Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL GHIFARI
BANDUNG
2021
I. HARI DAN TANGGAL : Senin 15 februari 2021
II. JUDUL : Identifikasi Gugus Fungsi
III. TUJUAN
1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu
senyawa organik
2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organic
IV. PRINSIP DASAR
Mereaksikan sampel dengan reagen tertentu sesuai dengan gugua fungsi
yang akan diidentifikasi.
V. DASAR TEORI
gugus fungsi adalah substituen atau bagian spesifik
dalam molekul yang bertanggung jawab terhadap karakteristik reaksi
kimia dari molekul-molekul tersebut. Gugus fungsi yang sama akan
mengalami reaksi kimia yang sama atau serupa tanpa menghiraukan ukuran
molekulnya. Hal ini memungkinkan untuk memprediksi secara sistematis
reaksi kimia dan perilaku senyawa kimia serta desain sintesis kimianya.
Selanjutnya, reaktivitas gugus fungsi dapat dimodifikasi oleh gugus fungsi
lain di sekitarnya. Dalam sintesis organik, interkonversi gugus fungsi adalah
salah satu tipe dasar transformasi. Gugus fungsi adalah suatu atom atau
kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa dan berperan memberikan sifat
yang khas dan berpengaruh pada sifat fisik dan kimia senyawa tersebut. Senyawa
organik yang mempunyai gugus fungsional sama akan ditempatkan pada deret
homolog yang sama. Ikatan tunggal karbon-karbon dan karbon-oksigen dalam
senyawa organik biasanya tidak reaktif karena mereka non polar. Golongan polar
membentuk bagian yang reaktf dalam suatu molekul organik yaitu gugus fungsional
tersebut. Misal, alkohol adalah suatu golongan senyawa yang mengandung gugus
fungsi hodroksil (-OH) terikat pada karbon. Semua alkohol mempunyai reaksi kimia
yang sama karena mengandung gugus fungsional ini. Ikatan rangkap dua dan ikatan
rangkap tiga yang menghubungkan atom-atom karbon juga dianggap gugusan
fungsional, sebab lebih reaktif daripada ikatan tunggal karbon-karbon (Prasojo,
2010).
Tujuan dari identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu
yang terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang
spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang
mengandung gugus fungsi (Prasojo, 2010).
VI. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Erlenmeyer
2. Pipet tetets
3. Tabung reaksi
BAHAN :
1. Asam asetat glacial
2. Larutan jenuh permanganate
3. Aquadest
4. Larutan sodium hidroklorida
5. Potassium iodidie
6. Larutan perak nitrak 5%
7. Sodium hidroksida
8. Asam hidroklorida jenuh
9. Asam karnoksilat
10. Larutan ammonia

VII. PROSEDUR KERJA

A. ALKOHOL
1. Uji Ritter
a. Tabung reaksi berisi 3 ml asam asetat glacial
b. Tambhakan 2 ttets cairan tidak diketahui , (20 mg padatan)
kocok
c. Tambahkan tetesan larutan jenuh potassium permanganate ke
dalam air, kocok.
d. Catat perubahan warna
 Alcohol tersier: warna ungu permanganate bertahan warna roe
setelah penambahan ½ tetes

 Alcohol primer/skunder: warna ungu permanganate hilang,


jernih, tambahkan cukup permangate untuk oksidasi semua
alcohol.
2. Uji Tes Iodoform
a. Tabung reaksi 150 mm (bebas aseton) ditambah 3 tetes cairan
(50 mg padatan)
b. Ditambahakan pertetets dengan pengocokkan, larutan 10%
iodine dalam potassium iodide sampai muncul warna oklat
yang teteap (kehilanagn iodin)

B. ALDEHID DAN KETON


Pereaksi tollens ( uji cermin perak )
1. 1ml larutan perak nitrat 5% ditambahakan 1 tetes iodium hidroksida
10%
2. Ditambahkan larutan ammonia 2% tetes semi tetes, kocok sampai
ada endapan perak oksida larut
3. Ditambahkan 2 tetes zat yang diuji, kocok dan diamkan 10 menit
4. Jika tidak ada reaksi , simpan dalam beaker isi air panas 400v dan
diamkan 5menit
5. Hasil positif : terbentuk cermin perak atau endapan hitam perak yang
terpisah
Uji schiff’s fuchsin
1. Beberapa tetes zat yang diuji , dalam 4-5ml air
2. Ditambahkan 1ml pereaksi fuchsin
3. Amati perubahan warna
C. HIDROKARBON NONAROMATIK
Uji permanganate (uji bayer) :
Larutkan 3 tetes cairan (30mg padatan) dalam 1ml aseton murni bebas
alcohol

Uji kemurnian :
1. Ditambahkan petites dengan pengocokkan larutan 1% potassium
permanganate
2. Hasil positif (+) : hilangnya warna ungu permanganate dalam 1
menit dan pembentuka mangan oksida terhidasi warna coklat tak
larut . catat jumlah tetesan untuk mendapatkan warna ungu tetap
D. HIDROKARBON AROMATIK
Uji fridel-crafts
1. 100 mg aluminum klorida anhidrat dalam tabung reaksi, panaskan
hingga dapat tersublimasi
2. Siapkan tabung reaksi lain, 20 mg zat tidak dikatehui dalam 10 tetes
kloroform
3. Ditimbahkan larutan tersebut pada tabung aluminium kloroda
tersublimasi, tetesan langsung pada garam , catat warnanya
E. FENOL
a. Ferri kompleks
1. 2 ml etanol ditambah 2 tetes cairan (20 mg padatan) yang tidak
diketahui
2. Ditambahkan beberapa tes larutan 3% besi klorida
3. Kocok, dan diamati warna.

VIII. HASIL PERCOBAAN


Tabel Pengamatan
Keterangan Golongan
ALKOHOL Bahan Reaksi Hasil (perubahan Alkohol
warna)
Metanol Reaksi + Warna Ungu Alkohol
Oksidasi berubah Primer
Uji Ritter menjadi
warna coklat
muda
Etanol Reaksi + Warna Ungu Alkohol
Oksidasi berubah Primer
menjadi
warna coklat
muda
Fenol Reaksi - Warna ungu Alkohol
Oksidasi tetap setelah Tersier
penambahan
1-2 tetes
permanganat
Metanol Reaksi + Perubahan Alkohol
Oksidasi warna dari Sekunder
bening ke
kuning
Tes Iodoform Etanol Reaksi + Perubahan Alkohol
Oksidasi warna dari Sekunder
bening ke
kuning
Fenol Reaksi - Perubahan Alkohol
Oksidasi warna dari Primer
merah muda,
bening ke
kuning

ALDEHID DAN Bahan Hasil Keterangan Perubahan Warna


KETON
Formaldehi + Terdapat endapan hitam perak
Uji Cermin Perak d
Aseton + Terdapat endapan hitam perak
Glukosa - Terdapat endapan coklat
Fruktosa - Terdapat endapan coklat
Formaldehi + Perubahan warna dari bening ke
Uji Scihiff’s d fuchsia pekat
Fuchsin Aseton + Perubahan warna dari bening ke
fuchsia pekat
Glukosa - Tidak terjadi perubahan warna
Fruktosa - Tidak terjadi perubahan warna

HIDROKARBON Bahan Reaksi Hasil Keterangan Perubahan


NONAROMATI warna
K
Toluen Reaksi + Warna ungu tetap, tidak
Uji Permanganat Oksidasi hilang
N-Heksan Reaksi + Warna Ungu hilang
Oksidasi

HIDROKARBON Bahan Reaksi Hasil Keterangan Perubahan


AROMATIK warna
Toluen Reaksi - Warna larutan bening
Substitu
dan terdapat zat
si
alumunium klorida
ahidrat yang tidak
tersubklimasi
(menggumpal)
Uji Friedel-Craft
N-Heksan Reaksi - Warna larutan bening
Substitu
dan terdapat zat
si
alumunium klorida
ahidrat yang tidak
tersubklimasi
(menggumpal)

FENOL Bahan Reaksi Hasil Keterangan Perubahan


warna
Fenol Reaksi + Perubahan warna dari
Ferri Kompleks oksidasi bening ke kuning
menjadi coklat
Etanol Reaksi - Perubahan warna dari
oksidasi bening ke kuning
Metanol Reaksi - Perubahan warna dari
oksidasi bening ke kuning
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :

1. Hasil pengamatan Alkohol dengan Uji Ritter pada methanol Warna Ungu
berubah menjadi warna coklat muda dan hasil (+) positif yang
menunjukkan bahwa metanol merupakan golongan alkohol primer, etanol
Warna Ungu berubah menjadi warna coklat muda hasilnya (+) positif
alkohol yang menunjukkan bawa etanol merupakan alkohol primer,
sedangkan pada uji fenol warna ungu tetap setelah penambahan 2 tetes
permanganate hasilnya (-) negative yang menunjukkan bahwa fenol
merupakan golongan alkohol tersier.

2. Hasil pengamatan Alkohol dengan Uji iodoform pada hasil pengamatan


yang dilakukan yang positif mengandung iodoform adalah methanol dan
etanol yang perubahan warna bening ke kuning, hal ini juga menunjukkan
bahwa metanol dan etanol adalah golongan alkohol sekunder, sedangkan
pada fenol perubahan warna merah muda bening ke kuning, hal ini juga
menunjukkan bahwa fenol merupakan golongan alkohol primer.

3. Hasil pengamatan Aldehid dan Keton dengan menggunakan tes tollens


(cermin perak) Didapatkan hasil pengamatan bahwa pada aseton dan
formaldehid terdapat endapan hitam perak yang hasilnya positif (+)
aldehid dan keton. sedangkan pada glukosa dan fruktosa terdapat endapan
coklat dan hasilnya negative (-) aldehid dan keton.

4. Hasil pengamatan Aldehid dan Keton dengan menggunakan Uji Scihiff’s


Fuchsin didapatkan hasil bahwa formaldahid dan aseton perubahan warna
bening menjadi fuchcia pekat (H+) hasilnya (+), glukosa dan fruktosa
tidak terjadi perubahan warna atau tidak pekat hasilnya (-), perubahan
warna bening menjadi fuchcia dan semua dilihat dari kepekatan.

5. Hasil pengamatan Hidrokarbon nonaromatik dengan menggunakan tes uji


permanganat didapatkan hasil pengamatan bahwa toluen bahan warna
ungu tetap menjadi tidak hilang dan hasilnya positif (+) dan N-Heksan
perubahan warna ungu hilang dan hasil dari uji permanganat adalah positif
(+).

6. Hasil pengamatan Hidrokarbon aromatik dengan menggunakan uji friedel


crafts pada saat AICI dipanaskan dan tersublimasi hingga terbentuk warna
kuning muda dan kemudian ditambahkan toluena dan kloroform, maka
terjadi perubahan warna merah menjadi cokelat serta mengeluarkan asap
dan berdesis. Tetapi pada hasil pengamatan yang dilakukan bahwa toluen
Warna larutan bening dan terdapat zat aluminium klorida anhidrat yang
tidak tersublimasi ( menggumpal) negative hidrokarbon aromatic
sedangkan pada N-heksan Warna larutan bening sedikit kuning dan
terdapat klorida yang tidak tersublimasi (menggumpal), aluminium klorida
anhidrat sudah tercemar ( tidak bias digunakan) dan hasilnya negative (-).
Hasilnya positif mengandung hidrokarbon aromatik.

7. Hasil pengamatan fenol dan hasil pengamatan yang dilakukan yaitu ferri
kompleks pada methanol dan etanol pada perubahan warna benng menjadi
kuning dan hasilnya negative (-) sedangkan pada fenol hasil dari
perubahan warnanya dari benimg menjadi kuning dan menjadi coklat dan
hasilnya positif (+).

Anda mungkin juga menyukai