UTS Memahami Pembangunan - Ilham Akbar Baihaqi - 1906305311
UTS Memahami Pembangunan - Ilham Akbar Baihaqi - 1906305311
1. Setelah perang dunia II, muncul arus baru dalam sosiologi pembangunan yang
menjadikan upaya memahami proses pembangunan yang lebih luas dan rumit serta
melihat ketertarikan diantara keduanya dengan faktor sosial, politik, dan ekonomi
sebagai sebuah fokus baru. Kelompok akademisi dan pengambil keputusan mulai
meragukan asumsi dasar dari teori pembangunan konvensional yang didasarkan pada
gagasan modernisasi, dimana gagasan tersebut melihat bahwa pembangunan dapat
tercapai jika mengikuti model barat melalui industrialisasi dan urbanisasi. Teori
dependensi merupakan salah satu kontributor penting dalam munculnya arus baru
sosiologi pembangunan. Teori ini menjelaskan bahwa negara - negara berkembang
tidak dapat mencapai kemajuan ekonomi karena terjebak dalam hubungan
ketergantungan dengan negara maju. Sehingga transformasi kajian pembangunan
pasca Konsensus Washington melihat bahwa partisipasi dari masyarakat juga penting
dalam proses pembangunan, Sebagai contoh adalah kebijakan partisipatif di Brazil
yang muncul pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an (Baderan, 2014). kebijakan
tersebut memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam proses pengambilan
keputusan dan membantu memastikan kebijakan pembangunan memenuhi kebutuhan
dan aspirasi dari masyarakat. Kebijakan ini berhasil meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan dan membantu mengurangi kesenjangan sosial dan
ekonomi.
2. Teori dualisme (Boeke), teori masyarakat majemuk (Furnivall), dan teori involusi
pertanian (Geertz) memiliki sebuah fokus yang sama, yaitu pada aspek sosial dan
ekonomi di masyarakat pedesaan dalam hubungannya untuk pembangunan. Ketiga
teori diatas telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang
pembangunan pedesaan dan peran masyarakat pada pembangunan. Namun, ketiga
teori di atas memiliki perbedaan antara satu sama lain. Teori dualisme lebih
menekankan pada perbedaan antara sektor modern dan tradisional, teori masyarakat
majemuk lebih menekankan pada keberagaman aspek yang ada di masyarakat, dan
terakhir teori involusi pertanian lebih menekankan pada kemunduran sistem pertanian
tradisional. Sebagai contoh, pembangunan di Indonesia pada masa orde baru,
pemerintah mengambil kebijakan yang berfokus pada sektor industri dan modernisasi,
namun mengabaikan sektor pertanian (Syahrie, 2009). Pemerintah mengambil dua
kebijakan yang pada prakteknya seperti teori dualisme yang dikemukakan Boeke.
Namun, pemerintah mengabaikan sektor pertanian akan tetapi modernisasi tetap
berjalan baik di masyarakat kota maupun desa, sehingga sistem pertanian tidak
mendapatkan pembaruan, ini cocok dengan teori involusi pertanian yang
dikemukakan oleh Geertz
3. UU Cipta Kerja yang disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk
meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global melalui deregulasi dan liberalisasi
di berbagai sektor. Termasuk ketenagakerjaan, investasi dan lingkungan hidup. Salah
satu dampak dari UU Cipta Kerja adalah dapat mempengaruhi pembangunan di
Indonesia, berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja dan upah tenaga kerja.
Beberapa ketentuan yang diatur UU Cipta Kerja dapat menurunkan upah minimum
dan dapat mengurangi perlindungan tenaga kerja (Sandi & CNBC Indonesia, 2020),
hal ini dapat meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia dan keterbelakangan
ekonomi di masyarakat. Meskipun dampak UU Cipta Kerja sulit untuk diukur secara
langsung, namun terdapat beberapa aspek yang dapat memberikan gambaran untuk
melihat keterbelakangan pembangunan di Indonesia. Menurut data dari BPS, angka
kemiskinan di Indonesia pada tahun Maret 2021 sebesar 9,78% angka ini naik dari
tahun sebelumnya yaitu pada September 2020 yang angkanya sebesar 9,22% (Badan
Pusat Statistik Indonesia, n.d.), sebelum UU Cipta Kerja disahkan.