Materi Pokok 1 Dengan Perkembangan teknologi dijaman digitalisasi saat ini ASN
mampu berkomunikasi berkompetensi dan propesional
Materi Pokok 2 ASN saat ini harus mengembangkan diri dengan literasi agar lebih
baik dalam mengemban tugas kedepannya
Materi Pokok 3 Sikap dan perilaku ASN lebih dapat dicontoh, Nilai nilai yang
ditanamkan lebih bermanfaat, dan kedudukan ASN terutama PPPK
lebih jelas.
Materi Pokok 4
…
Keterkaitan Mata Keterkaitan pelatihan dengan agenda saat ini adalah sangan
Pelatihan dengan Agenda keterkaitan karna bertujuan agar ASN memiliki kecerdasan dimasa
depan sehingga menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA
NEGARA
Oleh
CHAIRUL SALEH, S.T
Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini pesrta pelatihan di harapkan
Mampu ;
a. Memantapkan wawasan kebangsaan
b. Menumbuhkembangkan kesadaran bela Negara
c. Mengimplementasikan Sistem Administrasi NKRI
Materi Pokok 1 Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang
Negara Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut
menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata pergaulan
dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian
dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Dengan demikian, bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia
bukan hanya sekadar merupakan pengakuan atas Indonesia
sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi simbol atau
lambang negara yang dihormati dan dibanggakan warga
negara Indonesia. Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta
lagu kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup
menghimpun serpihan sejarah Nusantara yang beragam
sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang
menjadi bahasa perhubungan luas. Penggunaannya oleh
bangsa lain yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu
menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
Materi Pokok 2 Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia merupakan hasil
perjuangan segenap komponen bangsa yang dilandasi oleh
semangat untuk membela Negara dari penjajahan. Perjuangan
tersebut tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi dengan
kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan kepada para
generasi penerus guna menjaga eksistensi RI. Sebagai aparatur
Negara, ASN memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan
dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara dilaksanakan atas dasar
kesadaran warga Negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri
yang ditumbuhkembangkan melalui Uaha Bela Negara.
Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,
pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara
sukarela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi.
Usaha BelaNegara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme
Warga Negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya
terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan Pembinaan
Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan
nasional.
Materi Pokok 3
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945
yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan
dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar
ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini
dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber
dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi
muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
Materi Pokok 4 Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan
utama dari penjabaran lima norma dasar negara (ground
norms) Pancasila beserta norma- norma dasar lainnya yang
termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum
yang memberi kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran
negara pada umumnya, atau khususnya sistem
penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan,
aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
…
Keterkaitan Mata 1. Menumbuhkembangkan kesadaran bela Negara. Kesadaran
bela Negara perlu ditumbuhkembangkan sebagai hak dan
Pelatihan dengan Agenda
sekaligus kewajiban setiap warga Negara. Sebagai warga
Negara terpilih, CPNS diharapkan mampu mengaktualisasikan
niali dasar bela Negara dalam kehidupan sehari-hari.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN ANALISIS ISU KONTEMPORER
Oleh
CHAIRUL SALEH, S.T
Materi Pokok 3 Teknis analisis isu-isu dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis
Materi Pokok 4
…
Keterkaitan Mata - ASN PPPK mampu melakukan perubahan dalam lingkungan
melalui isu-isu yang strategis disekitar dengan kemampuan
Pelatihan dengan Agenda
berpikir keritis dalam menghadapai lingkungan sekitar seperi
isu korupsi, Narkoba, zat adektif dan lain lain. Dengan
Meningkatkan pemahaman tentang konsep perubahan melalui isu
isu strategis kontemporer, sehingga dapan menjadi ASN PPPK
profesional pelayan Masyarakat.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Oleh
CHAIRUL SALEH, S.T
Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan Mata pelatihan ini membekali peserta untuk dapat memahami kerangka
bela negara dalam Latsar CPNS dan dasardasar kesiapsiagaan bela
negara, menyusun rencana aksi bela negara dan melakukan kegiatan
kesiapsiagaan bela negara sebagai kemampuan awal bela negara dengan
menunjukkan sikap perilaku bela negara melalui aktivitas di luar kelas
melalui kegiatan praktik peraturan baris berbaris, tata upacara sipil, dan
keprotokolan, bermain peran sebagai badan pengumpul keterangan,
kemudian diakhiri dengan melakukan kegiatan ketangkasan fisik dan
penguatan mental dengan penekanan pada aspek kedisiplinan,
kepemimpinan, kerjasama, dan prakarsa menggunakan metode-metode
pembelajaran di alam terbuka dalam rangka membangun komitmen dan
loyalitas terhadap negara dalam menjalankan tugas sebagai PNS
profesional pelayan masyarakat.
Tujuan / Hasil Belajar 1. Peserta mampu memahami kerangka bela negara dalam Latsar
CPNS dan kemampuan awal kesiapsiagaan bela negara
2. Peserta mampu menyusun rencana aksi bela negara dan melakukan
kegiatan kesiapsiagaan bela negara
Indikator Hasil Belajar 1. Menjelaskan kerangka bela negara dalam Latsar CPNS;
2. Menjelaskan kemampuan awal kesiapsiagaan bela negara
3. Menyusun rencana aksi bela negara; dan
4. Melakukan kegiatan kesiapsiagaan bela negara
Materi Pokok 1 Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara
a. Konsep Kesiapsiagaan Bela Negara
b. Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Latsar CPNS
c. Manfaatan Kesiapsiagaan Bela Negara
d. Keterkaitan Modul 1, Modul 2, dan Modul 3
Materi Pokok 2 Kemampuan Awal Bela Negara
a. Kesehatan Jasmani dan Mental
b. Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental
c. Etika, Etiket dan Moral
d. Kearifan Lokal
Materi Pokok 3 Rencana Aksi Bela Negara
a. Program Rencana Aksi
b. Penyusunan Rencana Aksi Bela Negara
Materi Pokok 4 Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara
a. Baris Berbaris dan Tata Upacara
b. Keprotokolan c. Kewaspadaan Dini
d. Membangun Tim
e. Caraka Malam dan Api Semangat Bela Negara
…
Keterkaitan Mata Keterkaitan mata pelatihan ini dengan agenda adalah Sebagai Bahan
Pembelajaran Kesiapsiagaan Bela Negara yang disusun sebagai pedoman
Pelatihan dengan Agenda
bagi penyelenggara, tenaga pengajar, dan peserta dalam proses belajar
mengajar pada Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS. selanjutnya bermfaat
dalam memberikan penanaman nilai-nilai ke-Indonesiaan kepada seluruh
ASN PPPK agar mampu menjadi abdi negara dan abdi masyarakat yang
selalu mengupayakan pelaksanaan fungsi utama ASN yaitu sebagai
pelayan publik, pelaksana kebijakan publik dan untuk senantiasa menjadi
perekat dan permersatu bangsa dimanapun tempat bekerja.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN BERORIENTASI PELAYANAN
Oleh :
CHAIRUL SALEH, S.T
Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai
berorientasi Pelayanan pada ASN melalui substansi pembelajaran
yang terkait dengan bagaimana memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat; ramah, cekatan, solutif, dan dapat
diandalkan; serta melakukan perbaikan tiada henti. Materi-materi
pokok yang disajikan pada modul ini masih bersifat umum sehingga
dapat dikembangkan dan diperinci lebih lanjut.
Tujuan / Hasil Belajar 1. Memahami dan menjelaskan pelayanan publik secara
konseptual/teoretis;
2. Memahami dan menjelaskan panduan perilaku (kode etik)
nilai berorientasi Pelayanan, serta memberikan contoh
perilaku spesifik yang kontekstual dengan jabatan dan/atau
organisasinya;
3. Mengaktualisasikan nilai Berorientasi Pelayanan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya masing-masing; dan
4. Menganalisis kasus dan/atau menilai contoh penerapan
berorientasi Pelayanan secara tepat.
Indikator Hasil Belajar 1. Menjelaskan tentang konsep pelayanan
2. Membengun budaya pelayanan prima
3. Menjelaskan nilai-nilai pelayanan
Materi Pokok 1 Pelayanan public sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan
publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Dan pelayanan publik yang
baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk
merespons berbagai kebutuhan masyarakat. Dalam pelayanan
penyelenggara pelayanan public dilingkungan birokrasi. Yang
bersifat partisipasi, trasparan, responsif, tidak diskriminatif , mudan
dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel dan berkeadilan.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN AKUNTABEL
Oleh :
CHAIRUL SALEH, S.T
Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan Dalam Mata Diklat Akuntabel, secara substansi pembahasan
berfokus pada pembentukan nilai-nilai dasar akuntabilitas. Peserta
diklat akan dibekali melalui substansi pembelajaran yang terkait
dengan pelaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi, penggunaan kekayaan dan barang
milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien serta
tidak menyalahgunakan kewenangan jabatannya.
Tujuan / Hasil Belajar Menjelaskan akuntabel secara konseptual-teoritis yang
bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan;
Menjelaskan panduan perilaku (kode etik akuntabel);
Memberikan contoh perilaku dengan pelaksanaan tugas
dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi, penggunaan kekayaan dan barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien serta
tidak menyalahgunakan kewenanngan jabatan
Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan
Indikator Hasil Belajar 1. Menjelaskan pengertian akuntabilitas
2. Menjelaskan aspek-aspek akuntabilitas terhadap pelayanan
3. Menjelaskan konteks akuntabel dalam pemerintahan
Materi Pokok 1 Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak
mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata
akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting,
tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
banyak
hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut
memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks
ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada public
Materi Pokok 2 Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh
banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi
sebuah negara. Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh
semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanang kepada
masyarakat. Walaupun Akuntabilitas dan Integritas adalah faktor
yang sangat penting dimiliki dalam kepimpinan, Integritas menjadi
hal yang pertama harus dimiliki oleh seorang pemimpin ataupun
pegawai negara yang kemudian diikuti oleh Akuntabilitas. Menurut
Matsiliza (2013), pejabat ataupun pegawai negara, memiliki
kewajiban moral untuk memberikan pelayanan dengan etika terbaik
sebagai bagian dari budaya etika dan panduan perilaku yang harus
dimiliki oleh sebuah pemerintahan yang baik.
Materi Pokok 3
Materi Pokok 4
…
Keterkaitan Mata Keterkaitan mata pelatihan ini adalah sama sama yang berkaiatan
dengan tanggung jawab tetapi dengan arti yang berbeda.
Pelatihan dengan Agenda
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban
yang harus dicapai.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN KOMPETEN
Oleh:
CHAIRUL SALEH, S.T
Deskripsi Mata Pelatihan Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan
nilai Kompeten pada peserta melalui substansi pembelajaran
yang terkait dengan peningkatan kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain
belajar serta pelaksanaan tugas dengan kualitas terbaik
Keterkaitan Mata cakupan materi pada pelatihan ini memiliki keterkaitan antar topik.
Sehingga pada materi Kompeten memberikan edukasi terhadap peserta
Pelatihan dengan Agenda pelatih agar bias meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
segala tantangan.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN HARMONIS
Oleh :
CHAIRUL SALEH, S.T
Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan Topik pelatihan ini sangat penting bagi ASN sebagai jawaban bagi
isu penguatan Sumber Daya Manusia. Branding ASN yang telah
dikenal yaitu Bangga Melayani Bangsa harus mau terus belajar
untuk mengembangkan kompetensinya bagi masyarakat.
Meningkatkan kompetensi diri bagi seorang ASN menjadi faktor
penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif.
Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola
dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk
mewujudkannya dalam kinerja.
Tujuan / Hasil Belajar Mata pelatihan ini bertujuan membentuk ASN yang mampu
mengaktualisasikan nilai harmonis dalam pelaksanaan tugas dan
jabatannya.
Indikator Hasil Belajar 1. Memahami dan menjelaskan keanekaragaman bangsa Indonesia
serta dampak, manfaat dan potensi disharmonis di dalamnya.
2. Menjelaskan dan menerapkan nilai harmonis sesuai kode etik
ASN secara konseptual dan teoritis
3. Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan harmonis
secara tepat.
Materi Pokok 1 Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia
Keaneka ragaman suku bangsa itu dapat dipahami disebabkan karena
kondisi letak geografis Indonesia yang berada di persimpangan dua benua
dan samudra. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya percampuran ras,
suku bangsa, agama, etnis dan budaya yang membuat beragamnya suku
bangsa dan budaya diseluruh indonesia.
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap
kehidupan yang meliputi aspek aspek sebagai berikut:
1. Kesenian
2. Religi
3. Sistem Pengetahuan
4. Organisasi social
5. Sistem ekonomi
6. Sistem teknologi
7. Bahasa.
Materi Pokok 2 Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN
Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai
faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh,
seharusnya terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang manusia,
kalau tidak, maka belum tentu orang itu dapat disebut sebagai satu
pribadi. Dapat dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad
pertengahan pengertian harmoni tidak mengikuti pengretian yang
pernah ada sebelumnya, harmoni tidak lagi menekankan pada
urutan bunyi dan nada yang serasi, tetapi keserasian nada secara
bersamaan. Singkatnya Harmoni adalah ketertiban alam dan
prinsip/hukum alam semesta.
Materi Pokok 3 Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis
Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN ada dua
belas kode etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
Materi Pokok 4 Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
…
Keterkaitan Mata Keterkaitan pelatihan ini adalah ASN harus berperilaku selaras dengan
lingkungannya. Lingkungan yang harmonis akan membuat ASN tenang,
Pelatihan dengan Agenda menciptakan suasana kerjasama, dan meningkatkan produktivitas demi
pelayanan yang baik kepada masyarakat.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN LOYAL
Oleh :
CHAIRUL SALEH, S.T
Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan Mata Pelatihan ini merupakan bagian dari Pembelajaran Agenda II
Pelatihan Dasar CPNS yang dalam penyampaiannya dapat dilakuan
secara terintegrasi dengan 6 (enam) Mata Pelatihan Agenda II yang
lainnya, baik pada fase pembejalaran mandiri, jarak jauh maupun
klasikal. Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi
pembentukan nilai Loyal, sehingga peserta memiliki dedikasi yang
tinggi dan senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara pada saat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai PNS.
Tujuan / Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta mampu mengaktualisasikan
nilai loyal (berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai PNS
Indikator Hasil Belajar a. Menjelaskan loyal secara konseptual-teoritis yang berdedikasi
dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara;
b. Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) loyal;
c. Mengaktualisasikan Loyal Dalam Konteks Organisasi
Pemerintah;
d. Menganalisis kasus dan/atau menilai contoh penerapan loyal
secara tepat pada setiap materi pokok.
Materi Pokok 1 KONSEP LOYAL
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Materi Pokok 4 Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
…
Keterkaitan Mata Keterkaitan mata pelatihan ini adalah bahwa seorang ASN juga harus
memiliki sifat loyal. Loyal artinya setia. Dalam menjalankan tugas sebagai
Pelatihan dengan Agenda ASN, para peserta pelatihan diharapkan mampu untuk menunjukkan rasa
kesetiaannya melalui taat pada aturan, bekerja dengan integritas, tanggung
jawab pada organisasi, kemauan bekerja sama, rasa memiliki yang tinggi,
kesukaan terhadap pekerjaan, keberanian untuk tidak setuju, serta menjadi
teladan bagi pegawai lain.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN ADAPTIF
Oleh :
CHAIRUL SALEH, S.T
Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan Adaptif merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan tugas -
tugas jabatan di sektor publik, yaitu seperti lingkungan strategis,
Perubahan iklim, Perkembangan teknologi dan lain-lain. Kemampuan
beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuh kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Dalam
organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal,
yaitu tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab,
unsur kepemimpinan dan lainnya.
Tujuan / Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mata pelatihan ini, peserta diharapan
mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai- nilai adaptif dalam
pelaksanaan tugas jabatann
Indikator Hasil Belajar 1. Memahami pentingnya mengapa nilai-nilai adaptif perlu
diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
2. Menjelaskan adaptif secara konseptual-teoritis yang terus
berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta menghadapi
perubahan;
3. Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) adaptif;
4. Memberikan contoh perilaku dengan cepat menyesuaikan diri
menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan
kreativitas, bertindak proaktif; dan
5. Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan adaptif secara
Tepat
Materi Pokok 1 Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan
oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif
perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di
sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis,
kompetisi yangterjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim,
perkembangan teknologi dan lain sebagainya. Kebutuhan
kemampuan beradaptasi ini juga berlaku bagi individu dan
organisasi dalam menjalankn fungsinya. Dalam hal ini organisasi
maupun individu menghadapi permasalahan yag sama, yaitu
peruahan lingkungan yang konstan, sehingga karakterisktik adaptif
dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun
individual.
…
Keterkaitan Mata Adaptif merupkan nilai dasar ASN. Adaptif adalah karakteristik alami yang
Pelatihan dengan Agenda dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala
perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi
yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan. Budaya adaptif dalam pemerintahan
merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan
menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal
yang berkesinambu
RINGKASAN
MATA PELATIHAN KOLABORATIF
Oleh :
CHAIRUL SALEH, S.T
Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan Kolaborasi adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan pihak -
pihak tertentu yang berbeda, dalam berbagi pengetahuan yang
direncanakan dan disengaja yang menjadi tanggung jawab semua pihak
dan bertujuan untuk lebih kompetitif dengan mengembangkan rutinitas
bersama. Teoriparabolic yang dikenalkan oleh caiden (2009),
mengungkapkan bahwapatologi birokrasi muncul karena birokratisasi
telah melampui batasoptimalnya. Formalisasi, hierarkhi, imparsonal,
serta spesialisasi,merupakan elemen dari birokrasi weberian yang apabila
diterapkanpada batas optimalnya akan menciptakan keteraturan.
Namun, apabilamelampui batas optimalnya akan menciptakan birokrasi
yang lambatdan memunculkan berbagai patologi birokrasi. Kolaborasi
kemudian menjadi solusi dari berbagai fragmentasi dan silomentality.
Modul ini hadir untuk memberikan pengetahuan tentangkolaborasi
khusunya di birokrasi pemerintah. Internalisasi materi yang ada dalam
modul ini diharapkan dapat membentuk karakter ASN yang kolaboratif.
Fragmentasi dan silo mentality yang menjadi imagenegatif dari birokrasi
pemerintah pada akhirnya dapat dikikis
Tujuan / Hasil Belajar Tujuan dari pembelajaran ini untuk membentuk kompetensidasar CPNS
terkait pelaksanaan kolaborasi. Setelah mengikutipembelajaran, peserta
diharapkan dapat memiliki pengetahuan sertamampu membangun
kolaborasi untuk mendukung tujuan organisasi
Indikator Hasil Belajar a. Menjelaskan berbagai konsep kolaborasi, collaborative governance,
serta Whole of Government
b. Dapat menganalisis praktik kolaborasi di organ
Materi Pokok 1 DEFENISI KOLABORASI Kolaborative adalah proses kerjasama.
Berkaitan dengan definisi akan dijelaskan mengenai beberapa
definisi kolaborasi dan colaboratif governance. Dyeer and sing
(1998 dalam, Celik et al 2019) mengungkapkan bahwa “ kolaborasi
adalah value generated from and alianci between two or more frims
aiming to become more competitive by developing shared routines
Materi Pokok 3
Materi Pokok 4
…
Keterkaitan Mata Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh ASN . Sekat-
Pelatihan dengan Agenda sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat
dihilangkan. ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan
yang dapat mewujudkan harapan tersebut Pendekatan WoG yang telah
berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga
terwujud di Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga /Pemerintah
Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan
bangsa dan negara Indonesia.
RINGKASAN
MATA PELATIHAN SMART ASN
Oleh :
CHAIRUL SALEH, S.T
Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan Dalam modul ini, peserta akan diajak untuk berpikir secara kritis terkait
pemahaman konsep efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu di bidang
komunikasi. Oleh karena itu, pahamilah setiap dasar kompetensi yang
harus peserta kuasai, beserta indikator keberhasilan dan sejumlah
capaian belajar untuk mengukur pemahaman peserta tentang
modul.Melalui modul ini, peserta akan dinilai kemampuannya
dalammengaktualisasikan nilai-nilai dasar literasi d
Tujuan / Hasil Belajar Kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui modul ini adalah
pembentukan karakter yang efektif, efisien, inovatif, dan memiliki kinerja
yang bermutu, dalam penyelenggaraan program pemerintah, khususnya
program literasi digital, pilar literasi digital, sampai implementasi literasi
digital dalam kehidupan bersosial dan dunia kerja
Indikator Hasil Belajar 1. Memiliki pemahaman mengenai literasi digital
2. Mengenali berbagai bentuk masalah yang ditimbulkan akibat
kurangnya literasi digital
3. Mampu mengimplementasikan materi literasi digital pada kehidupan
sehari-hari bagi pesert
4. Mampu mengaplikasikan materi literasi digital dana kehidupan sehari-
hari bagi peserta
5. Menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kecakapan,
keamanan, etika, dan budaya dalam bermedia digital
Materi Pokok 1 LITERASI DIGITAL
Sesuai dengan 5 arahan presiden dalam upaya percepatan
transformasi digital, pengembangan SDM merupakan salah satu
fokus Presiden. Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada
Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa
transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang
akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja,
beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya
luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke daring yang
akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat
digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung
jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi Presiden Jokowi untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penilaiannya
dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital (digital
ethics), budaya menggunakan digital (digital culture),
menggunakan media digital dengan aman (digital safety), dan
kecakapan menggunakan media digital (digital skills).
Implementasi Literasi Digital Kerangka kerja literasi digital untuk
kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethics,
dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan
sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan
afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Materi Pokok 2 PILAR LITERASI DIGITAL Literasi digital memiliki 4 pilar wajib yang harus
dikuasai oleh para peserta CPNS yang terdiri dari etika, keamanan,
budaya, dan kecakapan dalam bermedia digital. Keempat pilar tersebut
digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi kognitif dan afektif
masyarakat dalam menguasai teknologi digital. Etika bermedia digial
adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika
bermedia digital :
Mata Pelatihan :
Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola
aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini
merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan
untuk membangun aparat sipil negara yangmemiliki integritas,
profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari
praktek KKN, serta mampu= menyelenggarakan pelayanan publik yang
berkualitas bagi masyarakat. UU ASN mencoba meletakkan beberapa
perubahan dasar dalam manajemen SDM. Pertama, perubahan dari
pendekatan personel administration yang hanya berupa pencatatan
administratif kepegawaian kepada human resource management yang
menganggap adalah sumber daya manusia dan sebagai aset negara yang
harus dikelola, dihargai, dan dikembangkan dengan baik. Kedua,
perubahan dari pendekatan closed career system yang sangat
berorientasi kepada senioritas dan kepangkatan, kepada open career
system yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi ASN dalam
promosi dan pengisian jabatan. UU ASN juga menempatkan pegawai ASN
sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar pelayanan profesi,
nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi, pendidikan dan
pengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi yang dapat
menjaga nilai-nilai dasar profes
Tujuan / Hasil Belajar Setelah mengikuti mata Pelatihan ini, peserta diharapkan mampu
memahami kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN,
konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN, dan pengelolaan ASN
Indikator Hasil Belajar 1. Memahami dan menjelaskan bagaimana kedudukan, peran, hak dan
kewajiban, dan kode etik ASN
2. Konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN
3. Mekanisme pengelolaan
Materi Pokok 1 Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
a. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN
untukmenghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan
PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap belum
sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut.
c. Hak dan Kewajiban
ASN Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi
oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU
ASN sebagai berikut
PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas
2) cuti
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1) gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan
4) pengembangan kompetensi
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1) jaminan kesehatan
2) jaminan kecelakaan kerja
3) jaminan kematian
4) bantuan hukum
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang
bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu
yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang
disebutkan dalam UU ASN adalah:
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah
2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang
4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN Dalam UU ASN
disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku
ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab,
dan berintegritas tinggi
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundangundangan dan etika
pemerintahan
Materi Pokok 2 Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan”.
Pengelolaan SDM/ASN dilakukan untuk memotivasi dan juga
meningkatkan produktivitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sehingga mampu berkontribusi pada pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Organisasi membutuhkan pegawai yang jujur, kompeten dan
berdedikasi. Untuk mendapatkan profil pegawai yang produktif, efektif
dan efisien tersebut diperlukan sebuah sistem pengelolaan SDM yang
mampu memberikan jaminan „keamanan‟ dan „kenyamanan‟ bagi
individu yang bekerja di dalamnya. Sebuah sistem yang efisien, efektif,
adil, terbuka/transparan, dan bebas dari kepentingan
politik/individu/kelompok tertentu. Konsep Sistem Merit menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan ASN. Sistem merit pada
dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan
diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam
pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi
individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja).
Sistem merit mendukung keberadaan prinsip akuntabilitas yang saat ini
menjadi tuntutan dalam sektor publik. UU ASN secara jelas
mengakomodasi prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASP.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan motor penggerak pemerintahan,
pilar utama dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan publik yang
secara langsung maupun tidak langsung bersinggungan dengan
masyarakat.
Materi Pokok 3
Materi Pokok 4
…
Keterkaitan Mata Untuk mengetahui Kedudukan Peran PPPK untuk Mendukung
Pelatihan dengan Agenda terwujudnya Smart Governance sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undanagn berlaku maka harus mengetahuo terlebih dahulu
manajemen ASN, Kita ketahui bahwa manajemen ASN adalah
pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilaidasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Didalam manajemen ASN
terdapat peran, fungsi, kode etik hak dan kewajiban ASN