Ekma4413 - Riset Operasi (Evelina Larisa Putri)
Ekma4413 - Riset Operasi (Evelina Larisa Putri)
TUGAS 1
1 Teori Keputusan
Seorang pengusaha sering seklai disebut sebgai risk taker karena keberaniannya dalam mengambil keputusan. Demikian juga
seorang penjudi, Jika demikian apakah seorang pengusaha sama dengan penjudi???
2 Pengawasan Persediaan
PT Perkasa bergerak pada penyediaan Komputer jinjing, setiap tahun membutuhkan sebanyak 600.000 unit dengan biaya pesan
100.000 serta biaya simpan 48 per unit. Tentukan frekuensi pemesanan PT Perkasa, dan berpa jumlahnya serta berpa biaya total
persediannya
3 Linear Programming (Metode Grafik)
Diketahui suatu perusahaan memproduksi 2 produk A dan B. Produk A diproduksi dengan bahan baku X, Y dan Z dengan komposisi X
= 10 , Y = 8 dan Z =3. Sedangkan produk B memerlukan bahan baku X dan Y dengan komposisi X =10 dan Y=4. Jumlah bahan baku
yang tersedia yaitu X=200, Y=64 dan Z=72. Jika kontribusi margin kedua produk itu sama yaitu 50 Pertanyaan
· Tentukan penyelesaian optimal dari kasus di atas
· Jika kapasitas Z hanya 24, tentukan penyelesaian optimumnya kembali
JAWABAN SOAL NO 1
Seorang pengusaha dan seorang penjudi memiliki beberapa kesamaan, seperti keduanya mengambil
risiko dalam keputusan yang mereka buat. Namun, ada perbedaan penting antara keduanya.
Pengusaha biasanya melakukan riset dan analisis pasar sebelum membuat keputusan bisnis, sedangkan
penjudi tidak melakukan hal tersebut. Selain itu, pengusaha biasanya memiliki rencana bisnis yang jelas
dan strategi untuk mencapai tujuan bisnis mereka, sedangkan penjudi tidak memiliki rencana yang jelas
dan hanya mengandalkan keberuntungan. Oleh karena itu, meskipun pengusaha dan penjudi sama-
sama mengambil risiko dalam keputusan mereka, pengusaha lebih cenderung mengambil risiko yang
terukur dan berdasarkan analisis pasar yang matang, sementara penjudi cenderung mengambil risiko
yang lebih besar dan tidak terukur.
Kesimpulan :
Meskipun seorang pengusaha dan penjudi sama-sama mengambil risiko, ada perbedaan mendasar
antara keduanya.
Seorang pengusaha mengambil risiko berdasarkan analisis dan pengetahuan yang mendalam tentang
pasar, produk, dan strategi bisnis. Mereka mencoba meminimalkan risiko melalui penelitian,
perencanaan, dan strategi yang efektif.
Di sisi lain, seorang penjudi mengambil risiko berdasarkan peluang dan keberuntungan. Meskipun
mereka mungkin memiliki strategi, hasil akhir sering kali tidak dapat diprediksi dan di luar kendali
mereka.
Jadi, meskipun keduanya melibatkan pengambilan risiko, motivasi dan metode mereka sangat berbeda.
Pengusaha bertujuan untuk menciptakan nilai dan pertumbuhan jangka panjang, sedangkan penjudi
bermain untuk kesenangan instan atau keuntungan jangka pendek. Jadi, seorang pengusaha tidak sama
dengan penjudi.\
PT Perkasa membutuhkan 600.000 unit komputer jinjing setiap tahun dengan biaya pesan Rp 100.000
dan biaya simpan Rp 48 per unit. Untuk menentukan frekuensi pemesanan yang optimal, kita dapat
menggunakan Model Persediaan Ekonomis (EOQ).
Dimana:
• Frekuensi pemesanan yang optimal dapat dihitung dengan membagi jumlah kebutuhan
tahunan dengan EOQ, yaitu:
• Frekuensi pemesanan = D / EOQ = 600.000 / 27.386 = 21.93 kali per tahun.
• Jumlah persediaan yang optimal dapat dihitung dengan mengalikan EOQ dengan frekuensi
pemesanan, yaitu:
• Jumlah persediaan = EOQ x Frekuensi pemesanan = 27.386 x 21.93 ≈ 601.000 unit.
• Biaya total persediaan dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya pesan dan biaya simpan,
kemudian dikalikan dengan jumlah persediaan, yaitu:
= Rp 60.148.800.000.
Jadi, frekuensi pemesanan PT Perkasa yang optimal adalah sekitar 21 kali per tahun, dengan
jumlah persediaan sekitar 601.000 unit, dan biaya total persediaannya sekitar Rp 60.148.800.000.
Variabel keputusan: Menentukan jumlah produk A (x) dan jumlah produk B (y) yang akan
diproduksi.
Tentukan fungsi tujuan: Karena kontribusi margin kedua produk itu sama, dapat menggunakan
fungsi tujuan untuk memaksimalkan total kontribusi margin. Dalam hal ini, fungsi tujuanya adalah:
Maximize Z = 50x + 50y
Tentukan batasan-batasan berikut:
• Produk A = 2
• Produk B = 6
Kontribusi Margin Maksimum = 520
Jika kapasitas Z hanya 24, maka batasan bahan baku Z menjadi: 3x ≤ 24. Dengan menggunakan
metode pemrograman linier seperti sebelumnya, dapat menemukan solusi optimal dengan
batasan baru ini:
• Produk A = 2
• Produk B = 6
solusi optimal dengan kapasitas Z terbatas sebesar 24. Jika kapasitas Z lebih besar dari itu, solusi
optimalnya maka hasilnya akan berbeda