Anda di halaman 1dari 3

a.

Prosedur awal

Titik awal setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien.
Memahami signifikansi siklus pembelian bagi entitas memberikan konteks bagi penaksiran risiko.
Memahami faktor pendorong ekonomi perusahaan, syarat perdagangan standar, pengalaman
penagihan klien dan industri, aspek musiman dari industri tersebut, serta luas konsentrasi bisnis dengan
pemasok tertentu memberikan konteks bagi evaluasi hasil-hasil prosedur analitis, uji pengendalian, dan
uji substantif.

b. Prosedur analitis

Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas saldo utang
usaha, hubungan utang usaha dengan rekening kunci lain seperti pembelian, dan sediaan. Beberapa
prosedur analitis yang dapat dilaksanakan untuk memberikan bukti tentang usaha telah disajikan dalam
Tabel 5.3 (Hal 5.11). Penurunan abnormal rasio hari perputaran utang usaha atau kenaikan tak terduga
rasio lancar dapat menjadi indikator kurang saji utang. Prosedur analitis dilakukan pada fase akhir
penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi pada uji detail konsisten dengan gambaran
menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

c. Uji detail transaksi

Terdapat lima uji detail substantif utama untuk transaksi utang usaha. Perhatian utama auditor ketika
melakukan uji ini tertuju pada deteksi kurang saji utang dan utang yang tidak tercatat. Luasan tiap uji
yang dilakukan bervariasi sesuai dengan level risiko deteksi yang dapat diterima yang ditetapkan untuk
asersi terkait.

1) Menelusuri utang tercatat ke dokumentasi pendukung

Dalam pengujian ini, ayat kredit ke utang usaha ditelusuri ke dokumentasi pendukung dalam arsip klien,
seperti voucher, faktur pemasok, laporan penerimaan, dan order pembelian. Debit ke utang usaha
ditelusuri ke dokumentasi transaksi pengeluaran kas, seperti cek pembayaran, atau memoranda dari
pemasok yang berhubungan dengan return pembelian dan cadangan. Beberapa penelusuran dapat
dilakukan selama kerja interim sebagai bagian dari uji bertujuan ganda bersama dengan penelusuran
dari dokumen sumber ke catatan akuntansi.

Luasan penelusuran berhubungan langsung dengan kesimpulan auditor tentang risiko bawaan, risiko
prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Uji ini terutama memberikan bukti untuk tujuan audit khusus
terkait dengan empat dari lima asersi, kecuali kelengkapan. Uji ini kurang dapat diterapkan untuk asersi
kelengkapan karena, meskipun dapat mendeteksi pengurangan utang tercatat yang tidak wajar melalui
debit yang tidak valid, uji ini tidak akan mendeteksi utang yang tidak pernah dicatat.

2) Melakukan uji pisah batas


Uji pisah batas meliputi menentukan bahwa transaksi pembelian yang terjadi mendekati tanggal neraca
dicatat pada periode yang benar. Uji ini dapat dilakukan dengan menelusuri tanggal laporan penerimaan
ke register voucher dan menelusuri jurnal ke dokumentasi pendukung. Pengujian biasanya mencakup
periode lima sampai sepuluh hari usaha sebelum dan sesudah tanggal neraca. Bukti dari uji tersebut
berhubungan dengan asersi keberadaan atau keterjadian dan kelengkapan utang usaha.

Pertimbangan khusus harus diberikan kepada barang dalam perjalanan pada tanggal neraca. Barang
yang dikirimkan FOB (free on board) titik pengiriman harus dimasukkan dalam sediaan dan utang usaha
pembeli. Sebaliknya, barang dalam perjalanan yang dikirimkan FOB tujuan harus tetap dalam sediaan
penjual dan dikeluarkan dari sediaan dan utang usaha pembeli sampai datangnya ke bagian penerimaan
pembeli. Dalam melakukan uji ini, auditor harus menentukan apakah pisah batas yang tepat dicapai
dalam pengambilan sediaan dan juga dalam pencatatan transaksi pembelian.

3) Melakukan pencarian utang yang tidak tercatat

Pencarian utang yang tidak tercatat terdiri atas prosedur yang dirancang khusus untuk mendeteksi
kewajiban yang tidak tercatat yang signifikan pada tanggal neraca. Jadi, ini berhubungan dengan asersi
kelengkapan utang usaha.

Prosedur yang lazim meliputi pemeriksaan pembayaran kemudian yang terdiri atas pemeriksaan
dokumentasi cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayarkan setelah tanggal neraca. Jika
dokumentasi mengindikasikan bahwa pembayaran adalah untuk kewajiban yang ada pada tanggal
neraca, pembayaran tersebut dilacak ke daftar utang usaha agar menentukan apakah sudah
dimasukkan. Uji ini dilakukan menjelang berakhirnya kerja lapangan untuk memperbesar kesempatan
menemukan bukti tentang utang usaha yang dengan sengaja atau tidak dikeluarkan dari daftar utang
usaha pada tanggal laporan.

d. Uji detail saldo

Dua pengujian yang termasuk dalam kategori ini meliputi :

1) Konfirmasi utang usaha

Prosedur ini bersifat opsional karena:

a) konfirmasi utang tidak memberi kepastian bahwa utang tidak tercatat akan terungkap, dan

b) bukti eksternal dalam bentuk faktur dan laporan bulanan sudah tersedia.

Konfirmasi utang usaha dianjurkan jika risiko deteksi rendah, terdapat pemasok dengan saldo besar,
atau perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya. Seperti juga dengan konfirmasi piutang,
auditor harus mengawasi pembuatan dan pengiriman konfirmasi utang dan harus menerima jawaban
langsung dari responden.
Jika konfirmasi utang dilaksanakan, rekening dengan saldo nol atau kecil harus disertakan dalam
konfirmasi karena kemungkinan kurang saji. Di samping itu, konfirmasi harus dikirimkan ke pemasok
besar yang

a) digunakan pada tahun sebelumnya, tetapi tidak pada tahun berjalan dan

b) tidak mengirimkan laporan bulanan.

2) Merekonsiliasi utang yang tidak terkonfirmasi ke laporan pemasok

Pada kebanyakan kasus, pemasok memberikan laporan bulanan yang tersedia pada arsip klien. Jumlah
terutang kepada pemasok per daftar utang usaha klien direkonsiliasi dengan laporan tersebut. Bukti
yang diperoleh dari prosedur ini setara dengan yang diperoleh dari konfirmasi, tetapi kurang andal
karena laporan bulanan dikirim ke klien bukannya langsung ke auditor. Di samping itu, laporan bulanan
kemungkinan tidak tersedia pada beberapa pemasok.

e. Uji detail pengungkapan

Tabel 5.7 (Hal 5.48) menyajikan sejumlah uji pengungkapan untuk siklus pengeluaran. Auditor harus
memahami penyajian dan pengungkapan laporan menurut standar akuntansi. Utang usaha harus
diidentifikasi dan diklasifikasikan ke dalam utang lancar. Jika saldo utang lancar meliputi pembayaran di
muka yang material ke beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa di masa mendatang,
jumlah tersebut harus diklasifikasi ulang sebagai uang muka ke pemasok dan dimasukkan ke dalam aset.
Di samping itu, pengungkapan dapat diharuskan untuk jaminan utang dan utang pihak istimewa,
komitmen pembelian, dan utang kontinjen. Jadi, penyajian dan pengungkapan manajemen harus
dibandingkan dengan yang diharuskan standar akuntansi. Bukti yang relevan dengan hal tersebut dapat
diperoleh dengan menyelidiki manajemen dan memeriksa notulen rapat dewan direksi dan perjanjian
utang. Bukti juga dapat dikumpulkan melalui prosedur audit yang dilakukan untuk asersi yang lain.

F. JASA PENUGASAN YANG LAIN

Standar audit tidak mengharuskan auditor untuk melakukan jasa penugasan yang lain. Akan tetapi,
auditor dapat mengembangkan spesialisasi industri sehingga mampu memahami kecenderungan
industri dan dengan lebih baik mengidentifikasi risiko terkait dengan laporan keuangan yang tidak
menyajikan posisi keuangan, hasil operasi, atau arus kas yang wajar.

Dengan berbekal pengetahuan yang dikembangkannya, auditor dapat memberikan jasa bernilai tinggi
bagi klien audit. Misalnya, mengidentifikasi masalah arus kas atau mengembangkan visi bagaimana
membuat arus kas yang positif.

Anda mungkin juga menyukai