pengkajian kategori tata guna lahan yang 2 5 10 25
Durasi
Tahun Tahun Tahun Tahun
digunakan untuk menetapkan nilai
koefisien limpasan (C). (Jam) 106,33 148,32 175,84 210,28
g. Perhitungan banjir debit rencana. 0,08 193,21 269,51 319,52 382,11
Pada studi ini perhitungan debit limpasan 0,17 121,71 169,78 201,28 240,71
menggunakan rumus Rasional. 0,25 92,88 129,57 153,61 183,69
5. Kriteria desain : 0,50 58,51 81,62 96,76 115,72
Dalam pemilihan kriteria desain perlu 0,75 44,65 62,29 73,84 88,31
melengkapi parameter :
1,00 36,86 51,42 60,96 72,90
a. Koefisien limpasan
2,00 23,22 32,39 38,40 45,92
b. Periode ulang rencana
c. Waktu konsentrasi (Tc) 3,00 17,72 24,72 29,30 35,04
6. Perhitungan hirolika: 4,00 14,62 20,40 24,19 28,93
Desain hidraulik mencangkup jenis saluran, 6,00 11,16 15,57 18,46 22,07
ukuran dan kemiringannya. Sumber : Hasil Perhitungan
a.Penggunaan persamaan Manning untuk Dari intensitas hujan rata-rata untuk masing-
memperkirakan kapasitas saluran masing periode ulang diplotkan pada grafik
penyalur. gambar 4.2. Periode ulang yang digunakan
b. Perkiraan kecepatan rencana. untuk perhitungan bangunan jalan tol adalah
c.Penentuan saluran dan bangunan yang periode ulang 25 tahun.
diperlukan seperti halnya jenis dan tipe Gambar 1. Kurva IDF dengan Metode
gorong-gorong. Mononobe
d. Penetapan kemiringan saluran rencana Pada lokasi studi sta. 14+815 memiliki panjang
dari saluran dan perhitungan dimensi yang saluran 513m dengan kemiringan lahan 0,03606
diperlukan agar aliran rencana bisa dan titik terjauh 258m. Saluran yang akan
disalurkan tanpa melimpas. direncanakan berupa beton maka didapatkan
e.Desain lubang lubang masuk inlet. koefisien Manning saluran sebesar 0,016. Dan
f. Perhitungan kapasitas debit pada saluran. untuk koefisien Manning saluran (Nd) pada
7. Perencanaan teknis: lahan permukaan daerah sebesar 0,200.
Menurut Suripin, nilai waktu pengaliran dapat R = A/P = 4/6 = 0,667 m
dibedakan menjadi waktu pada permukaan (to) Perhitungan kapasitas debit saluran dengan
dan waktu di saluran (td). kemiringan saluran 0,0261 dan koefisien
Tc = to + td kekasaran manning dengan tipe saluran
to = berbahan beton sebesar 0,016. Perhitungan
to = menggunakan kala ulang 5 tahun. Diketahui :
S = 0,0261
= 2,9059 menit n = 0,016
td = A = 4 m2
= R = 0,667 m
= 11,4 menit Q =
Tc = to + td
Tc = 2,9059 + 11,4 =
= 14,3059 menit = 30,9015 m3/dt
Dari grafik hujan rancangan ditentukan Perhitungan Dimensi Pipa Saluran Atas
intensitas hujan (I), untuk kala ulang 25 tahun Gambar 2. Memanjang Pipa Saluran Atas
dan tc = 14,3059 menit diperoleh 190mm/jam. Sumber : Hasil Penggambaran
Dua komponen utama yang digunakan pada
metode rasional ialah waktu konsentrasi (Tc) Diketahui :
dan intensitas curah hujan (I). Metode rasional Panjang Jalan/bentang pipa = 35,000m (L)
memperkirakan debit limpasan dengan Lebar = 14,000m (w)
pendekatan koefisien pengaliran, yang Koef. Pengaliran = 0,750 (C) Kond.
merupakan perbandingan antara debit puncak Permukaan = 0,013 (Nd)
(debit maksimum) yang dihasilkan dengan Kemiringan = 0,02 (i)
intensitas hujan. Luasan untuk daerah Kecepatan Aliran = 1,50m/dt (V)
tangkapan air hujan pada saluran drainase Perhitungan Waktu Konsentrasi (Tc)
sebesar 16 Ha. Berikut hasil perhitungan debit To (inlet time) =
untuk kala ulang 25 tahun. Diketahui : =
C = 0,75 = (0,677 x 3,28 x 35 x 0,09192)0,167
I = 190 mm/jam = 1,3887 menit
A = 16 Ha Td (conduit time) =
QRasional = 0,002778 x C x I x A = = 0,389 menit
Tc = to + td
= Tc = 1,3887 + 0,389 = 1,7777 menit
0,002778 Perhitungan Intensitas Hujan Jam-Jaman
x 0,75 x 190 Tc = 1,7777 menit = 0,026295 jam
x 16 Dari grafik intensitas hujan kala ulang 5 tahun
diperoleh, I = 269,5194 mm/jam
= Perhitungan Luas Daerah Pengaliran
A= PanjangJalan/BentangPipaxLebar Pipa
6,3338m3/deti = 35 x 14
k = 490 m2 = 0,049 Ha
Perhitungan Dimensi Outlet pada Saluran Perhitungan Debit Limpasan
Box Sta. 14+815 QR = 0,002778 . C . I . A
Diketahui : = 0,002778 . 0,75 . 269,5194 . 0,049
Lebar box (b) = 2 meter = 0,0275 m³/detik
Tinggi box (h) = 2 meter Perhitungan Pipa Saluran PVC Atas
A = b x h = 2 x 2 = 4 m2 Diameter Pipa PVC = 8 inchi = 0,2032
P = b + (2 x h) = 2 + (2 x 2) = 6 m m
Slope Pipa = 0,01 = 76,92 . 0,31995 . 0,0707 . 0,24239
A = 0,6733 D2 = 0,4242 m3/dt
= 0,6733 . (0,2032)2 Kontrol Debit = QSaluran > QRencana
= 0,0278 m2 = 0,4242 > 0,0275
R = 0,3042 D = Aman
= 0,3042. 0,2032 Perhitungan Debit Yang Melintas Pada
= 0,0618 m Rencana Badan Jalan
Kapasitas Debit Pipa Saluran Atas Diketahui :
Q = Panjang jalan diambil ( L ) 500 m
= Lebar jalan ( w ) 16,90 m
= 0,033 m3/dt Koef. Pengaliran ( C ) 0,65
Kontrol Debit = QSaluran > QRencana Kond. Permukaan ( Nd ) 0,40
= 0,033 > 0,0275 Kemiringan (i) 0,1667
= Aman Kecepatan Aliran ( V ) 0,75m/dt
Perhitungan Dimensi Saluran Bawah Perhitungan :
Kapasitas Saluran Beton Bawah : Waktu Konsentrasi ( Tc )
Lebar saluran ( b ) = 0,45 m To (inlet time)
Dalam saluran ( h ) = 0,70 m =
Kemiringan saluran ( S ) = 0,003 =
0,167
A = b.h
= 0,45 . 0,7 = 0,315 m2 = (0,677 . 3,28 . 500 . 0,979698)
P = b + 2h = 1,8261 menit
= 0,45 + 2 . 0,7 = 1,85 m Td (conduit time) =
R = A/ P =
= 0,315 / 1,85 = 0,17027 m = 11,111 menit
Tc = To + Td
Kapasitas Debit Saluran Tc = 1,826 + 11,111
Q = Tc = 12,937 menit
= Perhitungan Intensitas Hujan Jam-Jaman
= 76,923 . 0,30163 . 0,05477 . 0,315 Tc = 12,937 menit = 0,2156 jam
= 0,400 m3/dt
Kontrol Debit = QSaluran > QRencana
= 0,400 > 0,0275
= Aman
Perhitungan Kapasitas Debit yang melimpas
pada Gorong-Gorong
Diameter 0,60 meter
Pipe cross drain Perhitungan Luas Daerah Pengaliran
Diameter Pipa = 0,60 m A = Panjang x Lebar
Slope Pipa = 0,005 = 500 x 16,90
A = 0,6733 D2 = 8450 m2 = 0,845 Ha
= 0,6733 . (0,6)2 Perhitungan Debit Limpasan
= 0,24239 m2 QRencana= 0,002778 x C x I x A
R = 0,3042 D = 0,002778x0,75x143,0112x0,845
= 0,3042 . 0,6 = 0,2518 m³/detik
= 0,18252 m Perhitungan Debit pada Pipa Cross Drain
Kapasitas Gorong-Gorong Melintang : Diameter Pipa = 0,60 m
Q = Slope Pipa = 0,02
= Kond. Permukaan = 0,013
A = 0,6733 D2 Intensitas Hujan (I25th)= 210,2836 mm/jam
= 0,6733 (0,6)2 Debit limpasan :
= 0,6733 . 0,36 Qr = 0,002778 C I A
= 0,24239 m2 Qr = 0,002778 . 0,95 . 210,2836 . 16
R = 0,3042 D Qr = 8,880 m3/dt
= 0,3042 . 0,6 Asumsi Daerah Limpasan pada badan jalan
= 0,18252 m dengan Panjang Jalan (L) = 100 m.
Kapasitas Pipa Cross Drain Dengan lebar badan jalan yang diketahui
Q = kemudian untuk mencari luas penampang basah
= (A) dan keliling basah (P) diperoleh dengan
= 76,92 . 0,31995 . 0,1414 . 0,24239 menggunakan metode trial error (coba-coba)
= 0,8436 m3/dt dengan mengganti nilai h (tinggi muka air atau
Kontrol Debit = QSaluran > QRencana tinggi aktual).
= 0,8436 > 0,2518 A =b * h
= Aman = 100 . 0,102 = 10,2 m2
P = b + (2 * h)
Perhitungan Tinggi Muka Air Banjir pada = 100 + (2 . 0,102) = 100,204 m
Rencana Badan Jalan R =A/ P
Faktor yang menentukan sampai berapa tinggi = 10,2 / 100,204 = 0,1017 m
genangan air yang diperbolehkan agar tidak Tinggi Genangan (h) = 0,102 m
menimbulkan kerugian yang berarti, adalah : Perhitungan Kapasitas Debit (Q) pada
1. Berapa luas daerah yang akan tergenang rencana badan jalan Sta. 14 + 815
(sampai batas tinggi yang diperbolehkan). Diketahui :
2. Berapa lama waktu penggenangan. Kemiringan (S) = 1,00 % = 0,01
Untuk mengetahui adanya tinggi genangan Koefisien Manning (n) = 0,025
(standing water) yang terjadi akibat curah hujan Luas Penampang Basah (A) = 10,2 m2
rancangan maka dilakukan perhitungan tinggi Radius Hidraulik (R) = 0,1017 m
muka air aktual dengan meninjau terlebih Penyelesaian :
dahulu kapasitas debit saluran (Qs) yang di Q =
kontrol dengan debit limpasan (Qr) dan selisih =
antara kedua debit tersebut diharapkan tidak = 40 . 0,2179 . 0,1 . 10,2
terpaut jauh. Syarat kontrol untuk kapasitas = 8,880 m3/dt
debit saluran (Qs) dengan debit limpasan (Qr) ΔQ = Kapasitas QSaluran – QRencana ≈ 0,00
sebisa mungkin selisih antara keduanya adalah = 8,880 m3/dt – 8,880 m3/dt ≈ 0,00
0,00. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dari studi ini maka dapat
ΔQ =Kapasitas QSaluran – QRencana ≈ 0,00 diambil beberapa kesimpulan, diantaranya
Jika kontrol debit (ΔQ) telah terpenuhi, maka adalah:
tinggi haktual pada trial error sebelumnya telah 1. Sistem drainase pada jalan Tol Surabaya–
benar. Mojokerto Seksi IB ini mengikuti
Dengan menambahkan elevasi dasar saluran kemiringan muka tanah,sehingga air akan
dan tinggi aktual akan diperoleh profil muka air mengalir secara gravitasi menuju outlet.
aktual. Perlu diperhatikan di sini bahwa elevasi 2. Perencanaan dimensi penampang saluran
muka air aktual setelah ditambahkan tinggi drainase inlet menggunakan pipa PVC
jagaan tidak boleh melebihi elevasi permukaan dengan diameter 8 inci untuk saluran atas,
lahan atau jalan. untuk dimensi pada saluran melintang
Diketahui : gorong-gorong menggunakan beton
Cathment Area (w) = 0,16 km2 = 16 Ha bertulang yang berbentuk lingkaran dengan
Koef. Pengaliran (C) = 0,95 diameter 60 cm dan dimensi saluran gorong-
gorong (box culvert) ukurannya tergantung Dewan Standarisasi Nasional. 1994. Tata Cara
dari besarnya debit limpasan yang dialirkan. Perencanaan Drainase Permukaan Jalan
Bentuk Saluran yang di desain untuk saluran (SNI 03-3424-1994). Jakarta : YBPPU.
terbuka samping menggunakan saluran Departemen Pekerjaan Umum. 2006.
berpenampang trapesium pasangan batu. Perencanaan Sistem Drainase Jalan,
3. Besarnya debit limpasan pada Proyek Pedoman Konstruksi dan Bangunan (Pd-T-
Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto 02-2006-B). Jakarta : Departemen Pekerjaan
Seksi 1B dapat diketahui dari hasil Umum.
perhitungan dengan kala ulang 25 tahun Hendarsin, Shirley. 2000. Perencanaan Teknik
secara keseluruhan yaitu 44,907 m³/detik. Jalan Raya. Bandung: Politeknik Negeri
4. Saluran drainase yang direncanakan mampu Bandung Jurusan Teknik Sipil.
untuk menampung air limpasan hujan yang Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan
ada di permukaan jalan tol dan air yang akan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi.
masuk ke dalam saluran yang ada di sekitar
jalan tol.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai