Anda di halaman 1dari 14

lOMoARcPSD|31247583

Kimor Senyawa Aldehid dan keton

Kimia Organik (Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)
lOMoARcPSD|31247583

Laporan Praktikum Kimia Organik

SENYAWA ALDEHID DAN KETON

Oleh :

Nama : Zahrina
NIM : 2105105010011
Kelas : Senin, 14.30 WIB
Tanggal Praktikum : 21 Februari 2022

Mengetahui, Darussalam, 28 Februari 2022


Asisten, Praktikan,

( Syasya Faradiba ) ( Zahrina )

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa aldehid dan keton merupakan senyawa organik yang keduanya
mempunyai gugus fungsi karbonil. Gugus fungsi karbonil tersebut terletak pada
posisi yang berbeda-beda. Aldehid memiliki gugus fungsi yang terletak di bagian
terminal, sedangkan pada keton gugus fungsinya terletak pada posisi internal.
Kedua hal tersebut menjadi salah satu perbedaan senyawa aldehid dan keton
menurut letak gugus fungsi keduanya. Kebanyakan aldehid digunakan dalam
bidang farmasi dan kedokteran. Salah satu contoh dari aldehid adalah senyawa
formaldehida yang bisa juga dikenal sebagai formalin. Formalin tersebut dapat
digunakan untuk berbagai macam pengawet, salah satu contohnya adalah untuk
pengawetan jenazah (cadaver) dalam bidang kedokteran, serta dapat digunakan
pula untuk senyawa pembuatan obat-obatan. Selain itu, senyawa aldehid juga dapat
digunakan untuk bahan resin, anntiseptik, pembuatan klofoform, idioform, sebagai
pewarna, dan campuran bahan membuat parfum.
Senyawa yang banyak digunakan sebagai tambahan pada parfum agar aroma
tidak mudah hilang adalah senyawa keton. Keton digunakan dalam industri parfum
karena baunya yang dapat menyengat dan tahan lama karena bersifat tidak mudah
menguap. Selain itu, keton juga dapat digunakan untuk membuat cat tembok, cat
kuku, dan sebagai pengering alat-alat laboratorium. Nama lain dari keton adalah
R2CO, dimana senyawa tersebut juga dapat dijumpai pada makhluk hidup. Keton
dan aldehid yang paling besar digunakan adalah sebagai reaksi untuk menyimpan
berbagai senyawa organik seperti bakelit dan formika. Senyawa aldehid dan keron
memiliki beberapa perbedaan yang dapat dilihat berdasarkan tes-tes yang
dilakukan. Apabila ingin membedakan diantara keduanya, maka dapat dialukan
bebrapa tes yaitu tes yang digunakan dengan pereaksi tollens, pereaksi benedict,
dan pereaksi fehling.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum ini adalah mempelajari sifat kimia aldehid dan
keton serta mempelajari tes untuk membedakan aldehid dan keton.

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Aldehid dikenal dengan sebutan RCHO dan keton adalah R2CO yang
biasanya dapat dijumpai pada makhluk hidup. Aldehid banyak diekstraksi di alam,
contohnya adalah komponen minyak atsiri yang diperoleh dari kayu manis. Aldehid
adalah gula yang mempunyai ribosa. Senyawa aldehid yang paling sederhana
adalah formaldehida (H2C=O) atau metana yang dikenal sebagai formalin.
Formalin tersebut dapat digunakan sebagai pengawet makanan (Wardiyah, 2016).
Formaldehida adalah cairan yang tidak berwarna (jernih) dan baunya
sangat menusuk. Senyawa formaldehid terkandung 37% H2CO dalam air.
Penggunaan senyawa aldehid dan keton sangat banyak digunakan dalam bidang
industri dan kedokteran. Senyawa keton biasanya digunakan sebagai pembentuk
hormon progeseron. Penamaan keton dilakukan dengan cara mengubah gugus
hidroksil alkana -a menjadi -on (Mundriyastutik, dkk., 2021).
Aldehid dan keton adalah turunan dari polisakarida. Pada senyawa yang
termasuk karbohidrat, terdapat fungsi yaitu gugus -OH, gugus aldehid atau gugus
keton. Jumlah karbonil senyawa aldehid dan keton digolongkan kedalam
monosakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana.
Klasifikasi karbohidrat dibagi kedalam monosakarida, disakarida, dan polisakarida
(Fitri dan Yola, 2020).
Aldehid murni tak dapat membentuk ikatan hidrogen, senyawa-senyawa ini
dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom hidrogen dari air atau alkohol,
karena adanya ikatan ini, serta kelarutan aldehid dalam air sejajar dengan alkohol.
Aldehid suku rendah yang larut dalam air dan pelarut organik sedangkan > 4 C tidak
larut dalam air. Aldehid tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen,
maka tidak terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Aldehid adalah polar dan
dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara
molekulnya,bagian negatif dari sebuah molekul akan tertarik ke bagian negatif dari
molekul yang lainnya. Oleh karena itu, titik didihnya intermediate antara senyawa
polar dan non polar. Keton sederhana biasa disebut dengan nama trivialnya atau
dengan gugus fungsionalnya (Widiyani, 2017).

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet
tetes, batang pengaduk, pemanas listril, kaca arloji, gelas piala, belas ukur, dan
termometer. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah formaldehid,
benzaldehid, aseton, KMnSO4, NaOH, pereaksi tollens, pereaksi benedict, pereaksi
fehling, dan larutan iodin.

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Oksidasi dengan KMnO4 (Oksidator kuat)

Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi masing-masing 5 ml KMnO4 1%. Kemudian ditambahkan masing-masing 5
tetes formaldehid kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung reaksi kedua,
dan benzaldehid kedalam tabung reaksi ketiga, lalu diamati bentuk endapannya.
3.2.2 Tes Tollens
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah dicampurkan larutan tollens A
dan 1 ml larutan tollens B ke dalam tabung sebanyak 2% tetes demi tetes sampai
partikel AgO tinggal sedikit. Dimasukkan masing-masing 2 tetes formaldehid
kedalam tabung pertama. ,aseton kedalam tabung kedua, dan benzaldehid kedalam
tabung ketiga. Digoyangkan tabung reaksi dipanaskan dalan pemanas air 60℃
selama 5 menit. Diamati terbentuknya cermin perak.
3.2.3 Tes Benedict
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah disiapkan pemanaas air diatas
90℃. Dimasukkan 15 tetes formaldehid, aseton, dan benzaldehid ke dalam tabung
yang berbeda. Ditambahkan 2 ml pereaksi benedict kedalam masing-masing tabung
reaksi dan digoyangkan ketiga tabung reaksi tersebut. Dipanaskan dengan pemanas
air selama 10 menit, lalu didinginkan dan diamati bentuk endapannya.
3.2.4 Tes Fehling
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah dicampurkan 2,5 ml larutan
fehling A dan dan 2,5 ml larutan fehling B kedalam 3 tabung reaksi. Dimasukkan
masing-masing 6 tetes larutan formaldehid kedalam tabung ketiga. Diaduk hingga

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

rata, kemudian dipanaskan dalam pemanas air mendidih tidak lebih dalam 10
menit. Diamati sampai terbentuknya endapan merah bata.
3.2.5 Tes Iodoform
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah dimasukkan 4 ml larutan NaOH
5% dalam 3 tabung reaksi. Didinginkan tabung reaksi tersebut kedalam penangas
es selama 10 menit. Ditambahkan 40 tetes larutan iodin, kemudian ditambahkan 20
tetes formaldehid kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung kedua, dan
benzaldehid kedalam tabung ketiga. Diamati bentuknya endapan berwarna kuning.

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


No Tes / Uji Reagen
Formaldehid Aseton Benzaldehid
1 Oksidasi dengan KMnO4 Mengendap
2 Tes Tollens

3 Tes Benedict Tidak


berubah
warna
4 Tes Fehling
5 Tes Iodoform Tidak terlarut

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pada praktikum ini
digunakan bahan baku berupa sereh. Setelah dilakukan perlakuan pendahuluan
pada bahan, ditimbang berat awal bahan yaitu 595 gram. Kemudian dilakukan
penyulingan pada bahan, hasil penyulingan yang diperoleh ditampung pada corong
pisah dan dipisahkan dengan air. Selanjutnya minyak hasil penyulingan
ditambahkan Na2 SO4 anhidrat dan ditimbang, didapatkan berat minyak sereh yaitu
5.34 gram. Lalu dicari hasil rendemen menggunakan rumus dan didapatkan hasil
rendemen yaitu 0,9%.
Penyulingan merupakan salah satu cara pemisahan beberapa komponen
suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih yang didasarkan dari perbedaan
tekanan uap (volatilitas) bahan dari masing-masing zat tersebut. Secara umum,
metode penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu
distilasi/penyulingan dengan menggunakan air, penyulingan dengan menggunakan
kombinasi air dan uap, serta penyulingan dengan menggunakan uap. Penyulingan
dengan air atau dikenal dengan metode rebus, dilakukan dengan memasukkan
bahan baku ke dalam ketel penyulingan yang telah diisi air lalu dipanaskan,
kemudian uap campuran air dan minyak yang telah terkondensasi ditampung pada
corong pisah, dan dilakukan pemisahan antara air dan minyak. Penyulingan air dan

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

uap atau yang dikenal dengan metode kukus, cara kerjanya mirip dengan metode
penyulingan air (perebusan) hanya saja bahan baku dan air tidak berkontak secara
langsung dengan adanya pembatas saringan pada bagian atas air, cara ini
memerlukan air yang tidak banyak dan proses penyulingannya singkat.
Penyulingan dengan uap dilakukan dengan alat berupa boiler menggunakan uap
bertekanan tinggi, uap tersebut akan masuk melewati pipa menuju ketel berisi
bahan baku, Uap yang keluar melalui kondensor merupan campuran minyak dan
air tersebut ditampung, lalu dipisahkan antara minyak dan air (Sembiring dan
Manoi, 2017).
Hasil penyulingan dari minyak atsiri merupakan campuran dari air dan
minyak, sedangkan untuk mendapatkan minyak atsiri harus dipisahkan air tersebut
dengan menggunakan corong pisah. Meskipun minyak dan air telah dipisahkan,
namun pada minyak tersebut sebenarnya masih mengandung air yang tidak begitu
terlihat. Sementara untuk mendapatkan minyak atsiri murni, minyak tersebut harus
bebas dari air. Oleh karena itu, dilakukan penambahan Na 2 SO4 pada minyak.
Penambahan Natrium Sulfat Anhidrat berfungsi untuk mengikat dan memisahkan
air dengan minyak atsiri. Sehingga didapatkan minyak atsiri murni yang bebas dari
air (Schaduw dkk., 2016).
Perlakuan pendahuluan pada bahan baku sangat penting dilakukan sebelum
penyulingan, penanganan pendahuluan yang tidak tepat dapat menyebabkan
penurunan kualitas mutu dan menyebabkan kehilangan yang cukup besar terhad ap
kandungan minyak atsiri. Oleh karena itu, dilakukan perlakuan pendahuluan yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil rendemen dan kualitas mutu yang diperoleh.
Perlakuan pendahuluan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pengeringan,
pelayuan, pengecilan ukuran pemeraman dan fermentasi. Pengeringan dan
pelayuan dilakukan dengan tujuan untuk menguapkan sebagian kecil air yang
terkandung pada bahan sehingga mempersingkat waktu destilasi. Lamanya waktu
penjemuran dan penjemuran dapat mempengaruhi hasil rendemen minyak atsiri
yang diperoleh. Pengecilan ukuran dilakukan dengan tujuan untuk memperluas
permukaan bahan agar didapatkan lebih banyak minyak yang akan dihasilkan.

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

BAB V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Tes yang dilakukan pada oksidasi dengan KMnO4 dan aseton menghasilkan
senyawa yang mengendap.
2. Ketika dilakukan tes benedict pada senyawa yang menggunakan aseton,
didapatkan hasil bahwa larutan tidak berubah warna.
3. Tes iodoform yang dilakukan terhadap aseton didapatkan hasil bahwa larutan
tersebut tidak larut.
4. Tes benedict yang larutannya diteteskan pada kertas membentuk endapan
berwarna merah bata yang pekat serta tidak meyerap pada kertas
5. Pada larutan yang diteteskan ke atas kertas menghasilkan endapan yang
berwarna kurang pekat dan menyerap pada kertas.

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

DAFTAR PUSTAKA

Fitri, A. S dan Fitriyana, Y. A. N. 2020 Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.


Jurnal Saintek. 17 (1) : 45-52.
Mundriyastutik,Y., Kusumawati, D. dan Tuzahra, F. 2021. Evaluasi Kadar
Formaldehida Ikan Teri dengan Metode Spektrofotometri. Jurnal Farmasi
Indonesia. 5 (2) : 19-25.
Wardiyah, 2016. Kimia Organik Farmasi. Pusik SDM Kesehatan. Jakarta Selatan.
Widiyani, S. 2017. Kimia Dasar (Aldehida). Udayana Press. Bali.

Hariyani., E. Widaryanto dan N. Herlina. 2016. Pengaruh Umur Panen Terhadap


Rendemen dan Kualitas Minyak Atsiri Tanaman Nilam (Pogostemon cablin
Benth). Jurnal Produksi Tanaman. 3(3): 205-211.
Nugraheni, K. S., L. U. Khasanah, R. Utami dan B. K. Ananditho. 2016. Pengaruh
Perlakuan Pendahuluan dan Variasi Metode Destilasi Terhadap
Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Daun Kayu Manis (C. Burmanii). Jurnal
Teknologi Hasil Pertanian. 9(2): 51-64.
Schaduw, J., J. A. Pojoh dan T. O. Djabar. 2016. Isolasi d an Identifikasi Minyak
Atsiri Pada Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth). Jurnal Farmasi
Kesehatan. 2(3): 106-118.
Sembiring, B. B. dan F. Manoi. 2017. Pengaruh Pelayuan dan Penyulingan
Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Serai Wangi (Cymbopogom
nardus). Jurnal Bioproses. 2(5): 119-228.
Yuliani, S. dan S. Satuhu. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Zaituni., R. Khathir dan R. Agustina. 2016. Penyulingan Minyak Atsiri Sereh
Dapur (Cymbopogon citratus) Dengan Metode Penyulingan Air-Uap. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. 1(1): 1009-1016.

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

LAMPIRAN

A. Diagram Alir
1. Oksidasi dengan KMnO4

KMnO4

Disiapkan 3 tabung reaksi

5 tetes
Dimasukkan KMnO4 kedalam tabung 1
formaldehid

Dimasukkan KMnO4 kedalam tabung 2 Aseton

Dimasukkan KMnO4 kedalam tabung 3 Benzaldhid

Diamati

Hasil

2. Tes Tollens
Larutan
tollens

Disiapkan 3 tabung reaksi

2 tetes
Dimasukkan larutan dalam tabung 1 formaldehid

Dimasukkan larutan dalam tabung 2 Aseton

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

Dimasukkan larutan dalam tabung 3 Benzaldhid

Digoyangkan

Dipanaskan

Diamati

Hasil

3. Tes Benedict

Formaldehid, aseton
dan benzaldehid

2 ml pereaksi
Dimasukkan larutan dalam tabung
benedict

Digoyangkan

Dipanaskan selama 10 menit

Didinginkan

Diamati

Hasil

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

4. Tes Fehling

Larutan fehling

Disiapkan 3 tabung reaksi

Dimasukkan larutan dalam tabung 1 formaldhid

Dimasukkan larutan dalam tabung 2 Aseton

Dimasukkan larutan dalam tabung 3 Benzaldhid

Diaduk

Dipanaskan

Diamati

Hasil

5. Tes Iodoform

NaOH

Disiapkan 3 tabung reaksi

Didinginkan masing-masing tabung

Dimasukkan iodin kedalam tabung

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)


lOMoARcPSD|31247583

20 tetes
Diambil tabung 1
formaldehid

Diambil tabung 2 Aston

Diambil tabung 3 Aseton

Diamati

Hasil

B. Dokumentasi

Downloaded by Tipudaya (tipudaya575@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai