BAB I............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................2
1.2. Indentifikasi Masalah.....................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.4. Tujuan Dan Manfaat......................................................................................4
BAB II............................................................................................................................ 5
KAJIAN TEORI............................................................................................................. 5
2.1. Permukiman Kumuh......................................................................................5
BAB III........................................................................................................................... 9
EVALUASI DAN ANALISIS.........................................................................................9
3.1. Permukiman Kumuh Di Wilayah Banten.....................................................9
BAB IV.........................................................................................................................12
LANDASAN FILOSOFIS ,SOSIOLOGIS, YURIDIS...............................................12
4.1. Landasan Filosofis.......................................................................................12
4.2. Landasan Sosiologis...................................................................................12
4.3. Landasan Yuridis.........................................................................................13
BAB V.......................................................................................................................... 14
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................14
5.1. Kesimpulan...................................................................................................14
5.2. Saran............................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
BANTEN Salah satu Nama Provinsi yang yang berdiri sudah 19 Tahun
1
1.1. Latar Belakang
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Permukiman
tinggal dilahan-lahan ilegal dan kurang layak sehingga timbullah lahan kawasan
bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam
kota yang baik dan tetap berpihak kepada masyarakat yang berpenghasilan
rendah. Salah satu upayanya adalah penyediaan hunian sehat yang berkaitan
2
Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan
Banten, yang memiliki banyak pertumbuhan dan perkembangan daerah yang baik
di bidang ekonomi terutama pada bidang industri. Hal tersebut membuat daya tarik
Serang pada tahun 2017 Dinas Sosial mencatat jumlah rumah tidak layak huni
2020 sudah diperbaiki sebanyak 9.198 rumah tidak layak huni dan akan terus
berjalan dengan program yang sudah dibuat dan sesuai dengan keputusan bupati
(DPKPTB) sumber perbaikan RTLH dari APBD Kabupaten sebanyak 925 unit,
APBD Banten 100 unit, APBN (BSPS regular) 1.100 unit, dana Baznas dan CSR
100 unit, dan APBN (BSPS strategis) 320 unit. Total tahun 2020 diperbaiki 2.545
4
BAB II
KAJIAN TEORI
tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi
aman, kotor, di bawah standar, tidak sehat dan masih banyak stigma negatif
untuk membeli atau menyewa rumah di daerah perkotaan/ harga lahan dan
permukiman yang kondisi tempat tinggal atau tempat huniannya berdesakan, luas
rumah tidak sebanding dengan jumlah penghuni, rumah berfungsi sekedar tempat
istirahat dan melindungi diri dari panas, dingin dan hujan, lingkungan dan tata
prasarana kurang (MCK, air bersih, saluran buangan, listrik, gang, lingkungan
jorok dan menjadi sarang penyakit), fasilitas sosial kurang (sekolah, rumah ibadah,
sering tidak tercatat sebagai warga setempat (pendatang dari luar daerah), rawan
5
banjir dan kebakaran serta rawan terhadap timbulnya penyakit. Dilihat dari definisi
permukiman dengan keadaan kurang baik secara fisik, sosial ekonomi maupun
bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang
sering dilihat sebagai suatu kawasan yang identik dengankawasan yang apatis,
tidak aman, kotor, di bawah standar, tidak sehat dan masih banyak stigma negatif
untuk membeli atau menyewa rumah di daerah perkotaan/ harga lahan dan
permukiman yang kondisi tempat tinggal atau tempat huniannya berdesakan, luas
rumah tidak sebanding dengan jumlah penghuni, rumah berfungsi sekedar tempat
istirahat dan melindungi diri dari panas, dingin dan hujan, lingkungan dan tata
prasarana kurang (MCK, air bersih, saluran buangan, listrik, gang, lingkungan
jorok dan menjadi sarang penyakit), fasilitas sosial kurang (sekolah, rumah ibadah,
sering tidak tercatat sebagai warga setempat (pendatang dari luar daerah), rawan
6
banjir dan kebakaran serta rawan terhadap timbulnya penyakit. Dilihat dari definisi
permukiman dengan keadaan kurang baik secara fisik, sosial ekonomi maupun
Umum, penanganan kawasan permukiman kumuh dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
pembangunan kembali prasarana, sarana dan/ atau utilitas umum agar dapat
umum untuk mewujudkan kawasan permukiman yang sehat dan layak huni.
ke lokasi baru untuk mewujudkan Kawasan permukiman yang sehat dan layak
huni.
huni;
7
2. Peremajaan, dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan,
permukiman, dan lingkungan hunian yang lebih baik guna melindungi keselamatan
perumahan, dan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan
8
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS
Propinsi Banten , terletak diujung barat bagian utara pulau jawa dan merupakan
pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa
dengan jarak ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia. Luas wilayah
secara administratif tercatat 1.467,35 Km2 yang terbagi atas 28 (dua puluh
delapan) wilayah kecamatan dan 320 desa. Secara Geografis wilayah Kabupaten
Serang terletak pada koordinat 5°50’ sampai dengan 6°21’ Lintang Selatan dan
105°0’ sampai dengan 106°22’ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus
dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur
Kemiskinan) di Kabupaten Serang pada tahun 2019 berjumlah 61,54 ribu orang
pada 2018 yang jumlahnya 64,46 ribu orang (4,30 persen). BPS juga
Tahun 2018 dan Kabupaten Serang memiliki luas wilayah permukiman kumuh
sebesar 1.734 km2 dan luas lingkungan permukiman kumuh sebesar 3 km2
jumlah penduduk, sementara ruang yang ada terbatas, juga perilaku masyarakat,
9
Pemerintah Daerah Kabupaten Serang sejauh ini tengah berupaya dalam
Lingkungan dan Air bersih. Hingga tahun 2020 sudah diperbaiki sebanyak 9.198
rumah tidak layak huni dan akan terus berjalan dengan program yang sudah
Kabupaten Serang dengan total luas sebanyak 387,18 Ha. Menurut Kepala
Bidang Tata Bangunan pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Tata
925 unit, APBD Banten 100 unit, APBN (BSPS regular) 1.100 unit, dana Baznas
dan CSR 100 unit, dan APBN (BSPS strategis) 320 unit total tahun 2020 diperbaiki
2.545 unit. Di Kabupaten Serang sendiri sesuai dengan data yang diberikan
dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah atau setiap orang, untuk
menjamin hak menempati lingkungan layak, sehat, aman, serasi dan teratur. Oleh
karena itu, kawasan kumuh menjadi tanggung jawab bersama yang harus
dituntaskan. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
10
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Sementara,
Banten Nomor 8 Tahun 2016 tentang RPJMD Provinsi Banten yang di dalamnya
Permukiman kumuh bukan hanya terlihat dari fisiknya saja tetapi juga masalah
kesehatan, air bersih, serta ketersediaan ruang terbuka hijau, sehingga harus
terjadi komunikasi yang baik serta koordinasi yang efektif antar Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) bukan hanya dengan bertumpu pada dinas perkim saja.
11
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS ,SOSIOLOGIS, YURIDIS
12
Pemerintah perlu lebih berperan dalam menyediakan dan memberikan
fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya
dan menghuni rumah yang terjangkau dan layak, sehingga pemerintah harus
dan permukiman.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
bawah Garis Kemiskinan) di Kabupaten Serang pada tahun 2019 berjumlah 61,54
Kabupaten Serang dengan total luas sebanyak 387,18 Ha. Hingga tahun 2020
sudah diperbaiki sebanyak 9.198 rumah tidak layak huni dan akan terus berjalan
5.2. Saran
14