Pada paruh pertama abad ke-20, direkomendasikan untuk penambahan berat

badan selama kehamilan dibatas hingga kurang dari 20lb atau sekitar 9kg.
(Cunningham, 2010)

Penambahan berat badan selama kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan seorang

wanita dan bayinya baik pada saat itu atau masa yang mendatang. Bukti-bukti mendukung
hubungan antara berat badan berlebihan yang didapatkan selama kehamilan dan berat
badan lahir yang meningkat dan retensi berat badan postpartum, namun juga dengan
penambahan berat badan yang kurang cukup dan berat badan lahir yang berkurang.
(ACOG, 2013)

Institute of Medicine (IOM) menyarankan pada kehamilan kembar,

peningkatan berat badan sebanyak 16.8-24.5 kg (37-57 pon) untuk wanita yang
memiliki berat badan normal, 14.1-22.7 kg (31-50 pon) untuk wanita yang memiliki
berat badan berlebih, serta 11,3-19,1kg (25-42 pon) untuk wanita obesitas. Pedoman
IOM mengakui bahwa data sendiri tidak cukup untuk menentukan jumlah peningkatan berat
badan bagi wanita multifetal (triplet dan lebih).

Rekomendasi IOM yang sudah diperbarui mendapatkan reaksi yang kontroversial

oleh dokter-dokter yang percaya bahwa target berat badan terlalu tinggi, terutama untuk
wanita dengan berat badan berlebihan dan obesitas. Kenaikan berat badan tinggi ini juga
tidak membahas perhatian mengenai retensi berat badan postpartum. Ditambah lagi,
kekhawatiran telah diangkat bahwa pedoman tersebut tidak membedakan derajat obesitas
terutama yang obesitas morbid. (ACOG, 2013)
 Rekomendasi penambahan berat badan dalam kehamilan
Institute of Medicine, 2009

Bertambahnya berat badan sesuai minimal 8 kg selama kehamilan (1 kg tiap bulan)

atau sesuai Indeks Massa Tubuh ibu. (Kemenkes, 2014)

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan
isinya. Kemudian payrdara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Diperkirakan selama
kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. (Saifuddin, 2014)

Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan

Saifuddin, 2014