Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ni Kadek Susanti

NIM : 041842296
Prodi : Manajemen

TUGAS 1

RISET OPERASI

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Pada masa pandemi saat ini permintaan atas alat2 kesehatan semakin 50 poin
meningkat. Untuk itu perusahaan Prima berencana meningkatkan
keuntungan dengan melalui upaya pengelolan persediaan mereka. Bila
diketahui permintaan atas perangkat tes anti bodi sebanyak 10.000 pertahun
dengan biaya simpan sebesar Rp. 500 per unit serta biaya pemesanan sebesar
Rp. 100.000.
Tentukan :
1. EOQ,
2. Frekuensi Pemesanan
3. Waktu Pemesanan Bila diketahui waktu kerja setahun selama 250
hari
4. Total biaya tahunan minimum (TIC),
5. Total Biaya pemesanan tahunan (TOC),
6. Total Biaya Simpanan Tahunan (TCC),
2 Kondisi saat ini yang sangat dinamis PT Prima mempertimbangkan untuk 40 poin
mengembangkan pabrik dengan kapasistas besar mengantisipasi terjadinya
pandemi yang berkepanjangan. Jika pandemi ini berkepanjangan maka
perusahaan akan memperoleh keuntungan Sebesar Rp. 1 M, sementara bila
pandemi ini segera berakhir perusahaan akan menderi kerugian dari
investarsi sebesar Rp. 600 juta. Bila PT Prima membangun Pabrik yang
kecil, maka keuntungan yg diperoleh bila pasar sesuai harapan adalah 500 Jt
dengan kerugian sebesar Rp. 250 jt bila pasar tidak sesuai harapan.
Alaternatif lainnya adalah dengan memproduksi seperti biasa dan tidak
memperoleh keuntungan tambahan atau kerugian lainnya.
Silahkan tentukan keputusan yang sebaiknya diambil bila:
1. Menggunakan Keputusan dalam ketidakpastian
2. Menggunakan Keputusan yang mengandung risiko
3 Jelaskan Proses Penyelesaian Programa Linier dengan metode grafik 10 poin
Jawab
1. Berikut penyelesaian untuk kasus nomor 1.

Diketahui :
R = 10.000
Cs = 100.000
Ci = 500
Tentukan :
1. EOQ (jumlah pembelian yang ekonomis)
2. Frekuensi Pemesanan
3. Waktu Pemesanan Bila diketahui waktu kerja setahun selama 250 hari
4. Total biaya tahunan minimum (TIC)
5. Total Biaya pemesanan tahunan (TOC)
6. Total Biaya Simpanan Tahunan (TCC)

Penyelesaian :
2 RCs
1. Q=√ Ci

2(10.000)(100.000)
¿√
500
¿ √ 4.000 .000
¿ 2.000

2. Frekuensi pemesanan
¿ R/Q
¿ 10.000/2.000
¿5

3. Waktu Pemesanan Bila diketahui waktu kerja setahun selama 250 hari

= 250 hari / 5
= 50 hari
Jadi, waktu pemesanan tiap 50 hari sekali.
RCs QCi
4. TIC= Q + 2

¿(10.000) ¿ ¿
¿ 500.000+500.000
¿ 1.000 .000

5. TOC=(R /Q)Cs
¿(10.000 /2.000)100.000
¿ 5∗100.000
¿ 500.000

6. TCC = ( Q / 2 ) Ci
= ( 2.000 / 2 ) 500
= 1.000 * 500
= 500.000

7. TOC=(Q/2) Ci
¿( 2.000/2)500
¿ 1.000∗500
¿ 500.000

2. Menggunakan Keputusan dalam ketidakpastian


Metode atau model yang biasanya dipakai oleh pengambil keputusan yaitu
menggunakan metode maximin.

Hasil Maximin
Favourble Market Unfav Market Maximum
Pabrik Besar Rp. 1 M - Rp. 600 jt - Rp. 600 jt
Pabrik Kecil Rp. 500 jt - Rp. 250 jt - Rp. 250 jt
Tidak 0 0 0
Mendirikan Maximin

Strategi maximinvestor atau pengambil keputusan bersifat konservatif atau berhati-


hati, yaitu memilih alternatif yang hasilnya paling besar di antara hasil minimun
setiap alternatif. Artinya, dalam keadaan atau alternatif yang terjelek pun masih lebih
baik daripada yang jelek-jelek. Secara sederhana, dapat dikatakan, meskipun dalam
keadaan jelek pun masih lumayan, apalagi kalau keadaannya lebih baik, itu akan
semakin baik. Keputusan yang diambil dari metode maximin, yaitu:
a. Kalau memilih mendirikan pabrik besar, alternatif terjeleknya adalah menderita
rugi Rp. 600 juta. Sementara itu, kalau memilih pabrik kecil, hasil terjeleknya
menderita rugi Rp. 250 juta. Kalau tidak mendirikan pabrik, hasilnya = 0.
b. Maka, pilih nilai maksimum dari hasil-hasil yang minimum itu. Pada tabel di atas,
hasilnya maximin = 0, yaitu pada alternatif tidak mendirikan pabrik.

Menggunakan Keputusan yang mengandung risiko


Metode atau model yang sebaiknya dipakai dalam mengambil keputusan yang
mengandung risiko yaitu pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan.
Nilai Harapan
Keuntungan Kerugian Nilai Harapan
1 M – 600 jt =
Pabrik Besar Rp. 1 M Rp. 600 juta
Rp. 400 juta
500 jt – 250 jt =
Pabrik Kecil Rp. 500 juta Rp. 250 juta
Rp. 250 juta

Besar nilai harapan untuk tiap-tiap alternatif bisa dihitung melalui penjumlahan hasil
perkalian probabilitas dengan hasil pengurangan biaya atau pengorbanannya.
Berdasarkan nilai harapan dalam tabel di atas, ternyata yang terbaik adalah
mengembangkan pabrik besar karena nilai harapannya tertinggi.

3. Proses Penyelesaian Programa Linier dengan metode grafik


Salah satu metode dari linear programming adalah metode grafik. Metode ini sangat
sederhana karena mencoba memecahkan masalah dengan bantuan grafik dua dimensi. Di
dalam menggambar grafik hanya mungkin dilakukan dengan baik jika dengan 2 sumbu,
yaitu sumbu vertikal dan sumbu horizontal sehingga pemakaian metode ini hanya terbatas
pada masalah yang memiliki dua aktivitas saja. Adapun langkah-langkah untuk
menyelesaikannya sebagai berikut:
Untuk mempermudah penjelasan langkah-langkah penyelesaian, saya gunakan contoh
dalam bentuk tabel seperti berikut.
a. Persiapan
Mula-mula gambarkanlah sumbu horizontal yang mewakili ukuran aktivitas pertama
(atau produk pertama yang dihasilkan). Kemudian berikan simbol X1. Sumbu vertikal
yang mewakili tingkat aktivitas kedua atau jumlah produk 2 yang dihasilkan diberi
simbol X2.

Gambar 1.

b. Menggambarkan Semua Batasan Fungsional


Semua batasan kita tambahkan pada gambar di atas. Pada contoh di atas, hanya ada dua
batasan fungsional, yaitu bahan baku A dan bahan baku B. Berikut batasan bahan baku A.
2X1 + X2 ≤ 6.000

Oleh karena maksimum jumlah bahan baku A yang tersedia 6.000 kg, berarti penggunaan
tidak lebih dari 6.000 kg. Yang mula-mula bisa kita gambarkan adalah penggunaan
maksimumnya, kemudian daerah yang bisa dicapai. Maksimum penggunaan kapasitas bahan
baku A ditunjukkan oleh garis berikut.
2X1 + X2 ≤ 6.000
Untuk menggambarkannya, mula-mula kita harus cari titik potongnya dengan sumbu X2,
yaitu pada nilai X1 = 0 sehingga nilai X2 = 6.000. Kemudian, kita cari pula titik potong
dengan sumbu X1, yaitu pada nilai X2 = 0. Maka, kita peroleh nilai X 1 = 3.000. Dari kedua
titik itu, bisa kita gambar maksimum penggunaan bahan baku A. Akan tetapi, garis ini
menunjukkan keadaan andaikata bahan baku A yang ada dimanfaatkan sepenuhnya, padahal
sebenarnya hanya maksimumnya yang terletak pada garis itu. Penggunaan yang lebih sedikit
masih diperbolehkan. Oleh karena itu, untuk menunjukkan daerah feasible (yang bisa
dicapai) menurut batasan ini, kita beri tanda anak panah ke kiri bawah dari garis itu, seperti
yang terlihat pada Gambar 2..

Untuk batasan kedua (bahan baku B) juga kita gambarkan dulu garis maksimumnya dengan
cara, seperti pada batasan pertama di atas sehingga titik potong pada sumbu X 1, pada titik X2
= 0 dan X2 = 4.500. Titik potong dengan sumbu X 2 terletak pada titik di mana nilai X 1 = 0
dan nilai X2 = 3.000. Setelah bisa digambarkan garis maksimumnya maka kita beri tanda
anak panah ke kiri bawah untuk menunjukkan bahwa daerah yang feasible, seperti terlihat
pada Gambar 2.

c. Menggambarkan Batasan Nonnegatif


Batasan nonnegatif adalah batasan yang tidak mengizinkan nilai sesuatu variabel itu negatif.
Ini berarti nilai X1 dan X2 harus paling kecil sebesar 0 atau dengan simbol X 1 ≥ 0 dan X2 ≥
0. Untuk menggambarkan batasan X 1 ≥ 0, cukup dengan memberi anak panah ke kanan
pada sumbu X2 karena pada sumbu itu nilai X1 = 0. Demikian pula untuk menggambarkan
batasan X2 ≥ 0, kita gambarkan anak panah ke atas pada sumbu X 1. Pada sumbu itulah, nilai
X2 ≥ 0. Hal ini dapat dilihat dengan lebih jelas pada Gambar 2.

Gambar 2.

Dari Gambar 2, dapat kita ketahui daerah feasible (yang bisa dicapai) dan yang tidak
melanggar batasan-batasan yang ada, yaitu di sebelah kiri bawah atau pada garis maksimum
batasan pertama (bahan baku A), di sebelah kiri bawah atau pada garis maksimum batasan
kedua (bahan baku B), serta di atas atau pada sumbu X 1 dan di sebelah kanan atau pada sumbu
X2 Pada gambar tersebut, ditunjukkan dengan daerah yang dibatasi titik sudut OABC (daerah
arsiran).

d. Mencari Titik Optimal


Titik optimal adalah titik yang paling baik bagi kita. Oleh karena fungsi tujuan pada masalah
di atas memaksimumkan suatu nilai (Z), kita harus memilih salah satu dari titik-titik sudut di
atas yang mempunyai nilai Z tertinggi. Ti ik sudut O, A, B, dan C merupakan titik-titik yang
mempunyai kemungkinan untuk terpilih sebagai titik optimal. Kita hanya memilih di antara
titik-titik sudut itu karena titik-titik itu mempunyai nilai Z tertinggi atau terendah daripada
semua titik yang berada pada garis di antara kedua titik sudut itu. Misalnya, titik A dan titik B
dihubungkan oleh suatu garis, nilai Z pada titik A lebih rendah daripada nilai Z pada titik B.
Nilai Z pada semua titik yang berada di sepanjang garis AB pasti lebih rendah daripada nilai
Z pada titik B dan lebih tinggi daripada nilai Z pada titik A. Untuk mencari titik optimal, bisa
digunakan dua cara. Cara pertama menggambarkan garis fungsi tujuan dan memilih titik yang
dapat dicapai oleh garis Z, pada titik paling kanan atas kalau garis Z itu kita geser sejajar.
Cara kedua mencari nilai Z pada titik sudut yang ada, kemudian memilih titik sudut yang nilai
Z-nya tertinggi.
Cara 1: Menggambarkan fungsi tujuan untuk menemukan titik optimal
Untuk mencari titik optimal dengan menggambarkan fungsi tujuan, kita gunakan gambar
fungsi-fungsi batasan (Gambar 2). Akan tetapi, kita tambahkan di dalamnya garis fungsi
tujuan dengan menganggap/mengandaikan suatu nilai Z tertentu untuk memudahkan sehingga
hasilnya tampak pada Gambar 3. Misalnya, nilai Z sebesar 6.000 (Ingat fungsi tujuan adalah
Z = 3X1 + 4X2). Maka, titik potong pada sumbu X1 pada titik X1 = 2.000 dan titik potong
dengan sumbu X2 pada nilai X2 = 1.500. Kemudian, garis itu kita geser sejajar ke kanan atas
sampai pada salah satu titik sudut yang terjauh. Ternyata, titik sudut yang terjauh itu adalah
titik B. Titik B terletak pada perpotongan garis batasan pertama (bahan baku A) dan batasan
kedua (bahan baku B). Nilai X 1 dan X2 dapat dicari berdasarkan kedua persamaan batasan itu
dengan cara sebagai berikut.
2X1 + X2 = 6.000
2X1 + 3X2 = 9.000
2X2 = 3.000
3.000
Jadi, nilai X2 = = 1.500
2
Nilai X1 dapat dicari dengan memasukkan nilai X 2 pada salah satu persamaan. Misalnya, kita
ambil persamaan batasan pertama.
2X1 + 1.500 = 6.000 sehingga X1 = (6.000-1.500) : 2 = 2.250
Kesimpulan produksi yang optimal adalah menghasilkan:
produk pertama sebanyak X1 = 2.250 unit
produk kedua sebanyak X2 = 1.500 unit.
Jumlah sumbangan terhadap laba sebesar
Z = 3(2.250) + 4(1500) = 12.750.

Gambar 3.

Cara 2: Mencari titik optimal dengan menghitung nilai Z tiap-tiap titik sudut
Mula-mula kita cari dulu nilai-nilai Z dari tiap-tiap titik sebagai berikut.
(Ingat fungsi tujuan adalah 2 = 3X1 + 4X2)
Titik O : X1 = 0, X2 = 0 maka nilai Z = 0
Titik A : X1 = 3.000, X2 = 0, dan nilai Z = 3(3.000) + 4(0) = 9.000.
Titik B : terletak pada perpotongan antara garis batasan bahan baku A dan bahan baku
B. Oleh karena itu, kita cari dulu titik potongnya dengan menggunakan kedua
persamaan batasan itu.
2X1 + X2 = 6.000
2X1 + 3X2 = 9.000 -
2X2 = 3.000 Jadi, X2 = 1.500

Nilai X dimasukkan pada salah satu persamaan tersebut.


2X1 + 1.500 = 6.000 jadi X1 = (6.000 — 1.500) : 2 = 2.250
Z = 3(2.250 + 4(1.500) = 12.750
Titik C: X1 = 0, X2 = 3.000, nilai Z = 3(0) + 4(3.000) = 12.000
Ternyata, di antara titik-titik sudut itu yang terbesar nilai Z-nya adalah titik B.
Sebetulnya, titik 0 memang sudah kita ketahui bahwa untuk tujuan memaksimumkan
pasti tidak akan terpilih karena tidak menghasilkan, baik produk pertama maupun
kedua. Akan tetapi, biar lebih jelas, di sini juga dihitung nilai Z-nya. Titik B adalah
titik yang kita pilih sebagai titik optimal dalam pemecahan masalah ini dengan nilai
X1 = 2.250, nilai X2 = 1.500, dan nilai Z = 12.750. Jadi, kesimpulannya sebagai
berikut.
Jumlah produksi yang bisa memaksimumkan laba adalah
a. produk pertama dihasilkan 2.250 unit
b. produk kedua dihasilkan 1.500 unit
c. sumbangan terhadap laba seluruhnya = Rp12.750.

Sumber:
EKMA4413 / Modul 3 / Halaman 3.6
EKMA4413 / Modul 2 / Kegiatan Belajar 2 & 3
EKMA4413 / Modul 4 / Halaman 4.7 – 4.12

Anda mungkin juga menyukai