LAPORAN PERANCANGAN
Oleh :
M.NUR SATRIO
1422110021
Disusun Oleh:
M.NUR SATRIO
NIM :1422110021
Di Segala Bidang
ABSTRAK
Satrio l house” Desain Rumah Ramah Lingkungan sederhana milik di kota Palembang
Dalam arti umum, rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat
tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat
tinggal manusia maupun hewan, namun untuk istilah tempat tinggal yang khusus bagi
hewan adalah sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada
konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal,
seperti keluarga, hidup, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain.
Kota Palembang merupakan Kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika
berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut
Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan
Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota Palembang. Menurut topografinya, kota
ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai
maupun rawa, juga air hujan. Bahkan saat ini Kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah
yang yang tergenang oleh air (menurut pemikiran saya M.NUR SATRIO). Berkemungkinan
karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang Kota ini menamakan Kota ini sebagai
Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan;
sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak
karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa melayu-
Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat
yang digenangi oleh air.
Letak Kota Palembang adalah antara 101 - 105 Bujur timur, dan antara 1,5 - 2 Lintang
selatan atau terletak pada bagian timur propinsi Sumatra Selatan, dipinggir kanan kiri sungai
Musi lebih kurang 105 km dari laut (selat bangka). Batas–batas kota pada bagian selatan
berbatasan dengan kabupaten Ogan Komering Ilir, dan pada bagian Utara, Timur dan Barat
berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyu Asin. Luas wilayah berdasarkan Peraturan
2
Pemerintah nomor 23 Tahun 1988 ditetapkan luas wilayah kota ini menjadi 400,6 km
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. penguasa segala ilmu pengetahuan dan alam
semesta. Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Landasan Konseptual Perencanaan dan
Perancangan Atau Desain Rumah Ramah Lingkungan ini dapat terselesaikan sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar kompetisi Desain Rumah Ramah Lingkungan. Dalam proses
penulisan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih
penulis ucapkan kepada:
Kakak Anita Ira Puspita Sari dan Abang saya M.RICHI ARISCO, terima kasih atas
perhatian serta kesabaranya dalam membimbing saya dalam penulisan tugas akhir ini
serta memberikan begitu banyak bantuan dan dorongan sehingga penulisan tugas akhir
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Bapak dan mamah, Risman dan Zaimaryati terimakasih banyak untuk semua dukungan
moril maupun materilnya karena tanpa bapak dan mamah saya tidak akan bisa menjadi
seperti sekarang ini, selalu saya panjatkan doa untuk bapak dan mamah di setiap waktu
semoga Allah. SWT memberikan yang terbaik untuk bapak dan mamah selalu.
Adiku Anggun Permata Indah yang tercinta terima kasih atas doa, dukungan serta
bantuannya pada siang dan malam yang selalu menemani dan membantu pekerjaan
kakak, dan kakak selalu mendoakan ade semoga tercapai cita-citanya.
i
Saya sadar bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, kesalahan dan
kekurangan yang mungkin muncul merupakan cerminan penulis sebagai manusia biasa, sehingga
permohonan maaf menjadi hal yang harus disampaikan kepada semua pihak. Akhir kata semoga
penulisan ini memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi perkembangan dunia
arsitektur.
M.NUR SATRIO
ii
DAFTAR ISI
iv
III.1. Pengertian Rumah Ramah Lingkungan ........................................................... 24
III.2. Klasifikasi Pengertian Rumah Ramah Lingkungan ......................................... 25
III.3. Penekanan Konsep ........................................................................................... 27
III.4. Studi Banding Proyek Sejenis .......................................................................... 28
III.4.1. Studi Banding (Pengertian Rumah Ramah Lingkungan ) ............................ 28
v
V.3.1. Proses Desain..................................................................................... 66
V.3.2. Pengelompokkan Ruang Berdasarkan Zona ...................................... 67
V.4. Konsep Sistem Bangunan. ............................................................................... 68
V.5. Konsep Utilitas ................................................................................................. 69
V.5.1. Penyediaan Air Bersih ....................................................................... 69
V.5.2. Penanggulangan Air Kotor ................................................................ 70
V.5.3. Sistem Drainase ................................................................................. 70
V.5.4. Pengelolaan Sampah Domestik ......................................................... 71
V.5.5. Konsep Taman / Lansekap ................................................................ 71
V.5.6. Konsep Kebutuhan Pasokan Energi .................................................. 71
V.5.7. Konsep Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran ........................ 72
V.5.8. Konsep Penangkal Petir..................................................................... 73
V.5.9. Konsep Sistem Penghawaan ............................................................ 73
V.5.10. Green Roof ...................................................................................... 74
V.5.10.1. Manfaat Green Roof ......................................................... 75
V.5.10.2. Insulator Suara .................................................................. 76
V.5.10.3. Memperpanjang Hidup Atap ............................................ 76
V.5.11. Konsep Sistem Pencahayaan ........................................................... 77
V.5.12. Konsep Sistem Keamanan ............................................................... 78
V.5.13. Konsep Sistem Komunikasi ............................................................ 78
V.6. Tata Ruang Dalam ............................................................................................ 79
V.6.1. Layout Ruang dan Sirkulasi .............................................................. 79
V.6.2. Tinggi Ruangan ................................................................................. 79
V.7. Interior Fungsi Bangunan ................................................................................. 80
V.8. Konsep Fasad dan Material .............................................................................. 81
V.8.1. Fasade ................................................................................................ 81
V.8.2. Material Kaca .................................................................................... 81
V.8.3. Material dan Warna ........................................................................... 82
LAMPIRAN..........................................................................................................................83
vi
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar IV.3 : Paving Block .............................................................................................. 47
Gambar IV.4 : Gambaran Zonasi ....................................................................................... 49
Gambar IV.5 : Orientasi Sumbu Jalan dan Arah Pandang................................................. 49
Gambar IV.6 : Orientasi Bangunan Terhadap Sinar Matahari .......................................... 51
Gambar V.1 : Gubahan Massa Bangunan .......................................................................... 62
Gambar V.2 : Zoning perancangan di atas tapak ............................................................... 63
Gambar V.3 : Struktur Bangunan Tinggi ........................................................................... 67
Gambar V.4 : Skema Air Bersih Rusunami di Caringin.................................................... 68
Gambar V.5 : Skema Air Kotor Rusunami di Caringin ..................................................... 69
Gambar V.6 : Skema Jaringan Listrik Rusunami di Caringin ........................................... 71
Gambar V.7 : Contoh Bukaan pada Bangunan .................................................................. 76
Gambar V.8 : LED Sebagai Contoh Lampu Hemat Energi ............................................... 77
Gambar V.9 : Contoh Aplikasi Lampu Gantung ............................................................... 77
Gambar V.10 : Contoh Potongan Ruang ........................................................................... 78
Gambar V.11 : Contoh Taman ........................................................................................... 79
Gambar V.12 : Material Kaca ............................................................................................ 81
Gambar V.13 : Aplikasi Spray Foam Sebagai Insulasi...................................................... 81
x
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 : Perbandingan Karakteristik Bangunan .......................................................... 35
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. LATAR BELAKANG
konsumen dengan produk yang ditawarkan oleh produsen, dirasakan sangat penting.
Kebutuhan manusia yang banyak dan beraneka ragam merupakan tantangan bagi para
produsen untuk mampu memahami keinginan dan kebutuhan konsumen. Keadaan ini
menciptakan suatu kondisi persaingan diantara para pemasar atas produk yang
baik sehingga produk dan pelayanan yang paling memuaskan akan diminati oleh
konsumen sehingga akan menghasilkan laba dari penjualan dan pemasaran produk
kedua belah pihak yaitu memperoleh kepuasan bagi konsumen dan memperoleh laba
Konsep tersebut juga berlaku pada bisnis rumah makan. Bisnis ini merupakan
usaha yang berhubungan langsung dengan pelanggan atau konsumen, sehingga segala
sesuatu yang dilakukan pengelola bisnis rumah ramah lingkungan disamping untuk
xi
i
pengelola rumah ramah lingkunagn dapat memuaskan konsumen. Karena dengan
peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang
puas cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang rumah ramah
lingkungan tersebut kepada orang lain. Sehingga orang lain akan berminat membeli
pada rumah ramah lingkungan yang bersangkutan. Menurut para pemikiran saya
M.NUR SATRIO yang terbaik adalah seorang pembeli yang merasa puas.”
Bisnis rumah ramah lingkungan yang berkembang pesat di kota – kota besar
saat ini, menimbulkan persaingan yang sangat tajam dalam memenuhi macam – macam
kebutuhan. Karena itu tindakan pemasar adalah berupaya menciptakan kekhasan dan
keunggulan dari berbagai faktor yang dapat menarik konsumen untuk membeli
maupun produk dengan ragam dan kualitas yang lebih unggul dibanding para pesaingnya
dengan menggunakan sarana promosi yang dapat menarik minta konsumen untuk
membeli.
ii
Kota Palembang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan dimana saat ini
masyarakat. Hal ini diperjelas dengan semakin banyaknya bisnis usaha rumah amah
lingkunganr yang dibangun di kota ini. Begitu pentingnya kebutuhan pangan bagi
masyarakat maka layaklah banyak berdiri rumah ramah lingkungan dengan berbagai
macam konsep di kota Palembang ini guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Salah satu rumah ramah lingkungan yang perlu disosialisasikan adalah rumah
mramah lingkungan yang memiliki ciri khas tersendiri dari konsep pelayanan,
keadaan, ketiadaan, dan ketimpangan yang ada disekitarnya. Dengan adanya rumah
ramah lingkungan yang sangat khas ini di Palembang, diharapkan dapat mengatasi
masalah yang ada sekaligus memenuhi tuntutan- tuntutan yang belum terealisasi
Palembang, terdapat tiga unsur yang akan ditonjolkan sebagai filosofi atau latar belakang
dari perencanaan bangunan tersebut. Dalam unsur tersebut aspek yang akan ditonjolkan
adalah aspek edukasi, aspek komersial, dan aspek rekreasi, yang mana dalam bangunan
tersebut akan menampilkan kekhasan rumah ramah lingkungan itu sendiri serta
bentuk sebuah fasilitas rumah ramah lingkungan dan hotspot area yang mampu
mewadahi segala aktivitas yang berkaitan dengan rumah ramah lingkungan dan
bangunan Rumah Ramah Lingkungan Area di Palembang yang unik , menarik serta
1. 2. 3.Tujuan
Memperoleh suatu judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu
penekanan desain yang sesuai dengan lokasi bangunan yang akan dibuat yaitu Rumah
1. 2. 4.Sasaran
iv
1. 4. MANFAAT
bagi :
1. Penulis
2. Masyarakat
Pemilik memiliki alternatif desain rumah ramah lingkungan yang dapat menarik
yang terdapat dalam Rumah ramah lingkungan di Palembang yang kemudian akan
dianalisis dan kemudian dipecahkan untuk melalui sebuah desain yang meliputi
perencanaan besaran dan hubungan ruang, fasad bangunan yang imajinatif dan
v
1. 6. METODE PENULISAN
ditempuh melalui studi pustaka/studi literatur dan observasi lapangan, untuk kemudian
dianalisa dan dilakukan suatu pendekatan yang menjadi dasar penyusunan konsep
dilakukan melalui :
1. Study Kasus
beberapa bangunan yang berfungsi sama untuk analisa dan kriteria yang diterapkan
2. Deskriptif
Pengambilan data (data collecting) dengan survey lapangan mengenai data – data
1. 7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
vi
BAB I. PENDAHULUAN
pembahasan.
Palembang, lokasi tapak, data fisik dan non fisik yang akan
banding.
PERANCANGAN
vi
i
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Ramah Lingkungan
8
BAB II
KAJIAN TEMA DAN KONSEP
Arsitektur merupakan tempat bernaung dari yang paling sederhana hingga yang
paling rumit. Arsitektur juga merupakan lingkungan binaan (built environment)
dan Lingkungan buatan (built environment) mempunyai bermacam-macam kegunaan,
yaitu, melindungi manusia dan kegiatan - kegiatannya serta harta miliknya dari elemen-
elemen, dari musuh-musuh berupa manusia dan hewan, dan dari kekuatan-kekuatan
adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam
suatu dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan identitas social dan menunjukan
status, dan sebagainya.
Tempat bernaung bukanlah merupakan satu-satunya fungsi, atau bahkan fungsi
pokok dari perumahan. Menurut saya M.NUR SATRIO, sebuah bangunan adalah suatu
kota kecil, sebuah kota adalah suatu bangunan yang besar.
Beberapa analogi yang digunakan para ahli teori untuk menjelaskan arsitektur:
1. Analogi matematis
2. Analogi Biologis
3. Analogi Romantik
4. Analogi Linguistik
5. Analogi Mekanik
6. Analogi Pemecahan Masalah
7. Analogi Adhocis
8. Analogi Bahasa Pola
9
sistem struktur dan produksinya. Pandangan yang lain ialah bahwa tujuan utama
arsitektur bersifat kemasyarakatan.
Secara umum, arsitektur dapat dibayangkan, dirancang, diwujudkan, serta
dibangun dalam menanggapi suatu kondisi yang ada. Secara luas, arsitektur merupakan
kegiatan merancang dan membangun secara keseluruhan lingkungan binaan dalam level
makro maupun level mikro.
Menurut Vitruvius: Bangunan yang baik harus memiliki tiga aspek yaitu
keindahan/estetika (Venustas), kekuatan (Firmitas), dan kegunaan/fungsi
(Utilitas).
Menurut Brinckmann: Arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk.
Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk.
Menurut Djauhari Sumintardja: Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun
manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan
kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll).
Menurut Benjamin Handler: Arsitek adalah seniman struktur yang
menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu
sendiri.
Menurut Banhart CL. Dan Jess Stein: Arsitektur adalah seni dalam mendirikan
bangunan termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian
dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan; proses membangun; bangunan dan
kumpulan bangunan.
Menurut Van Romondt : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan
bahagia. Ruang berarti menunjuk pada semua ruang yang terjadi karena dibuat
oleh manusia atau juga ruang yang terjadi karena proses alam seperti gua,
naungan pohon dan lain-lain
Menurut JB. Mangunwijaya (1992) : Arsitektur sebagai vastuvidya
(wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung
pula tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana)
10
Menurut Amos Rappoport (1981 ) : Arsitektur adalah ruang tempat hidup
manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata
budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan sosial dan budaya
masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus memperngaruhi arsitektur
Menurut Francis DK Ching (1979) : Arsitektur membentuk suatu tautan yang
mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi
Menurut para modernis, fungsi dapat dikategorikan sebagai penentu bentuk atau
panduan menuju bentuk. Fungsi menunjukan ke arah mana bentuk harus ditentukan. Hal
ini mengacu pada slogan yang diungkapkan oleh Loius Sullivan yaitu Form Follow
Function.
11
Form follows function sering diasosiasikan dengan modern architecture dan industrial
design. Menurut teori ini, modern adalah efisien. Bentuk indah hanya sah jika memiliki
fungsi yang berguna, bukan hanya sekedar hiasan. Segala tambahan atau ornamen yang
tidak memiliki fungsi sebaiknya dipangkas (reduce). Kegenitan dianggap haram.
Semuanya bergerak cepat, tak ada waktu untuk lengkungan di tiang atau ukiran di atas
pintu. Sloganform follows function (bentuk mengikuti fungsi) menjadi dasar filosofi
modernisme. Minimalisme adalah puncak dari semua itu adalah Lurus, Polos, Dingin.
Form Follow Function dalam bahasa Indonesia adalah Bentuk Yang mengikuti
fungsi. Terciptanya sebuah bentuk dari obyek bangunan itu sendiri tercipta dari fungsi
fungsi ruang yang ada didalamnya. Tanggapan dari teori ini adalah bentuk dalam
arsitektur meliputi permukaan luar dan ruang dalam. Pada saat yang sama, bentuk
maupun ruang mengakomodasi fungsi-fungsi (baik fungsi fisik maupun non fisik).
Fungsi-fungsi tersebut dapat dikomunikasikan kepada bentuk. Dalam kenyataannya,
keterkaitan fungsi, ruang dan bentuk dapat menghadirkan berbagai macam ekspresi.
Penangkapan ekspresi bentuk bisa sama ataupun berbeda pada setiap pengamat,
tergantung dari pengalaman dan latar belakang pengamat.
kawasan ini termasuk dalam kawasan perkotaan yang padat akan aktifitas
komersial namun memiliki karakteristik masing – masing. Namun masih terdapat
pemukiman warga yang padat penduduk yang terlihat kumuh.
12
II.1.5. Pengaruh Konsep Terhadap Bangunan
Hasil dari produk arsitektur adalah bangunan dan merupakan hasil dari
perkembangan peradaban manusia yang dapat mengolah lingkungannya sedemikian
rupa, sehingga mereka dapat mengembangkan lingkungan tersebut menjadi lingkungan
yang memiliki potensi untuk di huni. Bangunan pun sama seperti manusia yaitu harus
mengikuti karakteristik lingkungan demi terciptanya bangunan yang nyaman untuk
ditempati.
bangunan yang layak ditempati harus memiliki energi agar bangunan tersebut
layak untuk di tempati. Pemakaian energi sebagai penunjuang kehidupan dalam
bangunan, dan berarti bangunan tersebut juga mengeluarkan energi pembuangan yang
umumnya buruk, baik bagi lingkungan maupun sekitar. Penggunaan energi dengan
pemanfaatan potensi alam di lingkungan sekitar serta pengolahan energi yang bersih bagi
bangunan merupakan metode yanng perlu di terapkan dalam setiap bangunan sehingga
bangunan tersebut selaras dan bersinergi dengan lingkungan dan manusia disekitarnya.
13
II.2. Elaborasi Tema Green Arsitektur
mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan
lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan
Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertianPembangunan
Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat
memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi,
ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan arsitektur hijau akan memberi peluang
besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur hijau akan
menciptakan suatu bentukarsitektur yang
berkelanjutan.
14
misalnya, dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 100 meter persegi, dengan pemakaian
lahan untuk bangunan adalah 60 meter persegi, maka sisa 40 meter persegi lahan hijau, Jadi
komposisinya adalah 60:40. Selain itu membuat atap dan dinding menjadi konsep roof garden
dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi
tanaman merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain,
arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, arsitektur hijau diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi,
air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan.
Arsitektur hijau juga dapat direncanakan melalui tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan
bangunan.
15
Banjir besar di seluruh wilyah Indonesia adalah bukti betapa lemahnya sistem drainase
kota menghadapi air hujan. Terlepas dari tingginya curah hujan, sistem drainae
kebanyakan kota di Indonesia memang sudah tidak memadai karena semrawutnya tata
ruang. Selain itu, kebiasaan hidup masyarakat membuang sampah ke sungai dan tinggal
di bantaran kali juga menyebabkan kurang berartinya sistem drainase dalam menghadapi
limpahan air hujan.
Salah satu alternatif pengolahan air hujan adalah menggunakan lubang resapan
biopori menurut pemikiran saya M.NUR SATRIO Resapan biopori meningkatkan daya
resapan air hujan dengan memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar
tanaman.Lubang resapan biopori adalah lubang silindris berdiameter 10-30 cm yang
dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 100 cm. Dalam kasus
tanah dengan permukaan air tanah dangkal, lubang biopori dibuat tidak sampai melebihi
kedalaman muka air tanah. Lubang kemudian diisi dengan sampah organik untuk memicu
terbentuknya biopori.
cm² setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang
resapannya menjadi 3.218 cm². Lubang biopori disebar dalam jarak tertentu sesuai
dengan luas lahan yang hendak dicover. Selain itu, biopori juga bisa diterapkan diselokan
yang seluruhnya tertutup semen. Dibutuhkan dua sampai tiga kilogram sampah lapuk
untuk sebuah lubang biopori.
Agar orang yang menginjaknya tidak terperosok, lubang ditutup dengan kawat
jaring. Selain memperbesar bidang resapan melalui aktivitas organisme tanah, lubang
resapan biopori juga memiliki dapat mengubah sampah organik menjadi kompos. Lubang
resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik didalamnya.
Sampah inilah yang akan menjadi sumber energi bagi organisme tanah untuk
16
melakukan kegiatan melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini
dikenal sebagai kompos. Melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori akan
berfungsi sekaligus sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada
setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis
tanaman. Sampai saat ini belum ditemukan apa yang menjadi kelemahan lubang biopori.
Sampah organik yang ada pada lubang biopori dirasa tidak akan mengganggu karena
cepat diuraikan.
Sampah akan sulit diuraikan jika lubang resapan terlalu besar dan tidak disebar.
Karena itu sampah harus disebarkan, jangan hanya berada disatu tempat. Hasilnya itu
juga bisa dijadikan kompos. Memakai lubang resapan biopori adalah tampaknya
merupakan langkah yang bijak dalam merencanakan sebuah lingkungan binaan. Arsitek
sebagai perencana seyogyanya tidak hanya memikirkan kepentingan bangunan yang
dirancangannya, tetapi juga memikirkan bagaimana rancangannya itu dapat mandiri dan
tidak menambah beban sistem drainase kota.
Karena lahan perkotaan telah telanjur disesaki bangunan, maka sasaran perolehan
sel-sel hijau daun beralih pada hamparan atap datar gedung-gedung yang justru lebih
banyak dibanjiri cahaya matahari. Sebenarnya gerakan atap hijau telah muncul di Jepang
sejak awal abad ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat pengembangannya masih
ekstensif.
Atap hijau jenis ini ditandai struktur atap beton konvensional dengan biaya dan
perawatan taman relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan tanaman
perdu dengan lapisan tanah tipis. Ketika Jepang semakin ketat menjaga lingkungan
melalui pemberlakuan berbagai tolok ukur bangunan ramah lingkungan, para perancang
mulai berpacu mencari solusi cerdas dalam memanfaatkan bidang datar atap bangunan.
Salah satunya adalah intensifikasi taman atap, atau upaya memadukan sistem
bangunan dengan sistem penghijauan atap sehingga dapat diciptakan taman melayang
(sky garden). Berbeda dengan atap hijau ekstensif yang hanya menghasilkan taman pasif,
atap hijau intensif dapat berperan sebagai taman aktif sebagaimana taman di darat.
Dengan lapisan tanah mencapai kedalaman hingga dua meter, atap hijau intensif
mensyaratkan struktur bangunan khusus dan perawatan tanaman cukup rumit. Jenis
tanaman tidak hanya sebatas tanaman perdu, tetapi juga pohon besar sehingga mampu
menghadirkan satu kesatuan ekosistem. Walaupun investasi yang dibutuhkan untuk
membuat atap hijau cukup tinggi, bukan berarti upaya peduli lingkungan ini bertentangan
dengan semangat mengejar keuntungan ekonomi, terbukti kini banyak fasilitas komersial
yang menerapkan konsep atap hijau intensif. Salah satu di antaranya adalah Namba Park,
sebuah mal gaya hidup di pusat kota Osaka.
17
Manfaat atap hijau bukan hanya sebatas peningkatan nilai estetika dan
penghematan energi, pengurangan gas rumah kaca, peningkatan kesehatan, pemanfaatan
air hujan, serta penurunan insulasi panas, suara dan getaran, tetapi juga penyediaan
wahana titik temu arsitektur dengan jaringan biotop lokal. Perannya sebagai "batu
loncatan" menjembatani bangunan dengan habitat alam yang lebih luas seperti taman
kota atau area hijau kota lainnya
18
II.2.2. Arsitektur Hijau Pada Hunian
Desain rumah yang green
architecture bisa diterapkan dirumah
kita. Sebagai sebuah kesatuan antara
arsitektur bangunan rumah dan
taman tentu harus selaras. Untuk
mendekatkan diri dengan alam,
fungsi ruang dalam rumah ditarik
keluar. Ruang tamu di taman teras
depan, ruang makan dan ruang
keluarga ditarik ke taman belakangatau ke taman samping, atau kamar mandi semi
terbuka di taman samping Sebaliknya, fungsi ruang keluar menerus ke dalam ruang.
Ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual. Rumah
dan taman mensyaratkan hemat bahan efisien, praktis, ringan, tapi kokoh dan
berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan.
19
taman dalam konsep arsitektur hijau memiliki banyak keuntungan bagi rumah itu
sendiri, lingkungan sekitar, dan skala kota secara keseluruhan. Rumah sehat memiliki
sistem terbuka. Maka, setiap rumah yang dibangun berdasarkan konsep arsitektur hijau
dapat mengurangi krisis energi listrik dan BBM serta krisis kualitas lingkungan
21
6. Holistic
22
Gambar II.8 : Green Arsitektur
23
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Masing-masing memiliki batas-batas, ukuran dan luas yang jelas, karena sifat dan
fungsinya harus dinikmati bersama dan tidak dapat dimiliki secara perseorangan.
24
Pembangunan Rumah ramah lingkungan seharusnya dibangun sesuai dengan
tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat terutama bagi yang berpenghasilan
rendah. Rusun hanya dapat dibangun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, hak
pakai atas tanah Negara atau hak pengelolaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1. Low rise: memiliki ketinggian 2-6 lantai dan menggunakan tangga sebagai
sarana sirkulasi vertikalnya. Jenis ini dikenal dengan walk-up- jlat.
25
2. Medium rise: memiliki ketinggian 6-9 lantai dan bisa menggunakan elevator
listrik sebagai sarana sirkulasi vertikalnya.
3. High rise: memiliki ketinggian di atas 9 lantai dan hams menggunakan
elevator listrik sebagai sarana sirkulasi vertikalnya.
Apabila mengacu pada luas unit hunian, maka rumah ramah lingkungan
dibedakan menjadi tipe studio seluas 18m2 hingga tipe penthouse seluas 200m 2. Pada
umumnya yang bertipe kecil banyak dijumpai pada rumah ramah lingkungan murah dan
sederhana yang dihuni oleh masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.
Berdasarkan jumlah lantai dalam satuan unit hunian, rumah rumah lingkungan
dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Simplex: merupakan rumah susun yang tiap unitnya terdiri dari 1lantai. Jenis ini
adalah yang paling umum karena merupakan jenis yang paling simpel dan
ekonomis dalam pembangunannya.
2. Duplex: merupakan rumah susun yang tiap unitnya terdiri dari 2 lantai yang
dihubungkan dengan tangga. Ruang keluarga, dapur, dan ruang makan berada
pada satu lantai, sedangkan lantai lainnya digunakan sebagai ruang tidur atau
ruang istirahat. Keunggulan ekonomis dari rumah susun jenis ini adalah
bahwa koridor dan pintu lift tidak perlu disediakan untuk setiap lantai
bangunan.
3. Triplex: merupakan rumah susun yang tiap unitnya terdiri dari 3 lantai. Pada
dasarnya pembagian ruangnya sama denganjenis duplex.
26
Menurut saya M.NUR SATRIO rumah ramah lingkungan memiliki karakteristik yang
berbeda dengan hunian horizontal. Rumah ramah lingkungan mengandung dualisme
system kepemilikan, yaitu sistem kepemilikan perseorangan dan bersama baik dalam
bentuk ruang maupun benda. Sistem kepemilikan bersama yang terdiri dari bagian-bagian
yang masing-masing merupakan satuan yang dapat digunakan secara terpisah yang
dikenal dengan istilah condomium. Sistem ini mewajibkan untuk mengadakan
pemisahan hak dari masing-masing satuan yang dilaksanakan dengan pembuatan akta
pemisahan yang mengandung nilai perbandingan proporsional yang akan digunakan
sebagai dasar penerbitan sertifikat hak milik atas satuan yang bersangkutan.
Muka bangunan atau yang biasa disebut fasade ini akan dirancang mebyerupai
bentuk hexagonal layaknya sarang lebah namun tetap memperhatikan kaidah
pembangunan yang baik dan akan memperhatikan pengaruh iklim, Hasil dari fasade yang
berbentuk hexa gonal akan diberi warna yang mencolok sebagai aksen daya tarik
masyarakat dengan menyimbolkan hunian yang nyaman, indah, unik dan tertata dengan
baik.
27
Penyesuaian iklim akan sangat ditekankan karena rumah susun ini dirancang
untuk masrakat menengah kebawah maka akan sangat diperhatikan untuk pencahayaan
yang masuk kedalam gedung serta alur udara yang baik agar didalam gedung tetap
memiliki sirkulasi udara yang baik tanpa bantuan media lain seperti ac dan menghemat
pengeluaran listrik dengan konsumsi listrik yang bias terjangkau oleh para penghuni.
Rumah ramah lingkungan ini terdiri dari 2 laintai yaitu untuk 6 orang 4 kamar
tidur 4 WC, 1 dapur, 1 orang 4 kamar tidur 4 WC, 1 dapur, 1 ruang tamu,1 ruang makan
dan 1 ruang keluarga.
2. Tahap I terdiri dari Rumah ramah lingkungan jenis Dakonta dan Apron yang tiap
unitnya tidak memiliki WC di dalam tetapi memiliki WC umum/ bersama.
3. Tahap II terdiri dari Rumah raamah lingkungan jenis Conver dan Boeing yang tiap
unitnya memiliki WC di dalam tiap unitnya.
Merancang rumah ramah lingkungan dilakukan untuk jenis Conver, Berikut ini
adalah data dari hasil Merancang rumah ramah lingkungan dan analisa:
28
29
30
31
32
33
(Gambar III.1 : Desain rumah dan halaaman dalam rumah)
34
mah
ramah lingkungan (Tabel 2.)
35
Dikaitkan dengan penerapan konsep Hemat Energi, kesimpulan yang bisa diambil
Kondisi tapak berpengaruh dalam hal pencapaian ke tapak, yakni seberapa besar
usaha yang dibutuhkan penghuni untuk sampai ke rusun. Lokasi kedua rusun yang
strategis (dekat jalan raya) dapat mengatasi masalah tersebut.
Ada usaha untuk memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan alami melalui Bentuk
dan Gubahan Massa, namun sayangnya usaha itu kurang berhasil khususnya pada
Rumah ramah lingkungan.
Pencahayaan alami dan penghawaan pada rusun kurang
sehingga membutuhkan pencahayaan dan penghawaan buatan (lampu listrik, AC,
kipas angin, exosfan, dll) khususnya pada Rumah ramah lingkungan.
36
1. Struktur & Konstruksi
Bentuk khas Struktur C-Plus adalah berbentuk plus(+). Ditinjau dari segi
kekuatan, bentuk kolom yang simetris akan memberikan kekuatan yang sama pada kedua
arah sumbu utama kolom baik arah x maupun arah y. Dengan inersia yang sama, bentuk
kolom plus membutuhkan volume beton yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk
kolom persegi. Sebagai gambaran, bentuk kolom plus 20/75 yang digunakan pada
rusunawa Puskim memiliki inersia yang sama dengan kolom persegi ukuran 50×50.
Dengan bentuk ini, kolom C-Plus lebih hemat 15% dalam penggunaan beton. Kelebihan
lain dari bentuk ini adalah memungkinkan adanya efisiensi ruang. Pada kolom
konvensional bangunan bertingkat, ukuran kolom persegi harus lebih besar dari tebal
dinding sehingga ada bagian kolom yang menonjol dan memakan ruang. Untuk ruang-
37
ruang yang tidak terlalu luas (unit 18 atau 21), penggunaan kolom C-Plus akan
mengurangi tonjolan sehingga ruang lebih efisien.
2. Bahan Bangunan
Bahan penutup lantai adalah plesteran untuk lantai hunian dan selasar. Bahan
gymstone digunakan pada lantai plaza. Kerangka kuda-kuda menggunakan bahan baja
karena durabilitas lama dan tidak memerlukan perawatan khusus. Kusen jendela
menggunakan bahan alumunium agar tidak memerlukan perawatan khusus.
Sistem plumbing air bersih yang diterapkan pada rumah susun sederhana Puskim
adalah sistem Pemompaan dan Gravitasi. Air dari sumur dalam dipompa ke ground tank,
untuk kemudian dipompa ke roof tank. Air dari roof tank didistribusikan ke tiap unit
dengan sistem gravitasi. Setiap unit dilengkapi meteran air dan listrik untuk mencatat
penggunaan air.
5. Persampahan
Untuk dua blok rusuna Cigugur yang terdiri dari 64 unit hunian dilengkapi empat
unit komposter dengan kapasitas masing-masing 500 L dari bahan tahan karat. Ruang
pemilahan sampah terletak di lantai dasar.
38
Keunggulan
Dengan teknologi pracetak, lebih cepat dikerjakan. Biaya konstruksi lebih murah.
Dari aspek penghawaan, sirkulasi udara lebih baik.
Dari aspek pencahayaan alami, pencahayaan alami tiap unit lebih baik dengan
input dari 2 sisi.
Sistem plumbing lebih efisien .
Biaya Investasi
Biaya konstruksi 1,8 juta/m2 (tahun 2006).
39
BAB IV
ANALISA PROYEK
IV.1.2. Subsidi
Istilah lain yang sering diusung oleh para pengembang untuk rumah ramah
lingkungan adalah Apartemen Bersubsidi. Pengembang lebih senang menggunakan
istilah apartemen daripada rusun karena konotasi negatif yang melekat. Sedangkan
penambahan kata bersubsidi disebabkan karena pemerintah memberikan subsidi bagi
pembeli rusunami jika memenuhi syarat. Sedangkan yang tidak memenuhi syarat tetap
dapat membeli rumah ramah lingkungan namun tidak mendapatkan subsidi.
40
IV.1.2.2 Syarat Subsidi
1. Keluarga/rumah tangga yang baru pertama kali memiliki rumah dan baru
pertama kali menerima subsidi perumahan (dibuktikan oleh surat pengantar
dari kelurahan)
2. Gaji pokok pemohon atau pendapatan pokok pemohon perbulan maksimum
4,5 juta
3. Memiliki NPWP
4. harga untuk apartemen dibawah Rp. 144 jt dan rumah dibawah Rp. 55jt
Redefinisi rumah ramah lingkungan itu mencakup harga patokan satuan rumah ramah
lingkungan, fasilitas minimum yang wajib disediakan pengembang, maupun penentuan secara
tegas proporsi rusunami yang bersubsidi dan nonsubsidi.
Pemerintah harus kembali pada prioritas peruntukan rumah ramah lingkungan bersubsidi,
yakni masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah Kelompok sasaran rumah ramah
lingkungan bersubsidi terdiri atas tiga golongan.
Golongan I adalah masyarakat yang berpenghasilan Rp 3,5 juta-Rp 4,5 juta per bulan.
Golongan II dengan pendapatan Rp 2,5 juta-Rp 3,5 juta per bulan, dan
golongan III dengan penghasilan Rp 1,2 juta-Rp 2,5 juta per bulan.
41
IV.3. Simulasi perhitungan harga unit hunian
Rumah ramah lingkungan ini memiliki 3 masa bangunan yang sudah menelan biaya
pembangunan senilai 18 miliyar rupiah, berdasarkan hasil perhitungan anggaran biaya kami
sudah menyimpulkan bahwa harga bangunan sudah ditetapkan yaitu :
Pengelola Penghuni
Pengelola Rumah ramah lingkungan dengan penghuni rusun sangat memiliki kaitan yang
erat dalam rangka pengurusan bangunan Rumah ramah lingkungan juga dalam mengatur
ketertiban Rumah ramah lingkungan itu sendiri dan dalam sebuah sekumpulan rumah perlu ada
suatu kepengurusan misalnya RW, RT dsb.
Apabila melihat dari karakteristik rusun ini maka perlu diadakan kepengurusan
management yang baik dan sebagaimana kita ketahui rusun ini memiliki 144 hunian dan akan
dihuni oleh krang lebih 144 kk maka diperlukan seorang ketua RW, dan 3 ketua RT serta
kepengurusan lainnya dan saya akan menguraikan kelompok diagram diatas yaitu :
Pengelola
FUNGSI KETUA RT
Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya.
Pemeliharaan keamanan ketertiban dan kerukunan hidup antar warga
pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan
aspirasi dan swadaya murni masyarakat
Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat diwilayahnya
4. Pengelola kantin
Tugas pengelola kantin antara lain menyediakan masakan bagi para penghuni
baik pagi siang maupun sore hari, namun makanan yang disajikanpun harus memenuhi
kriteria kesehatan yang baik.
43
Makanan yang disajikan berupa makanan berat maupun makanan siap saji juga
berbagai minuman segar maupun minuman yang siap saji sesuai kebutuhan para
penghuni rusun.
Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah Provinsi Jawa Barat. Dengan
demikian, sebagai ibu kota provinsi, kota Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-
daerah di sekitarnya.
Kota Bandung terletak pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean
sea level), dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan.
Ketinggian di sebelah utara adalah ±1050 msl, sedangkan di bagian selatan adalah ±675 msl.
Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan (Bandung
Basin).
Melalui Kota Bandung mengalir sungai utama seperti Sungai Cikapundung dan Sungai
Citarum serta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di
Sungai Citarum, dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah
banjir
Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan
suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari
per bulan. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Bandung, selama tahun 2011 tercatat suhu
tertinggi di kota Bandung mencapai 30,4oC yang terjadi di bulan September dan Oktober.
Suhu terendah di kota Bandung pada tahun 2011 adalah 18,2oC yaitu pada bulan
Agustus.Curah hujan terringgi di kota Bandung pada tahun 2011 terjadi di bulan April yaitu
sebesar 381,5 mm. Sementara curah huja terendah terjadi di bulan September sebesar 3,1 mm
45
IV.7. Analisa Tata ruang luar
Tata ruang luar perlu di desain secara terintegrasi karena memberikan impresi pada
bangunan. Tata ruang luar terbagi atas ruang luar aktif dan ruang luar pasif. Ruang luar aktif
dipergunakan untuk jalur sirkulasi kendaraan, jalur sirkulasi orang, area parkir, dan ruang
terbuka hijau yang didalamnya mengandung kegiatan manusia. Ruang luar pasif berupa ruang
terbuka hijau yang tidak mengandung kegiatan manusia. Untuk itu ada beberapa poin yang akan
dimasukkan dalam desain.
Peletakkan Bangunan
Bangunan diletakkan sesuai dengan setback sempadan 10 m dari jalan.
Parkir
Area Parkir di terdapat di lantai dasar. Sebagian besar area parkir terdapat di lantai dasar
dan lantai dasar mampu menampung kurang lebih 60 unit kendaraan bermotor, dan
46
penghuni pada 1 bangunan rusun adalah 48kk maka dengan daya tampung 60 unit sudah
mencukupi bagi penghuni, lalu di bagian luar bangunan ada lahan parkir yang
diperuntukan untuk tamu yang akan berkunjung dan bisa menampung 50 motor dan 30
mobil.
Elemen Perkerasan
Elemen perkerasan pada tata ruang luar bangunan terbagi menjadi dua yaitu aspal,
dan paving block. Aspal digunakan sebagai material penutup untuk sirkulasi kendaraan,
sedangkan paving block digunakan sebagai material penutup untuk pedestrian.
Landscape
Penataan vegetasi pada ruang luar dilakukan secara horizontal. Dengan tujuan,
yaitu:
Sebagai aspek arsitektural, yaitu vegetasi sebagai pembentuk ruang, pembatas
ruang, dan pengarah pergerakan.
47
Sebagai aspek estetika, yaitu vegetasi berfungsi sebagai elemen yang menciptakan
keindahan.
Sebagai aspek engineering, yaitu vegetasi berfungsi sebagai kontrol kebisingan,
temperatur, angin.
Secara horizontal penataan vegetasi dilakukan di sisi timur, barat dan selatan site, hal ini
memungkinkan karena setback dari site adalah 10m.
Zonasi
Pembagian zona pada bangunan Rusun sangatlah penting untuk menciptakan
kenyamanan bagi penghuninya. Pembagian zona yang tepat akan menciptakan privasi
yang tinggi pada unit-unit ruang kantor yang disewakan. Zonasi diciptakan baik secara
horisontal maupun vertikal. Zonasi secara horizontal merupakan zonasi pada lingkup
siteplan sedangkan zonasi vertikal adalah zonasi pada lingkup bangunan.
Zonasi pada Rusun terdiri atas:
Zona publik
Terdapat pada bagian site paling depan. Ketika memasuki area ini, terdapat
petugas keamanan yang mengawasi bagian depan sehingga keamanan Rusun
terjaga. Yang termasuk zona publik adalah area parkir luar dan drop off di depan
bangunan.
Zona semi-publik
Berada setelah zona publik. Untuk memasuki zona ini, terdapat kontrol keamanan
baik akses ke lobby maupun area parkir. Zona ini terdiri atas lobby, fasilitas-
fasilitas komersial yang dapat diakses oleh pengunjung yang bukan penyewa
dengan pengawasan dari pihak pengelola. Terdapat pada lantai basement
Zona privat
Merupakan zona dengan tingkat privasi tertinggi dibandingkan zona-zona lainnya.
Terdapat akses dengan kontrol keamanan yang harus dilewati setelah melewati
zona semi-publik. Terdiri atas unit-unit ruang hunian
48
( Gambar IV.4 : Gambaran Zonasi )
1. Jalan Sriwijaya 2
Dwikora 2 Kecamatan Ilir
Barat 1 Kelurahan Demang
Lebar Daun (V & W) : View
dari lokasi ini memiliki
tampak landscape ke arah
bangunan karena pandangan
manusia terhadap lokasi ini
cukup baik karena berkontur
datar (BAGUS)
2. Pemukiman warga
kumuh (V , W, dan Z) : View
dari lokasi ini memiliki
tampak yang kurang
maksimal ke titik V dan Z
namun untuk W bisa terlihat
baik namun masih kurang
( Gambar IV.5 : Orientasi Sumbu Jalan dan Arah Pandang ) maksimal karena terhalang
oleh pemukiman warga.
49
(BURUK)
3. Pemukiman warga kumuh (W & Z) : View dari lokasi ini memiliki tampak yang sangat
baik karena tepat di depan objek (BAGUS)
4. Pom Bensin (X, Y, dan Z) : View dari lokasi ini memiliki tampak yang kurang
maksimal ke titik X namun untuk Y dan Z bisa terlihat dengan cukup baik ke arah belakang
bangunan (BIASA)
5. Pemukiman warga kumuh blkg pasar (X,Y,Z) : View dari lokasi ini memiliki tampak yang
kurang maksimal ke titik Z namun untuk X dan Y bisa terlihat baik ke arah belakang
bangunan (BAGUS)
6. Pemukiman warga Babakan ciparay (V & X) : View dari lokasi ini memiliki tampak yang
Sangat maksimal ke semua titik karena titik ini juga merupakan akses masuk pintu belakang
warga rusun ke area belakang rusun (BAGUS)
Kesimpulan : Vote untuk titik pandang yang baik adalah no (1, 3, 5, dan 6) sedangkan vote
point buruk yaitu angka 4 dan 6 maka view bangunan terhitung cukup baik
Dalam hal orientasi terhadap arah sinar matahari, bagian timur bangunan akan
memperoleh cahaya matahari pagi paling besar sehingga digunakan strategi lightshelves yang
memungkinkan perolehan cahaya masuk ke dalam ruangan tanpa menimbulkan glare. Untuk
memanfaatkan cahaya matahari siang dapat dimanfaatkan skylight pada podium sehingga
diperoleh pencahayaan alami. Untuk merespon cahaya matahari sore yang cukup panas di bagian
barat bangunan akan digunakan sistem naungan (shading system) yang mengurangi dampak
panas yang diterima.
50
barat timur
Dari orientasi arah angin, angin yang berhembus di site tidak terlalu kencang karena berada di
dataran rendah dan suhu udara yang sangat panas. Pada saat musim penghujan kira-kira pada
bulan November hingga April, berhembus angin muson tenggara yang datang dari Samudra
Hindia yang membawa titik-titik uap air yang menyebabkan hujan. Sedangkan pada musim
kemarau yang terjadi sekitar bulan Mei hingga Oktober berhembus angin muson barat laut yang
berasal dari Laut Cina Selatan yang membawa angin panas. Hal ini ditanggapi dengan
penggunaan material kaca double glazing untuk mengurangi panas.
51
IV.10. Program Ruang
45
52
45
45
53
( Tabel IV.1 : Program Ruang Rumah ramah lingkungan 1 )
54
Analisa Lantai 1 Total yaitu 432+246=678m
55
( Tabel IV.2 : Program Ruang Rumah ramah lingkungan 2 )
56
Analisa Lantai 1 Total yaitu 432+246=678m
57
Analisa Lantai 2 Total yaitu 432+246=678m
Total luas keseluruhan dalam meter adalah = 3643 + 2754 + 2754 = 9151m
58
IV.11. Golden Section
Skala menyinggung pada ukuran suatu benda dibandingkan dengan suatu standar
referensi atau dengan ukuran sesuatu yang dapat dijadikan patokan. Sedangkan proporsi
lebih menekankan pada hubungan yang sebenarnya atau yang harmonis dari satu bagian
dengan bagian yang lain.
Beberapa Teori-teori proporsi yang ada diantaranya :
Golden section
Penataan klasik
Teori-teori Renaissance
Modular
Ken
Antropometri
Skala Visual
Skala manusia
Prinsip-prinsip Penataan
59
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
a. Orientasi Bangunan
60
Mengutamakan orientasi bangunan rumah ke arah ruang-ruang terbuka,
untuk mendapatkan pandangan yang bagus baik dari tapak atau menuju tapak,
yaitu ke arah Timur dan Utara.
Berusaha membuat orientasi bangunan rusunami yang ke arah depan
memberi kesan "selamat datang" (menerima) yang kesan tersebut juga dimiliki
oleh rumah-rumah sekitar.
a. Bentuk Bangunan
61
Ruang-ruang Publik seperti Ruang Tamu berorientasi ke area umum
yaitu ke arah jalan.
62
V.2. Konsep zoning pada site
Dimulai dengan mengkaji lahan perancangan yang memiliki batas – batas lahan yaitu :
Fungsi bangunan dan jalan disekitarnya kemudian dijadian bahan pertimbangan untuk
menentukan arah hadap dan pola peruntukan lahan perancangan tersebut. Disinilah perancang
membuat Zoning atau pemintakatan untuk area-area di dalam lahan perancangan.
Keterangan :
Hijau zona publik
Kuning zona semi private
Merah zona private
63
Zoning terbagi menjadi 3 area :
Privat : dipilih area yang paling terhindar dari kebisingan jalan dan lingkungan
sekitar. Maka dipilih area ini adalah area yang jauh dari jalan umum/penduduk. Misalnya
unit hunian pada gedung sangkuriang 1, 2 dan 3.
Semi Privat : dipilih area yang memiliki kebisingan dan lalulintas kegiatan sedang.
Perancang memilih area ini berada di tengah-tengah lahan perancangan. Misalnya pada
jalan rusun dan lokasi sirkulasi di area sekitar rusun.
Publik : dipilih area yang paling dekat dengan kebisingan jalan dan kepadatan
lalulintas kegiatan sekitar. Maka yang dipilih adalah area yang paling dekat dengan jalan.
Misalnya pada di area parkir, jalan raya soekarno hatta, RTH atau taman yang ada di
belakang bangunan rusun.
Penentuan zona-zona di atas adalah tahap penting dalam memulai perancangan blok
massa / bangunan. Karena dengan mendefinisikan gambar-gambar zoning, kami dapat
menentukan fungsi arsitektur apa yang hendak ditempatkan di atas lahan perancangan serta
dimana persisnya kami menempatkan setiap fungsi tersebut.
Sistem pensoningan seperti ini hanya cocok untuk bangunan sederhana seperti rumah
tinggal atau rumah profesi jika bangunan yang lebih komleks akan beda tata pensoningannya
64
V.3. Konsep Jenis dan pengelompokan ruang
b. Tapak / Site
Data tapak (lokasi dan luas)
Analisis tapak
c. Data rancangan
Kebutuhan spesifik klien (bila ada)
Anthropometri dan ergonomi
Perabotan dan lay out
Preseden desain (kajian tipologi)
UU BG dan aturan pemerintah
d. Penekanan desain
Kebutuhan klien
Kajian tipologi
e. Konsep desain
Pengelompokkan ruang & hubungan antar ruang
Program ruang
Eksplorasi bentuk ruang interior
Eksplorasi konfigurasi ruang
Eksplorasi kualitas ruang
Eksplorasi gubahan massa/transformasi bentuk
Eksplorasi tampilan fasad bangunan
f. Pradesain
Situasi,
site plan,
denah,
tampak,
65
potongan, dan
perspektif
g. Pengembangan desain
Rencana detail
Pola dan detail plafond
Pola dan detail lantai
Rencana struktur
Rencana site/tapak/olahan ruang luar/lansekap
MAKET STUDI
67
V.5. Konsep Utilitas
Pada setiap unit bangunan tower terdapat 4 buah torn air yang dapat
menampung air masing – masing tower yaitu kurang lebih 10.000 L air.
Mengingat lebutuhan air per tower yaitu 192 manusia x 100 L = 19.200 L/ hari
apabila dibulatkan ditambah dengan kebutuhan air di wc umum untuk kebutuhan
peribadatan, dan kebutuhan lainnya kurang lebih 5000 L/hari jadi totalnya kurang
lebih 25000L / hari jadi kapasitas 40.000 L/hari dapat menutupi kebutuhan
manusia yang tinggal di rusun tersebut tanpa kekurangan.
68
V.5.2. Penanggulangan air kotor
Perencanaan pengelolaan air buangan akan berpedoman pada sistem
proses pengolahan yaitu Communal Treatment. Prakiraan volume buangan
domestik KM/WC dan kegiatan rumah tangga adalah sebagi berikut :
69
V.5.4. Pengelolaan sampah domestik
Kebersihan dan estetika rumah ramah lingkungan menyangkut sistem
pengelolaan sampah yang akan diterapkan. Selama kegiatan operasional pola
pengelolaan yang akan digunakan meliputi :
Sistem pewadahan
Sistem pengumpulan
Pembuangan akhir
Sistem pengangkutan
70
Berikut adalah skema sistem jaringan listrik pada bangunan Rumah Ramah
Lingkungan :
71
V.5.8. Konsep penangkal petir
Rumah ramah lingkungan direncanakan akan menggunakan sistem
penangkal petir dalam upaya proteksi terhadap bahaya sembaran petir pada saat
musim hujan yang dapat pula memicu terjadinya kebakaran. Petir yang
menyambar ke arah Rumah ramah lingkungan akan ditangkap oleh penangkal
petir dengan ketinggian 14m seperti pada gambar di bawah ini dan radius proteksi
sejauh 80m, lalu dialirkan dengan penghantar tahanan 5 ohm ke dalam tanah.
72
a. Optimalisasi vegetasi di sekitar bangunan. Dengan memanfaatkan
vegetasi yang berada di sekitar bangunan yang diatur jenis, ukuran,
jumlah dan posisi yang sedemikian rupa sehingga mengarahkan udara
sejuk masuk ke dalam bangunan. Pengaturan vegetasi dapat
dilakukan melalui penataan lansekap.
b. Bukaan sebagai jalur sirkulasi udara dalam bangunan. Pengaturan
bukaan atau ventilasi pada bangunan berpengaruh terhadap kapasitas
masuknya udara ke dalam bangunan. Ventilasi yang cukup dengan
posisi yang tepat akan memperlancar sirkulasi udara sehingga tidak
pengap atau lembab. Cross ventilation diterapkan dengan membuat
ventilasi di sisi ruang yang berseberangan agar udara mudah
mengalir, dan menghasilkan udara yang bersifat fleksibel.
73
green roof pada bangunan. Green roof menggantikan jejak vegetasi yang hancur
ketika bangunan itu dibangun. Konsep taman atap diperkenalkan dengan tujuan
mengurangi keuntungan panas ke dalam bangunan dan memodifikasi kondisi
sekitar melalui fotosintesis dan evapotranspirasi tanaman.
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa atap kebun dapat secara
efektif mendinginkan lingkungan ambient langsung oleh 1,5 [derajat] C.
Menurut pemikiran saya M.NUR SATRIO. Umumnya, pembacaan suhu
permukaan dikumpulkan dari atap taman yang ditemukan menjadi lebih rendah
dari yang tercatat pada atap beton tandus. Hal ini menunjukkan bahwa isolasi
termal bangunan ditingkatkan dengan adanya tanaman. Kelembaban relatif tinggi
(RH) di taman atap juga diamati karena kehadiran tanaman. Untuk mencegah
ketidaknyamanan karena kelembaban tinggi, ventilasi alami yang memadai harus
dipastikan pemikiran saya M.NUR SATRIO. Menurut pemikiran saya M.NUR
SATRIO, green roof yang dibangun menggunakan komponen yang:
74
dibutuhkan adalah pendekatan yang komprehensif dan realistis dalam
menentukan biaya dan manfaat seluruh spektrum keadaan dan peluang
potensial yang mungkin timbul dari menginstal green roof pemikiran saya
M.NUR SATRIO. Dampak dari green roof yang telah umum dikutip
adalah sebagai berikut:
75
lipat harapan hidup atap ini. Green roof juga menambahkan perlindungan
penyangga ekstra dari kerusakan hujan es .
76
( Gambar V.8 : LED Sebagai Contoh Lampu Hemat Energi )
77
V.6. Tata ruang dalam
Secara garis besar penggunaan ruang pada bangunan per lantai adalah:
78
V.7 Interior fungsi bangunan
Area Publik ditujukan bagi penghuni rumah ramah lingkungan dan juga
pengunjung, berada di area lantai dasar.
Taman
79
V.8 Konsep fasad dan material
V.8.1. Fasade
Ungkapan penampilan yang mengakomodasi seluruh kebutuhan fungsi
yang ada di dalamnya merupakan suatu usaha untuk menggambarkan tampilan
sederhana namun menarik sebagai Rusunami. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan pola fasadnya adalah :
80
( Gambar V.12 : Material Kaca )
81
LAMPIRAN
HASIL TES SELEKSI OTAK MURNI