Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No.

1 Februari 2020 (Hal 19 – 25)

Hasil Penelitian

UJI KADAR PROTEIN PADA TEMPE BERBAHAN KOMBINASI


KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DENGAN BERAS MERAH
(Oryza sativa L.)

Adrilia M.Tungga, Paulus Bhuja, Refli

Program Studi Biologi FST Undana

ABSTRAK

Tempe merupakan makanan tradisional yang pada dasarnya berbahan baku kedelai. Kenaikan
harga kedelai yang berimbas pada kenaikan harga tempe mengakibatkan penurunan kualitas
tempe sebagai salah satu sumber protein oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu alternatif
bahan baku lain yakni kacang merah yang kaya akan sumber protein. Modifikasi bahan baku
dalam pembuatan tempe diantaranya dengan menambahkan beras merah. Penambahan jenis
serealia ini diharapkan dapat mengurangi proporsi konsumsi terhadap kedelai. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kombinasi kacang merah dengan beras merah dan lama
fermentasi terbaik pada kandungan ptotein tertinggi dari tempe yang dihasilkan. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kadar protein tertinggi terdapat pada konsentrasi beras merah 0,52%
dengan lama fermentasi 36 jam yakni 22,31%, sedangkan kadar protein terendah terdapat pada
konsentrasi beras merah 0% dengan lama fermentasi 24 jam yakni 20,1%. Dari rata-rata nilai
kandungan gizi yang dihasilkan semuanya memenuhi kadar protein menurut Badan Standar
Nasional Indonesia (2009).

Kata kunci : tempe, kacang merah, beras merah, gizi

19
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 19 – 25)

Hasil Penelitian

Kacang merah (Phaseolus vulgaris Kacang merah merupakan bahan pangan


L.) merupakan salah satu jenis kacang- dengan sumber protein nabati yang
kacangan (Leguminoceae) yang memiliki potensial sehingga mampu disubstitusi
kandungan pati serta serat yang tinggi. Biji bersama beras merah yang kaya akan
kacang merah merupakan bahan makanan protein. Pengolahan bahan pangan dengan
yang mempunyai kandungan energi tinggi, cara fermentasi juga mampu meningkatkan
karena itu peranannya dalam usaha kandungan protein dan asam amino dalam
perbaikan gizi sangatlah penting. Dalam produk fermentasi misalnya tempe selain
100 g kacang merah mengandung nutrisi itu beberapa senyawa anti nutrisi
protein 22,3 g, karbohidrat 61,2 g, lemak sepertitanin akan mengalami penurunan
1,5 g, vitamin A 30 SI, thiamin/vitamin B1 akibat proses fermentasi.
0,5 mg, riboflavin/vitamin B2 0,2 mg, Berdasarkan hal tersebut maka perlu
niasin 2,2 mg, kalsium 260 mg, fosfor 260 diadakan suatu penelitian untuk menguji
mg, besi 5,8 mg, dan natrium 15 mg kadar protein dari tempe berbahan
(Astawan, 2009). Dibandingkan kacang- kombinasi kacang merah (Phaseolus
kacangan lainnya, kacang merah memiliki vulgaris L.) dengan beras merah (Oryza
karbohidrat yang tertinggi, kadar protein sativa L.)
setara kacang hijau, kadar lemak yang jauh
lebih rendah dibandingkan kacang kedelai MATERI DAN METODE
dan kacang tanah, serta memiliki serat
yang setara dengan kacang hijau, kedelai Tempe Kacang Merah
dan kacang tanah. Kadar serat pada kacang Kacang merah (Phaseolus vulgaris
merah jauh lebih tinggi dibandingkan L.) merupakan salah satu komoditas
beras, jagung, sorghum dan gandum. kacang-kacangan atau kelompok
Modifikasi bahan baku dalam leguminosa yang dikenal masyarakat
pembuatan tempe, salah satu diantaranya Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik
adalah dengan menambahkan beras dalam (2011), produksi kacang merah di
pembuatan tempe baik kedelai maupun Indonesia terbilang cukup tinggi
nonkedelai. Menurut Hidayat (2008), dibandingkan dengan kacang lainnya dan
selain tempe kedelai, ternyata ada juga penggunaan kacang merah saat ini masih
jenis tempe non leguminosa, salah satunya terbatas (Astawan, 2010). Saat ini
adalah campuran antara beras dan kedelai. penggunaan kacang merah baru sebatas
Modifikasi yang dilakukan dalam sebagai sayur dan tambahan pada proses
pembuatan tempe yaitu dengan pembuatan kue, sehingga dicari suatu
menambahkan bahan dari jenis serealia alternatif penggunaan yang lain sehingga
seperti beras merah. Penambahan beras ini nantinya keberadaan kacang merah mentah
diharapkan dapat mengurangi proporsi tanpa pengolahan dilapangan tidak
konsumsi terhadap kedelai. Menurut berlimpah.
Direktorat Pembinaan Kesehatan
Masyarakat (1995), beras merah tumbuk
mengandung protein 7,30%.

20
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 19 – 25)

Hasil Penelitian

Nilai Kandungan Gizi Kacang Merah 1. Persiapan kacang merah menjadi


Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) tempe
tergolong makanan nabati kelompok Pembuatan tempe kacang merah
kacang polong (legume), satu familia mengacu pada penelitian Jaisan (2013):
dengan kacang hijau, kacang kedelai, Biji kacang merah terpilih dicuci bersih.
kacang tolo, dan kacang uci. Kacang Setelah itu perendaman dilakukan
merah biasa dikonsumsi ketika sudah selama 7 jam. Kemudian ditiriskan dan
benar-benarmasak berupa kacang kering. dibersihkan dari kulit arinya sekaligus
Kacang merah termasuk salah satu kacang dicuci hingga bersih. Kacang merah
polong yang sekarang popular didunia dan yang sudah bersih dikukus selama 10
Indonesia (Kompas,2009). Kacang merah menit, didinginkan dan dicampur
kering adalah sumber yang andal untuk dengan beras merah dan ragi sesuai
karbohidrat komplek, serat,vitamin B kebutuhan penelitian
(terutama asam folat dan vitamin B1), 2. Persiapan beras merah menjadi
kalsium, fosfor, zat besi, dan tepung
protein.Setiap gram kacang merah kering Sebelum penambahan konsentrasi beras
yang telah direbus dapat menyediakan merah, beras merah yang telah
protein sebesar 19% dan 21% dari angka disediakan juga sudah diberikan
kecukupan protein yang dianjurkan untuk perlakuan pendahuluan seperti, beras
laki-laki dan perempuan 20-45 merah dibersihkan dan dicuci.
tahun.Kacang merah juga dapat Kemudian beras merah direndam
menyumbang asam folat sebesar 75% dan selama 7 jam, ditiriskan dan dicuci.
85% dari angka kecukupan yang Beras merah yang telah bersih dikukus
dianjurkan untuk laki-laki dan perempuan selama 10 menit dan didinginkan.
20-45 tahun, kalsium 32%, fosfor 30% dan Setelah beras merah dingin selanjutnya
33%, vitamin B1 17% dan20%, zat besi dihaluskan. Beras merah siap dicampur
28% dan 14% ( Kompas,2009). bersama kacang merah dan ragi.
Beras Merah 3. Prosedur kerja
Beras merah mengandung nutrien Kacang merah dan beras merah yang
penting yang dibutuhkan oleh tubuh. telah diberikan perlakuan pendahuluan
Nutrien tersebut antara lain karbohidrat, dicampur bersama ragi dan sesuai
zat besi, antioksidan, dan vitamin. dengan konsentrasi perlakuan masing-
Kandungan protein pada beras merah masing sampel (tabel 3.1). Setelah
mencapai 7,30%, besi 4,20% dan Vit B1 tercampur merata dikemas kedalam
0,34%. Disamping itu beras merah kurang plastik dan diberi lubang dibiarkan
banyak dimanfaatkan oleh orang meskipun dalam suhu ruang dalam 24 jam dan 36
memiliki komponen-komponen penyusun jam (sesuai perlakuan lama fermentasi).
tubuh karena tekstur beras merah yang Sesudah inkubasi tempe tersebut siap
sangat keras dibandingkan beras putih. untuk diuji kandungan protein.
Prosedur Pelaksanaan

21
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 19 – 25)

Hasil Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Protein dapat mengalami degradasi


molekul yang lebih sederhana dapat
Hasil Analisis Kandungan Protein dipengaruhi oleh asam, basa dan enzim.
Tempe Kacang Merah dengan Degradasi protein dapat berupa peptida,
Penambahan Beras Merah pepton, polipeptida asam amino, NH3 dan
Parameter nilai gizi yang diuji yakni kadar N. Protein dapat digunakan sebagai bahan
protein pada tempe kacang merah dengan bakar apabila kebutuhan energi dalam
penambahan beras merah. Analisis ini tubuh tidak dipenuhi oleh karbohidrat dan
dilakukan untuk memperoleh nilai lemak (Winarno, 1993). Aktivitas
kandungan protein pada tempe kacang proteolitik R. oligosporus dan R. oryzae
merah dengan penambahan beras merah. sangat berperan dalam peningkatan protein
Nilai gizi kadar protein pada tempe kacang selama proses fermentasi tempe. Kapang
merah dengan penambahan beras merah menggunakan asam-asam amino (albumin,
dapat dilihat pada tabel 1. globulin) dan basa terlarut untuk
Kadar protein merupakan salah satu pertumbuhannya (Handoyo & Morita
faktor utama penentu kualitas tempe, 2006).
makin tinggi kandungan protein dalam
suatu produk akan semakin baik
kualitasnya.

Tabel 1. Nilai gizi kadar protein pada tempe kacang merah dengan penambahan beras merah.
Kandungan Protein ( ± SD)
Lama fermentasi Persentase Beras Merah yang digunakan (%)
0 0,52 10
(Jam)
24 20,1±1,23 20,93± 0,57 20,8±1,83 20,61
36 20,56±1,8 22,31± 0,24 21,21±0,70 21,36
20,33 21,62 21,0

22
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 19 – 25)

Hasil Penelitian

22.5
22
21.5
Kadar Protein (%)

21 24
20.5
36
20
19.5
19
18.5
0 0.52 10
Konsentrasi Beras Merah (%)
Gambar 1. Persentase kadar protein pada tempe kacang merah dengan penambahan beras
merah berdasarkan konsentrasi beras merah (%)

Variasi konsentrasi kacang Sementara untuk kandungan protein


merah/beras merah yang digunakan juga terendah terdapat pada tempe kacang
berpengaruh terhadap kadar protein tempe merah/ beras merah dengan konsentrasi
kacang merah/beras merah yaitu semakin beras merah 0% dan lama fermentasi 24
banyak konsentrasi beras merah yang jam. Nilai kandungan protein tersebut juga berbeda
digunakan maka kadar protein tempe jauh dengan hasil uji di laboratorium oleh
kacang merah/beras merah juga semakin Wicaksono (2014), khususnya terhadap
meningkat namun pada konsentrasi dan tempe kacang merah yang menunjukkan
lama fermentasi tertinggi mengalami bahwa kadar protein kasar yaitu 12.92%,
penurunan dari 22,31% menjadi 21,21% nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan
yang dapat dilihat pada tabel 1. Hal ini standar SNI 3144:2009 (BSN 2009) yang
terjadi karena kandungan protein dari menetapkan kadar protein tempe minimal
kacang merah (19-21%) lebih besar 16.00%.
daripada kandungan protein pada beras Kandungan protein tempe kacang
merah (9,1 %). merah/beras merah cenderung mengalami
Gambar 2, menunjukkan jumlah kenaikan dengan meningkatnya waktu
rata-rata kandungan protein pada tempe fermentasi. Hasil tersebut sesuai dengan
berbahan campuran kacang merah dengan pendapat Astuti dkk (2000), akibat
penambahan beras merah yang tertinggi pengolahan kacang menjadi tempe, kadar
pada konsentrasi 0,5% dengan lama nitrogen totalnya semakin bertambah dan
fermentasi 36 jam yaitu 22,31%. menurut Kasmidjo (1990), selama proses
fermentasi terjadi perubahan jumlah
kandungan asam-asam amino yang secara
keseluruhan asam-asam amino mengalami
kenaikan setelah proses fermentasi.

23
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 19 – 25)

Hasil Penelitian

22.5
22
Kadar Protein (%)

21.5 0
21
0,52
20.5
10
20
19.5
19
24 Lama36Fermentasi (jam)
Gambar 2. Persentase kadar protein pada tempe kacang merah dengan penambahan beras
merah beradasarkan lama fermentasi (jam)

Dari data tersebut diketahui 2. Kandungan protein tertinggi yang


kandungan protein tempe berkisar antara dihasilkan dari tempe adalah 22,31%
19,23% - 22,49%. Hasil tersebut Saran
memenuhi Standar Nasional Indonesia 1. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian
yaitu dengan rata-rata setiap perlakuan lebih lanjut mengenai proses biokimiawi
20,1% (24/0), 20,96% (24/0,52) 20,8% selama proses fermentasi tempe kacang
(24/10) 20,56% (36/0), 22,36% (36/0,52), merah dan beras merah menggunakan
21,2% (36/10). Selain nilai tersebut kadar berbagai konsentrasi yang berbeda.
protein berada di bawah Standar Nasional 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
Indonesia. Hal ini terjadi karena adanya berupa kadar konsentrasi beras merah
pengurangan penggunaan kacang merah dalam kacang merah yakni sebesar 5%
pada masing-masing konsentrasi dan dan 10%.
dengan meningkatnya konsentrasi beras
merah yang digunakan. DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP Anonim. 2009a. Tempe Kedelai, SNI


3144:2009 - BSN, B.S.N. Indonesia.
Simpulan Anonim. 2009b. Rahasia Sehat dengan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Makanan Berkasiat. Kompas Media
disimpulkan bahwa : Nusantara. Jakarta.
1. Kombinasi kacang merah dan beras Anonim. 2015. Tempe Kedelai. Standar
merah dengan lama fermentasi yang Nasional Indonesia 3144:2015. Badan
terbaik untuk menghasilkan kandungan Standarisasi Nasiona. Jakarta.
protein tertinggi dari tempe adalah pada Astawan, Made, Wresdiyati, Tutik. 2004.
konsentrasi 0,52 gram beras merah Diet Sehat dengan Makanan Berserat.
dengan lama fermentasi 36 jam. Tiga Serangkai. Solo.

24
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 19 – 25)

Hasil Penelitian

Astawan, Made. 2009. Sehat dengan Kasmidjo. 1990. Tempe: Mikrobiologi Dan
Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Biokimia, Pengolahan Serta
Penebar Swadaya. Jakarta Pemanfaatannya. UGM. Yogyakarta.
Astuti, M., Meliala, Anderanyta., Fabien, Lestari, E. 2005. Pengaruh Penambahan
Dalais., Whiq, Mark. 2000. Tempe Bekatul Sebagai Bahan Pengisi Tempe
nutrious and healthy food from Terhadap Kadar Protein Tempe
Indonesia Asia Pacific J Clin Nutry Kedelai. Skripsi UMS.
(2000) 9 (4): 322-325. Mulyani.2006. Kadar Protein Tempe Dari
http://iqbalali.com/2008/05/07/buat- Biji Polong-Polongan Dengan
tempe-yuuuuk/. (diakes pada tanggal Penambahan Tepung Beras.UMS.
27 agustus 2018). Surakarta
Buckle, K.A, Edwards. R.a, Fleet. G. H., Saono, S.S. Brotonegoro, Abu Bakar T J.
dan Wotton, M. 1997. Ilmu pangan. Basuki dan I.G.P Badjira. 1976.
Penerjemah Hari Purnomo dan Mocrobiological studies on Tempeh,
Adiono. UI. Jakarta. Kecap and Tauco. ASEAN projection
Ferlina, F. 2009. Tempe. soybean and protein rich foods.
http://www.adln.lib. Suliantri, Warianti, PR. 2000. Mikrobiologi
unair.ac.id/go.php dalam Pengolahan dan Keamanan
Fibriyanti, Y.W, 2012. Kajian Kualitas Pangan. Alumni. Bandung.
Kimia dan Biologi Beras Merah Wicaksono, A.T. 2014. Pengaruh
(Oriza nivara) dalam beberapa ketebalan dan persen aerasi kemasan
Pewadahan Selama Penyimpanan. terhadap sifat fisikokimiatempe grits
Skripsi Universitas Sebelas Maret. kacang merah (Phaseolus vulgaris L.).
Surakarta. IPB. Bogor.
Handoyo, T. & Morita, N., 2006. Winarno, FG. 1980. Kimia Pangan dan
Structural and functional properties of Gizi. Gramedia. Jakarta
fermented soybean (Tempeh) by using Winarno, F.G.1993. Pangan, Gizi,
Rhizopus oligosporus. International Teknologi, dan Konsumen. Gramedia.
Journal of Food Jakarta.
Properties,9(2),pp.347–355 Winarno, FG. 2004. Pengantar Teknologi
Hidayat, N. 2008. Fermentasi Pangan. Gramedia. Jakarta.
Tempe.http://ptp2007.files.wordpress. Winarsih, H. 2002. Pangan Fungsional
com/2008/03/fermentasi-tempe.pdf dan Kontribusinya seminar online
(diakses 21 Mei 2019). Charisma ke-2.
Jaisan, C. 2013. Optimizing of
fermentation process of red bean
tempe. Skripsi IPB. Bogor.

25

Anda mungkin juga menyukai