Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SENI BUDAYA

TARIAN TRADISIONAL MODERN

KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK:
1. Cantika Ailsa
2. Isma Zulfarida
3. Marchelina Virginea
4. Safira Wahyuningfatma
5. Salsa Akni Lestari
6. Syifa Nayla Putri
7. Zahra Nur Aini

GURU PEMBIMBING:
Siti Badriyah Ningsih
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Penciptaan

C. Tujuan

D. Manfaat

E. Orisinalitas / keaslian karya

BAB II
A.Sumber data & Literatur

B. Tema, Ide, Judul

a) Tema
b) Ide
c) Judul

C. Sinopsis, Alur, Adegan

a) Sinopsis
b) Alur
c) Adegan
D. Peruwujudan Karya

1) Gerak
2) Musik
3) Notasi Musik
4) Tata Busana
5) Perlengkapan/accessories
6) Tata Rias
7) Lighting
8) Penari
9) Tipe Tari
10) Mode Penyajian
BAB III
Metode dan Proses Penciptaan
A. Metode Penciptaan

B. Proses penciptaan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah karya seni diwujudkan berdasarkan kemampuan seorang seniman atau pencipta
seni dalam mengolah ide dan kreativitas yang dimiliki sehingga dapat dinikmati oleh
masyarakat dan seniman itu sendiri. Ide yang bersumber dari alam, lingkungan, maupun
pribadi seniman itu sendiri diolah dengan kemampuan imajinasi dan kreativitas yang tinggi,
sehingga terwujud sebuah karya seni yang memiliki identitas dan gaya pribadi seniman
penciptanya Salah satu bentuk karya seni tersebut adalah karya seni tari yang menggunakan
gerak tubuh sebagai media ungkap untuk menyampaikan pesan yang diinginkan.

Kehadiran seni tari di Jakarta mendapat perhatian cukup besar dari masyarakat. Besarnya
dukungan masyarakat terhadap perkembangan seni tari di Jakarta terlihat dari banyak tari
kreasi baru yang muncul dan memiliki kreativitas tinggi. Tari kreasi baru merupakan tarian
yang diberikan pola garapan baru tidak terikat dengan pola-pola yang sudah ada, lebih
menginginkan suatu kebebasan dalam hal ungkapan sekaliapun sering rasa gerakannya berbau
tradisi.

Tari kreasi yang ada di Jakarta, sebagian besar memiliki unsur-unsur pengembangan
yang masih bertitik tolak pada pola tradisi seperti gerak dan struktur tariannya. Dalam
mewujudkan tari kreasi dibutuhkan ide-ide kreatif, menarik, mengandung nilai etika dan
estetika, yang dapat diterima oleh penonton.

Pengalaman merupakan guru yang amat sangat berharga dalam kehidupan, terdapat
berbagai rintangan serta hambatan dapat dirasakan dengan amat sangat dasyat serta terkadang
dapat membaa dampak buruk maupun dampak baik bagaimana diri kita sendiri menyikapi
pengalaman tersebut agar bermanfaat.

Pengalaman hidup dimasa lalu yang dialami oleh orang lain yang membuat saya untuk
tergerak menjadikan sebuah karya dalam pertunjukkan tari. Dimana rasanya berjuang sendiri
bergelut serta beradu pendapat dan banyak bertentangan dari berbagai sudut pandang demi
mencurahkan serta menikmati hidup dengan berseni.

Koreografi yang saya angkat kali ini berhubungan dengan kehidupan sosial seseorang
yang diangkat serta dijadikan suatu apresiasi dalam bentuk gerak serta mempunyai alur cerita.

Alasannya saya mengambil dan membuat karya ini ialah disatu sisi untuk memenuhi
kewajiban mata kuliah Koreografi yang harus ditempuh pada semester ini, disisi lain ada
penyampaian atau ungkapan yang ingin saya taungakan kedalam tarian ini. Berawal dari kisah
hidup seseorang yang mungkin dimata masyarakat biasa saja namun bagi saya ialah sebagai
pemacu tersendiri untuk masyarakat sadar bahwa berjuang demi cita-cita dan juga keinginan
memang patut diperjuangkan.
B. Rumusan Penciptaan

Bagaimana penggalan kehidupan sosial dapat diwujudkan dalam sebuah karya


tari dengan pijakan Jawa dibalut dengan nuansa modern?

C. Tujuan

1. Sebagai upaya membangkitkan semangat ataupun tekad seseorang dalam


memperjuangkan sesuatu.
2. Sebagai pembelajaran agar para remaja dapat keluar dari dunia kelamnya dan
dapat berbaur dengan teman sebayanya .

D. Manfaat

Manfaat dari dibuat nya karya ini untuk ditujukan kepada seluruh kalangan,
bagaimana kita bisa keluar dari dunia kelam yang saat ini ada di lingkungan kita.

E. Orisinalitas / keaslian karya

Proses perwujudan karya tari memiliki metode yang berbeda dengan yang
lain. Proses perbedaan ini tidak lepas dari kreativitas seorang koreografer. Sumandiyo
dalam Ida Bagus (2006: 10) menjelaskan bahwa dalam proses perwujudan karya tidak
ada satu teori dominan dipergunakan sebagai metode oleh senimannya, karena
seniman memiliki kebebasan, liar, aneh, selalu berubah. Kebebasan merupakan kata
kunci dalam diri seorang koreografer sehingga memunculkan proses kreatif yang
banyak dipengaruhi oleh lingkungan, alam, manusia, Tuhan dan sarana yang akan
menghasilkan orisinalitas
Orisinalitas tidak hanya dipandang sebatas hal-hal yang baru. Djoharnurani
dalam Ida Bagus menyebutkan bahwa, dalam mencipta sebuah karya baru, bisa jadi
choregrapher/seniman sengaja atau tidak sengaja mengacu pada karya seni sejenis
atau karya seni yang lain yang telah ada, dan proses penciptaan semacam ini normal
dan wajar, di karenakan "Antifragile" adalah lagu yang direkam oleh grup gadis
Korea Selatan Le Sserafim untuk album mini ke-2. Dirilis sebagai single utama oleh
Source Music pada 17 Oktober 2022. Ditulis oleh SCORE (13), Megatone (13),
Paulina Cerrilla, "Hitman" Bang, Shintaro Yasuda, Supreme Boi, Isabella Lovestory,
Kyler Niko, Ikon Ronnie, Nathalie Boone dan Danke (Lalala Studio).Seharusnya
tidak ada yang disebut istilah plagiat; keseluruhan dianggap kreatif dan orisinil (Seno
dan Intelektualitas: Sebuah Persoektif, dalam pidato ilmiah Dies Natalis XV
Yogyakarta, 1999: 5)
BAB II

A. Sumber data & Literatur

Sumber data diambil dari kisah kehidupan nyata yang dialami oleh seseorang, dan
membuat saya termotivasi untuk dijadikannya sebuah karya tari. Sosok yang mungkin bisa
saja dialami oleh banyak orang dan mungkin juga sedikit dari banyak nya orang yang ingin
memperjuangkan hidupnya demi masa depannya. Hidupnya seseorang yang saya amati serta
orang yang sudah memotivasi dirinya sendiri bahkan memotivasi diri saya pribadi untuk
bangkit dan tetap kokoh akan segala pendirian walaupun banyak rintangan yang selalu
menghalangi dan ingin menghentikan tekad kita untuk kedepan. Dia adalah sepupu
sekandung saya, sangat menginspirasi dan ketertarikan saya untuk mengangkat ide tema serta
judul dari pengalaman hidup yang sudah ia jalani selama ini hingga sekarang.
Kisah inspirasi yang saya dapat dari grup kpop yaitu le sserafim ialah kekokohannya
dalam memperjuangkan pendidikan untuk dirinya pribadi.

B. Tema, Ide, Judul

a. Tema
Merupakan pokok pikiran, ide ataupun gagasan seorang penata tari yang
akan disampaikan kepada orang lain yang kemudian pokok pikiran tadi
dituangkan ke dalam bentuk-bentuk gerak menjadi sebuah karya seni tari
yang disajikan kepada penonton. Tema itu sendiri bersumber dari apa yang
kita rasakan, kita dengar, kita lihat dan dapat diangkat dari pengalaman
hidup, imajinasi dan lain sebagainya. Tema yang akan saya angkat ialah
berdasarkan dari pengalaman hidup dan tergolong menjadi kehidupan
sosial. Alasannya saya mengambil tema tersebut ialah cukup terpacu
bagaimana membuat sebuah proses karya yang diambil dari kehidupan
seseorang yang berawal dari imajinasi dalam menciptakan ide nya dan
dipertunjukkan dalam waktu yang singkat di atas panggung dengan cerita
bertema kan kesedihan yang berakhir dengan kebahagian yang di lewati
oleh sekelompok remaja yang ringkas namun makna nya dapat
tersampaikan kepada penonton.
b. Ide
Ide dalam seni adalah dasar pengucapan dari seorang seniman dalam
berkarya. Gagasan ini dapat berbentuk kondisi atau situasi yang terjadi di
sekitar diri seniman, dari luar seniman atau dari sumber-sumber lain yang
dapat di pertanggung jawabkan dalam bentuk tema.Berdasarkan tema
diatas bahwa ide yang diambil merupakan dari kehidupan sehari-hari atau
lebih tepatnya kehidupan yang ada dilingkungan sekitar. Alasannya masih
sama seperti perihalnya pada tema. Ide itu muncul ketika harus membuat
sebuah adegan atau konflik yang dituangkan dalam bentuk gerak.

c. Judul

Gagasan dari tema serta ide diatas, dapat disimpulkan mengenai judul
dalam karya ini, yang diambil dari bahasa Korea. antifragile yang artinya
ketangguhan remaja yang awalnya berada di dunia kegelapan dan kita
tidak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan dan apa yg sudah
orang lain lalui untuk menempuh jalan tersebut.
Judul : antifragile

C. Sinopsis, Alur, Adegan

Sinopsis
Menceritakan tentang seorang remaja yang awalnya berada di dunia kegelapan
dan memiliki rasa sedih akan hidupnya. Tetapi ia bertemu oleh sekelompok
remaja yang ceria,dan membantunya untuk keluar dari dunia tersebut. Walau
usaha tersebut tidak mudah,tetapi ia berhasil keluar dari dunia kegelapan
tersebut

Alur

Alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa


sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu
cerita. Alur yang dipakai dalam karya tari ini ialah

- Tahap penyituasian ( situation )

Mengapa diberikan awalan situasi karena ingin membangun suasana sedih dan
mencekam di adegan bagian awal.

- Tahap pemunculan konflik ( generating Circumstances)

Karena sudah masuk ke tahap suasana yang mencekam untuk bangkit tapi
masih ada kesan sedihnya

- Tahap Klimaks
Pencapaian yang paling utama atau disebut dengan jatuhnya seorang yang
berusaha ingin menyakiti nya yaitu mengapa sampai ia ingin keluar dari
situasi yang menyedihkan hingga muncul rasa bangkit untuk maju kedepan

- Tahap penyelesaian

Dengan memberi kesan suksesnya dalam pancapaian yang telah ia lewati dari
berbagai tahap tersebut diatas.

Adegan
-Adegan I : Dua orang yang sedang bertarung dengan 1 orang energi positif
dan 1 orang energi negatif

-Adegan II : setelah mereka bertarung dengan energi masing masing seorang


anak mulai melihat jalan keluar dari dunia gelap nya dengan energi positif dari
satu orang itu

-Adegan III : anak itu bangkit dan bahagia karena energi positif tersebut
menang melawan energi negatif yang awal nya anak tersebut di penuhi energi
negatif sekarang ia di penuhi dengan energi positif dan berhasil keluar
dari dunia gelap nya

B. Peruwujudan Karya

1. Gerak

Gerak adalah satu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda


dari titik keseimbangan awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda
itu berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan
kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati.
Tari merupakan satu cabang seni yang lebih memfokuskan pada gerak
tubuh. The power of dance terletak pada gerak. Berjalan, berlari, melompat
dan menggerakan bagian tubuh dalam situasi tertentu diidentifikasikan
dengan tari. Tari itu hadir bersifat kontekstual. Gerak dalam tari bukanlah
gerak sembarangan atau tanpa tujuan. Gerak bersifat ritmis iilah yang
membedakan gerak tari dengan gerak lainnya. Gerak itu languge of dance.
Bahasa verbal dan bahasa tari sama-sama mempunyai sistem dan konvensi
seperti vocabulary, grammar dan semantic meaning (Hanna, 2008:491)
Gerak pada dasarnya adalah proses perpindahan atau peralihan dari satu
pose menuju pose yang lainnya. Dalam pengertian ini berarti gerak juga
merupakan sebuah pergeseran dari satu tempat menuju tempat yang
lainnya. Bila dilihat secara seksama, maka ada beberapa macam gerak
dalam kehidupan ini, yakni:
a. Gerak keseharian, adalah gerak yang dilakukan manusia untuk
melakukan aktivitas kebutuhan sehari-hari, misalnya: berjalan, bekerja,
makan/minum, dan sebagainya.
b. Gerak Reflek, adalah gerakan yang dilakukan seseorang atas reaksi
seketika akibat terkena sesuatu diluar dari dirinya. Gerak ini sifatnya
spontan atau tiba-tiba dan tidak terpikirkan lebih dahulu sehingga
bentuknya tidak terkontrol. Contohnya ketika seseorang terkena
sengatan aliran listrik, tersentuh barang panas, terkejut ketika secara
mendadak dicolek atau ditepuk bahunya oelh orang lain dan
sebagainya.
c. Gerak stilisasi adalah gerak yang bertujuan untuk mengekspresikan
perasaan seseorang yang ingin dikomunikasikan kepada orang lain.
Gerak ini telah mengalami stilisasi dari gerak antah, atau dapat pula
merupakan hasil dari penyimbolan seseorang terhadap suatu peristia.
Jadi yang dimaksud gerak stilisasi disini adalah gerak yang sering kita
saksikan dalam seni pertunjukkan, yaitu gerak untuk tujuan ungkapkan
estetik.

Terdapat pula gerak hasil eksplorasi selama pembelajaran mata kulaih


koreografi di analalisis serta di beri sedikit modifikasi dari hasil
eksplorasi tersebut agar geraknya menjadi estetis dan mempunyai
makna khusus juga di mata penonton.
Ada juga motif-motif gerak Korea dipadukan dengan sedikit
pengolahan tubuh agar lebih tergambar dan mempunyai garis simetris
yang berbeda dari ragam motif Dance Korea lainnya.

2. Musik

Musik merupakan denyut nadi dalam sebuah tarian. Musik dan tari
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dengan adanya
musik dapat mengatur tempo dalam satu gerakan, memberikann suasana
dalam tarian baik suasana sedih, gembira, tegang maupun marah. Oha
Graha mengungkapkan beberapa fungsi musik dalam tari diantaranya
adalah ( 1997 : 44 ) memberi irama ( membantu mengatur waktu ).
Kita kenal bahwa tari itu terdiri dari gerak-gerak yang berirama, mengatur
atau menentukan irama, sangat sulit menari tanpa musik. Dimana irama
dalam tari yaitu pengatur waktu ( tempo ) cepat dan lambatnya dari suatu
rangkaia gerak, da perlu saling mengisi dan saling mengiringi.
Menurut Sudarsono mengatakan elemen dasar dari tari adalah gerak dan
ritme, maka elemen dasar dari musik adalah nada Ritme dan Melodi. Sejak
zaman prasejarah sampai sekarang dapat dikatakan dimana ada tari disitu
pasti ada musik, musik dalam tari bukan hanya sekedar pengiring, tetapi
musik adalah partner tari yang tidak boleh ditinggalkan, musik dapat
memberikan suatu irama yang selaras sehingga dapat membantu mengatur
ritme atau hitunga dan dapat juga memberikan gambaran ekspresi suatu
gerak ( 1997 : 46 ).
Musik dalam tari adalah suatu pola ritmis yang dapat memberikan makna,
struktur, dinamika, serta kekuatan geraj tari. Gerak tanpa musik rasanya
belum lengkap, walau musik yang dihadirkan adalah unsurnya saja;
misalnya ada gerak tari yang tidak menggunakan musik secara fisik
sebagai pengiring, namun unsur musik yang dinamakan ritme harus selalu
dipertimbangkan kalau gerak tersebut ingin bermakna, memiliki struktur,
dinamika, serta kekuatan. Dalam tari musik dapat hadir dengan bentuk
yang eksternal ataupun internal. Dalam bentuk eksternal musik hadir dari
luar diri penari, sedangkan internal musik datang dari tubuh penari
misalnya dengan tepukan, vokal dan sebagainya.
Untuk iringan tari, musik dapat dibedakan dalam tiga jenis yakni:
a. Musik sebagai pengiring tari, bila hadirnya musik hanya diperankan
untuk mengiringi sebuah tarian.
b. Musik sebagai ilustrasi, bila hadirnya musik sekedar berperan sebagai
bentuk ilustrasi dari sebuah tarian.
c. Musik sebagai partner gerak, bila hadirnya musik dalam tari bukan
semata mengiringi, atau menjadi latar, namun lebih memiliki karakter
untuk dapat bersama0sama mengekspresikan maksud dari tarian.

Musik yang digunakan dalam karya ini ialah musik suasana/


penggambaran pada setiap adegannnya namun tidak semuanya diiringi
dengan musik suasanan namun ada juga tabuhan-tabuhan alat alat musik
yang sudah modern. Sehingga menghasilkan musik suasana yang cukup
membangun rasa keolah tubuhan pada si penari. Adapun alat-alat musik
yang digunakan :
1.) Gamelan
2.) Silopon
3.) Gitar
4.) Gong
5.) Kecrek
6.) Gendang
7.) Bass
8.) Organ
9.) Symbal

3. Tata Busana

Busana ( pakaian ) tari merupak segala sadang dan perlengkapan


(accessories) yang dikenakan penari di atas panggung.
Tata Pakaian terdiri dari beberapa bagian
1. Pakaian dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan pakaian pokoknya.
Misalnya, stagen, korset, rok dalam, straples.
2. Pakaian kaki, pakaian yang dikenakan pada bagian kaki. Misalnya
binggel, gongseng, kaos kaki, dan sepatu.
3. Pakaian tubuh, pakaian pokok yang dikenakan pemain pada bagian
tubuh mulai dari dada sampai pinggul. Misalnya kain, rok, kemeja,
mekak, rompi, kace, rapek, ampok-ampok, simbar dada, selendang,
dan seterusnya.
4. Pakaian Kepala, pakaian yang dikenakan pada bagian kepala. Misalnya
berbagai macam jenis tata rambut (hair do) dan riasan bentuk rambut
(gelung tekuk, gelung konde, gelung keong, gelung bokor, dan
sejenisnya).
5. Perlengkapan/accessories, adalah perlengkapan yang melengkapi ke
empat pakaian tersebut di atas untuk memberikan efek dekorasi, pada
karakter yang dibawakan. Misalnya perhiasan gelang, kalung, ikat
pinggang, kamus timang/slepe ceplok, deker ( gelang tangan), kaos
tangan, bara samir, dan sejenisnya.
Perlengkapan atau alat yang dimainkan pemeran di atas pentas disebut
dengan istlah property. Misalnya, selendang, kipas, tongkat, payung,
kain, tombak, keris, dompet topi dan semacamnya.
Tata rias dan busana ini berkaitan erat dengan arna, karena arna di
dalam seni pertunjukkan berkaitan dengan karakter seorang tokoh yang
dipersonifikasikan kedalam arna busana yang dikenakan beserta riasan
arna make up oleh tokoh bersangkutan oleh karenanya arna dikatakan
sebagai simbol. Dalam pembuatan busana penari, arna dapat juga
digunakan hanya mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan
keindahannya saja dalam memadukan antara satu dengaan lainnya.
Dalam pembuatan kostum, arna menjadi syarat utama karena begitu
dilihat warnanyalah yang membawa kenikmatan utama. Di dalam buku
Dimatra (2004: 28- 29) arna dibedakan menjadi lima yaitu, warna
primer, sekunder, intermediet, tersier dan kuarter.
a) Warna primer yaitu disebut juga warna pokok/warna utama, yang
terdiri dari warna merah, kuning, dan biru. Warna merah adalah
simbol keberanian, agresif/aktif.
b) Warna sekunder adalah warna campuran yaitu hijau, ungu, dan
orange.
c) Warna intermediet adalah warna campuran antara warna primer
dengan warna dihadapannya. Misalnya warna merah dicampur
dengan hijau, biru denga orange, kuning dengan violet.
d) Warna tersier adalah campuran antara warna primer dengan warna
sekunder yaitu warna merah dicamour dengan oranger, kuning
dengan orange, kuning dengan hijau, hijau dengan biru, biru
dengan violet, violet dengan merah.
e) Warna kuarter yaitu percampuran antara warna primer dengan
warna tersier dan warna sekunder dengan tersier yang melahirkan
12 warna campuran baru.

Gambar 1.1 Gambar 2.2

4. Tata Rias

Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk mempercantik


diri khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam
pergaulan. Tata rias pada seni pertunjukkan diperlukan untuk
menggambarkan/menentukan watak di atas pentas. Tata rias adalah seni
menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan
dengan memberikan dandanan atau perubahan pada para pemain di atas
panggung/pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar (Harymawan,
1993:134). Sebagai penggambaran watak di atas pentas selain acting yang
dilakukan oleh pemain diperlukan adanya tata rias sebagai usaha
menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukkan.
Untuk pemilihan riasan yang dipakai saat pertunjukkan ialah riasan natural
agar dapat memfleksibelkan situasi diatas panggung.
Dalam karya tari Neng Bedegeng ini menggunakan make-up yang natural,
karena tidak terlalu ingin ditonjolkan sisi jahat maupun sisi buruknya agar
lebih meringankan penari dalam mendalami dan menghayati karakter yang
mereka tarian dan juga dapat lebih fokus.

5. Lighting

Lighting atau disebut juga Tata Cahaya atau pencahayaan yang


dilakukan dalam proses produksi film dan atau acara televisi. Penataan
cahaya dilakukan untuk menambah nilai Artistic pada gambar agar gambar
tersebut lebih berdimensi ndan mempunyai kedalaman ruang. Fungsi lain
tata cahaya adalah untuk membantu memberikan penerangan untuk
panggung yang besar seperti konser musik dan acara-acara yang
menggunakan panggung besar lainnya.
Points of Light ini terjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan
dalamproduksi video, film, dan foto. Tiga point itu terdiri atas :
1. Key Light adalah penyiaran pertama yang jatuh pada objek, yang
menghasilkan bayangan yang kuat.
2. Fill Light adalah penyinaran yang digunakan untuk melunakan
bayngan yang menghasilkan key light. Identitas pencahayaan fill light.
Back Light adalah penyiaran dari belakang objek mengenai kepala dan
bahu, membentuk garis tepi atau rim dari objek yang berfungsi untuk
dimensi agar objek tidak “menyatu” dengan latar belakang

6. Penari

Penari merupakan faktor penting dalam sebuah karya tari. Dengan


adanya penari didalam sebuah karya maka tersampaikanlah maksud serta
tujuan sang koreografer dalam menuangkan ide serta cerita yang ingin
disampaikan dalam karyanya tersebut.
Pada karya tari ini, terdapat 7 penari. Terdapat 2 pemeran penari utama
serta karakter yang cukup menonjol dalam karya ini. Yang pertama
mencirikan karakter kesedihan namun memiliki tekad untuk berjuang serta
memiliki sifat yang amat sangat keras kepala akan pendiriannya dalam
memperjuangkan sesuatu, dan satunya lagi mencirikan karakter sosok
yang suka menindas serta mencari-cari kesalahan dan juga selalu ingin
menjatuhkan orang lain. Dan untuk 5 penari lainnya sebagai
penggambaran lingkungan dan juga sebagai penegas garis kesedihan,
perjuangan, tekad, serta rasa bangga yang di gambarkan oleh penari
pertama.

7. Tipe Tari

Bila dilihat dari tipe tariannya maka bisa dibedakan atas beberapa tipe
seperti : Studi, Murni, Liris, Simbolik, Komik, dan Dramatari
Pada tipe tari yang Dramatik ialah merupakan tarian yang menonjolkan
kekuatan-kekuatan yang bervariasi
8. Mode Penyajian.

Mode penyajian adalah suatu bentuk hasil proses penggarapan yang


mengantarkan pada suatu koreografi tertentu sehingga pada akhir proses
garapan, seorang koreografer dapat memahami dengan benar bentuk-
bentuk koreografi yang telah diproduksi.
Ada dua penjelasan dalam mode penyajian yaitu:
a) Mode penyajian tari secara representasional. Mode ini akan
menghasilkan sebuah koreografi yang mengetegahkan wujud ide dari
obyek-obyek secara nyata (realitistik). Dengan demikian, sesutau yang
digambarkan tampak naratif (bercerita)
b) Mode penyajian tari secara simbolis. Penyajian ini tidak menekankan
obyek secara nyata karena kenyataan dianggap tidak mampu untuk
menyampaikan isi tari. Dengan demikian, yang ditampakkan dalam
koreografi model ini adalah esensi yang lebih menawarka suatu
kedalaman makna. Pada umumnya penampilan tari yang simbolis
wujudnya adalah abstrak.

Dari hal tersebut mode penyajian yang saya gunakan ialah penggabungan
dari 2 mode hal penyajian diatas , antara represntasional dan juga naratif.

BAB III
Metode dan Proses Penciptaan

A. Metode Penciptaan

Mewujudkan sebuah karya seni bermutu diperlukan kreatiitas yang muncul


dalam konsep karya yang digarap. Menggarap karya tari kreasi tentunya
memerlukan proses dan kematanga konsep demi terwujudnya sebuah krya yang
maksimal dan dinamis. Proses yang terjadi dalam mewujudkan tari kreasi Neng
Bedegeng ini, akan mengalami proses tahapan dan waktu yang cukup lama.

Penggarapan karya tari memerlukan proses yang bertahap. Tahap-tahap


yang dimaksud yaitu eksplorasi (penjajagan), improvisasi (percobaan) dan
forming (pembentukan). Ketiga tahap tersebut sebagai acuan, sehingga berproses
dengan baik dan tertata dalam penggarapan sebuah karya tari. Dalam mewujudkan
karya tari Neng Bedegng, dikerjakan melalui proses yaitu dari mencari ide,
pematangan, konsep, dan pembentukan karya. Berikut adalah tahap-tahapan atau
proses dalam penggarapan tari kreasi Neng Bedegeng.
a) Tahap Penjajagan (Ekplorasi)
Eksplorasi merupakan tahapan awal dari penggarapan Tari Neng Bedegeng.
Melalui tahap ini dilakukan penuangan untuk menghasilkan sebuha ide yang
nantinya akan diangkat untuk dijadikan sebuah karya tari baru.
b) Tahap percobaan (Improvisasi)
Tahap improvisasi adalah tahap melakukan percobaan. Pada tahap kedua ini
dilakukan percobaan untuk mendapatkan motif-motif gerak yang diambil dari
pola-pola tradisi yang sudah ada, kemudian diolah serta dikreasikan agar tidak
terkesan meniru apa yang sudah ada.
c) Tahap Pembentukan (Forming)
Tahap ini merupakan tahap terpenting untuk mewujudkan hasil akhir karya
tari ini, yakni mewujudkan hasil karya dari proses sebelumnya, Untuk
mendapatkan bentuk akhir dari koreografi yang layaknya dipentaskna. Kerja
yang difokuskan yaitu membentuk, menghias, dan menyempurnakan gerak
yang telah didapat dari tahap improvisasi baik itu gerak, pola lantai, level,
musik serta seluruh penunjang tari itu sendiri. Menyempurnakan gerak-gerak
yang didapat dari hasil improvisasi, meliputi penuangan gerak, pola lantai,
iringan digarap menjadi sebuah bentuk garapan yang utuh. Selanjutnya
melakukan latihan bersama dengan memunculkan ekspresi dan gerak yang
mentap demi kesempurnaa garapan tari ini, dengan memperhatikan saran-
saran oembimbing. Tahap ini sekaligus merupakan pemantapan ide dan
konsep garapan melalui penuangan bentuk yang lebih pasti.

Dalam tahap ini masih memungkinkan diadakan perubahan-


perubahan gerak seperti aksen-aksen tari untuk kedinamisan garapan, sehingga
nafas-nafas dalam tari nampak lebih jelas. Melakukan pemotongan gerak yag
dianggap berkepanjangan, dan dengan memantapkan teknik-teknik gerak
dengan jalan mencari gerakan dari awal sampai akhir sehingga mendapatkan
sesuatu kekompakan serta pemantapan ekspresi.

B. Proses penciptaan
Proses penciptaan bermula dari munculnya sebuah ide. Untuk
kemudian dilanjutkan dengan bereksplorasi gerak sesuai dengan ide garapan.
Selanjutnya proses penciptaan tari berlanjut pada penambah musik pengiring.
Bagi pemula, proses penciptaan dari dapat dimulai dari mencari musik
pengiringnya terlebih dahulu.
Eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon
suatu obyek untuk dijadikan bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa berupad
benda, irama, cerita, dan sebagainya. Eksplorasi dilakukan melalui rangsangan.
Beberapa rangsangan yang dapat dilakukan untuk bereksplorasi antara lain :

- Rangsang Visual
Mengamati suatu benda hidup maupun mati untuk dijadikan obyek
pengamatan. Rangsangan ini bisa muncul dari pengamatn terhadap patung,
gambgar, dan lain-lain. Dari benda-benda ini dapat kita amati dari segi
bentuk, tekstur, fungsi, wujud dan lain-lain. Hasil dari pengamatan dengan
rangsang visual kita dapat menemukan gerak yang keras, patah-patah, dan
berirma.
- Rangsang Audio/Dengar
Berbagai macam bunyi-bunyian dapat diajadikan rangsangan dalam
menemukan gerak. Yang termasuk rangsangan audio antara lain untuk
iringan tari, musik-musik daerah, semua kentongan, lonceng gereja, sura
yang ditimbulkan oleh angin, dan suara manusia. Gerak-gerak yang dapat
diperoleh dari pengamatan ini antara lain gerak mengalun seperti angin,
gerak yang lembut dan lemah gemulai.
- Rangsangan gagasan/ide
Gagasan atau ide sangat membantu dalam berkarya tari. Ide apapun itu
dapat dijadikan rangsang untuk menciptakan gerak.
- Rangsangan Kinestetik
Dalam menciptakan sebuah karya tari, kita dapat menggunakan gerak
tertentu sebagai rangsang kinestetiknya. Gerak dapat diperoleh dari
gerakan-gerakan dalam tari tradisional maupun kreasi baru/modern. Gerak
dalam tari tradisional misalnya : ukel, sabetan, langkash step, srigig (lari
kecil-kecil) dan lain-lain. Kita dapat menggabungkan gerakan-gerakan
dasar tersebut untuk dirangkai menjadi sebuah tarian.
- Rangsang Peraba
Sentuhan lembut, sentuhan kasar, emosi kemarahan, sedih yang kita
rasakan juga dapat dijadikan rangsangan dalam penciptaan sebuah karya
tari. Gerak yang dapat kita temukan dari hasil pengamatan ini antara dari
lain gerak dengan tempo cepat, gerakan berlawanan, dan gerak yang patah-
patah.
Dari rangsangan-rangsangan tersebut kita dapat memulai bereksplorasi.
Eksplorasi dapat dilakukan melalui alam, binatang, buku cerita, dan
lingkungan sekitar.

No Struktur Adegan Pola Lantai Suasana & Lighting


1. Penggambaran Menggambarkan kesedihan
suasana dan menggunakan warna
kesedihan, serta kuning redup ditambah biru
penindasan 10% dan lampu back drop
sekaligus belakang dan dari samping
perlawanan. panggung

2. Gambaran Membangun suasana


perjuangan perjuangan dan melawan
melawan rasa rasa takut masih
ketakutan akibat menggunakan warna kuning
tekanan dari ditambah warna merah 5%
lingkungan. ditambah lampu back drop
dan wings light.
3. Gambaran Membangun suasana
perjuangan perjuangan dan melawan
melawan rasa rasa takut masih
ketakutan akibat menggunakan warna kuning
tekanan dari ditambah warna merah 5%
lingkungan. ditambah lampu back drop
dan wings light.
4. Penggambaran Suasana pembangkitan
tindakan menggunakan siluet, lalu
kekerasan namun menggunakan spot light
ditutup oleh pada 1 penari
siluet, agar
mensensor
tindakan kriminal
dan bisa
memberikan
estetika yang
baik.
5 Penggambaran Diberikan lampu general
perlawanan atau ditambah warna merah 10%,
bangkit dari dan menggunakan sedikit
keterpurukan smoke gan.

1. Penggambaran Pemberian lighting general


bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
2. Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
3. Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
4. Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
5. Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
6. Penggambaran Pemadaman lighting secara
puncak atau perlahan sampai redup pada
ending 6 penari dibelakang, lalu
penyalaan spot light pada 1
penari didepan.

No Struktur Adegan Pola Lantai Suasana & Lighting


7. Penggambaran Menggambarkan kesedihan
suasana dan menggunakan warna
kesedihan, serta kuning redup ditambah biru
penindasan 10% dan lampu back drop
sekaligus belakang dan dari samping
perlawanan. panggung

8. Gambaran Membangun suasana


perjuangan perjuangan dan melawan
melawan rasa rasa takut masih
ketakutan akibat menggunakan warna kuning
tekanan dari ditambah warna merah 5%
lingkungan. ditambah lampu back drop
dan wings light.
9. Gambaran Membangun suasana
perjuangan perjuangan dan melawan
melawan rasa rasa takut masih
ketakutan akibat menggunakan warna kuning
tekanan dari ditambah warna merah 5%
lingkungan. ditambah lampu back drop
dan wings light.
10 Penggambaran Suasana pembangkitan
tindakan menggunakan siluet, lalu
kekerasan namun menggunakan spot light
ditutup oleh pada 1 penari
siluet, agar
mensensor
tindakan kriminal
dan bisa
memberikan
estetika yang
baik.
11 Penggambaran Diberikan lampu general
perlawanan atau ditambah warna merah 10%,
bangkit dari dan menggunakan sedikit
keterpurukan smoke gan.

12 Penggambaran Pemberian lighting general


bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
13 Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
14 Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
15 Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
16 Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu

No Struktur Adegan Pola Lantai Suasana & Lighting


17 Penggambaran Menggambarkan kesedihan
suasana dan menggunakan warna
kesedihan, serta kuning redup ditambah biru
penindasan 10% dan lampu back drop
sekaligus belakang dan dari samping
perlawanan. panggung

18 Gambaran Membangun suasana


perjuangan perjuangan dan melawan
melawan rasa rasa takut masih
ketakutan akibat menggunakan warna kuning
tekanan dari ditambah warna merah 5%
lingkungan. ditambah lampu back drop
dan wings light.
19 Gambaran Membangun suasana
perjuangan perjuangan dan melawan
melawan rasa rasa takut masih
ketakutan akibat menggunakan warna kuning
tekanan dari ditambah warna merah 5%
lingkungan. ditambah lampu back drop
dan wings light.

20 Penggambaran Suasana pembangkitan


tindakan menggunakan siluet, lalu
kekerasan namun menggunakan spot light
ditutup oleh pada 1 penari
siluet, agar
mensensor
tindakan kriminal
dan bisa
memberikan
estetika yang
baik.
21 Penggambaran Diberikan lampu general
perlawanan atau ditambah warna merah 10%,
bangkit dari dan menggunakan sedikit
keterpurukan smoke gan.

23 Penggambaran Pemberian lighting general


bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
24 Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
25 Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu
26 Penggambaran Pemberian lighting general
bangkit dari 10% ditambah dengan
keterpurukan warna biru 10% dan pink
serta sudah 10%.
mendapatkan
motivasi serta
suasana
menggebu-gebu

Anda mungkin juga menyukai