Anda di halaman 1dari 34

BAB II

PERKEMBANGAN GLOBAL SAEMAUL UNDONG

2.1 Saemaul Undong di Korea Selatan

2.1.1 Latar belakang Saemaul Undong di Korea Selatan.

Korea Selatan termasuk ke dalam salah satu negara yang mendapat dampak

kemiskinan setelah mengalami perang saudara di tahun 1950-1953, Setelah perang

Koreaiberakhir hanya menyisakan desa-desa dengan keadaan rusak, tanah terlantar,

serta sekitar 48 juta warga miskin dan kurang makan. Korea Selatan mengalami

kerugian bahkan termasuk ke dalam salah satu dari negara-negara termiskin di dunia.

Negara yang ekonomi utamanya bergantung pada pertanian ini mengalami produksi

berskala kecil dalam penanaman padinya. Hal ini terjadi akibat teknologinya yang

ketinggalan zaman, kurangnya fasilitas irigasi, banjir, serta para petani yang putus asa

karena pendapatannya rendah. Dari titik kehancuran di tahun 1953, Korea Selatan

berusaha keras untuk menata perekonomiannya. Sampai tahun 1960-an, daerah

pedesaan Korea tetap dalam kemiskinan dan siklus yang ketinggalan zaman, oleh

karena itu kehidupan ekonomi sosial Korea sepenuhnya bergantung pada bantuan

Amerika. Negara ini memiliki 70% populasi yang tinggal di daerah pedesaan, dimana

hanya 20% penduduk desa yang memiliki penerangan, 50% nya berada di desa dengan

jalan sempit yang mana kendaraan sulit untuk melintas.27

Seiring berjalannya waktu populasi meningkat sekitar 2,9% per tahun,

pendapatan perkapita nyaris tidak berubah. Pertumbuhan pertambangan dan

PHẠM THỊ OANH*, 2011, PHONG TRÀO LÀNG MỚI SAEMAUL Ở HÀN QUỐC: QUÁ
27

TRÌNH PHÁT TRIỂN VÀ THÀNH TỰU, jurnal, hal. 104

25
manufaktur rata-rata hanya sekitar 9% per tahun. Salah satu penyebab

perlambatan perekonomian negara ini adalah program stabilisasi keuangan yang

telah diterapkan secara paksa pada tahun-tahun sebelumnya . Memasuki tahun

1962 - 1966, rencana pembangunan ekonomi lima tahun pertama diluncurkan,

yang mana pemerintah Korea memperkenalkan sejumlah langkah untuk

mengembangkan daerah pedesaan. Namun, masyarakat Korea di pedesaan tidak

melihat adanya peningkatan nyata dalam kehidupan mereka. Bahkan, kesenjangan

pendapatan antara daerah perkotaan dengan pedesaan semakin memburuk. Rata-

rata pertumbuhan pertahun di lima tahun pertama rencana pembangunan ini

adalah 7,8%, sedangkan sektor pertanian hanya tumbuh 5,3% per tahun. Situasi

semakin memburuk ketika tingkat pertumbuhan pertahun sektor pertanian selama

rencana pembangunan lima tahun kedua dijalankan pada tahun 1967-1971 hanya

2,5%, dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di kota yang mencapai 10,5%

selama periode itu. Keberhasilan sektor industri dalam dua rencana pembangunan

lima tahun pertama dan kedua telah memperlebar kesenjangan pendapatan antara

penduduk pedesaan dan perkotaan. Pendapatan rata-rata petani pedesaan lebih

rendah dari pendapatan daerah perkotaan pada tahun 1962, yang awalnya rata-rata

71% menjadi 61% pada tahun 1970. Selain itu, 67% petani yang memiliki lahan

kurang dari satu hektar pada saat itu hanya menerima 50% dari pendapatan yang

diperoleh masyarakat kota.28

Kondisi ekonomi yang buruk di daerah pedesaan telah menyebabkan migrasi

penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan. Populasi pertanian aktif merupakan 70%

dari total populasi. Namun, pada tahun 1970, jumlah ini turun menjadi 46% dari total

28
Korean Overseas Information Center. (1983). Facts About Korea. Seoul: Korean Overseas
Information Center.

26
penduduk pedesaan. Hal ini menimbulkan permasalahan dan ketegangan di wilayah

perkotaan, khususnya kependudukan dan permasalahan perkotaan lainnya. Kurangnya

sumber daya manusia merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh masyarakat

pedesaan karena kondisi sosial yang buruk akibat pertumbuhan ekonomi dan

perubahan penduduk yang cepat di daerah pedesaan. Sumber daya manusia di pedesaan

menurun karena sebagian besar lansia dan perempuan masih tinggal di pedesaan, yang

berarti tidak ada kepemimpinan yang efektif karena orang-orang yang masih cukup

muda mulai berpindah ke daerah perkotaan.29

Menghadapi dampak dari dua program perencanaan lima tahun yang telah

menciptakan kesenjangan ekonomi antara daerah pedesaan dan perkotaan,

pemerintah Korea Selatan telah meminta menteri dalam negeri untuk membentuk

departemen perencanaan masyarakat dan dewan penasihat yang baru. President

Park Chung Hee menyadari bahwa stabilitas dan pembangunan negara akan sulit

dicapai jika daerah pedesaan tidak stabil. Tetapi potensi keuangan negara terbatas,

dan pemerintah sendiri tidak dapat meningkatkan dan mengembangkan daerah

pedesaan, masalah utamanya adalah bagaimana cara mendorong sumber daya

internal di masyarakat pedesaan untuk memicu gagasan kemandirian, kerja sama,

kepemilikan proaktif terhadap kehidupan petani. 30

Selama perjalanan untuk memeriksa daerah banjir di selatan negara Korea,

Presiden Park Chung Hee sangat tersentuh ketika dia menyaksikan kemandirian

para petani yang memiliki rasa solidaritas untuk mengatasi kerusakan banjir tanpa

dukungan pemerintah seperti memperbaiki jalan, memperbaiki keadaan sawah

yang rusak akibat banjir dan mengupayakan perbaikan desanya dengan dana yang

29
Nahm, A. C. (1993). Introduction to Korean History and Culture. Seoul: Hollym Corporation.
30
Foreign Trade Regimes and Economic Development: South Korea, diakses melalui
https://econpapers.repec.org/RePEc:nbr:nberbk:fran75-1

27
seadanya.31 Akhirnya pada 22 April 1970, Presiden Park Chung Hee mengadakan

pertemuan dengan gubernur provinsi untuk membahas pemulihan bencana, ia

meluncurkan gerakan untuk meningkatkan desa baru, mulai dari mendorong orang

untuk mandiri, kooperatif serta memperbaiki lingkungan hidup pedesaan. Gerakan

ini diberi nama "Saemaul Undong-New Village Movement" dan dikerahkan secara

nasional di bawah arahan Pemerintah dan orang-orang secara aktif ikut

berpartisipasi32.

Gerakan Saemaul Undong (SMU) dapat diartikan sebagai gerakan desa baru

yang merupakan gerakan untuk mengembangkan dan memodernisasikan daerah

pedesaan. Dalam bahasa Korea, "saemaul" adalah kata majemuk. "Sae" berarti

"baru/lebih baik", "maul" berarti "desa". Dari sini gerakan desa baru yang di maksud

bukan hanya sebuah desa, tetapi memiliki makna lebih luas yaitu ruang lingkup yang

lebih baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, dengan kata lain gerakan ini adalah

sebuah komunitas sosial.33 Pada awal 1970-an, Saemaul Undong hanya ada di Provinsi

Gyeongsangbuk-do dan di awali dari 4 desa yaitu Munseong, Gigye-myeon, Buk-gu

dan Pohang-si. Desa Munseong ini tergolong desa dengan kondisi tanah tandus yang

mana masyarakatnya merasa bahwa kemiskinan merupakan sebuah takdir yang harus

mereka terima. Tetapi pemikiran masyarakat desa mulai berubah ketika Hong-Seong-

Pyo yang merupakan kepala desa Munseong mengajak penduduknya untuk

memperbaiki sistem pengairan di Gigye-chon agar pertanian tidak lagi bergantung pada

air hujan. Akhirnya pembangunan pompa air dan sistem irigasi berhasil dilaksanakan

sehingga semakin banyak partisipasi dari masyarakat Munseong pada pembangunan

31
Op.Cit, PHẠM THỊ OANH*, 2011, hal.105
32
Korea's Development Experience : Saemaul Undong Pamphlet
33
Dongier P, Domelen J. V, Ostrom E, Ryan A, Wakeman W, Bebbington A, et al, 2003,
Community Driven Development, World Bank Poverty Reduction Strategy.

28
berikutnya. Diantara program pembangunan tersebut mereka juga turut melakukan

perluasan jalan serta membuat peternakan unggas. Tidak hanya perbaikan infrastruktur

saja melainkan secara psikologis masyarakat mulai mengubah pola pikirnya dengan

kabiasaan menjalankan kerjasama, karena mereka meyakini bahwasannya mereka akan

mampu melakukan perbaikan apapun termasuk memperbaiki kehidupan mereka

asalkan secara bersama-sama. Tentunya gerakan ini tak lepas dari adanya dukungan

pemerintah Korea Selatan melalui insentif terhadap inisiatif-inisiatif masyarakat.34

Keberhasilan desa Munseong dalam meningkatkan pembangunan berdasarkan

keinginan bersama kemudian di utarakan kepada Kementrian Budaya dalam Negeri

Korea Selatan yang akhirnya menghasilkan semboyan “Dimana ada keinginan

disitulah ada jalan”. Dari sinilah akhirnya Pemerintah mengajak aktor-aktor SMU di

berbagai desa untuk memperluas gerakan ini, yang mana dapat dilihat dari kutipan

pertemuan antar Menteri di Korea Selatan pada 17 September 1971 :35

“We must help to spread the New Community Movement to every


part of Korea for the sake of modernization of agricultural communities....
From this moment on, we must base the spirit behind the nation‟s
development on the spirit of the New Community Movement (Saemaeul
Undong), and seek enlightenment from it,...When we cause new ripples in
all levels of our society, we will see the rapid spread of this movement”

Kutipan diatas menunjukan betapa b esarnya dukungan pemerintah Korea

Selatan yang sangat serius dalam penyebaran Saemaul Undong ke berbagai desa

lainnya di Korea Selatan. Tak hanya itu, tujuan lain yaitu didasari pada

pengentasan kesenjangan sosial antara daerah pedesaan dan perkotaan agar

perekonomian negara menjadi stabil. Pemerintah Korea Selatan mulai

34
Pohoang City Hall, 2009, Historical Background, diakses melalui Pohoang Cityhall :
https://web.archive.org/web/20091006010945/http://eng.ipohang.org/En/About/AP08/?navi=AP08
_3
35
Ibid, Pohoang cityhall

29
memasukkan gerakan Saemaul Undong ke seluruh provinsi Korea pada 1980-an.

Munculnya gerakan Saemaul Undong sebagai bentuk pembangunan dengan

semangat gotong royong, disiplin dan kerja keras menjadikan gerakan ini sebagai

kritik terhadap perkembangan masyarakat modern yang mengutamakan

pembangunan ekonomi kapitalis dan tunduk pada pasar.36

Gerakan ini dapat mengatasi permasalahan sektor pertanian yang

dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang sangat besar dalam

dua program pembangunan lima tahun pertama dan kedua (1962-1966 dan 1967-

1971), yang meliputi pengembangan industri Korea Selatan dan perluasan

kapasitas ekspor. Implementasi yang sukses dari dua rencana pembangunan lima

tahun pertama menghasilkan peningkatan 85% dalam produk nasional bruto atau

total pendapatan ekonomi selama dekade tersebut. Dalam dua rencana

pembangunan lima tahun pertama, pendapatan per kapita orang Korea juga

meningkat dari US$91 pada tahun 1961 menjadi US$316,8 pada tahun 1971.37

36
Bimantoro Bryan, 2017, FAKTOR-FAKTOR KOREA SELATAN MENERAPKAN ‘GERAKAN
SAEMAUL UNDONG’ SEBAGAI PARADIGMA ALTERNATIF PEMBANGUNAN, Thesis,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Hal. 3
37
Kim, K. S, 1991, THE KOREAN MIRACLE (1962-1980) REVISITED: MYTHS AND
REALITIES IN STRATEGY AND DEVELOPMENT,Notre Dame: Kellogg Institute.

30
Gambar 2.1 Logo Saemaul Undong

Logo dari SMU mengartikan dari latar belakang logo berwarna hijau,

mewakili revolusi hijau; daun hijau, tiga semangat (ketekunan, kemandirian, kerja

sama); lingkaran kuning, kekayaan dan potensi tak terbatas; batang, stabilitas dan

kemakmuran. Lebih singkatnya gerakan Saemaul Undong ini mengacu pada

gerakan pengembangan masyarakat, yang membangun desa atau komunitas untuk

meningkatkan kualitas hidup penduduk desa berdasarkan semangat ketekunan,

swadaya dan kerjasama, dan pendekatan oleh penduduk desa, penduduk desa dan

penduduk desa"Saemaul" menuju kehidupan yang lebih baru dan lebih baik.

Gerakan ini dimulai pada tahun 1971 berdasarkan pada pengambilan keputusan

mandiri melalui proses perencanaan, implementasi, evaluasi, dan umpan balik ke

fase berikutnya. Inti tujuan dari SMU adalah untuk38:

1. Mengembangkan komunitas sosial yang modern, nyaman dan sesuai.

2. Mendirikan perusahaan yang pekerjanya dapat dibanggakan dan di mana

pertumbuhan berkelanjutan dapat dicapai dalam lingkungan kerja yang

kooperatif dan saling percaya.

38
Korea Saemaul Undong Center, Definition, diakses melalui
https://www.saemaul.or.kr/eng/sub/whatSMU/definition.php

31
3. Mengembangkan dan mengutamakan ketenangan dan kesehatan masyarakat

yang anggotanya dapat menikmati hubungan yang menyenangkan dan

akrab.

4. Membangun bangsa yang terus berkembang yang dapat dibanggakan.

Selain tujuan dari SMU, ada tiga semangat yang terdapat dalam gerakan

SMU39 :

1. Selfhelp, adalah semangat di mana kita mendedikasikan diri kita untuk tugas

dan peran kita tanpa bergantung pada orang lain dan mengatasi kesulitan

apa pun pada diri kita sendiri, dan dengan demikian kita dapat berdiri

dengan sikap kita sendiri.

2. Diligence, adalah semangat di mana kita secara individu atau bersama-sama

memikul tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, dan dengan

demikian kita dapat melakukan yang terbaik untuk menikmati perasaan

dihargai.

3. Cooperation, adalah semangat di mana anggota komunitas bekerja bersama

secara rohani dan fisik untuk mencapai tujuan bersama, dan dengan

demikian kita dapat menyelaraskan kelompok atau komunitas untuk

kesejahteraan bersama.

Kemudian yang dilakukan pemerintah Korea dalam menginisiasi tiga

langkah utama yaitu : Pertama, Pemerintah Korea harus meningkatkan rasa

percaya diri, menghilangkan rasa pasrah, dan memberikan kepercayaan penuh

kepada penduduk desa. Yang kedua, pemerintah Korea memperbaiki kondisi

lingkungan melalui renovasi perumahan dan pengaliran listrik. Terakhir,

39
Korea Saemaul Undong Center, Korea's Development Experience : Saemaul Undong

32
pemerintah Korea mengembangkan ekonomi pedesaan dengan meletakkan dasar

bagi peningkatan produktivitas pertanian dan pendapatan pedesaan. Kemudian

melalui gerakan ini masyarakat telah berhasil membangkitkan keinginannya untuk

maju dan menghidupkan potensi yang dimiliki untuk mendukung pembangunan

yang dijalankan oleh pemerintah.40

Di 10 tahun awal pelaksanaan SMU mulai dijalankan melalui lima tahapan

dengan prioritas berbeda dalam setiap tahapannya41 :

1. Tahap 1 (1970-3): Pemerintah pusat memulai program dengan menyediakan

bahan bangunan ke desa-desa di daerah pedesaan, gratis. Para penduduk

desa bebas menggunakan bahan-bahan ini sesuai kehendak mereka.

Prioritasnya adalah untuk memperbaiki kondisi kehidupan, misalnya dengan

memodernisasi fasilitas toilet dan dapur, dan memperluas jaringan jalan

pedesaan. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan pendapatan rumah

tangga dengan meningkatkan teknik pertanian dan untuk mengubah sikap

orang dengan mempromosikan filosofi ketekunan, berhemat, dan kerja

sama.

2. Tahap 2 (1974-6): Gerakan diperluas untuk mencakup perusahaan dan

pabrik untuk meningkatkan produktivitas mereka dan mendorong

manajemen tenaga kerja yang baik. Prioritasnya sekarang adalah

meningkatkan pendapatan dengan mengidentifikasi peluang ekonomi selain

bertani. Prioritas berikutnya adalah untuk terus mengubah sikap orang untuk

membuat mereka sadar akan nilai gerakan, melalui pendidikan dan kegiatan

40
Op.Cit, Korea International Cooperation Agency , 2015 , hal.3
41
Development Roast, Saemaul Undong: South Koreas Mark on International Development,
diakses melalui http://inesad.edu.bo/developmentroast/2013/03/saemaul-undong-south-koreas-
mark-on-international-development/?upm_export=pdf

33
hubungan masyarakat. Proyek untuk meningkatkan kondisi kehidupan juga

terus berlanjut, termasuk pemasangan fasilitas pasokan air dasar dan

penyempurnaan struktur perumahan.

3. Tahap 3 (1977-9): Gerakan itu sekarang telah mencapai sukses besar di

daerah pedesaan: pada tahun 1976, pendapatan rata-rata rumah tangga

pertanian telah melampaui rumah tangga perkotaan. Warga kota, terkesan

dengan kemajuan ini, menjadi lebih tertarik pada Saemaul Undong. Gerakan

ini mulai memperluas ruang lingkup proyeknya untuk mencakup daerah

perkotaan misalnya membuka jalan. Upaya juga dilakukan untuk

menciptakan hubungan antara daerah pedesaan dan perkotaan untuk

menyatukan keduanya.

4. Tahap 4 (1980-9): Pembunuhan Jenderal Park mengakibatkan kekacauan

politik dan sosial, tetapi gerakan itu terselamatkan. Pemerintah

menyerahkan organisasi gerakan itu ke sektor swasta dan gerakan itu terus

melaksanakan proyek-proyek seperti mengembangkan taman. GNP per

kapita lebih dari tiga kali lipat selama tahap ini, mencapai hampir US $

5.000 pada tahun 1989.

5. Tahap 5 (1990-8): Karena krisis ekonomi Korea Selatan, krisis valuta asing

pada tahun 1997, dan peningkatan kekacauan sosial, 1990-1998 terbukti

sebagai periode yang sulit. Gerakan tersebut merespon dengan mencoba

mengembalikan etika moral di masyarakat, dengan memberikan acara

pendidikan formal dan informal yang mempromosikan cita-cita gerakan dan

mendorong warga untuk melayani orang lain daripada hanya diri mereka

sendiri. Prioritas lainnya termasuk kemajuan budaya tradisional dan

34
promosi perdagangan langsung antara warga pedesaan dan perkotaan. Pada

tahun 1996, GNP per kapita negara melampaui angka US $ 10.000.

Maka dapat dilihat bahwasannya Saemaul Undong disini lebih berfokus

kepada pembangunan dan perbaikan infrastruktur (jalan, air minum, listrik dan

sarana komunikasi) di pedesaan serta tak lupa dengan penghijauan yang akan

dilakukan di daerah pedesaan juga. Selain itu gerakan Saemaul Undong

merupakan contoh kolaborasi yang sukses antara sektor publik dan swasta melalui

partisipasi antusias petani dan dukungan dari pemerintah, yang mana presiden

Park Chung Hee sengaja mencentuskan gerakan desa baru ini untuk mengurangi

kesenjangan ekonomi antara desa dengan kota yang bertujuan untuk mengubah

pandangan dan tingkah laku tradisional serta jeratan kemiskinan masyarakat di

pedesaan, membantu mengembangkan kerajinan dan penghematan, serta

semangat untuk kerja sama dan menolong diri sendiri.42

Keberhasilan SMU telah memberikan kontribusi besar bagi pembangunan

pedesaan dan menginspirasi keinginan untuk kemakmuran lebih lanjut di masa

depan. Data dibawah ini menunjukkan bahwa infrastruktur pedesaan telah berhasil

ditingkatkan, seperti pembangunan jalan, pengembangan pusat kota dan

peningkatan kualitas hidup di pedesaan. Selain itu, pendapatan keluarga pedesaan

di Korea Selatan akan tumbuh pesat, sesuai dengan harapan. Harus jelas bahwa

peningkatan pendapatan rumah tangga pedesaan pada tahun 1976 adalah 3,25 kali

lebih tinggi daripada tahun 1971. Pada saat yang sama, pendapatan rumah tangga

pedesaan pada tahun 1981 adalah 10,35 kali lebih tinggi daripada tahun 1971.43

42
Marindi Briska Yusni, 2016, Korean Saemaul Undong Movement, Yongin Korea Selatan Hal.6
43
D. H. Han ,2012, 2011 Modularization of Korea’s Development Experience: The Successful
Cases of the Korea’s Saemaul Undong (New Community Movement). Seoul: Ministry of Strategy
and Finance, The Republic of Korea, hal.10

35
Gambar 2.2. Peningkatan pendapatan desa dalam melaksanakan Saemaul Undong.

2.1.2 Proses pencapaian kesuksesan Saemaul Undong di Korea Selatan

Awal mula Saemaul Undong (SMU) diterapkan, Korea meluncurkan

proyek rehabilitasi jalan untuk meningkatkan hidup di lingkungan pedesaan.

Pemerintah telah memberikan dukungan material bangunan gratis ke lebih dari

33.000 desa di seluruh Korea yaitu berupa 335 kantong semen disetiap desa. Yang

istimewa adalah Pemerintah tidak melakukan intervensi tetapi memungkinkan

penduduk desa untuk secara bebas memutuskan proyek renovasi di desa. Semen

telah menjadi kekuatan pendorong bagi masyarakat untuk meningkatkan

lingkungan desa mereka, dan telah menjadi faktor untuk membantu orang-orang

di desa memiliki semangat kemandirian dan disiplin diri.44

Pada tahun 1971, hasil dari penerapan Saemaul Undong mulai terlihat.

Dimana lebih dari setengah desa sudah berhasil menjalani perbaikan lebih dari

yang diperkirakan. Pemerintah sendiri mengaku bahwa telah menyediakan 500

kantong semen dan satu ton baja untuk desa - desa tersebut. Hal ini menunjukan

bahwa kebijakan Pemerintah Korea untuk membantu daerah pedesaan agar lebih

maju terlihat nyata hasilnya. Dimana rumah - rumah di pedesaan yang beratap

Đặng Minh Tuyến, 2014, “NẾU LÀM THÌ SẼ ĐƯỢC” VÀ “CÓ THỂ LÀM ĐƯỢC” - KINH
44

NGHIỆM PHÁT TRIỂN NÔNG THÔN MỚI TỪ PHONG TRÀO SAEMAUL UNDONG HÀN
QUỐC, jurnal, Trung tâm tư vấn PIM

36
jerami sudah mulai berkurang, jalan-jalan di pedesaan sudah menjadi lebih lebar

dan jembatan yang baru dibangun sudah mulai dapat beroperasi dengan lancar.

Wajah desa di daerah Korea mulai berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Kepercayaan gerakan Saemaul Undong dengan spirit of diligence, self-help and

cooperation telah mengakar dalam kesadaran masyarakat di pedesaan.45

Kemudian pada tahun 1973 dan seterusnya, Pemerintah mulai mengubah

isi proyek dengan perencanaan ulang yang akan disesuaikan dengan tingkat

pembangunannya. Pemerintah akan menerapkan metode dimana daerah pedesaan

di posisikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan Korea yang lebih maju.

Proyek peningkatan lingkungan ini di perluas setiap tahunnya, yang mana akan

menghasilkan lingkungan hidup masyarakat lebih modern dan lebih nyaman.

Kemudian fasilitas masyarakat di desa telah dibangun lebih banyak. Tak hanya itu

saja, melainkan hasil dari perbaikan proyek tersebut mengarah kepada penciptaan

proyek untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pemerintah

memberikan dukungan penuh untuk membantu orang meningkatkan

pendapatannya melalui penyebaran varietas padi unggul dan mengubah pikiran

masyarakat melalui teknik pertanian yang lebih maju. Pemerintah telah mengubah

kesadaran pertanian tradisional untuk bergantung terutama pada makanan pokok

seperti beras dan jelai, menjadikan pertanian yang lebih kompleks, membangun

daerah penanaman buah dan menghasilkan produk-produk spesifik seperti jamur,

tembakau, serta menghasilkan sayuran segar untuk musim dingin agar

menggunakan metode penanaman rumah plastik. Pemerintah juga membentuk

kelompok kerja bersama dan membuat lokakarya bersama untuk mengurangi

45
Ibid, Hal.2

37
biaya investasi individu. Selain itu pabrik Saemaul didirikan di pedesaan sehingga

perempuan pedesaan juga bisa bekerja.46

Sementara itu, bagi masyarakat yang pengangguran, pemerintah

memanfaatkan sebagian dana yang diperoleh dari program Saemaul Undong.

Jumlah dana ini bervariasi sesuai penghasilan masing-masing sub-unit Saemaul

Undong. Setiap provinsi dan kota atau distrik memiliki sub-unit Saemaul Undong

yang menjadi bagian dari pemerintahan. Meski termasuk dalam pemerintahan,

sub-unit Saemaul Undong tetap menjunjung tinggi kemerdekaan masyarakat

dalam pelaksanaan program - program SMU dan memberi dukungan terhadap

inisiasi masyarakat. Para pengangguran di setiap distrik akan dilibatkan beragam

kegiatan sesuai dana SMU yang ada di masing-masing sub-unit. Ada yang berupa

kegiatan pelatihan agrikultur dan perikanan hingga kegiatan sosial yang

diselenggarakan pemerintah setempat bekerjasama dengan kementerian Kesehatan

dan Sosial Korea Selatan.47

Saemaul undong mengambil pendekatan yang berbeda dengan

menggabungkan keterampilan membangun kelembagaan dan pelatihan dengan

kegiatan pembangunan fisik berdasarkan kebutuhan penduduk desa. Secara

efisien, Saemaul Undong menangani masalah penduduk desa yang beragam

namun saling berhubungan. Pemerintah pusat memberikan pedoman umum dan

instruksi serta mengkoordinasikan administrasi keseluruhan dari rencana tersebut.

Sementara itu, pemerintah daerah bertindak sebagai penghubung yang

menyiarkan suara penduduk pedesaan ke pusat dan mendistribusikan instruksi

pusat kepada penduduk pedesaan. Dalam proses ini, prinsip "more assistance to

46
Ibid, hal.4
47
Asian Development Bank, 2012, Saemaul Undong movement in the Republic of Korea,
Mandaluyong: Phillipines.

38
more successful villages" berperan penting dengan meningkatkan persaingan di

antara penduduk desa dan mendorong partisipasi yang lebih besar untuk mencapai

tujuan yang lebih baik. Secara khusus, pemerintah Korea menghormati desa-desa

yang berhasil dan para pemimpinnya, serta mereka yang dihormati dianggap

sebagai pahlawan nasional dan dapat mempresentasikan pengalaman mereka di

rapat kabinet, pelatihan, dan sekolah.48

Pada masa reformasi 1980-1989, ketika presiden Chun melepaskan kontrol

Saemaul Undong dari Kementerian Dalam Negeri. Hampir seluruh keputusan Saemaul

Undong dipasrahkan kepada ketua Saemaul di masing-masing wilayah serta beberapa

birokrat di bawah kepemimpinan Chon Kyong-hwan, putra bungsu Presiden Park.

gerakan Saemaul Undong menjadi sektor swasta yang terpisah dari pemerintah dan

diserahkan pada Korea Saemaul Undong Center. Pada 1 Desember 1980, Saemaul

Undong resmi terdaftar sebagai organisasi resmi. Kemudian pada 13 Desember 1980,

gerakan ini dibentuk untuk mengelola Saemaul Undong secara sukarela oleh pihak

swasta. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memastikan implementasi dan promosi

Saemaul Undong yang berkelanjutan dan mempromosikan pengembangan lingkungan

sosial dan nasional. Dengan demikian, Saemaul Undong bisa menjadi entitas nasional

yang mencakup seluruh pelosok tanah air.49

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Saemaul Undong bersifat

intencive- based. Pada awal pelaksanaanya, kendala yang dihadapi adalah kondisi

psikologis masyarakat perdesaan Korea Selatan yang sudah berputus-asa dari

harapan bahwa mereka bisa keluar dari kemiskinan. Mereka menganggap sekeras

apa pun usaha yang mereka lakukan, kemiskinan adalah takdir Tuhan yang harus

48
Op. Cit, Lestari Indah, 2016, hal.181-182
49
A. M. Savada & Shaw. W, 1992, South Korea : A Country Study, Washington, U.S Government
Printing Office

39
mereka terima. Meski demikian, masyarakat perdesaan yang mayoritas berprofesi

pada bidang pertanian dan perikanan sebenarnya memiliki semangat kerja tinggi

karena mereka meyakini kata pepatah “Burung dipagi hari mendapat lebih banyak

makanan”. Kondisi demikian menyebabkan pendekatan yang dilakukan

pemerintah Korea Selatan harus mampu menunjukkan bukti nyata yang dialami

oleh masyarakat desa agar mereka percaya bahwa masih ada harapan untuk

memperbaiki taraf hidup mereka. Caranya adalah dengan ketekunan, kemandirian,

dan kerjasama (diligence, self-help, and cooperation).50

Pelaksanaan Saemaul Undong yang pertama mulai berjalan pada off-season

atau musim ketika petani tidak memungkinkan bercocok tanam. Waktu ini merupakan

waktu senggang dimana mulai banyak pengangguran dan pekerja serabutan di

perdesaan karena alih profesi sementara. Warga desa diminta untuk meluangkan waktu

mereka bersama - sama menjalankan proyek Saemaul Undong dengan imbalan bantuan

dari pemerintah. Model pemberian intensif Saemaul Undong dapat dikatakan menarik

karena tidak sekadar membagikan bantuan ketika melaksanakan program. Bantuan

diberikan dan dikendalikan oleh mekanisme sirkulasi yang disebut rewarding merit.

Sehingga bantuan yang diberikan bukan berupa uang, tapi kesempatan untuk mecapai

keberhasilan pembangunan dengan tangan mereka.51

Ketika petani secara sadar meluangkan waktunya untuk berpartisipasi

mengikuti Saemaul Undong, pemerintah memberikan modal mentah berupa

semen dan baja yang dapat digunakan untuk memperlebar jalan sehingga dampak

positifnya dirasakan oleh masyarakat desa. Sebagaimana kata pepatah “Berilah

kail jangan beri ikan‟. Dengan demikian, pelan-pelan semakin banyak warga desa

50
Op.Cit, Đặng Minh Tuyến, 2014
51
Korean Development Institute, 2013, New Research on Saemaul Undong; Lessons and Insights
from Korea’s Development Experience, Knowledge Sharing Program.

40
yang bergabung. Setelah itu, mekanisme timbal balik pemerintah dan masyarakat

desa dalam Saemaul Undong bervariasi bergantung pada tingkatannya.

Pemerintah Korea Selatan mengklasifikasikan beberapa tahapan masyarakat desa

dalam melaksanakan Saemaul Undong. Pada tahap awal, masyarakat desa hanya

memberikan waktu luang dan tenaga mereka, sedangkan timbal baliknya adalah

modal mentah dari pemerintah. Desa yang mendapatkan bantuan modal mentah

dari pemerintah adalah yang memenuhi 3 kriteria sebagai berikut :52

1. Mampu menunjukkan peningkatan signifikan di tahun pertama.

2. Menyebarkan bukti perubahan nyata itu kepada para pemimpin di desa

mereka atau desa lainnya.

3. Mampu melakukan kegiatan bersama tersebut dengan biaya mereka

sendiri. Modal mentah yang diberikan jika berhasil memenuhi tiga kriteria

tersebut adalah 500 sak semen dan 180.000 won untuk setiap desa.

Pada tahap selanjutnya, masyarakat diminta mendonasikan lahan mereka

untuk keperluan pembangunan fasilitas publik. Akhirnya, pemerintah akan

menerapkan savings Reinvestment Program (SRP) yakni masyarakat diminta

menabung dan tabungan tersebut sebagian digunakan untuk program investasi

Saemaul. Hasil dari investasi tersebut dibagikan kembali kepada tabungan para

petani. 53

Saemaul Undong memiliki sebuah institute pelatihan dan pendidikan bagi

para calon-calon pemimpin gerakan ini. Institut Pendidikan Saemaul didirikan di

Agricultural Cooperative College pada Januari 1972 dan dikelola oleh National

Agricultural Co-operative Federation. Institut ini memulai pelatihan untuk

52
Ibid.
53
Ibid.

41
mendidik kepemimpinan Saemaul mulai bulan juli 1972. Kemudian Pada tahun

1973, Intitut Pendidikan ini pindah ke Farmers Center di Suwon, Jeonggi-do dan

mengubah namanya menjadi Training Institute for Saemaul Leaders. Tidak

berhenti disitu saja melainkan pada tahun 1983 institut ini berpindah lagi ke

gedung pemerintah baru di Jeonggi-do, Seongnam dan diubah namanya menjadi

Saemaul Undong Training Center. Institut ini memiliki tiga tujuan yang ingin

dicapai. Salah satunya adalah memilih dan melatih para pemimpin Saemaul yang

sangat terampil dan berdedikasi, yang lain adalah mendorong para pemimpin

Saemaul untuk membangun kepercayaan diri mereka dan menyebarkannya

kepada masyarakat, dan ketiga adalah gerakan Semaul merupakan Kesabaran,

kemandirian dan kerjasama. Sejak itu, Institut Pendidikan Saemaul telah

memperluas jaringannya tidak hanya kepada petani, tetapi kepada siapa saja yang

bersedia melayani masyarakat untuk mendukung pembangunan pedesaan. 54

Sejak dibuka pada tahun 1973 hingga 1980, terdapat 85 lokasi Intitut

Pendidikan Saemaul. Semua lembaga pendidikan Semaul berkontribusi pada

peningkatan pendidikan di masyarakat Korea secara keseluruhan. Ini adalah

dorongan yang baik karena gerakan Saemaul menikmati partisipasi publik yang

kuat, langsung maupun tidak langsung. Semangat dan kreativitas para pemimpin

Saemaul juga menjadi kunci perkembangan Saemaul Undong. Untuk

membedakannya dengan Pegawai Pemerintahan, pimpinan Saemaul tidak

menerima imbalan atas semua jasa sebagai bentuk pengabdian kepada

masyarakat. Oleh karena itu, pemimpin Saemaul haruslah seseorang yang tahu

bagaimana berkorban bagi orang lain untuk hidup bersama. Keberhasilan

54
The National Council of Saemaul Undong Movement in Korea, 2015, Saemaul Undong in
Korea, Seoul: The National Council of Saemaul Undong Movement in Korea.

42
pemimpin Saemaul juga dibantu oleh keterampilan individu mereka. Semakin

tinggi tingkat pendidikan, semakin besar peran para pemimpin Saemaul. Sebelum

memulai pekerjaan mereka, pemimpin Saemaul harus menerima kursus pelatihan

Saemaul selama satu hingga dua minggu di lembaga pendidikan Saemaul. Di sana

mereka dapat termotivasi dan percaya diri untuk menyebarkan semangat positif

ini di masyarakat. Salah satu hal yang menarik dari Saemaul Undong adalah para

pemimpin masa depan Saemaul, yang merupakan orang biasa, memiliki

kesempatan untuk mencapai tujuan Saemaul Undong bersama dengan orang-

orang terkenal di sekitarnya. Kesempatan ini memberikan motivasi tambahan

yang besar bagi para pemimpin masa depan dalam program pendidikan

Saemaul.55

2.1.3 Global Saemaul Undong

Global Saemaul Undong merupakan sebuah istilah yang digunakan

pemerintah Korea Selatan untuk program persebaran Saemaul Undong ke

berbagai negara - negara berkembang di dunia. Meski demikian sebenarnya

aktivitas persebaran Saemaul Undong ke negara lain sudah mulai sejak tahun

1990-an. Walaupun fenomena persebaran SMU sudah ada sejak dulu, tetapi hal

ini tidak terlalu disorot oleh media.56

Pada awal 1970-an, Saemaul Undong hanya ada di Gyeongsangbuk-do.

Kemudian tahun 1980, dengan keberhasilan negara bagian yang luar biasa,

pemerintah mulai mengintegrasikan Saemaul Undong ke semua negara bagian.

Namun, implementasi Saemaul Undong tidak segera dideklarasikan di negara

berkembang lainnya sampai tahun 2005 dan akhirnya Gerakan ini canangkan

55
Ibid, The National Council of Saemaul Undong Movement in Korea
56
Moore, M, 1984-1985, Mobilization and Disillusion in Rural Korea: The Saemaul Movement
in Retrospect, Public Affairs, 577-598.

43
penerapannya untuk negara-negara berkembang yang membutuhkan. Terbukti

pada saat Presiden Park Geun Hye angkat bicara di acara U.N Saemaul Undong,

ia menjelaskan dimana Saemaul Undong ini sebuah strategi pembangunan yang

tidak hanya membantu mengangkat Korea tetapi juga mengubah etos nasional

Korea. Saemaul Undong telah berhasil membangkitkan Korea Selatan setelah

menjadi negara miskin di dunia. Tak lupa juga bahwa pada awal mula sebelum

Saemaul Undong berjalan, Korea Selatan menjadi negara yang dibantu oleh

negara negara lain demi membangkitkan negaranya yang jatuh miskin.

Keterlibatan sukarelawan dan proaktif dari rakyat juga sangat membantu

keberhasilan dari gerakan Saemaul Undong ini, yang mana mereka begitu

bersemangat untuk menjadi agen perubahan. Disinilah pemerintah menempatkan

program-program sistematis dan membuat sebuah komunitas untuk para

sukarelawan Saemaul Undong, karena bagi pemerintah, orang-orang ini sangat

berjasa dalam menjadi ujung tombak perubahan.57

Maka dari itu, Park Geun Hye memiliki inisiatif untuk berbagi pendekatan

dan pengetahuan yang sudah terbukti mengenai gerakan Saemaul Undong ini

kepada Negara-negara berkembang, dimana Park telah mempromosikan Saemaul

Undong sebagai model praktis untuk pembangunan pedesaan yang dapat

membantu menghindari jebakan kemiskinan. Tetapi Saemaul undong disini masih

perlu disesuaikan atau dimodifikasi agar sesuai ketika di terapkan secara luas di

negara-negara berkembang, karena unsur-unsur yang tertanam di gerakan

Saemaul Undong ini masih sangat kental dengan budaya Korea. Selain itu fitur

dan modalitas Saemaul Undong juga masih perlu di perbarui yang akan

57
YONHAP NEWS AGENCY, 2015, Full text off speech at U.N Saemaul Undong event, diakses
dalam
http://english.yonhapnews.co.kr/news/2015/09/27/0200000000AEN20150927000200315.html

44
memungkinkan program itu lebih mendukung diterapkan di negara berkembang,

hal ini dikarenakan mereka menghadapi tantangan pedesaan yang kompleks dan

mengejar tujuan bersama untuk mengakhiri kemiskinan serta mecapai

pembangunan berkelanjutan.58

Penyebaran Saemaul Undong yang dilakukan pemerintah Korea Selatan

tahun 2008 tidak langsung sebagai model pembangunan, melainkan mengambil

sisi-sisi substansialnya. Contoh lain persebaran Saemaul Undong adalah bantuan

teknisi dan alat-alat pertanian. Bantuan ini diberikan sebagai gambaran bahwa

keberhasilan SMU tidak lepas dari peningkatan kualitas teknologi pertanian.

Kegiatan ini berada di bawah Kementerian Agrikultur dan Administrasi Pedesaan

(MAFRA) yang umumnya ditargetkan ke beberapa negara berkembang. Beberapa

kementerian seperti MAFRA, MOI dan lainnya juga mempromosikan SMU,

namun anggaran terbanyak disalurkan melalui KOICA. Penggelontoran anggaran

KOICA secara besar-besaran untuk menyebarkan Saemaul Undong bermula di

tahun 2010. Pada tahun tersebut, perdana menteri Korea Selatan meluncurkan

Basic Plan for Saemaul ODA. 59

Kemudian pada tanggal 18 Juni 2013, dimana Komite Penasihat

Internasional (International Advisory Commite/IAC) ke 11 dari program Memori

Dunia UNESCO memutuskan untuk memasukkan arsip Saemaul Undong dari

tahun 1970-an ke dalam daftar Memori Dunia atau Memory of the World

Register.60 Poin strategis Saemaul Undong sebagai media pencapaian kepentingan

nasional semakin diyakini pemerintah Korea Selatan. Hal ini ditunjukkan dengan

58
Ibid.
59
Jang, H., & Lee , Y. (2016). Global Spread of Saemaul Undong for Rural Development in
Developing Countries. KREI.
60
UNESCO Memory of the World Register, Korea Saemaul Undong Center,
https://www.Saemaul.or.kr/eng/sub/whatSMU/projects.php

45
adanya peningkatan pendanaan program Saemaul Undong melalui KOICA.

Penerapan Basic Plan for Saemaul ODA berlaku sejak 2015 dengan anggaran 18

milyar won Korea. Tahun berikutnya, anggaran meningkat 4,5 milyar won.

Kenaikan berikutnya sebesar 7 milyar, 3 milyar, hingga 11 milyar won Korea di

tahun 2016. Peningkatan ini juga menandakan signifikansi Saemaul Undong yang

terus meningkat sejak tahun 2010. Tidak hanya menaikkan anggaran bantuan luar

negeri untuk mendanai Saemaul Undong, pemerintah Korea Selatan dengan

komando perdana menteri juga memperhatikan aspek pelaksanaan berbagai

penyebaran Saemaul Undong di luar negeri. Bulan Mei 2011, menindaklanjuti

Basic Plan for Saemaul ODA, berbagai kementerian menyusun Saemaul

Movement ODA Business Basic Plan. Melalui dokumen tersebut, pemerintah

Korea Selatan tampak merapikan mekanisme persebaran Saemaul Undong baik

yang dilakukan oleh provinsi Gyeongsangbuk atau pun organisasi non-

pemerintah. Terdapat pembagian tugas antar kementerian dalam mempromosikan

Saemaul Undong ke berbagai negara berkembang. Dalam dokumen Saemaul

Movement ODA Business Basic Plan tahun 2011 ini setiap kementerian dan unit

pemerintah yang terkait dengan pertanian dan pembangunan desa wajib

mempromosikan Saemaul Undong dengan karakter masing-masing institusi

secara individual tanpa adanya kerjasama antar institusi tersebut.61

Berikut ini kutipan dari dokumen Saemaul Movement ODA Business Basic

Plan terkait pembagian tugas tersebut:62 □ ... Although we are promoting the

61
ODA Korea, 2011, File Download : Saemaul ODA Business Basic Plan, from ODA Korea:
http://www.odakorea.go.kr/fileDownLoad.xdo?f_id=13250486345931921681226DO5TS
YW1XQU6ACDVO17G
62
Ibid.

46
characteristics of each institution, we promote it individually without mutual

cooperation.

1. Ministry of Foreign Affairs (KOICA): Promotion of various ODA

projects related to comprehensive rural development

2. Ministry of Finance (EDCF): Promotion of large-scale agricultural

infrastructure support together with development experience, policy

advisory business (KSP)

3. Ministry of Agriculture and Forestry: Promoting agriculture as part of

international cooperation

4. Rural Development Administration (KOPIA): Focused on 'agricultural

technology cooperation'

5. Foreword (Saemaeul Federation and Gyeongsangbuk-do): Training

centered on 'consciousness reform', which is the spiritual aspect of the

Saemaul Undong Movement,

Hal lain yang menarik dari kutipan tersebut adalah perposisian Saemaul

Federation dan provinsi Gyeongsangbuk pada garda terdepan promosi persebaran

Saemaul Undong ke berbagai negara. Posisi penting kedua institusi ini disebabkan

keduanya lah yang melaksanakan program Saemaul Undong di berbagai negara

berkembang nantinya, terutama dimulai dengan reformasi kesadaran negara

subjek. Garda terdepan pemerintah Korea Selatan ini juga akan menunjukkan

bahwa negara yang menjadi target pelaksanaan Saemaul Undong melalui

Gyeongsangbuk dan Saemaul Federation adalah negara yang memiliki arti

penting bagi kepentingan Korea Selatan.63

63
Ibid.

47
Beberapa tahun melihat penerimaan Saemaul Undong yang cukup baik,

tahun 2013, pemerintah Korea Selatan melalui beberapa kementeriannya

mendukung persebaran Saemaul Undong dengan mengakomodir International

Forum for Saemaul Undong yang dihadiri 19 negara. Melihat apresiasi yang baik

dari masing-masing negara serta kisah dan pengalaman mereka yang menerapkan

Saemaul Undong, pemerintah melanjutkan dukungannya terhadap persebaran

SMU. Tahun berikutnya di 2014 International Forum for Saemaul Undong

berubah nama menjadi Global Saemaul Leadership Forum yang mengundang elit-

elit politik, cendikiawan, pegiat NGO, serta pelajar dari berbagai negara, mulai

dari Mongolia, Kamboja, Laos, Uganda, Nepal, Indonesia. Pada forum tersebut,

perwakilan dari berbagai negara ini berbagi cerita mereka dalam menerapkan

program Saemaul Undong di negara mereka.64

Saemaul Undong dimulai di Mongolia pada tahun 2004, dengan bantuan

dari Korea Selatan yang masih dibawah pimpinan Presiden Park Chung Hee,

maka orang-orang yang tinggal di total 65 properti di 10th dan 11th Altai Streets

dari Khoroo ke 4 di Distrik Nalaikh pertama kali bergabung dengan gerakan

Saemaul Undong dan memperbaiki jalan yang menghubungkan mereka.

Pemerintah mendukung inisiatif tersebut yang mana memungkinkan distrik ger di

Mongolia agar memiliki jalan beraspal untuk pertama kalinya. Biaya dan bahan

ditutupi oleh warga Korea Selatan, sementara penduduk, perusahaan konstruksi

dan tentara bekerjasama untuk membangun jalan. Tak hanya itu, penduduk

setempat juga menggali sumur, mendirikan pemandian umum dan membangun

rumah kaca yang memungkinkan rumah tangga untuk belajar menanam sayuran.

64
Yuna, P., & Se-jeong, C, 2014, First global Saemaul forum kicks off, from Korea JoongAng
Daily: http://koreajoongangdaily.joins.com/news/article/article.aspx?aid=2996334

48
Gerakan Saemaul Undong ini ternyata tetap berjalan hingga masa pemerintahan

Presiden Park Geun Hye yang mana kemudian semakin dikembangkan dengan

penyebaran ke pasar-pasar, provinsi dan daerah-daerah lain di Ulaanbaatar,

sehingga berhasil menghasilkan proyek-proyek untuk membangun jalan, rumah

kaca, perpustakaan dan warung internet. Gerakan Komunitas baru sekarang sudah

memiliki 5.000 anggota dari 16 provinsi dan ibu kota, serta memiliki pusat

pelatihan sendiri. Proyek-proyek ini telah di laksanakan dengan pendanaan

tahunan lebih dari 100 juta MNT dari Korea Selatan. Kemudian pada tahun 2015

sebuah program bernama “Satu Orang Satu Pohon” diimplementasikan dengan

sponsor dari Presiden Elbegdori yang mana menghasilkan 20.000 pohon tertanam

di tahun itu.65

Kemudian selanjutnya Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA)

mengumumkan bahwa mereka akan melaksanakan proyek-proyek Saemaul

Undong untuk mengembangkan daerah pedesaan di tiga provinsi Laos. Dimana

menurut laporan yang baru-baru ini di terbitkan oleh KOICA Laos Office, proyek

ini akan berjalan selama enam tahun dari 2014-2019 dengan anggran US$ 14,5

juta. Proyek yang dikenal sebagai ‘Proyek Pembangunan Pedesaan Terpadu

dengan Pendekatan Pertisipatif Saemaul Undong (SMU)’ ini akan dijalankan di

Vientiane dan Savannakhet. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mata

pencaharian dan meningkatkan pendapatan rumah tangga di daerah pedesaan

melalui pendekatan partisipatif Saemaul Undong, serta untuk berbagi pengalaman

Korea dalam pembangunan pedesaan. Tak hanya itu saja, proyek tersebut juga

memiliki tujuan lain yaitu untuk mengembangkan kebijakan pembangunan

65
The UB Post, New Community Movement, diakses melalui
http://ubpost.mongolnews.mn/?p=17321

49
pedesaan berbasis masyarakat yang mengikuti sukses besar keberhasilan Saemaul

Undong dalam hal partisipasi penduduk desa, serta memperkuat basis untuk

model Saemaul Undong dalam harmonisasi dengan tiga kebijakan membangun

Laos dan menyebarkannya ke seluruh bangsa. Proyek ini akan memastikan

penduduk desa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang teknologi pertanian

baru dan model agribisnis untuk meningkatkan produktivitas dan aksebilitas pasar

melalui demonstrasi, partisipasi dan praktik di lapangan. Terdapat percontohan

kebun yang akan bertujuan untuk menunjukkan dan mempraktekkan teknologi

tepat guna meningkatkan metode pemberian makan ternak dan keterampilan

manajemen. Selain itu percontohan instalasi juga akan dilakukan di desa-desa

guna memberitahukan bagaimana praktik pertanian yang sebenarnya secara aktif

berfungsi dengan cara konvensional.66

Gambar2.3. SMU Training for Lao PDR diakses melalui Korea Saemaul
Undong Center

66
Laos Untouched, KOICA to assist village development projects in Laos , diakses melalui
http://laosuntouched.com/index.php/laos/recent-news/397-koica-to-assist-village-development-
projects-in-laos

50
Pada 29 April 2015, pemerintah Uganda (GoU) diwakili oleh Kementerian

Keuangan, Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi (MoFPED) dan Pemerintah

Republik Korea (ROK) yang diwakili oleh Badan Kerjasama Internasional Korea

(KOICA), menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk

pendirian Desa Model Saemaul di Uganda (ESMV). Proyek tiga tahun (2015-

2018) ini dibiayai melalui hibah dua juta lima ratus Dolar Amerika Serikat (US$

2.500.000) oleh Republik Korea dan Kontribusi lima ratus ribu dolar Amerika

Serikat (US$ 500.000) oleh Pemerintah Uganda. Tujuan dari proyek ini adalah

untuk mendukung Pemerintah Republik Uganda mencapai tujuan strategisnya

membuka kunci pertumbuhan pedesaan guna meningkatkan produksi pertanian,

meningkatkan pendapatan petani, mengurangi kemiskinan dan memperbaiki

kondisi kehidupan. Kemudian mempromosikan model pembangunan pedesaan

terpadu berbasis masyarakat yang mengikuti pendekatan Saemaul Undong

Republik Korea dengan pola pikir para penerima bantuan tentang self-help,

ketekunan dan kerjasama. Tak hanya itu saja, melainkan juga meningkatkan

produksi pertanian dan permasaran berbasis pengembangan di bawah proyek

dengan cara yang berkelanjutan secara ekonomi, sosial dan lingkungan,

memperkuat kapasitas pejabat pemerintah pusat dan daerah serta perwakilan

organisasi / koperasi petani. Oleh karena itu, proyek ESMV menggunakan model

pengembangan Saemaul Undong dan prinsip-prinsip Saemaul Undong yang mana

berusaha untuk membangun masing-masing satu model desa dari tujuh

Pemerintah Daerah yang lebih rendah (enam sub kabupaten dan satu dewan kota)

Distrik Mpigi.67

67
Mpigi District Local Government, PROJECT FOR ESTABLISHMENT OF SAEMAUL MODEL
VILLAGES IN UGANDA, diakses melalui http://www.mpigi.go.ug/programmes/esmv

51
Gambar 2.4. Uganda Saemaul Undong Center
Mengglobalnya adopsi sistem Saemaul Undong melalui kerjasama pemerintah

Korea Selatan, menarik perhatian pemerintah Republik Indonesia. di tingkat

pemerintahan pusat, kerjasama ini baru diinisiasi pada akhir tahun 2014. Prosesnya

baru sampai pada kerjasama teknis, sedangkan pada tingkat pemerintahan daerah sudah

terdapat satu provinsi yang telah lama mengadakan kerjasama dengan provinsi lain di

Korea Selatan. Kerjasama sister-province telah terjalin antara Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan provinsi Gyeongsangbuk-do sejak tahun 2005.

Kerjasama pengembangan desa melalui Sistem Saemaul Undong ini bahkan berlanjut

hingga tahun 2015.68 Dimana sejak penandatanganan MOU pada bulan agustus 2015

yang menggarisbawahi kerjasama dalam pembangunan regional mereka menggunakan

Korea Saemaul Undong (Gerakan Komunitas Baru) sebagai patokan. Seperangkat

kebijakan dari tahun 1970-1980-an ini berusaha meningkatkan pendapatan di

masyarakat pedesaan dan menjamin kemandirian finansial bagi masyarakat petani di

seluruh negeri. Dengan tujuan serupa untuk Indonesia, yayasan Saemaul Globalisasi

Korea telah membangun tiga kota model Saemaul Undong di Yogyakarta, Jawa

Tengah yang dimulai sejak agustus lalu. Di Daerah Istimewa Yogyakarta,

implementasi awal gerakan Saemaul Undong ini telah dilaksanakan di sebuah desa

68
Op.Cit, Firstyarinda Valentina Indraswari.

52
Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo dan Bantul melalui kerjasama antara Provinsi

DIY dengan Gyeongsangbuk-do Korea Selatan. Sejak itu, kota-kota tersebut sudah

mendapatkan sumur baru dan saluran irigasi yang pada gilirannya, serta berhasil

meningkatkan penghidupan penduduk setempat. Program tersebut telah membawa

keberhasilan dalam perbaikan infrastruktur desa, peningkatan pendapatan penduduk,

penyediaan air bersih dan peningkatan etos kerja warga desa.69

Berlanjut pada 24 Juli 2015, Kementerian Luar Negeri Republik Korea

dan Departemen Keuangan Pemerintah Nepal menandatangani Kesepakatan untuk

proyek “Pembangunan Pedesaan Inklusif di Nawalparasi”. MOU ditandatangani

oleh Choe Yong-Jin, Duta Besar Korea untuk Nepal dan Suman Prasad Sharma,

sekertaris Kementerian Keuangan di Kementerian Keuangan. Atas nama

pemerintah Korea, KOICA (Korea International Cooperation Agency) akan

menghabiskan US$ 8 juta selama lima tahun periode dalam lima VDC:

Bhujhahawa, Guthiprasauni, Kudiya, Sanai, Tamasariya dan satu Kota Sunwal,

Nawalparasi. Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh KOICA, melalui proyek

ini KOICA bertujuan mendukung strategi GoN untuk meningkatkan standart

hidup masyarakat melalui pembangunan pertanian dan pedesaan. Tujuan

keseluruhan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk

melalui pembangunan pertanian berkelanjutan, penguatan infrastruktur sosial,

meningkatkan kualitas dan akses layanan kesehatan serta meningkatkan kapasitas

masyarakat dan pemerintah daerah. Proyek ini untuk membangun model

pembangunan kontemporer melalui integrasi proses perencanaan partisipatif lokal

dari GoN dan model pembangunan Korea yang dikenal sebagai ‘Saemaul

69
Universitas Gajah Mada, Saemaul Undong Jadi Contoh Strategi Pembangunan Pedesaan,
diakses melalui https://ugm.ac.id/id/berita/11603-
saemaul.undong.jadi.contoh.strategi.pembangunan.pedesaan

53
Undong’. KOICA berencana untuk memberikan bantuan teknis dan konsultasi

selama pelaksanaan proyek dan menyediakan peralatan serta bahan yang

diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan proyek tersebut. Pada saat yang sama,

KOICA akan memfokuskan kegiatannya dalam pengembangan kapasitas

pemerintah daerah utuk memperkuat sistem pemerintahan masyarakat lokal. Duta

Besar Korea untuk Nepal Choe Yong-Jin menyatakan bahwa proyek ini adalah

program bilateral pertama dari pemerintah Korea di sektor pembangunan lokal

Nepal. Dia juga berharap agar upaya bersama dari dua pemerintah ini dapat

menguntungkan masyarakat dan menciptakan perubahan di lokasi proyek.70

Mekanisme persebaran Saemaul Undong ini memilih target negara dengan

menganalisis kondisi negara, potensi realisasi program, serta kemudian menunjuk

desa percontohan yang akan dijadikan pilot village Saemaul Undong. Kedua,

melakukan pelatihan Saemaul Undong dengan pendekatan diskusi kelompok dan

rencana tindak lanjut berupa pelaksanaan Saemaul Undong. Ketiga, pelaksanaan

program desa percontohan dengan dampingan dan pengawasan dari relawan-

relawan Saemaul Undong disertai analisis dan evaluasi. Keempat, mengundang

aktivis SMU lokal dan elit politik negara tersebut untuk menghadiri Global

Saemaul Forum.71 Mekanisme ini lah yang dijalankan Saemaul Globalization

Foundation oleh provinsi Gyeongsangbukdo di mana desa yang menjadi

percontohan dipilih terlebih dahulu, kemudian dilakukan pembinaan dan pelatihan

Saemaul. Menariknya, pada program yang diadakan oleh SGF ini dalam kurun

70
Spotlight, 2015, Korea Support Inclusive Rural Development Project, diakses melalui
https://www.spotlightnepal.com/2015/07/24/korea-supports-inclusive-rural-development-project/
71
Korean Culture and Information Service. (2017). Korea in the World: Korea Shares its
Experiences with Neighbors in the Global Community. Korean Culture and Information Service.

54
waktu lima tahun desa tersebut ditargetkan menjadi desa mandiri yang mampu

menyebarkan model Saemaul Undong kepada desa-desa lainnya.72

Terdapat dua organisasi yang secara aktif melaksanakan Global Saemaul

Undong yakni Saemaul Globalization Foundation (SGF) dan Korea Saemaul

Undong Center (KSUC). SGF merupakan lembaga yang dibentuk oleh

pemerintah provinsi Gyeongsakbuk-do dalam menyebarkan SMU di berbagai

negara berkembang. Awalnya SGF melaksanakan program tahun 2005

berdasarkan inisiatif pemerintah provinsi bersama komunitas SMU di provinsi

Gyeongsangbuk. Program pertama dilakukan di Asia sejak 2005, sedangkan di

Afrika baru dimulai tahun 2010 bertepatan dengan peluncuran Basic Plan for

Saemaul ODA serta penugasan terhadap provinsi Gyeongsangbuk pada garda

terdepan program Global SMU. Sementara itu, Korea Saemaul Undong Center

merupakan organisasi non-pemerintah yang awalnya bertugas untuk mengoordinir

pelaksanaan SMU paska dilepasnya kontrol pemerintah dalam SMU. Korea

Saemaul Undong Center (KSUC) dibentuk tahun 2013 oleh pemerintah Korea

Selatan untuk membina, mengawasi, dan memperluas gerakan Saemaul Undong

di luar negeri. Korea SMU Center ini sifatnya mengakomodir NGO Korea atau

entitas lainnya yang selama ini secara independen mengelola dan menyebarkan

Saemaul Undong.73

Di sini, di Gyeongsangbuk-do, pemerintah Korea bekerja sama dengan

Korea International Cooperation Agency (KOICA) untuk mendirikan desa

72
Op.Cit, Ji-ha, 2014
73
Korea Saemaul Undong Center, Saemaul Undong Training, from Korea Saemaul Undong
Center: https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uac
t=8&ved=0ahUKEwjivtaf6c_XAhWMKJQKHd-
GDB8QFghNMAg&url=https%3A%2F%2Fwww.saemaul.or.kr%2Feng%2Fsub%2Fglo
balSMU%2Ftraining.php&usg=AOvVaw20KR3ZyxXSFTZnGxgfn3hR

55
percontohan dan mengglobalkan Saemaul Undong. Kami mengirim berbagai

kelompok sukarelawan dan mengundang para pemimpin dari negara berkembang

umtuk mendapatkan pelatihan mengenai Saemaul Undong.74

Seiring berjalannya gerakan Saemaul Undong, Korea Selatan melakukan

penilaian pertama dan menemukan fakta bahwa di setiap desa yang baik, ada

pemimpin yang mendahulukan kepentingan bersama. Faktor keberhasilan

Saemaul Undong terutama adalah tekad kuat Presiden Korea, dukungan sistematis

dan arahan Pemerintah. Yang kedua adalah partisipasi diri dalam gerakan SMU,

memilih pemimpin mereka sendiri dan proyek penentuan nasib sendiri. Yang

ketiga adalah melatih para pemimpin gerakan SMU untuk berkorban demi

kepentingan bersama. Yang keempat adalah pilihan modalitas dukungan yang

efektif, yang merupakan dukungan terhadap wilayah desa terlebih dahulu.

Akhirnya, unit proyek Saemaul Undong adalah unit desa yang menanamkan rasa

komunitas dan budaya tradisional. Modernisasi desa SMU dan keberhasilan

pertumbuhan ekonomi Korea pada tahun 1970-an menjadikan SMU sebagai

gerakan modernisasi tersukses dalam sejarah modern Korea. SMU dianggap

sebagai model yang sukses untuk pengentasan kemiskinan, revolusi spiritual dan

modernisasi pedesaan di Korea..75

Dengan adanya pelatihan para pemimpin Saemaul, Korea Selatan akan

mengundang para pemimpin dari negara berkembang untuk datang ke Korea Selatan

dan mengikuti pelatihan di lembaga pendidikan Saemaul. Dengan kata lain, negara-

74
KOICA, 2012, Promotion of Saemaul Undong-based IMO (Indigenous Micro-organism) Pig
Farming to Improve on Small Scale Farmers' Livelihoods and Welfare in Mbarara, Uganda.
KOICA.
75
Han, D. H, 2012, 2011 Modularization of Korea’s Development Experience: The Successful
Cases of the Korea’s Saemaul Undong (New Community Movement), Seoul: Ministry of Strategy
and Finance, The Republic of Korea, Hal.10

56
negara berkembang juga tertarik dengan gerakan ini, terutama pada inisiatif

peningkatan kesadaran untuk mengurangi kemiskinan ekstrem. Sejauh ini, lebih dari

50.000 orang dari 84 negara telah diundang datang ke Korea Selatan untuk

mempelajari rahasia di balik pesatnya pertumbuhan ekonomi gerakan Saemaul

Undong. Pemimpin negara berkembang yang telah menerima pelatihan Samaul

Undong kembali ke negaranya dengan harapan dapat menyebarkan semangat Saemaul

Undong di negaranya. Mereka juga diharapkan dapat menjalankan program-program

yang bermanfaat untuk mengurangi kemiskinan di negara asalnya.76

Dengan keberhasilannya ini Korea selatan percaya diri untuk menawarkan

gerakan Saemaul Undong di negara-negara berkembang di dunia. Berbagai upaya

dilakukan oleh Korea untuk menginternasionalkan gerakan Saemaul Undong ke

seluruh dunia seperti melakukan kampanye, mengadakan symposium

internasional, membuat institusi Pendidikan khusus Saemaul Undong, hingga

mengundang perwakilan negara-negara berkembang untuk mengikuti pelatihan

menjadi pemimpin Saemaul di negaranya masing-masing. Gerakan ini hadir

sebagai contoh alternatif pembangunan bagi negara-negara berkembang, dimana

banyak negara berkembang yang menjadikan contoh modernisasi sebagai acuan

dalam pembangunan negaranya. Dalam prakteknya nanti, ideologi pembangunan

yang di anut adalah pertumbuhan, efisiensi dan kompetisi dengan tujuan

pembangunan yang lebih berfokus pada peningkatan perekonomian negara

tersebut. Dengan contoh modernisasi, pemasukan modal asing, pengembangan

teknologi modern, perbaikan dan pengembangan prasarana, serta pengembangan

76
Korea Saemaul Undong Center, 2015, A World Together Saemaul Undong. Seoul: Korea
Saemaul Undong Center.

57
pondasi ekonomi yang ditempatkan sebagai sarana utama pembangunan. 77 Salah

satu bukti keberhasilan Korea Selatan dalam menerapkan gerakan Saemaul

Undong ini yaitu telah menempatkan Korea Selatan di urutan ke 15 dalam Human

Development Index 2015 dengan pendapatan perkapita terbesar ke 10 di dunia.78

Keberhasilan Korea Selatan dalam program pembangunannya ini

membuat Korea Selatan berani mencanangkan kepada dunia internasional bahwa

gerakan ini adalah gerakan yang efektif jika dilakukan di negara berkembang.

Dalam forum bertajuk “The International Symposium on Saemaul Undong” pada

2010, dikemukakan bahwa gerakan Saemaul Undong telah diadopsi oleh United

Nations Ecocomic and Social Commission for Asia Pasific (UNESCAP) sebagai

salah satu pola pembangunan desa di negara- negara berkembang di Asia. Hingga

saat ini sudah ada 30 negara yang mengimplementasikan model pembangunan ini,

salah satunya yaitu negara Vietnam.79

77
Op.Cit, Bimantoro Bryan, 2017, hal. 5
78
UNDP, 2015, Retrieved from http://report.hdr.undp.org/
79
Op.Cit, Bimantoro Bryan, Hal.4

58

Anda mungkin juga menyukai