Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anisa Fitriya

NIM : 2010247488
Mata Kuliah : Bioteknologi
Dosen Pengampu : Dr. Irda Sayuti, M.Si

Contoh-contoh Bioremediasi Yang Perlu Dilakukan Di Provinsi Riau Dan Tambahkan Satu
Contoh Dari Jurnal !

A. Contoh Bioremediasi yang perlu dilakukan di Provinsi Riau :

No. Nama Daerah di Contoh Bioremediasi yang perlu dilakukan


Provinsi Riau
1. PT. RAPP (Kabupaten Tanah terkontaminasi logam Pb dapat dipulihkan
Pelalawan) dengan proses bioremediasi. Hal ini ditunjukkan dari
kemampuan mikroba untuk mengubah logam, terlihat
dari penurunan koefisien distribusi fase tertukarkan
dan peningkatan fase residual. Kondisi optimum
diperoleh pada penambahan inokulum. Mikroba
konsorsium dari campuran PG 65-06 (A) : PG 97-02
(B) : MR 1.12-05 (C) dan A1 (D) dengan
perbandingan 1:1:1:1 mempunyai kemampuan untuk
meremediasi tanah terkontaminasi logam berat Pb dari
limbah padat industri kertas proses deinking.
Keberhasilan proses bioremediasi ditunjukkan dengan
adanya penurunan logam Pb pada fase tertukarkan
seiring dengan meningkatnya logam Pb pada fase
residu oleh adanya aktifitas mikroba, artinya
mengubah sifat logam yang semula aktif menjadi tidak
aktif, terlihat dari kandungan logam Pb dalam fase
tertukarkan dapat peningkatan kandungan logam Pb
atau menurunnya koefisien distribusi. Nilai
germination index (GI) pada kisaran 84,3 -136,7%
berarti tanah yang telah diremediasi tidak lagi
mengandung material yang bersifat toksik pada
tanaman.
2. Lahan Budidaya Holtikultura Berdasarkan dinamika pH, populasi mikroba dan C/N
Cabai Merah (Kabupaten tanah proses bioremediasi residu pestisida secara in-
Kampar) situ pada lahan budidaya hortikultura di Kawasan
Agribisnis Hortikultura untuk cabai merah di
Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar dapat
berlangsung secara optimal dengan perlakuan
pemupukan dengan kompos campuran memberikan
reaksi bioremediasi dengan perubahan pH hanya 0.22
dan reaksi pada kondisi pH netral, sehingga mikroba
akan lebih efektif meremidiasi residu pestisida.
Residu pestisida dari masing-masing dosis
penyemprotan. Dari identifikasi awal kelompok
aktinomisetes mendominasi proses bioremediasi pada
saat kelengasan tanah di bawah30 %, dan kelompok
bakteri mendominasi proses pada kelengasan tanah di
atas 30 %.
3. Sungai Siak (Kota Bioremediasi air tercemar limbah deterjen
Pekanbaru) menggunakan sedimen sungai dalam bioreaktor .
terdiri dari beberapa tahap, yaitu: pengambilan sampel
sedimen dari anak Sungai siak, lalu uji degradasi
limbah deterjen menggunakan sedimen sungai dalam
bioreaktor, terakhir pengumpulan dan analisis data.
Dapat terjadi penurunan nilai dan konsentrasi
beberapa parameter kimia dari perairan yang tercemar
deterjen dengan proses biodegradasi menggunakan
mikroorganisme sedimen perairan yang tercemar
deterjen dengan parameter yang diamati adalah
pengukuran pH, Nilai COD, Nilai BOD dan
Penurunan Konsentrasi Surfaktan secara ex-situ di
laboratorium dan diujikan menggunakan Bioreaktor.
Konsentrasi larutan deterjen yang digunakan dalam
penelitian adalah100ppm. Setelah dilakukan isolasi
pada setiap pengamatan didapatkan empat isolate
bakteri yang berpotensi karena mampu tumbuh dan
bertahan hidup pada konsentrasi deterjen secara
bertingkat. Oleh karena itu, mikroorganisme dari
sedimen sungai yang tercemar deterjen dapat
digunakan untuk Bioremediasi perairan yang tercemar
deterjen.
4. Kebun Kelapa Sawit Salah satu jenis alga yang berpotensi mereduksi
(Maredan, Kabupaten Siak) limbah cair kelapa sawit adalah Spirogyra sp.
Spirogyra sp memiliki sebaran yang luas di Indonesia
dan masih kurang dimanfaatkan oleh petani tambak.
Spirogyra sp. sebagai agen bioremediasi limbah cair
kelapa sawit serta mengkaji pengaruh limbah cair
kelapa sawit terhadap pertumbuhan Spirogyra sp.
Spirogyra sp. mampu tumbuh dengan baik pada media
pemeliharaan yang mengandung limbah cair kelapa
sawit. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan mutlak
dan laju pertumbuhan relatif yang lebih baik.

B. Contoh dari Jurnal :

1. Pencemaran lingkungan merupakan keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena oleh kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida,
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan
kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping). Salah satu limbah zat kimia yaitu limbah logam
berat. Mekuri merupakan salah satu logam berat yang sangat toksik. Ada beberapa cara
untuk mengurangi dampak dari pencemaran lingkungan limbah merkuri, diantaranya
dengan bioremidiasi. Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran
lingkungan dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Sejumlah bakteri
resisten terhadap merkuri telah diisolasi dari berbagai jenis lingkungan. Umumnya
bakteri tersebut termasuk dalam kelompok baik bakteri Gram negatif maupun Gram
positif. Beberapa bakteri aerobik dan fakultatif mengkatalisasi proses reduksi Hg(II)
menjadi Hg(0) seperti Bacillus, Pseudomonas, Corynebacterium, Micrococcus dan
Vibrio. Pseudomonas maltophilia dapat mereduksi Cr6+ yang bersifat mobile dan toksik
menjadi bentuk immobile dan nontoksik Cr3+ serta meminimumkan mobilitas ion toksik
lainnya di lingkungan seperti Hg2+, Pb2+ dan Cd2+.

(Yani Suryani. 2011. Bioremediasi Limbah Merkuri Dengan Menggunakan Mikroba


Pada Lingkungan Yang Tercemar. Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca
Sarjana UNDIP. Jurna Ilmu Lingkungan. Edisi Juni 2011 Volume V No. 1 – 2. ISSN
1979-8911)

Anda mungkin juga menyukai