Anda di halaman 1dari 19

PENULISAN PROPOSAL KOREOGRAFI BERPASANGAN

“ BELAGU”

Dosen Pengampu Mata Kuliah Koreografi Berpasangan :

B. Kristiono Soewardjo, S.E., S.Sn., M.Sn

Disusun Oleh :

Desisca Thalia Rut Debora Sipayung - 1207619010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021

i
DAFTAR ISI

PENULISAN PROPOSAL KOREOGRAFI BERPASANGAN....................................i


DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................3
C. Tinjauan Karya.......................................................................................................3
D. Orisinalitas...............................................................................................................3
E. Tujuan dan Manfaat...............................................................................................4
BAB 2................................................................................................................................5
KONSEP PENCIPTAAN................................................................................................5
A.Kajian Sumber Penciptaan......................................................................................5
1. Sumber Data.........................................................................................................5
2. Sumber Literatur.................................................................................................6
B.Tema, Ide dan Judul.................................................................................................7
1. Tema......................................................................................................................7
3. Judul......................................................................................................................8
C. Konsep Perwujudan atau Penggarapan...............................................................8
1. Gerak.....................................................................................................................8
2. Penari...................................................................................................................9
4. Mode Penyajian....................................................................................................9
5. Tata Bunyi..........................................................................................................10
6. Tata Teknik Pentas............................................................................................10
BAB III...........................................................................................................................11
A. Metode Penciptaan.............................................................................................12
B. Proses Penciptaan...............................................................................................14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas memiliki banyak makna. Komunitas dapat dimaknai sebagai
sebuah kelompok dari suatu masyarakat atau sebagai sekelompok orang yang
hidup di suatu area khusus yang memiliki karakteristik budaya yang sama. Di
dalam komunitas tersebut tentunya memiliki visi dan misi yang untuk
memajukan komunitas tersebut. Sebuah komunitas akan terbentuk dengan
adanya keinginan bersama untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah
disepakati bersama. Tujuan komunitas adalah untuk saling memberikan
bantuan antar anggota sehingga bisa berkembang bersama

Dalam menjalaninya kita perlu bermimpi untuk menumbuhkan harapan


dan semangat agar selalu optimis menjalani hidup. Jadi tidak ada kata
menyerah dalam menjalani hidup, jadikanlah mimpi sebagai target dalam setiap
fase kehidupan demi mencapai tujuan bersama.

Namun sering kali terjadi permasalahan dimana dalam sebuah komunitas


masing – masing individu ingin maju sendiri atau ingin menonjolkan diri
sendiri. Sifat egoisme demi memajukan keinginan indivualisme memancing
adanya perbedaan pendapat yang berujung permasalahan. Sebetulnya itu adalah
ujian awal sebelum menuju kesuksesan. Biasanya dalam memulai sesuatu pasti
banyak tikungan tajam yang menguji sebuah komunitas.

Banyak sekali komunitas yang sudah maju dengan sukses namun dibalik
itu semua pasti ada saat dimana permasalahan muncul, perbedaan pendapat
muncul bahkan kesalah pahaman yang berujung perpecahan. Semua itu dapat
diatasi, tergantung bagaimana kita melakukan dan menyikapinya saja. Karena
segala permasalahan pasti ada jalan untuk melewati itu semua.

1
Manfaat dari komunitas sendiri adalah sebagai sarana informasi mengenai
kegemaran tertentu, yang mana penyebaran informasi tersebut dapat dilakukan
dengan lebih cepat dan akurat melalui suatu komunitas. Contohnya komunitas
pecinta musik klasik akan dengan sangat mudah membagikan dan
mendapatkan informasi didalam komunitas tersebut. Sebagai sarana untuk
menjalin hubungan, yaitu melalui komunitas maka hubungan atau ikatan antar
sesama anggota bisa lebih kuat dan berkualitas. Sebagai sarana atau media
untuk saling mendukung antar sesama anggota, sebab dengan adanya kesamaan
minat pada bidang tertentu akan membuat setiap anggota komunitas bisa 
saling memberikan dukungan.

Pada karya tari ini saya menggunakan pijakan tradisi Betawi yaitu topeng
Betawi. Musik yang saya gunakan pun Gamelan Topeng Betawi. Tema yang
diambil pada karya tari ini yaitu tentang Selfish. Saya akan menceritakan
tentang karakter setiap orang pada sebuah komunitas. Karakter dalam sebuah
pertemanan ini diambil berdasarkan pengalaman pribadi. Ide gagasan yang
saya dapatkan yaitu dari Rangsang Visual karena Karya tari ini diambil dari
kisah nyata yang pernah saya alami.

Dimana dalam sebuah komunitas ini masing masing anggota memiliki


karakter yang sama yaitu sama sama ingin maju sendiri demi keuntungan diri
sendiri. Saling menonjolkan diri masing – masing yang berujung perpecahan.
Karena beragamnya karakter yang dimiliki ada satu antara mereka yang
bersikap netral yang berusaha untuk menyatukan kembali. Namun pada
akhirnya mereka sadar bahwa tujuan mereka sama, kerja keras mereka sama
dan nanti nya pun mereka akan mencapai tujuan itu bersama sama.

2
B. Rumusan Masalah
kehidupan pribadi dengan mempergunakan pijakan tari Topeng Betawi
melalui Bagaimana koreografi ini divisualisasikkan melalui ide Selfish dalam
metode Alma M. Hawkins.

C. Tinjauan Karya
Karya tari ini memiliki kesamaan pada karya tari yang sudah ada.
Karya tari dengan koreografer dan Lentiana Dewi yang berjudul “Egoku"
yang ditampilkan di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 20 Januari 2019.
Pijakan pada karya tari ini merupakan gerak tari keseharian dan musik iringan
tari yang dipergunakan merupakan musik Instrumen dengan suasana sedih dan
menegangkan.

D. Orisinalitas
Terwujudnya Karya tari ini tercipta dari pengalaman koreografer
mengenai permasalahan yang terjadi dalam sebuah komunitas. Namun karena
tujuan yang sama dan untuk kepentingan bersama, mereka mengalahkan sifat
individualisme mereka masing - masing.

Karya tari Egoku oleh Lentiana Dewi mengambil sisi kepribadian


semua manusia pada umum nya. Dimana setiap insan pasti memiliki sifat ego
pada diri mereka masing masing yang tidak bisa dihindari dan berujung pada
kehancuran mereka. Berbeda dengan karya tari ini, disini koreografer akan
mengambil sisi dalam kehidupan sehari – hari berdasarkan kisah asli.

Djoharnuraini menyebutkan bahwa dalam menciptakan sebuah karya


baru, bisa jadi seniman sengaja atau tidak sengaja mengacu pada karya seni
sejenis atau karya seni yang lain yang telah ada, dan proses penciptaan
semacam ini normal dan wajar, seharusnya tidak ada yang disebut istilah
plagiat; keseluruhan dianggap kreatif dan orisinil (Seni dan Interektualitas:

3
sebuah Perspektif, dalam pidato ilmiah Dies Natalis XV ISI
Yogyakarta,1999:5)

E. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengembangkan kreativitas dalam menciptakan sebuah karya tari
2. Untuk mengembangkan tari Betawi khususnya tari topeng
3. Membuat kepuasan diri sendiri sebagai media menyampaikan kisah
pengalaman pribadi

1. Mahasiswa
 Untuk mengembangkan kreativitas dan kualitas mahasiswa Pendidikan
Tari

2. Penata Tari
 Menyampaikan pesan untuk bisa mengendalikan diri sendiri dari hal baik
yang dapat berubah menjadi negative ketika dilakukan secara berlebihan

3. Masyarakat
 Dapat mengetahui bahwa setiap manusia memiliki sifat ambisius dan
harus bisa mengendalikan diri sendiri
 Menambah wawasan pengetahuan dari karya tari tersebut.

4
BAB 2

KONSEP PENCIPTAAN

A.Kajian Sumber Penciptaan


1. Sumber Data
Dalam mewujudkan karya tari ini, saya melakukan wawancara guna keleng
kapan data untuk proses karya tari. Data-data tersebut saya dapatkan melalui seora
ng sumber terkait dengan pijakan yang kami ambil, yaitu topeng. Seorang narasu
mber ini biasa dikenal dengan sebutan akrabnya Ayah Entong, nama lengkapnya
Entong Sukirman.

5
Ia adalah seorang Maestro Tari Betawi yang terkenal akan karya - karyanya .
Melalui Ayah Entong Sukirman Kisam saya mendapat beberapa informasi yang d
apat diterapkan dalam proses karya tari saya. Tari topeng memiliki banyak makna
yang bebas melalui gerak dimana karya ini mengambil tema perbedan karakter
musiknya bisa berpijak pada musik topeng dan tetap berpijak pada gerak topeng.

Beberapa informasi mengenai musik juga saya dapatkan, menurut beliau


pengiring musik untuk tari topeng adalah gamelan topeng yang terdiri dari kenong
tiga, gong, kecrek,rebab,dan gendang. Beliau juga menjelaskan mengenai karakter
dalam setiap komunitas berisi lebih dari 1 orang yang kemungkinan terjadi
perbedaan pendapat itu adalah hal yang biasa. Namun kembali lagi pada karakter
masing – masing, apakah ada yang ingin mengalah demi tujuan bersama atau tetap
pada keinginan pribadi mereka masing – masing. Konsep geraknya merupakan

6
kreativitas yang bisa di gambarkan melalui ekspresi jiwa atau karakter keseharian
yang digunakan.

2. Sumber Literatur
Dalam mewujudkan karya tari ini, kami menggunakan beberapa blog dan
buku-buku yang menjadi acuan kami dalam pembuatan karya tari ini:

1. Buku Alma M.Hawkins yang berjudul bergerak menurut kata hati, buku
ini berisikan pengetahuan tentang konsep penciptaan karya tari menurut
Alma M.Hawkins.
2. Drs.Ida Bagus K.Sudiasa,M.Sn “Komposisi Tari” 2012. Buku ini
mengulas mengenai proses menciptakan sebuah karya dengan beberapa
metode penciptaan yang dikutip dari beberapa buku, memudahkan seorang
koreografer menentukan metode penciptaan apa yang akan dipilih untuk
mewujudkan karyanya, dan mengenal tentang tahapan koreografi.
3. Y.Sumandiyo Hadi “KOREOGRAFI : Bentuk - Teknik - Isi” 1981. Dalam
buku ini saya mengambil banyak hal terutama mengenai dasar pembuatan
karya.
4. Pramana Padmodarmaya “Tata dan Teknik Pentas” buku ini sebagai
pendoman untuk saya dalam mewujudkan karya diatas pentas (stage),
sehingga dalam perwujudansuasana, lighting, set panggung (scenery) dan
hal-hal lain yang menyankut tata pentasakan terkendali melalui buku ini.
5. Lea Belandina Betty “Seni Berteman Tanpa Lawan” buku ini sebagai
pedoman untuk saya dalam mengetahui arti dalam sebuah pertemanan.

B.Tema, Ide dan Judul


1. Tema
Tema merupakan pokok masalah (Subject matter) untuk diungkap dalam kary
a dapat disampaikan secara literer maupu non literer. (Sudiasa,2012:73 ). Tema y
ang digarap, komposisi tari dapat dibedakan antara yang diolah berdasarkan tema

7
literer dan non-literer. Tema literar adalah komposisi tari yang digarap dengan tuj
uan untuk menyampaikan pesan-pesan. (Sumandiyo,1981:5).

Untuk mengangkat tema yang akan diangkat, tahapan yang harus dilakukan a
dalah: 1) Apakah tema yang sudah dipilih cukup mengandung kumungkinan gera
k?. 2) Apakah tema tersebut orisinil? 3) Dapatkah tema tersebut di tarikan? 4) Bag
aimana efek tema tersebut terhadap penonton? 5) Apakah kesiapan teknik tari dari
choreographer dan penari serta fasilitas mulai dari musik, lantai tari kostum, lighti
ng dan sound system yang diperlukan mungkin untuk tema yang dipilih.
(Soedarsono, 1976:3).

Karya ini mengangkat tema selfish, yang dimana ingin menceritakan sifat
individualisme yang terjadi pada sebuah komunitas yang diangkat dari
pengalaman pribadi koreografer. Namun karena mereka mau mengalah membuat
mereka sadar dan kembali pada tujuan utama mereka.

2. Ide

Ide atau gagasan adalah bagian dari tari yang tak terlihat yang merupakan hasi
l pengaturan unsur-unsur psikologis dan pengalaman emosional (Sumandiyo,1981:
26). Ide gagasan yang saya dapatkan yaitu dari Rangsang Visual karena Karya tari
ini diambil dari kisah nyata yang pernah saya alami di kehidupan saya yang
kemudian saya ungkapkan melalui karya tari.

3. Judul
Judul dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) didefinisikan sebagai seb
uah nama yang dipakai untuk buku atau kepala berita. Ada yang mendefinisikan la
in bahwa judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi b
ahasan.

Dalam karya ini berjudul “Belagu”. Dalam Bahasa Betawi Belagu artinya angkuh
atau sombong. Tujuan saya mengambil kata Belagu karena tema yang saya ambil
yaitu karena keinginan individualis mereka yang menonjolkan diri mereka masing
- masing.

8
C. Konsep Perwujudan atau Penggarapan
1. Gerak
Gerak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) adalah peralihan tempat
atau kedudukan. Apapun bentuk dan tujuan gerak yang dilakukan manusia dapat d
ijadikan tari. Artinya gerak-gerak kehidupan yang dihadirkan oleh manusia harus
mengalami stilisasi/pendistorsian yakni merubah gerak wantah menjadi tidak want
ah (Soedarsono 1976:15).

Banyak sedikitnya perlakuan stilisasi/pendistorsian dalam gerak akan menyeb


abkan bentuk gerak representasional murni dan bentuk simbolis. Bentuk gerak rep
resentasional murni lebih menekankan pada bentuk gerak-gerak yang realis menga
ndung arti (Maknawi/Gesture). Sedangkan bentuk gerak simbolis menekankan pa
da bentuk yang tidak menggambarkan sesuatu (Murni/Pure Movement) atau bentu
k yang lebih menghadirkan artistiknya saja.

Gerak dalam karya ini banyak menggunakan gerak maknawi yang


mengandung arti seperti gerak semangat, sedih dan gerakan lainnya yang berasal
dari gerak wantah lalu saya stilisasi. Beberapa gerak murni juga terdapat dalam
karya ini, gerak yang mengacu pada gerak tari betawi yang sudah ada contohnya
kewer, pakblang, blongter, dan lain-lain namun kami mengembangkannya dalam
bentuk baru. Tekhnik gerak tari tradisional betawi yang dicampur dengan teknik
olah tubuh dan beberapa gerak non tradisi seperti distorsi.

2. Penari
Penari adalah media pengungkap gerak dan emosional seorang seniman
agar pesan yang ingin dalam karyanya dapat tersampaikan kepada penikmatnya.
Karya ini merupakan Tari kelompok yang akan ditarikan oleh tiga orang penari.

3. Tipe Karya

Tipe Tari di bagi menjadi beberapa macam, yaitu : murni, studi, abstrak,
dramatic dan komedi (Jacqueline Smith, 1985:24. Tipe karya yang saya
tampilkan ialah tipe dramaticTipe dramatic, bahwa dalam tipe tari dramatic

9
memusatkan pada sebuah kejadian atau suasana yang tidak menggelarkan cerita
(J. Smith, terjemahan BenSuharto, 1985: 27). Dalam karya tari ini koreografer
menggunakan tipe dramatic karena menggambarkan bagaimana seseorang yang
memiliki sifat ambisius. Gagasan yang dikomunikasikan oleh seorang seniman
dalam karyanya sangat penuh dengan daya pikat dinamis, banyak ketegangan
dan mungkin melibatkan konflik antara orang seorang dalam dirinya atau
dengan orang lain (J.smith, terjemahan Ben Suharto, 1985:27) dalam tipe tari
dramatik juga dimungkinkan memunculkan cerita namun sifatnya hanya sebagai
penggamabaran.

4. Mode Penyajian
Mode penyajian adalah suatu bentuk hasil proses penggarapan yang
mengantarkan pada suatu koreografi tertentu sehingga pada akhir proses garapan.
Seorang koreografer dapat memahami dengan benar bentuk - bentuk koreografi
yang telah diproduksi.

Pada karya tari ini menggunakan mode pure representational, karena karya ini
menggunakan gerak persis seperti kehidupan nyata, maka penyajian karya ini
menggunakan cara pure representational.

5. Tata Bunyi
a. Musik Iringan Tari

Musik dalam tari bukan hanya sekedar iringan, tetapi musik adalah partner
tari yang tidak boleh ditinggalkan (Sudarsono. 2002:46) Ritme adalah degupan
dari musik, umunya dengan aksen yang diulang-ulang secara teratur. Musik adal
ah partner dari tari, maka musik yang digunakan untuk sebuah tari harus digarap
betul betul sesuai dengan garapana tarinya, (Sudarsono, 2002:47).

Jenis musik iringan pada karya ini ialah iringan eksternal yaitu musik ya
ng tidak berasal dari penarinya, melainkan dari orang lain. Karya tari ini
menggunakan musik iringan topeng. Alat musik yang digunakan adalah

10
gamelan topeng, kendang, kenong 3, gong, kempul, kecrek, rebab, kenong.
Dalam iringan topeng juga dipadukan dengan alat musik tradisi lainnya yaitu
slendro. dalam karya tari ini saya meminta seorang seniman musik betawi
sebagai komposer yang menggarap musik iringannya.

6. Tata Teknik Pentas


a. Tempat Pertunjukan

Apabila tempat pertunjukan mengandung arti keberadaan dua tempat


sekaligus yaitu tempat untuk menonton dan tempat untuk yang ditonton,
maka tempat untuk menonton itu berarti tempat penonton yang umumnya
disebut oditorium, dan tempat untuk yang ditonton itu berarti tempat bermain
atau yang kita sebut pentas, (Tata dan Teknik Pentas, Pramana
Padmodarmaya: 38).

Dalam karya kami menggunakan panggung Prosenium, Panggung bisa


juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi
aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium
(proscenium arch). Alasan kenapa kita memilih panggung prosenium karena
Tempat pertunjukan untuk mempertunjukkan pada karya tari ini bertempat di
Taman Mini Indonesia Indah.

b. Tata Cahaya

Tata Cahaya yaitu pengaturan atau cahaya lampu untuk menerangi dan m
enyinari arena permainan serta menimbulkan efek artistik. Tata Cahaya yang
saya pakai yaitu jenis lampu cahaya umum, lampu cahaya khusus, lampu
spot, lampu fresnelite, lampu cahaya campuran, lampu strip, lampu kaki ( fot
light ).

c. Tata Rias

Tata Rias yaitu bagaimana cara menggunakan bahan-bahan kosmetik unt


uk menwujudkan wajah atau gambaran peran yang akan dimainkan. Tata Rias

11
yang saya gunakan adalah tata rias cantik namun sedikit tegas pada bagian
mata,

d. Tata Busana

Tata Busana adalah segala sandangan dan perlengkapan (accessories) yan


g dikenakan di dalam pentas. Untuk kostum saya menggunakan : Baju kebaya
lengan bostrok biru dongker, celana Panjang hitam, ampreng depam belakang
dan bang pinggang.

e. Properti Tari

Dalam wilayah kesenian, perlengkapan disebut sebagai properti. Dalam k


arya tari ini saya tidak menggunakan property.

f. Dekorasi

Dekorasi adalah penataan suatu barang baik didalam maupun diluar


ruangan juga merupakan seni menghias atau memperindah. Dalam karya tari
ini menggunakan backdrop hitam sebagai latar.

BAB III
METODE PENCIPTAAN

A. Metode Penciptaan
Dalam proses penciptaan karya tari ini koreografer mengacu kepada
metode penciptaan Alma M. Hawkins dari bukunya yang berjudul “ Bergerak
Menurut Kata Hati “ yang telah diterjemahkan oleh I Wayan Dibia
dimanadikatakan bahwa menciptakan tari membutuhkan beberapa tahapan
yaitu :

1. Mengalami atau Mengungkapkan

12
Kehidupan manusia bergantung kepada pertukaran yang terus
menerus antara dunia batin dan nyata. Didalam pertukaran tersebut
manusia mengalami pencerapan indera yang kemudian menimbulkan
rangsangan dalam hati yang dinamakan merasakan dan dorongan
dalam hati untuk berbuat yang disebut mengungkapkan. Dorongan
mencari dan mencipta tumbuh dari transaksi antara dunia bathin dan
dunia nyata. Kemudian manusia diberikan kebebasan untuk mengalami
setiap kejadian yang mungkin terjadi didalam kesehariannya dan
bagaimana mengungkapkan perasaan tentang apa yang ada didalam
hati tentang kejadian tersebut.

2. Melihat
Mata adalah indera utama yang menjadi gapai rangsangan sebagai
proses untuk melakukan imajinasi seterusnya. Struktur dalam maupun
luar dan melihat melalui pencerapan indera penglihatan menjadi
sumber utama oleh seorang kreatif untuk memunculkan hal baru yang
berisfat imajinatif dan berpaling dari apa yang terlihat olehnya
sebelumnya. Dalam proses melihat setiap individu memiliki cara yang
khas sehingga memunculkan sebuah inspirasi baru yang mungkin akan
berbeda setiap individunya sehingga menghasilkan hal baru.

3. Merasakan
Penemuan dan penggunaan perasaan secara imajinatif memerlukan :
a) Kesiapan diri untuk menemukan, menerima, menjadi terpikat,
dan belajar melihat dan merasakan secara mendalam
b) Kesadaran akan perasaan, kesan yang dirasakan tubuh, dan
baying-bayang yang muncul dari suatu pengalaman dari dunia
nyata
c) Pengalaman akan kebebasan yang memungkinkan
pengejawantahan terhadap perasaan yang dirasakan dalam

13
tubuh dan angan-angan didalam batin kedalam kualitas gerak
yang diwujudkan berupa peristiwa gerak.

4. Mengkhayalkan
Mengkhayalkan berarti baagaimana kemampuan imajinasi
berkembang untuk membentuk sebuah pikiran kreatif kearah
mewujudkannya secara nyata. Dalam kasus koreografi , penemuan
batin dilahirkan kedalam bentuk metafora berupa tari ciptaan baru.
Memiliki arti bahwa, khayalan dan pengalaman yang dirasakan
diejawantahkan sedemkian rupa kedalam unsur-unsur gear dan kualitas
gerak sehingga peristiwa gerak yang dihasilkan menampakkan
perwujudan nyata dalam pengalaman batin.

5. Mengejawantahkan
Keberhasilan kerja kreatif seorang koreografer tergantung pada
khayalnya dalam mengejawantahkan pengalaman batin dalam gerak.
Gerak yang terlahir mengalir dari sumber yang paling dalam dan
menghasilkan suatu ilusi semacam pengalaman yang gaib.
Pengejawantahan dari perasaan dan khayalan kedalam gerakan,
substansi kualitataif, adalah aspek yang paling esensial dalam proses
kreatif.

6. Pembentukkan
Proses pembentukkan berarti menuangkan apa yang
diejawantahkan kepada hal nyata yang dapat dilihat dan dihafalkan
sehingga berfungsi mengambil kendali. Proses pembentukkan
memaduan kesadaran akan data ingatan serta segala pikiran sehingga
menghasilkan sebuah ciptaan baru. Proses pembentukan menmbawa
garpaan tari menjadi hidup karena diarahkan dengan kesadaran untuk
membentuk suatu susunan gerak yang utuh.

14
B. Proses Penciptaan
Untuk memulai proses perwujudan karya koreografer menggunakan
caranya sendiri untuk membentuk karya tarinya, diantaranya :

Bagan 3.1 Proses Penciptaan Gaya Koreografer

Mencari Ide

Merasakan

Mengkhayalkan

Eksplorasi

Pembentukkan

Penyelesaian

Diadaptasi dari metode Alma M. Hawkins

1. Mencari Ide
Didalam menciptakan sebuah karya tari mencari ide adalah
hal pertama yang harus dilakukan. Ide bisa didapatkan di berbagai
keadaan dan kondisi kehidupan dan dari berbagai sumber yang masuk
kedalam tubuh melalui indera. Dalam mencari sebuah ide koreografer
akan mencari beberapa pilihan dan menentukan sebuah pilihan yang
tepat untuk kemudian diteruskan kedalan tahap merasakan

2. Merasakan
Dalam tahap merasakan seorang dituntut untuk memperdalam ide
yang telah dipilih dan kemudian meyakinkan kedalam lubuk hati
yang terdalam sehingga muncul ide-ide baru yang mengerucut.
Merasakan berarti memikirkan tentang akibat dan kemungkinan yang
akan terjadi pada tahap-tahap selanjutnya.

15
3. Mengkhayalkan
Mengkhayalkan berarti memikirkan tentang apa yang akan
dilakukan selanjutnya dan bagaimana mewujudkan tentang apa yang
telah diidekan dan telah dirasakan. Dalam tahap mengkhayalkan
koreografer akan menggunakan kemampuan imajinasi sampai batas
tertinggi karena koreografer bebas mewujudkan apa yang diinginkan
kedalam khayalan tersebut.

4. Eksplorasi
Dalam tahap eksplorasi koreografer akan menggunakan anggota
tubuh untuk menciptakan gerak baru dan menghasilkan gaya yang
khas dari koreografer sendiri. Selain menciptakan gerak koreografer
juga merangkai praadegan dan adegan yang akan dijadikan sebuah
karya tari. Dalam tahapan eksplorasi koreografer akan menciptakan
sebuah gerak yang belum pernah ada atau berdasarkan
pengembangan dari gerak yang sudah ada, dengan pertimbangan
teknik gerak yang benar sehingga membentuk gerak baru yang baik.

5. Pembentukkan
Dalam proses pembentukkan yang dilakukan oleh koreografer
adalah bagaimana menyusun gerak yang telah dieksplorasi sehingga
membentuk satu kesatuan sebuah tarian. Selain itu koreografer juga
membentuk apa yang akan menjad pengiring tari sehingga
mendukung tari yang akan diciptakan.

6. Penyelesaian

Didalam tahap penyelesaian koreografer akan memperindah karya


dengan mendistorsi dan menstilir gerak yang telah dibentuk agar
menjadi lebih membentuk ruang. Selain itu koreografer juga
memberikan teknik yang benar terhadap gerak yang telah terbentuk

16
ditambah pemberian pola lantai, artistic dan hal-hal pendukung
terbentuknya karya tari.

17

Anda mungkin juga menyukai