Kimor Senyawa Aldehid Dan Keton
Kimor Senyawa Aldehid Dan Keton
Oleh :
Nama : Zahrina
NIM : 2105105010011
Kelas : Senin, 14.30 WIB
Tanggal Praktikum : 21 Februari 2022
BAB I. PENDAHULUAN
Aldehid dikenal dengan sebutan RCHO dan keton adalah R2CO yang
biasanya dapat dijumpai pada makhluk hidup. Aldehid banyak diekstraksi di alam,
contohnya adalah komponen minyak atsiri yang diperoleh dari kayu manis. Aldehid
adalah gula yang mempunyai ribosa. Senyawa aldehid yang paling sederhana
adalah formaldehida (H2C=O) atau metana yang dikenal sebagai formalin.
Formalin tersebut dapat digunakan sebagai pengawet makanan (Wardiyah, 2016).
Formaldehida adalah cairan yang tidak berwarna (jernih) dan baunya
sangat menusuk. Senyawa formaldehid terkandung 37% H2CO dalam air.
Penggunaan senyawa aldehid dan keton sangat banyak digunakan dalam bidang
industri dan kedokteran. Senyawa keton biasanya digunakan sebagai pembentuk
hormon progeseron. Penamaan keton dilakukan dengan cara mengubah gugus
hidroksil alkana -a menjadi -on (Mundriyastutik, dkk., 2021).
Aldehid dan keton adalah turunan dari polisakarida. Pada senyawa yang
termasuk karbohidrat, terdapat fungsi yaitu gugus -OH, gugus aldehid atau gugus
keton. Jumlah karbonil senyawa aldehid dan keton digolongkan kedalam
monosakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana.
Klasifikasi karbohidrat dibagi kedalam monosakarida, disakarida, dan polisakarida
(Fitri dan Yola, 2020).
Aldehid murni tak dapat membentuk ikatan hidrogen, senyawa-senyawa ini
dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom hidrogen dari air atau alkohol,
karena adanya ikatan ini, serta kelarutan aldehid dalam air sejajar dengan alkohol.
Aldehid suku rendah yang larut dalam air dan pelarut organik sedangkan > 4 C tidak
larut dalam air. Aldehid tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen,
maka tidak terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Aldehid adalah polar dan
dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara
molekulnya,bagian negatif dari sebuah molekul akan tertarik ke bagian negatif dari
molekul yang lainnya. Oleh karena itu, titik didihnya intermediate antara senyawa
polar dan non polar. Keton sederhana biasa disebut dengan nama trivialnya atau
dengan gugus fungsionalnya (Widiyani, 2017).
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi masing-masing 5 ml KMnO4 1%. Kemudian ditambahkan masing-masing 5
tetes formaldehid kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung reaksi kedua,
dan benzaldehid kedalam tabung reaksi ketiga, lalu diamati bentuk endapannya.
3.2.2 Tes Tollens
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah dicampurkan larutan tollens A
dan 1 ml larutan tollens B ke dalam tabung sebanyak 2% tetes demi tetes sampai
partikel AgO tinggal sedikit. Dimasukkan masing-masing 2 tetes formaldehid
kedalam tabung pertama. ,aseton kedalam tabung kedua, dan benzaldehid kedalam
tabung ketiga. Digoyangkan tabung reaksi dipanaskan dalan pemanas air 60℃
selama 5 menit. Diamati terbentuknya cermin perak.
3.2.3 Tes Benedict
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah disiapkan pemanaas air diatas
90℃. Dimasukkan 15 tetes formaldehid, aseton, dan benzaldehid ke dalam tabung
yang berbeda. Ditambahkan 2 ml pereaksi benedict kedalam masing-masing tabung
reaksi dan digoyangkan ketiga tabung reaksi tersebut. Dipanaskan dengan pemanas
air selama 10 menit, lalu didinginkan dan diamati bentuk endapannya.
3.2.4 Tes Fehling
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah dicampurkan 2,5 ml larutan
fehling A dan dan 2,5 ml larutan fehling B kedalam 3 tabung reaksi. Dimasukkan
masing-masing 6 tetes larutan formaldehid kedalam tabung ketiga. Diaduk hingga
rata, kemudian dipanaskan dalam pemanas air mendidih tidak lebih dalam 10
menit. Diamati sampai terbentuknya endapan merah bata.
3.2.5 Tes Iodoform
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah dimasukkan 4 ml larutan NaOH
5% dalam 3 tabung reaksi. Didinginkan tabung reaksi tersebut kedalam penangas
es selama 10 menit. Ditambahkan 40 tetes larutan iodin, kemudian ditambahkan 20
tetes formaldehid kedalam tabung pertama, aseton kedalam tabung kedua, dan
benzaldehid kedalam tabung ketiga. Diamati bentuknya endapan berwarna kuning.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pada praktikum ini
digunakan bahan baku berupa sereh. Setelah dilakukan perlakuan pendahuluan
pada bahan, ditimbang berat awal bahan yaitu 595 gram. Kemudian dilakukan
penyulingan pada bahan, hasil penyulingan yang diperoleh ditampung pada corong
pisah dan dipisahkan dengan air. Selanjutnya minyak hasil penyulingan
ditambahkan Na2 SO4 anhidrat dan ditimbang, didapatkan berat minyak sereh yaitu
5.34 gram. Lalu dicari hasil rendemen menggunakan rumus dan didapatkan hasil
rendemen yaitu 0,9%.
Penyulingan merupakan salah satu cara pemisahan beberapa komponen
suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih yang didasarkan dari perbedaan
tekanan uap (volatilitas) bahan dari masing-masing zat tersebut. Secara umum,
metode penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu
distilasi/penyulingan dengan menggunakan air, penyulingan dengan menggunakan
kombinasi air dan uap, serta penyulingan dengan menggunakan uap. Penyulingan
dengan air atau dikenal dengan metode rebus, dilakukan dengan memasukkan
bahan baku ke dalam ketel penyulingan yang telah diisi air lalu dipanaskan,
kemudian uap campuran air dan minyak yang telah terkondensasi ditampung pada
corong pisah, dan dilakukan pemisahan antara air dan minyak. Penyulingan air dan
uap atau yang dikenal dengan metode kukus, cara kerjanya mirip dengan metode
penyulingan air (perebusan) hanya saja bahan baku dan air tidak berkontak secara
langsung dengan adanya pembatas saringan pada bagian atas air, cara ini
memerlukan air yang tidak banyak dan proses penyulingannya singkat.
Penyulingan dengan uap dilakukan dengan alat berupa boiler menggunakan uap
bertekanan tinggi, uap tersebut akan masuk melewati pipa menuju ketel berisi
bahan baku, Uap yang keluar melalui kondensor merupan campuran minyak dan
air tersebut ditampung, lalu dipisahkan antara minyak dan air (Sembiring dan
Manoi, 2017).
Hasil penyulingan dari minyak atsiri merupakan campuran dari air dan
minyak, sedangkan untuk mendapatkan minyak atsiri harus dipisahkan air tersebut
dengan menggunakan corong pisah. Meskipun minyak dan air telah dipisahkan,
namun pada minyak tersebut sebenarnya masih mengandung air yang tidak begitu
terlihat. Sementara untuk mendapatkan minyak atsiri murni, minyak tersebut harus
bebas dari air. Oleh karena itu, dilakukan penambahan Na 2 SO4 pada minyak.
Penambahan Natrium Sulfat Anhidrat berfungsi untuk mengikat dan memisahkan
air dengan minyak atsiri. Sehingga didapatkan minyak atsiri murni yang bebas dari
air (Schaduw dkk., 2016).
Perlakuan pendahuluan pada bahan baku sangat penting dilakukan sebelum
penyulingan, penanganan pendahuluan yang tidak tepat dapat menyebabkan
penurunan kualitas mutu dan menyebabkan kehilangan yang cukup besar terhad ap
kandungan minyak atsiri. Oleh karena itu, dilakukan perlakuan pendahuluan yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil rendemen dan kualitas mutu yang diperoleh.
Perlakuan pendahuluan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pengeringan,
pelayuan, pengecilan ukuran pemeraman dan fermentasi. Pengeringan dan
pelayuan dilakukan dengan tujuan untuk menguapkan sebagian kecil air yang
terkandung pada bahan sehingga mempersingkat waktu destilasi. Lamanya waktu
penjemuran dan penjemuran dapat mempengaruhi hasil rendemen minyak atsiri
yang diperoleh. Pengecilan ukuran dilakukan dengan tujuan untuk memperluas
permukaan bahan agar didapatkan lebih banyak minyak yang akan dihasilkan.
BAB V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Diagram Alir
1. Oksidasi dengan KMnO4
KMnO4
5 tetes
Dimasukkan KMnO4 kedalam tabung 1
formaldehid
Diamati
Hasil
2. Tes Tollens
Larutan
tollens
2 tetes
Dimasukkan larutan dalam tabung 1 formaldehid
Digoyangkan
Dipanaskan
Diamati
Hasil
3. Tes Benedict
Formaldehid, aseton
dan benzaldehid
2 ml pereaksi
Dimasukkan larutan dalam tabung
benedict
Digoyangkan
Didinginkan
Diamati
Hasil
4. Tes Fehling
Larutan fehling
Diaduk
Dipanaskan
Diamati
Hasil
5. Tes Iodoform
NaOH
20 tetes
Diambil tabung 1
formaldehid
Diamati
Hasil
B. Dokumentasi