Organisasi
(Studi Kasus Terhadap Kementerian Keuangan)
Mata Kuliah Teori Organisasi
Dosen Pengampu : Dr. Lili Erina, M. Si
8. Tipe-Tipe 11
9. Jenis Pendekatan 12
Definisi Para Ahli
2. Struktur pilar pertama bangunan organisasi pembelajaran di bangun oleh keterampilan belajar yang minimal terdiri dari :
- Keterampilan memecahkan permasalahan secara sistematik
- Keterampilan bereksperimen menggunakan pendekatan baru
- Kemampuan belajar dari pengalaman Sejarah masa lalu
- Kemampuan belajar dari praktisi yang berhasil
- Kemampuan mentransfer pengetahuan dengan cepat dan efisien
3. Struktur pilar kedua di bangun organisasi pembelajaran dibangun oleh fasilitas belajar yang terdiri dari :
- Informasi sistematik
- Struktur organisasi
- System penghargaan
4. Atap bangunan organisasi pembelajaran dibangun oleh disiplin belajar terdiri dari :
- Disiplin personal mastery
- Disipin berbagai visi/Bersama
- Disiplin model mental
- Disiplin berpikir sistematik, disiplin tim pembelajaran
- Enebler organisasi pembelajaran dipengaruhi oleh kualitas kepemimpinan
1. Pembangunan ekonomi berkelanjutan, tidak lagi dapat mengandalkan pada tersedianya sumber daya alam
dan tenaga kerja yang banyak dan murah, melainkan tenaga kerja yang terdidik dengan baik, terlatih dan
menguasai informasi yang lengkap dan selalu mengupdate.
2. Perubahan organisasi untuk menyesusaikan diri dengan perubahan lingkungan merupakan azas dari
organisasi belajar
3. Pengembangan organisasi lebih berorientasi pada lingkungan internal dianggap tidak tepat lagi, hal ini
sejalan dengan Gerakan masayarakat informasi, maka organisasi perlu menguasai inforasi mengenai
lingkungan secara komperehensif.
4. Organisasi Memerlukan tenaga kerja yang berpengetahuan perkembangan ekonomi lebih dilandaskan pada
pengetahuan dengan tenanga kerja berpengetahuan sebagai asset paling utama pada organisasi.
Keempat tipe pembelajaran tersebut dapat di aplikasikan oleh tiga tingkat peserta
belajar, yaitu: individu, kelompok dan organisasi
1. Lemahnya Open-minded management, yaitu kesedia untuk mendengar, membagu informasi, dan
menguasai kebenaran
2. Budaya belajar yang memiliki kekhususan belum pernah diketahui sebelumnya.
3. Ketidakmampuan dalam teknik belajar tertentu seperti dialog, analisis kondisi masa depan, dan
melakukan rekayasa.
4. Dalam implementasi pengembangan karywan belum berdasarkan need assesment, namun jika
dilaksanakan tidak berorientasi pada misi, sasaran dan strategi organisasi ke depan.
5. Resistensi terhadap perubahan dari para anggota organisasi, dan terjadi kekurang pahaman makna dari
learning organization.
Solusi :
Faktor penghambat yang sudah diuraikan sebelumnya hanya dapat di atasi bila pimpinan organisasi mempunyai komitmen
yang kuat untuk memperbaiki secara terus menerus, memiliki visi yang tegas dan jelas, selalu mengkomunikasikan kepada
seluruh anggota organisasi. dalam pembelajaran organisasional dengan dukungan kepemimpinan visioner yang memiliki
tujuan menciptakan budaya organisasi yang capable, sehat dan positif dalam mencapai visi bersama.
Badan pendidikan dan pelatihan keuangan . (2021). Implementasi Learning Organization. Kementerian Keuangan .
Tujuan Dalam Implementasi
Learning Organization
1. Mengantisipasi perubahan yang semakin cepat, disrupsi dan ketidakpastian di tingkat nasional dan
global dengan mewujudkan organisasi yang agile, adaptif, dan inovatif;
2. Meningkatkan budaya pembelajaran kolaboratif, digital, kreatif, dan mandiri bagi seluruh pegawai di
lingkungan Kementerian Keuangan;
3. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, akuntabel, dan kompeten,
serta dapat menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien;
4. Meningkatkan kinerja individu, tim, dan organisasi dalam mencapai visi, misi, dan sasaran strategis
Kementerian Keuangan;
6. Meningkatkan budaya berbagi pengetahuan baik di tingkat individu, tim, maupun organisasi.
Badan pendidikan dan pelatihan keuangan . (2021). Implementasi Learning Organization. Kementerian Keuangan .
Peranan Dalam Implementasi
Learning Organization
1. Mengidentifikasi, menyusun, dan memgimplementasikan personal development plan, yang merefleksikan pemahaman
utuh atas kebutuhan pengembangan kompetensinya
2. Secara rutin mengalokasikan waktu untu belajar dari berbagai sumber, baik pembelajaran terstruktur maupun tidak
terstruktur untuk mendukung kinerjanya, tim , dan organiasasi
3. Memiliki perspektif dan sikap mental yang positif terhadap tantangan, perubahan, dan inovasi serta memiliki motivasi,
dan inisiatif untuk turut menciptakan sesuatu bagi organisasi secara menyeluruh;
4. Secara aktif mempelajari dan mengimplementasikan hasil belajar (diantaranya cara-cara baru dalam bekerja lebih baik);
5. Meningkatkan kinerja tim kerja dan organiasasi melalui eskalasi dari implementasi hasil belajarnya;
6. Mendokumentasikan implementasi hasil belajar (baik succes mauun failure) untuk menjadi lesson learned yang
kemudian ditindaklanjuti dangan kegiatan berbagi pengetahuan dan/atau menyebarluaskan lesson learned tersebut ke
tim kerja maupun organisasi secara menyeluruh;
7. Menjadi inspirasi mendorong dan mendukung orang lain untuk berkembang dan mempelajari hal-hal baru.
Mengacu pada sebuah pendekatan sistem yang terdiri dari 10 komponen penggerak yang
ada dalam Enterprise Learning System yang telah dimodifikasi, menyesuaikan dengan
karakteristik operasional Kementerian Keuangan.
Badan pendidikan dan pelatihan keuangan . (2021). Implementasi Learning Organization. Kementerian Keuangan .
Implementasi Learning Organization
Kementerian Keuangan
1. Strategic Fit And Management Commitment : strategi dan komitmen pimpinan terhadap upaya
membangun budaya belajar sebagai elemen penting terwujudnya learning organization.
2. Learning function organization : menjalankan fungsinya dengan baik dalam kaitannya dengan aktivitas belajar di
dalam organisasi.
3. Learning spaces : Dalam pelaksanaan pembelajaran, organisasi perlu memfasilitasi pembelajaran itu melalui
komponen learning spaces yang meliputi penyediaan ruangan, peralatan, jaringan internet dan intranet, akses sumber
belajar, kesempatan belajar, dan dukungan teknis
4. Learning solutions : menentukan model pembelajaran seperti apa yang paling tepat. Model pembelajaran dapat
berupa belajar sendiri, belajar terstruktur, belajar dari orang lain, dan/atau belajar sambil bekerja (self-learning, structured
learning, social learning/learning from others, dan learning from experience/learning while working).
5. Leaders’ participation in learning process : dukungan pimpinan sangat penting untuk menjaga keterkaitan antara
kegiatan belajar dengan tujuan strategis Kemenkeu. Tidak hanya itu, peran pimpinan yang dijabarkan di dalam komponen
leaders’ participation in learning process juga mencakup peran pimpinan sebagai role models, teachers, coaches, mentors,
counsellors dan forward-thinking leadership.
Badan pendidikan dan pelatihan keuangan . (2021). Implementasi Learning Organization. Kementerian Keuangan .
Implementasi Learning Organization
Kementerian Keuangan
6. Learners : pemelajar yaitu subyek yang melakukan kegiatan belajar, baik di tingkat individu, tim maupun organisasi.
Kebiasaan belajar baru tersebut dibangun oleh pemelajar dengan secara aktif melakukan pembelajaran, baik yang
terstruktur maupun yang tidak terstruktur, untuk meningkatkan kinerja.
8. Learning value chain : proses pengelolaan pembelajaran di Kementerian Keuangan. Komponen ini mencakup proses
analisis, desain, implementasi, dan evaluasi yang dilakukan organisasi untuk melaksanakan pembelajaran yang aplikatif,
relevan, mudah diakses, dan berdampak tinggi sesuai kebutuhan organisasi.
9. Learners’ performance : mengimplementasikan hasil pembelajarannya agar bermanfaat bagi diri sendiri, tim kerjanya,
maupun organisasi. Hasilnya digunakan untuk perbaikan berkelanjutan, peningkatan kinerja, dan bahkan penciptaan
inovasi.
10. Feedback : penyampaian masukan dan/atau rekomendasi terhadap pelaksanaan seluruh komponen Learning
Organization untuk perbaikan yang berkelanjutan
Badan pendidikan dan pelatihan keuangan . (2021). Implementasi Learning Organization. Kementerian Keuangan .
Kesimpulan
Untuk menciptakan Pembelajaran, organisasi tidak hanya dituntut untuk
knowing what we do (mengetahui apa yang kita lakukan) tetapi juga doing what
we know (melakukan apa yang kita tau) sehingga pengetahuan akan bermanfaat
untuk meningkatkan kinerja organisasi. Jika tidak, maka pengetahuan yang
dikumpulkan hanya akan menjadi potensi bukan realita. Pembelajaran Organisasi
juga merupakan tempat dimana orang-orang pada semua level baik individu
maupun tim melakukan peningkatan kapasitas untuk menghasilkan manfaat yang
diinginkan secara bersama-sama. Kesuksesan organisasi pada saat ini sangat
tergantung pada kemampuan organisasi tersebut untuk belajar dan merespon
perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat. Manager organisasi yang
sukses adalah orang yang mampu secara efektif menggunakan kebijaksanaan,
mengelola organisasi dengan berbasis ilmu pengetahuan, dan melakukan
perubahan-perubahan yang diperlukan. Di sinilah letak pentingnya organisasi
pembelajar. Organisasi pembelajar adalah pengembangan kapasitas organisasi
untuk terus belajar, beradaptasi dan berubah.
Kelompok 5 Administrasi
Publik’2022 Kelas B Palembang
Referensi
Kelompok 5 Administrasi
Publik’2022 Kelas B Palembang
~ Terima Kasih ~