Igfffff Unit KAK SUHAAA
Igfffff Unit KAK SUHAAA
Disusun oleh:
Nurhasanah (220105500008)
Nurtaqwa (220105500004)
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten dan
dinyatakan diterima.
Makassar, 29 Mei
2023
Mengetahui,
Koordinator Asisten, Asisten,
Suhardi Suhardi
NIM. 1913040019 NIM. 1913040019
Menyetujui:
Dosen Penanggung Jawab,
i
IDENTIFIKASI GUGUS-GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK
Benedikta Yohan 1, Nurhasanah 2, Sri Yuliana Konna 3, Nurtaqwa 4 & Muhammad
Naufal 5
(2023). 1,2,3,4&5 Pendidikan Kimia. Jurusan Kimia B. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Makassar.
ABSTRAK
Gugus fungsi ialah atom atau kelompok atom dalam molekul yang memiliki sifat-
sifat kimia yang khas. Pada percobaan ini dilakukan identifikasi gugus fungsi
yang bertujuan dapat membedakan Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier, serta
membedakan Aldehid dan Keton yang dilakukan dengan beberapa uji yaitu uji
kelarutan, uji alkali, uji lucas, uji fenol dengan FeCl 3, uji fehling dan benedict,
serta uji dengan fenilhidrazin untuk melihat setiap reaksi yang dihasilkan oleh
sampel-sampel alkohol, aldehid dan keton untuk melihat setiap reaksi yang
dihasilkan oleh sampel-sampel alkohol, aldehid dan keton. Percobaan yang
dilakukan menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mengamati perubahan
warna atau reaksi yang terjadi pada sampel yang diuji. Hasil dari percobaan ini
dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada senyawa organik dan
memahami sifat dan reaktivitasnya. Identifikasi gugus fungsi alkohol, aldehid,
dan keton penting untuk berbagai aplikasi dalam bidang kimia organik.
ii
IDENTIFY THE FUNCTIONAL GROUPS OF ORGANIC COMPOUNDS
Benedikta Yohan 1, Nurhasanah 2, Sri Yuliana Konna 3, Nurtaqwa 4 & Muhammad
Naufal 5
(2023). 1,2,3,4&5. Chemical Education. Department Of Chemistry B. Faculty of
Mathematics and Natural Sciences. State University Of Makassar.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
iv
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM.....................................i
IDENTIFIKASI GUGUS-GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK..............i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
ABSTRACT...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................9
A. Alat dan Bahan..............................................................................................9
1. Alat...............................................................................................................9
2. Bahan............................................................................................................9
B. Prosedur Kerja.............................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................15
BAB V PENUTUP................................................................................................32
A. Kesimpulan....................................................................................................32
B. Saran..............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis kuantitatif dari suatu senyawa organik yaitu identifikasi kelompok
fungsional suatu senyawa. Senyawa organik yang gugus fungsinya telah diketahui
dapat diidentifikasi karena setiap golongan dari senyawa organik memiliki
golongan tertentu dengan sifat-sifat yang tergantung pada gugus fungsi yang pada
umumnya memiliki keasaman. Gugus fungsi mengacu pada atom tertentu yang
terikat dalam susunan tertentu yang memberikan sifat fisik dan kimia tertentu
pada suatu senyawa. Gugus fungsi adalah sekelompok atom yang bertanggung
jawab untuk reaksi karekteristik senyawa.
Percobaan yang dilakukan bertujuan agar dapat memahami dan
membedakan antara alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier serta
membedakan antara aldehid dan keton. Percobaan identifikasi gugus fungsi ini
juga berguna untuk memperluas pemahaman tentang sifat-sifat senyawa organik
dan hubungan antara struktur molekul dan sifat-sifatnya. Selain itu, praktikum ini
juga dapat membantu mahasiswa memahami konsep-konsep dasar kimia organik
khususnya kelompok gugus fungsi seperti alkohol, aldehid dan keton.
Percobaan yang dilakukan yakni percobaan identifikasi gugus fungsi,
mahasiswa akan belajar mengenai berbagai metode analisis kualitatif untuk
mengidentifikasi gugus fungsi dalam senyawa organik, seperti reaksi dengan
pereaksi khusus, reaksi dengan alkali, uji lucas, reaksi fenol dengan besi(III)
klorida, uji fenilhidrazin serta uji fehling dan uji benedict. Metode kualitatif dalam
percobaan yaitu dilakukan dengan mengamati perubahan warna atau reaksi yang
terjadi pada sampel yang diuji.
Laporan praktikum ini, tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi
gugus-gugus fungsi yang ada dalam sampel senyawa organik yang diberikan.
Langkah-langkah eksperimen yang dilakukan, termasuk persiapan sampel,
pengukuran, analisis data, dan interpretasi hasil, dijelaskan secara rinci dalam
laporan. Laporan ini berguna bagi para mahasiswa dalam memperoleh
1
2
pemahaman yang lebih baik tentang struktur senyawa organik dan metode analisis
yang digunakan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan identifikasi Gugus-gugus Fungsi
Senyawa Organik adalah:
1. Bagaimana cara membedakan alkohol primer, alkohol sekunder dan
alkohol tersier?
2. Bagaimana cara membedakan aldehid dan keton?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan identifikasi Gugus-gugus Fungsi Senyawa
Organik adalah:
1. Mahasiswa dapat membedakan alkohol primer, alkohol sekunder dan
alkohol tersier?
2. Mahasiswa dapat membedakan aldehid dan keton?
D. Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan identifikasi Gugus-gugus Fungsi Senyawa
Organik adalah:
1. Dapat mengetahui cara membedakan alkohol primer, alkohol sekunder dan
alkohol tersier?
2. Dapat mengetahui cara membedakan aldehid dan keton?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
ini menyebabkan kita memandang molekul organik sebagai kerangka
hidrokarbon, yang terutama me
4
5
ngendalikan ukuran dan bentuk, dengan gugus fungsi yang melekat pada
kerangka tersebut adalah yang paling menentukan sifat kimia molekulnya
(Oxtoby, 2003: 121). Proses identifikasi gugus fungsi dilakukan dengan
mencocokkan nilai puncak dari suatu serapan bilangan gelombang tertentu dari
sampel yang telah diperoleh. Setiap gugus fungsi memiliki puncak serapan yang
khas pada suatu bilangan dengan gelombang tertentu (Farah dkk, 2022: 32).
Alkohol merupakan senyawa organik yang paling dikenal. Etil alkohol
(CH, OH) sudah diketahui dan digunakan sejak zaman dahulu; karena senyawa ini
merupakan hasil fermentasi anaerob dari karbohidrat yang terdapat dalam
tumbuhan. Zat ini digunakan secara luas dalam rumah tangga sebagai pelarut
berbagai obat-obatan dan kosmetika, dan merupakan alkohol'nya minuman
beralkohol. Isopropil alkohol [(CH), CHOH] merupakan alkohol gosok yang
umum, yang digunakan sebagai larutan 70% dalam air karena sifat anti-
bakterinya, Metil alkohol (CH, OH), yaitu alkohol yang berbobot molekul
terendah, merupakan pelarut yang digunakan secara luas di dalam industri. Ketiga
alkohol itu merupakan zat antara yang penting dalam proses sintesis senyawa
organik. Bagian yang berperanan dari suatu alkohol ialah gugus hidroksil yang
dirangkaikan pada gugus alkil. Alkohol dapat dianggap sebagai turunan dari air,
yang satu atom hidrogennya diganti oleh atom karbon suatu molekul organik.
Banyak sifat alkohol berbobot molekul rendah serupa dengan sifat air (Pine, 2002:
49).
Alkohol bereaksi dengan hidrogen halida (HCl, HBr, dan HI) yang
menghasilkan alkil halida (klorida, bromida dan iodide). Reaksi yang terjadi ialah
reaksi substitusi. Reaksi substitusi ini merupakan cara umum yang berguna untuk
menghasilkan alkil halida. Karena ion halida merupakan nukleofili yang baik,
terutama dalam memperoleh produk substitusi serta laju reaksi dan mekanismenya
bergantung pada golongan alkohol (tersier, sekunder atau primer) (Hart, 2003:
232). Reaksi oksidasi alkohol, dibawah kondisi optimal menggunakan beberapa
alkohol (alkohol primer, sekunder dan tersier) untuk menghasilkan keton, aldehida
dan asam karboksilat (Dehaghani, 2022: 16395).
6
(C) dan unsur hidrogen (H). Hal ini bergantung pada ukuran molekul hidrokarbon
dan penempatan rantai karbon. Hidrokarbon bermassa molar rendah, memiliki
atom karbon dari 1 hingga sekitar 10 atau lebih serta seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan (Rengga, 2021:
9).
Senyawa hidrokarbon adalah sebagai senyawa organik yang terdiri dari
unsur karbon dan unsur hidrogen. Hidrokarbon terbagi menjadi hidrokarbon
ikatan jenuh dan ikatan tak jenuh. Hidrokarbon ikatan jenuh hanya memiliki
ikatan tunggal sedangkan ikatan tak jenuh setidaknya memiliki ikatan rangkap dua
atau ikatan rangkap tiga (Susanti, 2019: 358). Senyawa hidrokarbon jenuh
(alkana) dan hidrokarbon tidak jenuh (alkena dan alkuna). alkana adalah senyawa
hidrokarbon yang hanya memiliki ikatan tunggal dan termasuk hidrokarbon jenuh,
alkena adalah senyawa hidrokarbon dengan ikatan rangkap dua pada atom C=C
dan termasuk hidrokarbon tak jenuh, dan alkuna adalah senyawa yang memiliki
ikatan rangkap tiga dan termasuk hidrokarbon tak jenuh (Vellayati, 2020: 134).
Jenis atom karbon adalah atom karbon yang memiliki 4 jenis atom karbon
berdasarkan ikatan kovalen dengan atom karbon lainnya yaitu diantaranya atom
karbon primer yaitu atom karbon yang terikat dengan 1 atom karbon, atom karbon
sekunder yaitu atom karbon yang terikat 2 atom karbon dan atom karbon tersier
adalah atom karbon yang terikat dengan 3 atom karbon (Rico, 2021: 1498).
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F
yang mempunyai pasangan elektron bebas (ione pair electron). Hidrogen dari
molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk
suatu ikatan hidrogen. Banyaknya gugus OH yang memungkinkan berikatan
dengan air (Zaroh, 2019: 19).
Gugus karbonil dibagi menjadi 2 bagian senyawa organik yang
berhubungan, yaitu aldehida dan keton. Gugus karbonil terdapat pada berbagai
senyawa biologis. Dapat dijumpai pada senyawa organik yang penting untuk
sistem kehidupan seperti karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat, hormon, dan
vitamin. Pada gugus fungsi aldehida, terdapat sebuah atom hidrogen. Keton,
terdapat dua gugus karbon terikat pada atom karbon karbonil, dimana R
8
sangat luas baik dibidang industri maupun farmakologi. Aldehid yang paling
sederhana adalah formaldehida (H,C=O) atau metanal yang mempunyai nama
dagang formalin. Formaldehida banyak digunakan sebagai bahan pengawet karena
formaldehida mempunyai kemampuan untuk membunuh bakteri. Karena sifatnya
bakterisid ini maka formaldehid banyak disalahgunakan sebagai pengawet
makanan dalam baso, tahu, dan lain-lain. Formaldehid juga digunakan dalam
industri kayu lapis atau triplek karena formaldehid merupakan bahan baku
pembuatan resin untuk lem permanen. Propanon atau aseton ((CH);C=O)
merupakan keton paling sederhana yang banyak digunakan sebagai pelarut
(Wardiyah, 2019: 111).
Dalam aldehida dan keton, pemisahan muatan ini menyebabkan interaksi
dipol yang cukup besar untuk mempengaruhi titik didih. Ikatan tunggal polar
dalam eter memiliki pengaruh yang kecil, sedangkan ikatan hidrogen antar
molekul alkohol bahkan lebih kuat. Formaldehida adalah gas pada suhu kamar.
Asetaldehida mendidih pada suhu 20°C di wadah terbuka, mendidih di ruangan
yang hangat. Aldehida umum lainnya adalah cairan pada suhu kamar (Rengga,
2021: 89). Aldehida lebih melimpah daripada keton dengan formaldehida dan
asetaldehida menjadi aldehida yang paling melimpah dan aseton merupakan keton
yang paling melimpah (Aponte dkk, 2019: 467).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
No Nama Alat Jumlah Fungsi dalam Percobaan
Sebagai tempat
1. Tabung reaksi 26 buah mereaksikan dua
larutan/bahan kimia atau
lebih
2. Gelas kimia 100 mL 3 buah Untuk menampung larutan
3. Gelas kimia 500 mL 1 buah Untuk memanaskan larutan
Alat membakar zat atau
4. Hot plate 1 buah
memanaskan larutan
Alat untuk memindahkan
5. Pipet tetes 6 buah
larutan dalam volume kecil
6. Spatula 1 buah Untuk mengambil padatan
Tempat meletakkan tabung
7. Rak Tabung Reaksi 4 buah
reaksi
Alas untuk meletkkan alat
8. Lap Kasar 1 buah
alat yang sudah dicuci.
Alat mengeringkan sisa
9. Lap Halus 1 buah sisa air pada alat yang
sudah dicuci
Tempat menyimpan
10. Botol semprot 1 buah
aquades
11. Gelas ukur 1 buah Mengukur volume larutan
2. Bahan
Rumus
No Nama Bahan Jumlah Fungsi
Kimia
Larutan Natrium
1. NaOH(aq) 6 pipet Pereaksi
Hidroksida 10%
2. Etanol C2H6O(aq) 2 pipet Sampel uji
3. 2-Butanol C4H10O(aq) 2 pipet Sampel uji
4. 2-Propanol C3H8O(aq) 2 pipet Sampel uji
5. Reagen Lucas (HCl + ZnCl2)(aq) 8 pipet Katalisator
6. n-Butil alkohol C4H10O(a) 6 pipet Sampel uji
10
7. tert. Butil alkohol C4H10O(aq) 4 pipet Sampel uji
11
12
B. Prosedur Kerja
1.Uji Kelarutan
Dimasukkan masing-masing 2
pipet, dari etanol, n-butil Ditambahkan 2 pipet air
alkohol, tersier butil alkohol, ketiap-tiap tabung reaksi
sikloheksanol, etilen glikol,
dan fenol.
13
Amati perubahan
warna pada tabung
3. Uji Lucas
Amati perubahan
warna pada tabung
4. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
Amati perubahan
warna pada tabung
Larutan dikocok
C. Uji Benedict
Masukkan 2 pipet
sikloheksanon dan Tambahkan 1 pipet fenilhidrazin
benzaldehid
A. Hasil Pengamatan
1. Alkohol Primer, Alkohol Sekunder dan Alkohol Tersier
a. Uji Kelarutan
No Perlakuan Hasil
1. 2 pipet etanol + 2 pipet air Berwarna bening
2. 2 pipet n-butil alkohol + 2 pipet air Berwarna bening
3. 2 pipet tersier butil alkohol + 2 pipet air Berwarna bening
Lapisan atas: bening
4. 2 pipet sikloheksanol + 2 pipet air
Lapisan bawah: keruh
5. 2 pipet etilen glikol + 2 pipet air Berwarna bening
6. 2 pipet fenol + 2 pipet air Berwarna merah bata
b. Uji Alkali
No Perlakuan Hasil
1. 2 pipet fenol + 2 NaOH 10 % Berwarna ungu
Lapisan atas: keruh
2. 2 pipet sikloheksanol + 2 NaOH 10 %
Lapisan bawah: bening
3. 2 pipet n-butil alkohol + 2 NaOH 10 % Berwarna bening
c. Uji Lucas
No Perlakuan Hasil
1. 2 pipet 1-butil butanol + 2 pipet reagen lucas Berwarna orange keruh
2. 2 pipet 2-butanol + 2 pipet reagen lucas Berwarna orange
3. 2 pipet tersier butanol + 2 pipet reagen lucas Berwarna bening
Lapisan atas: bening
4. 2 pipet sikloheksanol + 2 pipet reagen lucas
Lapisan bawah: keruh
b. Uji Benedict
No Perlakuan Hasil
2 pipet benedict + 2 pipet formaldehid +
1. Berwarna biru bening
dipanaskan
2 pipet benedict + 2 pipet aseton +
2. Berwarna biru pucat
dipanaskan
Berwarna cokelat
3. 2 pipet benedict + 2 pipet sikloheksanon dengan endapan merah
bata
2 lapisan (kuning dan
4. 2 pipet benedict + 2 pipet benzaldehid
biru)
B. Pembahasan
1. Alkohol primer, alkohol Sekuder dan Alkohol Tersier
a. Uji Kelarutan
Alkohol memiliki sifat polar (berasal dari gugus -OH) dan
nonpolar (berasal dari gugus alkil). Sehingga, alkohol sering dipandang
sebagai hidrokarbon yang mengalami hidroksilasi dan sebagai derivat alkil
dan air. Kelarutan alkohol dalam air akan mengalami penurunan dengan
meningkatnya panjang rantai karbon yang dapat dikonversikan dengan
20
(aq) (aq)
bereaksi dengan air sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa fenol
tidak larut karena bersifat non polar (Antonius, dkk. 2021). Adapun
reaksinya yang terjadi menurut (Antonius, dkk. 2021), yaitu:
Kemudian percobaan yang kelima yaitu tert butil alkohol yang jika
ditambahkan dengan air menghasilkan larutan yang tidak berwarna atau
tetap bening, yang menjelaskan bahwa tidak terjadi reaksi namun tert butil
alkohol dapat larut dalam air karena tert butil alkohol dan air sama-sama
memiliki sifat polar. Dimana tert-butil alkohol direaksikan dengan air
menghasilkan warna bening, hal ini menunjukkan bahwa tert-butil alkohol
larut dalam air sesuai teori yang menyatakan tertier butanol merupakan
senyawa yang dapat larut dalam air (Antonius, dkk. 2021). Adapun reaksi
yang terjadi menurut (Hart, 2003) yaitu:
CH 3 CH 3
CH 3 – C – OH(aq) + H 2O(l) CH 3 – C - O_ + H3O+(l)
(aq)
CH3 CH3
(tersier butanol) (air) ( 2-metil propane)
Selanjutnya percobaan yang keenam yaitu larutan sikloheksanol
yang direaksikan dengan air menghasilkan dua lapisan yang mana lapisan
atas yang berwarna bening dan lapisan bawah yang berwarna keruh. Hal
tersebut menjelaskan bahwa sikloheksanol tidak dapat larut dalam air
karena memiliki sifat yang berbeda dengan sikloheksanol dimana air
bersifat polar dan sikloheksanol bersifat non polar. Hal ini menunjukkan
bahwa sikloheksanol tidak dapat larut dalam air sesuai dengan teori yang
menyatakan semakin panjang rantai organik (sikloheksanol rantai C6)
alkohol semakin bersifat hidrokarbon, sehingga kelarutannya dalam air
menurun, atau semakin panjang rantai C, alkohol tersebut semakin bersifat
non polar (Abikusna, 2021: 55). Adapun reaksinya Adapun reaksi yang
terjadi menurut (Ramlan, dkk. 2022: 18), yaitu:
23
17). NaOH digunakan pada percobaan karena merupakan basa kuat, dan
juga karena Na salah satu logam alkali yang mudah didapatkan.
Adapun reaksi yang terjadi menurut (Ramlan, dkk. 2022: 19), yaitu:
alkohol bersifat netral, sementara fenol bersifat asam. Sifat asam pada
fenol lebih kuat daripada alkohol karena fenol
memiliki anion dengan muatan negatif yang
disebar oleh cincin karbon melingkar. Alkohol
adalah asam yang sangat lemah (Tim Dosen
Kimia Organik, 2023: 14).
c. Uji Lucas
Uji ini dilakukan untuk membedakan
alkohol-alkohol primer, sekunder dan tersier yang
Gambar 4.3 Uji Lucas.
dapat larut dalam air. Reagen Lucas merupakan
suatu campuran asam klorida pekat dengan seng klorida. Seng klorida
adalah suatu asam Lewis, yang ketika ditambahkan ke dalam asam klorida
akan membuat larutan menjadi lebih asam (Tim Dosen, 2023: 2). Percobaan
menggunakan 1 - butanol, 2 – butanol, sikloheksanol, dan tertier butanol
yang masing-masing direaksikan dengan reagen lucas yang didasarkan atas
perbedaan kecepatan reaksi.
Percobaan pertama dilakukan dengan menambahkan reagen lucas
pada larutan 1-butanol yang menghasilkan larutan berwarna orange. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi reaksi sesuai dengan teori yang
menyatakan alkohol primer, saat direaksikan dengan reagen lucas tidak
akan terjadi reaksi atau tidak akan mengalami perubahan apapun (Indriani,
dkk. 2021: 40-41). Adapun reaksinya menurut (Ramlan, dkk. 2022: 20),
yaitu:
sekunder, saat direaksikan akan terjadi reaksi namun lambat (Indriani, dkk.
2021: 41). Adapun reaksinya menurut (Ramlan, dkk. 2022: 20), yaitu:
a. Uji Fehling
Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk membedakan antara
aldehid dan keton berdasarkan tingkat oksidasinya. Percobaan
menggunakan sampel formaldehid, aseton, sikloheksanon dan
benzaldehid. Direaksikan dengan reagen benedict dan fehling (A,B)
kemudian dipanaskan. Tujuan dilakukannya pemanasan adalah untuk
melihat apakah terjadi reaksi pada larutan yang ditandai dengan adanya
perubahan warna larutan. Pada percobaan pertama formaldehid
direaksikan dengan fehling (A,B) menghasilkan
Gambar 4.5 Uji Fehling
larutan berwarna bening dan terdapat endapan. dan Benedict
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi antara formaldehid dengan
campuran fehling A dan B sesuai dengan teori yang menyatakan jika
reagen fehling mengoksidasi aldehida sederhana menjadi karboksilat
(Fleischer, 2019: 46). Adapun reaksi yang terjadi menurut (Avif, 2019:
16), yaitu:
teroksidasi. Hal ini terjadi karena kurangnya kebersihan pada alat yang
digunakan sehingga memungkinkan sampel terkontaminasi dengan bahan
lain dan sampel dibiarkan terbuka terlalu lama sehingga proses
pengoksidasian pada percobaan dengan pereaksi fehling tidak sempurna
(Antonius, dkk. 2021). Adapun reaksinya menurut (Antonius, dkk. 2021),
yaitu:
R-CO-R + Cu2+(aq)
(keton) (tembaga)
R-CO-R + Cu2+(aq)
(keton) (tembaga)
b. Uji Benedict
Kemudian pada percobaan kedua yaitu mereaksikan reagen
benedict dengan larutan folmaldehid, aseton, sikloheksanon dan
benzaldehid. Fungsi dari penambahan pereaksi benedict adalah sebagai
pereaksi dan oksidator. Setelah itu dipanaskan, fungsi dari pemanasan
adalah untuk mempercepat reaksi dan larutan homogen (Antonius, dkk.
2021).
Untuk larutan formaldehid direaksikan dengan benedict kemudian
dipanaskan menghasilkan larutan berwarna biru bening. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi reaksi antara formaldehid dengan benedict
sesuai dengan teori yang menyatakan pereaksi benedict dapat
mengoksidasi aldehid menjadi asam alkanoat (Simajuntak, 2021: 32).
Adapun reaksinya yang terjadi menurut (Lohita, dkk. 2021), yaitu:
R-CO-R + Cu2+(aq)
(keton) (tembaga)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Perbedaan antara alkohol primer sekunder dan tersier adalah jumlah atom
karbon yang terikat pada gugus Hidroksil. Berdasarkan percobaan alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier dapat dibedakan dengan uji
kelarutan, uji alkali, uji lucas, uji besi (III) klorida dimana perbedaan-
perbedaan sifatnya akan bisa diidentifikasi dari hasil reaksi masing-masing
uji tersebut.
2. Untuk membedakan antara aldehida dan keton, digunakan reagen fehling
dan benedict serta uji dengan fenilhidrazin. Untuk dapat membedakan
antara aldehid dan keton dapat diidentifikasi dengan hasil uji positif tiap
perlakuan dimana aldehid akan menghasilkan endapan merah bata dan
keton secara khusus akan mengkristal.
36
B. Saran
Untuk praktikan selanjutnya sebelum melakukan pratikum sebaiknya
memahami prosedur kerja agar tidsak kebingungan dalam melakukan
percobaan. Dan juga diharapkan agar lebih teliti dan berhati hati dalam
mereaksikan suatu larutan dan utamakan keselamatan di dalam laboratorium
dan senantiasa berhati-hati selama melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Pine, S.H., Hendrickson, J.B., Cram, D.J dan Hammond, G.S. (1988).
Kimia Organik. Bandung: ITB.
Ramadhana, N.R., Alifka, R.A., Albaihaq, M.R., Nitami, R.D dan As,
A.N. (2019). Laporan Praktikum Kimia Organik. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.
Susanti, R., Fatah, A.H dan Wahyutani, S. (2019). Konsepsi Siswa Kelas
XI IPA Negeri 5 Palangka Raya Tentang Senyawa Hidrokarbon
Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang.
10(2), 358.
Yang, X., Wan, Y., Zheng, Y., He, F., Yu, Z., Huang, J dan Gao, B.
(2019). Surface functional groups of carbon-based adsorbents
and their roles in the removal of heavy metals from aqueous
solutions: A critical review. Chemical Engineering Journal.
366(1), 617.
39