Sunset
0
81.50 N
S
280
Sunrise E
Noon
W
Sunset
0
34.60 N
280
S
Sunrise
E
DIAGRAM LINTASAN MATAHARI
DALAM ARSITEKTUR
Laina Hilma Sari - Era Nopera Rauzi
DIAGRAM LINTASAN MATAHARI DALAM ARSITEKTUR
LAINA HILMA SARI yang lahir di Banda Aceh pada tanggal 12 Juli 1980
ini merupakan dosen di Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Universitas
Syiah Kuala (Unsyiah). Beliau menyelesaikan S1 di Jurusan Arsitektur,
Unsyiah pada tahun 2003. Gelar Master of Science dan Doctor of Philosophy
di perolehnya pada tahun 2005 dan 2012 di School of the Built Environment,
Heriot Watt University, Edinburgh, Inggris. Minat pada bidang Architectural
Science dan Sustainable Architecture membuatnya banyak menulis tentang
evaluasi kenyamanan spasial yang mencakup kenyamanan termal dan
visual pada bangunan seperti perumahan dan masjid. Ibu dengan 3 anak ini
telah menghasilkan beberapa buku diantaranya “Buku Ajar Sains
Arsitektur”, “Mesjid Bersejarah Aceh dalam Perspektif Kenyamanan Spasial
Arsitektur”, “Pengaruh Arsitektur Tropis pada Desain Rumah Belanda”, dan “Dokumentasi Desain Masjid
Indrapuri dan Tengku Dipucok Krueng sebagai Langkah Konservasi Bangunan Masjid Bersejarah Aceh”
yang diterbitkan oleh Syiah Kuala Press. Saat ini Laina menjabat sebagai Koordinator Program Magister
Arsitektur, di Universitas Syiah Kuala dan aktif dalam beberapa hibah penelitan.
Penulis:
LAINA HILMA SARI
ERA NOPERA RAUZI
Editor:
Afrillia Fahrina
ISBN:
978-623-264-152-5
E-ISBN:
978-623-264-151-8 (PDF)
Penerbit:
Syiah Kuala University Press
Jln. Tgk Chik Pante Kulu No.1, Kopelma Darussalam 23111,
Kec. Syiah Kuala. Banda Aceh, Aceh
Telp: 0651 - 8012221
Email: upt.percetakan@unsyiah.ac.id
Website: http://www.unsyiahpress.unsyiah.ac.id
Anggota IKAPI 018/DIA/2014
Anggota APPTI 005.101.1.09.2019
Segala puji bagi Allah Swt. dan salawat serta salam kepada Rasulullah
Muhammad saw. Hanya dengan kehendak Allah Swt. lah buku Diagram
Lintasan Matahari ini dapat diselesaikan.
Penulisan buku ini adalah bagian dari hasil penelitian Lektor yang didanai
oleh Unsyiah tahun 2020. Buku ini memuat pengenalan terhadap diagram
lintasan matahari dan cara pembuatannya. Diagram lintasan matahari
bermanfaat di dalam desain arsitektur untuk dapat mengetahui ukuran
desain teduhan yang optimal dalam memberikan pembayangan dan manfaat
lainnya yang dijabarkan di dalam buku ini. Pengetahuan orientasi matahari
dalam desain arsitektur juga sangat membantu terciptanya desain bangunan
yang hemat energi dan dapat beradaptasi dengan lingkungan. Pada dunia
pendidikan arsitektur, buku ini akan bermanfaat pada mata kuliah Fisika
Bangunan, Sains Arsitektur, dan Studio Perancangan Arsitektur.
Banda Aceh,
1 September2020
Penulis
KATA PENGANTAR................................................................................................................................V
DAFTAR ISI............................................................................................................................................VI
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................VIII
DAFTAR TABEL...................................................................................................................................... X
GAMBAR 1.1 LINTASAN MATAHARI DAN EFEK PENCAHAYAAN PADA BANGUNNAN ........2
GAMBAR 2.1 RUMAH IGLOO DI DAERAH KUTUB......................................................................2
GAMBAR 2.2 RUMAH KOPEL (TERRACED HOUSE) DI INGGRIS............................................3
GAMBAR 2.3 RUMAH TRADISIONAL ACEH, INDONESIA..........................................................5
GAMBAR 2.4 RUMAH -RUMAH DI ARAB SAUDI..........................................................................7
GAMBAR 2.5 DESAIN RUMAH PADA LAHAN YANG MIRING.....................................................9
GAMBAR 2.6 PENEMPATAN RUANG DENGAN MEMPERHATIKAN POSISI MATAHARI......11
GAMBAR 2. 7 GARIS LINTANG BUMI.......................................................................................... 12
GAMBAR 2.8 ALTITUDE DAN AZIMUTH SEBAGAI PENENTU DARI POSISI MATAHARI.... 12
GAMBAR 2.9 MODEL TEDUHAN VERTICAL ............................................................................ 14
GAMBAR 2.10 MODEL TEDUHAN HORIZONTAL ...................................................................... 15
GAMBAR 2.11 POHON SEBAGAI TEDUHAN ALAMI YANG MURAH ...................................... 19
GAMBAR 3.1. PERPUTARAN BUMI MENGELILINGI MATAHARI ............................................ 20
GAMBAR 3.2 POSISI BUMI PADA SAAT MENGELILINGI MATAHARI DI BULAN DESEMBER
DAN JUNI................................................................................................................ 21
GAMBAR 3.4 POSISI MATAHARI DI GARIS EQUNINOX, SUMMER SOLSTICE DAN WINTER
SOLSTICE............................................................................................................... 22
GAMBAR 3.5. PERGERAKAN LINTASAN MATAHARI TAHUNAN............................................. 30
GAMBAR 3.6 JALUR LINTASAN MATAHARI PADA BELAHAN BUMI UTARA DAN
SELATAN................................................................................................................ 31
GAMBAR 3.7 DIAGRAM MATAHARI DENGAN POSISI SUDUT AZIMUT, KETINGGIAN
(ALTITUDE), TANGGAL DAN BULAN, DAN GARIS JAM................................... 37
GAMBAR 3.8 DIAGRAM MATAHARI STEREOGRAHIC............................................................ 38
GAMBAR 3.9 DIAGRAM MATAHARI EQUIDISTANT.................................................................. 40
GAMBAR 3.10 DIAGRAM MATAHARI SPHERICAL (ORTHOGRAPHIC)................................... 41
GAMBAR 3.11 DIAGRAM MATAHARI CARTESIAN .................................................................... 43
GAMBAR 4.1 MODEL JALUR MATAHARI................................................................................... 44
GAMBAR 4.2 DIAGRAM MATAHARI ORTOGRAPHIC DAN KUADRAN PENDUKUNG
PADA GARIS LINTANG 00...................................................................................... 46
GAMBAR 4.3 DIAGRAM MATAHARI ORTOGRAPHIC DAN KUADRAN PENDUKUNG .............
PADA GARIS LINTANG 200 LU.............................................................................. 47
GAMBAR 4.4 DIAGRAM MATAHARI ORTOGRAPHIC DAN KUADRAN PENDUKUNG
PADA GARIS LINTANG 400LU............................................................................... 48
GAMBAR 4.5 DIAGRAM MATAHARI ORTOGRAPHIC DAN KUADRAN PENDUKUNG
PADA GARIS LINTANG 600LU............................................................................... 48
GAMBAR 4.6 DIAGRAM MATAHARI ORTOGRAPHIC DAN KUADRAN PENDUKUNG
PADA GARIS LINTANG 900LU............................................................................... 49
Selanjutnya kita juga harus paham bentuk lokasi, apakah di atas bukit atau di
lembah atau pada kemiringan tertentu (Gambar 2.4). Dan kemana tampak
depan bangunan kita akan diarahkan. Lalu kemana orientasi jendela dan
bukaan lainnya akan kita arahkan. Kita juga harus mempertimbangkan
penghalang di sekitar lokasi kita seperti bangunan lain, pepohonan, bukit dan
lainya yang mungkin akan menghalangi jatuhnya cahaya matahari ke
dalam bangunan kita.
Gambar 3.6 Jalur lintasan matahari pada belahan bumi utara dan
selatan
Sumber: Szokolay, 2007
Latitude 0°
Latitude 45 LU
°
Latitude 45 LS
°
Gambar 6.8 Efek penaungan dan penyinaran pada saat VSA 46°
=………………………………………(1)
.
Gambar 7.1Lintasan
Gambar 7.1 Lintasan matahari
matahari
Gambar7.7.13 Pergeseran
Gambar Pergeseran lintasan matahari
lintasan matahari
Sumber: https://greenpassivesolar.com/passive-solar/scientific-principles/
Sumber: https://greenpassivesolar.com/passive-
movement-of-the-sun/
solar/scientific-principles/movement-of-the-sun/
Posisi matahari akan memengaruhi waktu dan ukuran
pembayangan yang akan terjadi. Saat matahari berada condong
di sisi utara (21 Maret – 23 September), durasi waktu siang hari
di wilayah belahan bumi utara akan lebih panjang sehingga
pembayangan akan terjadi lebih lama. Sebaliknya, wilayah belahan
selatan bumi, posisi matahari lebih dekat dengan kutub selatan,
rentang waktu siang hari akan lebih lama (23 September – 21
Maret) sehingga pembayangan akan terjadi lebih lama.
Pada garis-garis lintang yang tinggi, pola bayangan akan menjadi
lebih panjang sebaliknya pola bayangan akan menjadi lebih pendek
pada garis-garis lintang yang rendah. Berdasarkan pada empat
elemen lansekap yang telah disebutkan sebelumnya, pola bayangan
memberikan faedah dalam menentukan fungsi, orientasi, dan tata
massa bangunan pada ruang luar.
arah sumber cahaya. Tetapi, kondisi yang tidak ideal adalah jika
keseluruhan bangunan tertutup oleh bayangan dari bangunan lain.
7.2 Analisa Tapak
Diagram lintasan matahari merupakan elemen analisa tapak yang
paling utama dalam membuat rencana dan rancangan lansekap.
Pendekatan yang dilakukan pada analisa tapak adalah studi ma-
tahari dan naungan (Sun and Shadow Study) yang dapat menen-
tukan tiga konsep utama dalam desain yaitu, zonasi, orientasi ban-
gunan, dan sirkulasi khususnya pada penataan ruang terbuka.
Koga, Y., Nakamura, H., Rahim M. R., Goto, K., 1993. Daylight
Measurement In Indonesia, Journal of The Illuminating
Engineering Institute of Japan.