Disamping kedua faktor tersebut di atas, faktor-faktor manusia, ternak, api (kebakaran), air
(banjir) dan hal lain yang dipengaruhi oleh masyarakat, seringkali dibicarakan tersendiri
merupakan faktor-faktor social, sebagaimana dijelaskan pada Skema Faktor-faktor Penyebab
Kerusakan Hutan.
Kemungkinan pada beberapa tempat, kerugian sebagai akibat binatang ternak jauh lebih besar
dibandingkan dengan kerugian yang disebabkan oleh sumber-sumber perusak lainnya. Pada
daerah-daerah yang terisolir kerusakan hutan oleh binatang- binatang liar dianggap sangat
penting karena dapat menimbulkan kerugian yang besar.
Selanjutnya kerusakan hutan yang disebabkan oleh atmosfir dapat terjadi secara terus-
menerus, bahkan sangat sulit sekali meramalkannya dibandingkan dengan perusak- perusak
lainnya. Akibat suhu yang tinggi, suhu rendah, kekeringan, air dan atmosfer lainnya demikian
umum sekali dan tidak dapat diramalkan sebelumnya. Tidak diragukan bahwa total kerugian
dalam beberapa tahun yang diakibatkan oleh atmosfir ini akan lebih besar daripada perusak-
perusak lainnya, disamping itu cuaca yang tidak normal adalah merupakan perangsang
timbulnya serangan-serangan dari jenis perusak lainnya seperti cendawan dan serangga. Juga
karena cuaca dapat timbul kebakaran hutan, sebab tanpa udara yang sesuai api tidak akan
menyala. Faktor penyebab kerusakan hutan antara lain:
I Faktor- faktor Fisik: api, angin, air, vulkanis, petir dan lain-lain.
III Faktor-faktor Sosial: Kebakaran hutan, Peladangan, Penggembalaan, penebangan liar dan
Pencurian kayu
Perlindungan hutan dalam usahanya menekan populasi perusak, memerlukan keahlian secara
khusus. Seorang akhli dibidang ini harus mengetahui cara-cara klassifikasi serta gambaran
dari setiap penyebab kerusakan sehingga dengan demikian ia dapat memilih metode
pemberantasan yang sesuai. Tidak seorangpun rimbawan yang dapat menjadi akhli pada
semua bidang perlindungan, tetapi hanya dapat menjadi spesialisasi pada salah satu cabang
saja.
pengaturan pemberantasan musuh-musuh hutan apabila dia temukan dilapangan dan pada
akhirnya harus dapat mengorganisir dan melaksanakan tindakan pemberantasan yang
diperlukan. Untuk membantu mengetahui tekhnik-tekhnik secara detail mengenai setiap
penyebab kerusakan dia dapat mengundang seorang spesialis ke lapangan. Seorang
spesialisasi dalam ilmu perlindungan hutan harus selalu menyadari dirinya bahwa apa yang
dilakukan tidak lain adalah dengan tujuan membantu kesuksesan program forest management
yang lebih baik.