Anda di halaman 1dari 7

Nama:zahwa aulia

Kelas:10.6

KOLASE PENYAIR TERNAMA

1.D.Zawawi imron

Beberapa karya puisi: Semerbak Mayang (1977), Madura Akulah Lautmu (1978), Celurit
Emas (1980), Bulan Tertusuk Ilalang (1982), Raden Sagoro (1984), Nenek Moyangku
Airmata(1985), Lautmu Tak Habis Gelombang (1996), Madura Akulah Darahmu (1999), Bantalku
Ombak Selimutku Angin (1996), Sate Rohani dari Madura: Kisah-kisah Religius Orang Jelata
(2001), Soto Sufi dari Madura: Perspektif Spiritualitas Masyarakat Desa (2002), Jalan Hati Jalan
Samudra (2010), Mata Badik Mata Puisi (2012).

Penghargaan:

• Pada 2012 dia menerima penghargaan "The S.E.A Write Award" di Bangkok Thailand, The
S.E.A. Write Award adalah penghargaan yang diberikan keluarga kerajaan Thailand untuk para
penulis di kawasan ASEAN.

• Pada 2018 menerima penghargaan sebagai tokoh yang berjasa di bidang kebudayaan dalam
acara Kongres Kebudayaan Indonesia, Kemendikbud.[5] Penghargaan ini diserahkan oleh
Presiden Joko Widodo. Tokoh lain yang menerima penghargaan adalah Ismiyoto (tenaga ahli
konservasi Candi Borobudur 1973-1983), Hubertus Sadirin, dan sastrawan Putu Wijaya.
2. Sapardi Djoko Damono

Beberapa karya puisi: Duka-Mu Abadi, Hujan Bulan Juni, Bilang Begini, Maksudnya Begitu,
Trilogi Soekram, Manuskrip Sajak Sapardi, dan Yang Fana Adalah Waktu.

Penghargaan: Cultural Award dari Australia (1978) Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983)
SEA Write Award dari Thailand (1986).

3.Amir Hamzah

Beberapa karya puisi:Padamu Jua, Njanji Soenji, Boeah Rindoe, Setanggi Timur, Sastera
Melajoe Lama dan Radja-Radja'nja, Bhagawad-Gita.

Penghargaan: Amir telah menerima pengakuan yang luas dari pemerintah Indonesia, dimulai
dengan pengakuan dari pemerintah Sumatra Utara segera setelah kematiannya. Pada tahun
1969 ia secara anumerta dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni.
Pada tahun 1975 ia dinyatakan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia
4.Chairil Anwar

Beberapa karya puisi: Aku (Maret 1943), Tak Sepadan (Februari 1943),Taman (Maret
1943),Pelarian (Februari 1943), Hukum (Maret 1943), Rumahku (April 1943), Kesabaran (Maret
1943), Sendiri (Februari 1943)

Penghargaan: Pelopor angkatan '45 dan pelopor puisi modern Indonesia oleh H.B Jassin dan
Dewan Kesenian Bekasi Award 2007 kategori seniman sastra.

5.Sanusi Pane

Karya :Pancaran Cinta, Prosa Berirama, Puspa Mega, Kumpulan Sajak, Madah Kelana.

Penghargaan: Pada tahun 1969 Sanusi Pane mendapatkan Hadiah Sastra dari Pemerintah RI.
6.Soni Farid Maulana

Karya: Bunga Kecubung (1989), Dunia Tanpa Peta (1985), Krematorium Matahari (1985), Para
Penziarah (1987), Matahari Berkabut (1989), Guguran Debu (1994), Panorama Kegelapan
(1996), Lagu dalam Hujan (1996), dan Sehabis Hujan (1996), Angsana (Ultimus, 2007),
Sehampar Kabut (Ultimus, 2006), Secangkir Teh (Grasindo, 2005), Variasi Parijs van Java (Kiblat,
2004), Tepi Waktu Tepi Salju (Kelir, 2004), Selepas Kata (Pustaka Latifah, 2004), Kalakay Mega
(1992), dan Peneguk Sunyi (2009).

Penghargaan: Karyanya, Sehampar Kabut dan Angsana meraih Hadiah Sastra Lima Besar
Khatulistiwa Literary Award untuk periode 2005-2006 dan 2006-2007, Karyanya, Telapak Air
meraih Hadiah Sastra Lima Besar Khatulistiwa Literary Award untuk periode 2012 -2013, Sajak
Tina Sapatu Jeung Baju Sakola Barudak meraih Hadiah Sastra LBSS (1999), Esai yang ditulisnya
Taufiq Ismail, Penyair Yang Peka Terhadap Sejarah, meraih Anugerah Jurnalistik Zulharmans dari
PWI Pusat, Jakarta (1999), Hadiah Puisi Juniarso Ridwan lewat puisi Sunda yang ditulis dan
dipublikasikannya di majalah Sunda, Manglé, Pada bulan Desember 2010 mendapat Anugerah
Budaya 2010 dari Gubernur Jawa Barat untuk bidang penulisan karya sastra, Namanya dicatat
Ajip Rosidi dalam entri Enslikopedi Budaya Sunda (PT. Pustaka Jaya, 2000) dan Apa Siapa Orang
Sunda (Kiblat Buku Utama, 2003).

7.Abdul Hadi W.M.


Karya: Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Sufistik (Pustaka
Firdaus, 1999), Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya (Pustaka Firdaus, 1999), Tasawuf Yang
Tertindas, serta beberapa buku kumpulan puisi antara lain At Last We Meet Again, Arjuna in
Meditation (bersama Sutardji Calzoum Bachri dan Darmanto Yatman), Laut Belum Pasang,
Meditasi, Cermin, Tergantung pada Angin, Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur,
Anak Laut Anak Angin, Madura: Luang Prabhang dan Pembawa Matahari.

Penghargaan: Prof. Abdul Hadi WM (Guru Besar Universitas Paramadina) meraih penghargaan
Habibie Award untuk Bidang Ilmu Kebudayaan.

8.Toto S.Bachtiar

Karya: Suara: kumpulan sajak 1950-1955, 1956, Etsa (kumpulan sajak, 1958), Datang dari masa
depan: 37 penyair Indonesia (2000).

Penghargaan: Suara: kumpulan sajak 1950-1955, 1956, memenangkan Hadiah Sastra BMKN.

9.W.S. Rendra
Karya: Temperamen, Bunga Gugur, Permintaan, Rambut, Kami Berdua, Kegemarannya, Pahatan,
Dua Burung.

Penghargaan: Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954) Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956); Anugerah
Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970); Hadiah Akademi Jakarta (1975).

10.Taufiq Ismail

Karya: Ismael, Taufiq (1995). Prahara Budaya:kilas-balik ofensif Lekra/PKI dkk.:kumpulan


dokumen pergolakan sejarah. Bandung: Mizan dan H.U. Republika. hlm. 469. ISBN 979-433-064-
7, Ismail, Taufiq. 2004. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Taufiq
Ismail. Vernite Mne Indoneziyu (Kembalikan Indonesia Padaku). Puisi Pilihan. Diselenggarakan
dan diterjemahkan oleh Victor Pogadaev. Moskow: Klyuch-C, 2010, ISBN 978-5-93136-119-2,
Taufiq, Ismail. 1993. Benteng dan Tirani. Jakarta: Yayasan Ananda, Taufiq Ismail. Dengan Puisi
Aku. 1 Puisi, 80 Bahasa, 80 Tahun. Terjemahan Puisi dalam 58 Bahasa Dunia dan 22 Bahasa
Daerah. Prakata Prof. Victor A. Pogadaev. Jakarta: Horison, 2015, ISSN 0125-9016, Taufiq Ismail.
Dengan Puisi Aku. Dalam 60 Bahasa. Editor Victor Pogadaev. Kuala Lumpur: Esasatera
Enterprise, 2016 ISBN 978-967-5043-68-0.

Penghargaan: Mendapat Anugerah Seni dari Pemerintah (1970), Cultural Visit Award dari
Pemerintah Australia (1977), South East Asia Write Award dari Kerajaan Thailand (1994),
Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa (1994). Dua kali ia menjadi penyair tamu di Universitas
Iowa, Amerika Serikat (1971-1972 dan 1991-1992), lalu pengarang tamu di Dewan Bahasa dan
Pustaka, Kuala Lumpur (1993). Tahun 2003, Taufiq Ismail mendapat penghargaan doktor honoris
causa dari Universitas Negeri Yogyakarta.

11.Sutardji Calzoum Bachri

Karya: O, kumpulan puisi (1966—1973), Kucing (1973), Aku Datang Padamu, Perjalanan Kubur
David Copperfield, Realities Tanah Air, Amuk, kumpulan puisi (1973—1976), Kapak, kumpulan
puisi (1976—1979), O, Amuk, Kapak, kumpulan puisi (1981), Hujan Menulis Ayam, kumpulan
cerpen (2001), Gerak Esai dan Ombak Sajak Anno 2001, Hijau Kelon & Puisi 2002, Isyarat,
kumpulan esai (2007), Atau Ngit Cari Agar, kumpulan puisi (2008), Kecuali, kumpulan puisi
(2021).

Penghargaan:

• Kumpulan puisi Amuk (1976) mendapatkan Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta (1976/1977)

• The S.E.A. Write Award (1979) dari Kerajaan Thailand.

• Anugerah Seni Pemerintah Republik Indonesia (1993)

• Anugerah Sastra Chairil Anwar dari Dewan Kesenian Jakarta (1998)

• Anugerah Sastra Dewan Kesenian Riau (2000)

Anda mungkin juga menyukai