Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

1.

1) Penerjemahan kata per kata


Metode penerjemahan kata per kata mempertahankan kata demi kata TSu ke dalam TSa
atau unsur leksikal BSu dipadankan dengan unsur leksikal BSa. Newmark (1988, hlm. 46)
mengatakan “metode itu digunakan pada tahap awal penerjemahan (pre-translation process)
untuk memahami teks yang sulit”, kemudian dicari metode lain yang tepat untuk memperoleh
padanan yang berterima di dalam budaya BSa
CONTOH :

TSu TSa TSa alternatif

Geronimo Stilton,
2004, I’m Too Fond of My
fur!

“I know what I'm doing! I am “Aku tahu apa Aku lakukan! Aku pergi, “Aku tahu yang aku lakukan!
going, and I'm going right now!” dan aku pergi sekarang!” Aku Aku tetap pergi, dan aku
I cried. “Professor von Volt needs berteriak. “Profesor von pergi sekarang juga!”
my help! Unlike you two, I'm Volt membutuhkan milikku bantuan! teriakku. “Profesor von Volt
true gentlemouse. I don't need Tidak seperti kamu berdua, aku perlu bantuanku! Tak seperti
you!” ini benar tikus unggulan. Aku tak kalian berdua, aku ini tikus
butuh kamu!” unggulan. Aku tak butuh
kalian!”

2) Penerjemahan harfiah
Penerjemahan harfiah juga dapat digunakan oleh penerjemah di awal penerjemahan sebuah
teks. Metode itu sangat membantu ketika menerjemahkan kalimat yang panjang dan sulit; setelah
itu baru mencari metode lain yang tepat untuk menghasilkan TSa yang berterima
CONTOH :

TSu TSa
Geronimo Stilton, 2004, I’m Too Fond of
My fur!

With a sob, I jumped out of the taxy. “Holey Dengan sesenggukan aku meloncat keluar
cheese! I don’t want to leave on my own!” I taksi “Keju suci! Aku tak mau pergi
cried. “I need my family!” sendirian! Teriakku. “Aku butuh
keluargaku!”

3) Penerjemahan setia
Penerjemahan setia mempertahankan bentuk BSu sehingga menghasilkan TSa yang tidak
lazim di dalam budaya BSa. Padahal, menurut Nida dan Taber (1974, hlm.12), “the best
translation does not sound like a translation.” Menurut Benny (2008), metode itu cocok untuk
teks hukum atau teks puisi karena pada keduanya memang membutuhkan BSa yang setia pada
bentuk atau format BSu.
CONTOH :

TSu TSa

Since its advent in 1945, the United Nations Sejak berdirinya pada tahun 1954,
has been working for the development of Perserikatan Bangsa-Bangsa telah bekerja
national statistics and improvement of their untuk mengembangkan statistik nasional
comparability. dan meningkatkan keterbandingannya.

4) Penerjemahan semantis
Metode penerjemahan semantis lebih tepat digunakan untuk teks ekspresif, seperti novel
anak yang saya terjemahkan. Newmark (1988, hlm. 46‒47) menyatakan, “metode penerjemahan
semantis menaruh minat pada nilai estetis TSu sehingga TSa-nya pun harus terlihat indah dan
alami”
CONTOH :

TSu TSa

This Court has jurisdiction under ... (federal Pengadilan ini memiliki yurisdiksi
question); and ... (copyright). berdasarkan ...(perkara berada di bawah
jurisdiksi pengadilan federal atau federal
question) dan ... (hak cipta).
5) Adaptasi
Metode adaptasi bertolak belakang dengan metode kata per kata. Adaptasi menekankan
pada pesan bukan pada kalimat. Metode itu menghilangkan budaya BSu dan menggantikannya
dengan budaya BSa sehingga sudah dapat dipastikan bahwa TSa dirasakan sebagai teks asli Bsa

6) Penerjemahan bebas
Penerjemahan bebas hanya menekankan pada pesan TSu. Metode itu tidak melakukan
penyesuaian budaya BSu dengan budaya BSa. Hal itu yang membedakannya dari adaptasi.
Menurut pendapat saya, penerjemahan bebas tidak cocok digunakan dalam menerjemahkan
karya fiksi terutama teks puisi karena metode itu hanya mementingkan pada pesan TSu tanpa
memperhatikan bentuk dan keindahan TSa.
CONTOH :

TSu TSa

When I need you Jika ku merindukan dirimu

I just close my eyes and I’m with you Kupejamkan mata ini dan kurasakan
kehadiranmu di sisiku
And all that I so want to give you
Kuingin memberimu segala yang kupunya
It’s only a heart beat away
Kau terasa begitu dekat dengan diriku

7) Penerjemahan idiomatis
Metode penerjemahan idiomatis sangat cocok digunakan untuk menerjemahkan karya
fiksi. Metode itu berupaya mencari padanan ungkapan idiomatis TSu dengan ungkapan idiomatic
yang ada di dalam BSa sehingga menciptakan TSa yang berterima di dalam budaya BSa.
CONTOH :

TSu TSa

“Tell me more!” Lottie ordered. Sara’s “Ceritakan lagi!” perintah Lottie. Cerita Sara
stories were as good as candy. terasa semanis permen bagi Lottie.
(Par. 2.66)

8) Penerjemahan komunikatif
Penerjemahan komunikatif sangat mementingkan makna TSu. Makna itu dikomunikasikan
sedemikian rupa sehingga isi dan bentuknya dapat dipahami dan diterima di dalam budaya BSa.
CONTOH :

TSu TSa

... but is determined to be a Viennese lady, ... tetapi berkeinginan menjadi seorang
and to that end wears a fashionable tea wanita Wina
gown on all occasions. sehingga mengenakan gaun pesta modis pada
semua acara

2.
Kafein adalah obat yang secara alami diproduksi di daun dan biji banyak tanaman. Itu juga
diproduksi secara artifisial dan ditambahkan ke makanan tertentu. Kafein adalah bagian dari
kelompok obat yang sama yang terkadang digunakan untuk mengobati asma. Diperkirakan di
seluruh dunia orang mengkonsumsi 120.000 ton kafein setiap tahunnya. Lihatlah dengan cara
lain, Setiap satu dari 5 juta orang di bumi minum satu minuman-satu cangkir yang mengandung
kafein sehari. Teh adalah minuman berkafein pilihan. Kafein didefinisikan sebagai obat karena
merangsang sistem saraf pusat, otak dan sumsum tulang belakang. Kafein menyebabkan
jantung berdetak lebih cepat dan membuat seseorang merasa terjaga. Kebanyakan orang yang
sensitif terhadap kafein mengalami peningkatan energi sementara. Dan mereka merasa lebih
bahagia. Kafein ada dalam daun teh, biji kopi, cokelat, banyak minuman ringan, dan pereda
nyeri. Dalam bentuk alaminya, kafein terasa sangat pahit. Inilah sebabnya mengapa sebagian
besar minuman berkafein melalui pemrosesan untuk menyembunyikan rasa pahitnya.

Anda mungkin juga menyukai