Anda di halaman 1dari 2

Nama : Deviani Putri Ismawati

NIM : 205000052
Kelas : A2 2020
Ide Budaya : Tembang Turi Putih

Kata “Turi” merupakan semacam bunga berwarna putih yang bisa dijadikan sayuran
atau lalapan. Menurut masyarakat jawa tembang Turi Putih ini diyakini sebagai
peninggalan Walisongo khususnya Sunan Giri dan Sunan Kalijaga dimana pada saat itu
mereka gunakan sebagai media untuk menyebarkan agama islam di pulau Jawa. Dan
dengan adanya tembang inilah masyarakat banyak yang menyukainya baik dari segi
pembawaan syairnya maupun dari segi kualitas makna yang tersirat di setiap liriknya,
sehingga metode ini dianggap sangat efektif dan mudah digunakan sebagai dakwah untuk
menyebarkan agama islam. Dakwah Sunan Kalijaga ini menunjukkan adanya akulturasi
budaya yang merupakan upaya kolaborasi budaya local dengan nilai-nilai aqidah islam
tanpa menghilangkan eksistensi budaya lokalnya.
Dalam budaya Jawa “Tembang” diartikan sebagai elemen budaya yang mana selain
untuk menghibur juga menjadi alat untuk menanamkan nilai-nilai budaya yang akan
membentuk karakter anak. Hal ini sangat memungkinkan dikarenakan tembang Jawa serat
dengan berbagai ajaran moral dan nasihat yang berguna bagi kehidupan. Tembang ini
menyadarkan kita akan kematian dan tidak ada yang bisa menghindarinya. Adapun secara
lengkap bentuk dari tembang Turi Putih beserta maknanya adalah sebagai berikut:
a) Turi putih turi putih di tandur neng kebun agung
Dikatakan turi putih adalah sebagai lambing kain kafan yang digunakan untuk
mengkafani mayat dan melambangkan bahwasannya kita akan dikuburkan menuju
tempat yang mulia sebagai tempat persinggahan untuk persiapan menuju kehidupan
akhirat, yaitu kehidupan abadi.
b) Ono Cleret Tibo Nyemplung
Cleret diibaratkan sebagai kilatan yang jatuh ke bumi yang sifatnya hanya
sementara. Hidup di dunia ibaratnya mampir ngombe yang hanya sekejap karena
kehidupan yang abadi adalah di akhirat nanti. Tibo Nyemplung maksudnya jatuh di
kuburan, bahwasannya hidup manusia akan berakhir di kuburan. Maka dari itu kita
dianjurkan untuk senantiasa berbuat kebaikan sebagai bekal kita di akhirat kelak.
c) mbok kiro kembange opo
mbok kiro merupakan pertanyaan bahwasannya manusia akan menghadapi
pertanyaan di alam kubur. Sedangkan kembang identik dengan baunya yang harum
maka pertanyaan alam barzah seputar wewangian manusia selama hidup di dunia,
Artinya wewangian dalam hal amal kebaikan dan ibadah yang dilakukannya selama di
dunia.
d) Kembang Kenongo Neng Njero Guo
Maksudnya adalah semua amal baik ataupun buruk kita selama hidup akan selalu
menemani kita saat kita sudah meninggal nantinya.
e) Tumpak Ane Kereto Jowo Rodo Papat Rupo Menungso
Maksudnya adalah ketika kita sudah tiada nanti kita akan di bawa dengan
kendaraan kereta jawa (keranda) yang mewah beroda empat (berupa manusia).
Masyarakat Jawa menyebut kerenda mayit dengan sebutan Bondhoso “kendaraan
beroda manusia”.
Jika dikaitkan dengan Bimbingan dan Konseling terdapat beberapa nilai-nilai yang
dapat diambil dari tembang tersebut yaitu 1) akhlak kepada sang pencipta, sebagai seorang
manusia hendaknya kita memiliki akhlak yang baik terutama kepada sang pencipta karena
ialah yang memberikan perlengkapan panca indera, akal pikiran dan hati sanubari,
disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. 2) akhlak kepada
sesama manusia, Disamping itu sebaiknya kita juga harus mempunyai akhlak yang baik
kepada sesama manusia terutama dengan guru/dosen, jika menghadap atau berkunjung
kepada beliau hendaknya penuh dengan hormat dan menghormati serta mengucapkan
salam dan sebaiknya jangan terlalu banyak bicara jika pembicaraan yang kita bicarakan
tidak ada manfaatnya. 3) akhlak terhadap orang tua dan masyarakat, selalu bersikap ramah
ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dan selalu mematuhi perintah mereka
selama hal itu bersifat positif dan tidak menyimpang dari ajaran agama.
Tembang turi putih sebaiknya diajarakan melalui pendidikan dikarenakan tembang ini
termasuk suluk sebagai muatan local pengajaran budaya-budaya bangsa yang diajarkan
kepada masyarakat dan diperkenalkan. Sehingga walaupun globalisasi, westerenisasi dan
sebagainya itu tidak lekang hilang dan diakui bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai