2 Tahun 2022
Online: https://jurnal.fk.uisu.ac.id/index.php/ibnusina
Artikel Penelitian
Asniar 207
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 21 No.2 Tahun 2022
Asniar 208
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 21 No.2 Tahun 2022
hamil yang mengalami abortus dan dirawat di (usia ibu, paritas, riwayat abortus, anemia, dan
RSUD Kota Baubau Tahun 2019 serta pekerjaan).
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Cara
HASIL
pengambilan sampel kasus dalam penelitian ini
Analisis Univariat
yaitu dengan menggunakan teknik total
Dalam penelitian ini didapatkan distribusi
sampling. Kriteria inklusi : (1) ibu hamil yang
ibu berdasarkan kelompok usia dapat dilihat
memiliki usia kehamilan <22 minggu, dan (2)
pada tabel (1). Hasil penelitian didapatkan
ibu hamil yang di diagnosa abortus, sedangkan
33.3% ibu hamil berusia lebih dari 35 tahun,
untuk kriteria eksklusi yaitu ibu hamil yang
61.7% berusia antara 20-35 tahun dan 5%
memiliki catatan rekam medik yang kurang jelas
berusia dibawah 20 tahun.
dan tidak lengkap. Jumlah sampel kasus yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu Tabel 1. Distribusi Sampel Kasus Berdasarkan
Kelompok Usia (n=60)
sebanyak 60 orang. Sedangkan sampel kontrol
pada penelitian ini adalah ibu hamil yang tidak Usia Jumlah Persentase (%)
>35 tahun 20 33.3
mengalami abortus serta memenuhi kriteria 20-35 tahun 37 61.7
< 20 tahun 3 5
inklusi dan eksklusi, dimana teknik pengambilan
Total 60 100
sampel dilakukan dengan cara perbandingan 1:1
dengan jumlah sampel yang terdapat pada Distribusi sampel berdasarkan paritas
kelompok kasus. Kriteria inklusi yaitu ibu hamil dapat dilihat pada tabel (2). Hasil dalam
yang tidak mengalai abortus dan berobat ke penelitian ini menunjukkan 21.7% ibu dengan
RSUD Kota Baubau Tahun 2019, sedangkan Nullipara, 20% ibu dengan status Primipara,
untuk kriteria eksklusi : (1) ibu hamil yang 13.3% ibu dengan status Grande Multipara, dan
memiliki catatan rekam medik yang kurang jelas 45% ibu dengan status Multipara.
dan tidak lengkap, dan (2) ibu hamil yang telah
abortus provokatus. Data yang digunakan dalam Tabel 2. Distribusi Sampel Kasus Berdasarkan
Kelompok Paritas (n=60)
penelitian ini yaitu data sekunder yang berasal
dari data rekam medik pasien. Setelah data Paritas Jumlah Persentase (%)
Nullipara 13 21.7
terkumpul, selanjutnya data diolah Primipara 12 20
menggunakan program SPSS (Statistical Grande Multipara 8 13.3
Asniar 209
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 21 No.2 Tahun 2022
Tabel 3. Distribusi Sampel Kasus Berdasarkan Sedangkan ibu berusia 20-35 tahun yang tidak
Riwayat Abortus (n=60)
mengalami abortus (38.3%) lebih banyak
Riwayat Abortus Jumlah Persentase (%) daripada yang mengalami abortus (30.8%).
Tidak Pernah
36 60 Hasil uji chi-square menunjukkan tingkat
Abortus
Pernah Abortus 24 40
signifikansi (p) sebesar 0.075 dimana
Total 60 100
signifikansi 𝛼 > 0.05. Hasil ini menunjukkan
Distribusi sampel berdasarkan anemia tidak ada hubungan yang bermakna antara usia
dapat dilihat pada tabel (4). Hasil penelitian ibu dengan kejadian abortus. Nilai OR yang
menunjukkan bahwa 18.3% ibu hamil didapat adalah 0.490 dengan CI 95% antara
Tabel 5. Distribusi Sampel Kasus Berdasarkan tidak ada hubungan yang bermakna antara
Pekerjaan (n=60) paritas dengan kejadian abortus. Nilai OR yang
Pekerjaan Jumlah Persentase (%) didapat adalah 1.145 dengan CI 95% antara
Bekerja 12 20 0.556 – 2.359.
Tidak Bekerja 48 80
Total 60 100 Hubungan Riwayat Abortus dengan Kejadian
Abortus
Analisis Bivariat Hubungan riwayat abortus dengan
Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Abortus kejadian abortus dapat dilihat pada tabel (8).
Hubungan usia dengan kejadian abortus Hasil penelitian menunjukkan persentase ibu
dapat dilihat pada tabel (6). Hasil penelitian dengan riwayat abortus : tidak pernah abortus
menunjukkan persentase ibu berusia kurang dari yang tidak abortus (40.8%) lebih banyak
20 tahun atau lebih dari 35 tahun yang tidak daripada yang mengalami abortus (30%).
mengalami abortus (11.7%) lebih sedikit Sedangkan ibu dengan riwayat abortus : pernah
daripada yang mengalami abortus (19.2%).
abortus yang tidak abortus (9.2%) lebih sedikit hubungan bermakna antara riwayat abortus
daripada yang abortus (20%). dengan kejadian abortus. Nilai OR yang didapat
Hasil uji chi-square menunjukkan tingkat adalah 2.970 dengan CI 95% antara 1.291 –
signifikansi (p) sebesar 0.009 dimana 6.833.
signifikansi 𝛼 < 0.05. Hal ini menunjukkan ada
Kejadian Abortus
Usia Total % P
Tidak Abortus % Abortus %
Berisiko : <20 atau >35 tahun 14 11.7 23 19.2 37 30.8
0.075
Tidak berisiko : 20-35 tahun 46 38.3 37 30.8 83 69.2
Total 60 50 60 50 120 100
OR = 0.490 (CI 95% = 0.222 - 1.082)
Kejadian Abortus
Paritas Total % P
Tidak Abortus % Abortus %
Berisiko : Nullipara, Primipara, Grande Multipara 35 29.2 33 27.5 68 56.7
0.713
Tidak berisiko : Multipara 25 20.8 27 22.5 52 43.3
Total 60 50 60 50 120 100
OR = 1.145 (CI 95% = 0.556 – 2.359)
Kejadian Abortus
Riwayat Abortus Total % P
Tidak Abortus % Abortus %
Tidak Pernah Abortus 49 40.8 36 30 85 70.8
0.009
Pernah Abortus 11 9.2 24 20 35 29.2
Total 60 50 60 50 120 100
OR = 2.970 (CI 95% = 1.291 – 6.833)
Kejadian Abortus
Anemia Total % P
Tidak Abortus % Abortus %
Ya 16 13.3 11 9.2 27 22.5
0.274
Tidak 44 36.7 49 40.8 93 77.5
Total 60 50 60 50 120 100
OR = 1.620 (CI 95% = 0.679 – 3.862)
Asniar 211
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 21 No.2 Tahun 2022
Kejadian Abortus
Pekerjaan Total % P
Tidak Abortus % Abortus %
Bekerja 22 18.3 12 10 34 28.3
0.043
Tidak Bekerja 38 31.7 48 40 86 71.7
Total 60 50 60 50 120 100
OR = 2.316 (CI 95% = 1.018 – 5.269)
Hubungan Anemia dengan Kejadian Abortus kejadian abortus. Nilai OR yang didapat adalah
Hubungan anemia dengan kejadian 2.316 dengan CI 95% antara 1.018 – 5.269.
abortus dapat dilihat pada tabel (9). Hasil
DISKUSI
penelitian menunjukkan persentase ibu
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
mengalami anemia yang tidak abortus (13.3%)
bahwa persentase ibu hamil yang berusia kurang
lebih banyak daripada yang mengalami abortus
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun yang tidak
(9.2%). Sedangkan ibu tidak mengalami anemia
mengalami abortus sebanyak 11.7%, jumlahnya
yang tidak abortus (36.7%) lebih sedikit
lebih sedikit daripada ibu yang mengalami
daripada yang abortus (40.8%).
abortus yakni sebanyak 19.2%. Sedangkan ibu
Hasil uji chi-square menunjukkan tingkat
hamil yang berusia 20-35 tahun yang tidak
signifikansi (p) sebesar 0.274 dimana
mengalami abortus sebanyak 38.3%, jumlahnya
signifikansi 𝛼 > 0.05. Hal ini menunjukkan
lebih banyak daripada ibu yang mengalami
tidak ada hubungan bermakna antara anemia
abortus yakni sebanyak 30.8%. Hasil penelitian
dengan kejadian abortus. Nilai OR yang didapat
didapatkan bahwa tingkat signifikansi (p)
adalah 1.620 dengan CI 95% antara 0.679 –
sebesar 0.075 dimana signifikansi 𝛼 > 0.05. Hal
3.862.
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Abortus bermakna antara usia ibu dengan kejadian
Hubungan pekerjaan dengan kejadian abortus.
abortus dapat dilihat pada tabel (10). Hasil Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan
penelitian menunjukkan persentase ibu berkerja penelitian yang dilakukan oleh Zhafira Qubro,
yang tidak abortus (18.3%) lebih banyak dkk tahun 2018 yang dilakukan di Rumah Sakit
daripada yang mengalami abortus (10%). Abdul Moeloek Bandar Lampung pada bulan
Sedangkan ibu yang tidak bekerja yang tidak Februari 2018 dan didapatkan hasil uji Chi
abortus (31.7%) lebih sedikit daripada yang Square yang menunjukkan nilai signifikansi (p)
abortus (40%). sebesar 0.128 dimana signifikansi 𝛼 > 0.05. Hal
Hasil uji chi-square menunjukkan tingkat ini menunjukkan tidak ada hubungan bermakna
signifikansi (p) sebesar 0.043 dimana antara usia ibu dengan kejadian abortus.2
signifikansi 𝛼 < 0.05. Hal ini menunjukkan ada Sedangkan pada hasil penelitian lain yang
hubungan bermakna antara pekerjaan dengan dilakukan oleh Anggun Prasetiya, dkk tahun
2017 yang dilakukan di ruang ponek RSUD
Jombang didapatkan hasil uji Chi Square sudut kematian maternal, ibu yang memiliki
dengan hasil nilai signifikansi (p) sebesar 0.002 paritas 2 sampai 4 adalah jumlah paritas yang
dimana signifikansi 𝛼 < 0.05. Hal ini paling aman. Sedangkan ibu dengan jumlah
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paritas 1 atau jumlah paritasnya lebih dari 4,
usia ibu dengan kejadian abortus pada ibu di maka angka kematian maternalnya menjadi lebih
ruang Ponek RSUD Jombang.7 meningkat.10
Hasil dalam penelitian ini tidak sesuai Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba bahwa persentase ibu hamil dengan nullipara,
(2010) yakni wanita hamil yang memiliki usia primipara dan grandemultipara yang tidak
<20 tahun dapat mengakibatkan kerugian seperti mengalami abortus sebanyak 29.2%, jumlahnya
pada masalah kesehatan ibu maupun pada proses lebih banyak daripada ibu yang mengalami
pertumbuhan serta perkembangan janin, hal ini abortus yakni sebanyak 27.5%. Sedangkan ibu
dikarenakan alat reproduksi pada wanita usia hamil dengan multipara yang tidak mengalami
<20 tahun belum matang. Sedangkan ibu hamil abortus sebanyak 20.8%, jumlahnya lebih sedikit
yang usianya sudah memasuki 35 tahun, daripada ibu yang tidak abortus yakni sebanyak
memiliki risiko terhadap terjadinya abortus 22.5%. Hasil penelitian didapatkan bahwa
dikarenakan adanya masalah pada kromosom.8 tingkat signifikansi (p) sebesar 0.713 dimana
Tidak terdapatnya hubungan yang bermakna signifikansi 𝛼 > 0.05. Hal ini menunjukkan
antara usia ibu dengan kejadian abortus dalam bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara
penelitian ini bisa disebabkan karena kurangnya paritas dengan kejadian abortus. Hasil dalam
jumlah sampel yang diteliti, sehingga hasil yang penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
diperoleh dapat sesuai dengan persentase, dilakukan oleh Kusumayanti tahun 2016 yang
namun ketika diuji secara statistik menunjukkan dilakukan di RSUD dr Soeselo Kecamatan Slawi
hasil yaitu tidak memiliki hubungan yang Kabupaten Tegal selama tahun 2015 dan
bermakna. Hal ini karena usia yang terlalu muda didapatkan hasil uji Chi Square yang
merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar 0.327
menyebabkan terjadinya abortus, salah satunya dimana signifikansi 𝛼 > 0.05. Hal ini
yaitu akibat belum matangnya organ reproduksi menunjukkan tidak ada hubungan bermakna
yang dapat berpengaruh pada janin. Sedangkan antara paritas dengan kejadian abortus. Hasil
pada usia yang terlalu tua, salah satu factor risiko dalam penelitian ini tidak sejalan dengan
yang dapat menyebabkan abortus yaitu dapat penlitian yang dilakukan oleh Eka Yuli
terjadinya komplikasi pada kehamilan seperti Handayani tahun 2015 yang dilakukan di RSUD
menurunnya fungsi organ reproduksi yang Kabupaten Rokan Hulu. Dalam penelitian
berisiko menyebabkan kejadian abortus. tersebut didapatkan hasil uji Chi Square dengan
Paritas merupakan jumlah anak yang nilai p value 0.005. Hal ini menunjukkan
dilahirkan oleh ibu, baik anak itu dalam keadaan terdapat hubungan antara paritas ibu dengan
hidup ataupun meninggal.9 Jika ditinjau dari kejadiaan abortus.11 Dalam hasil penelitian ini,
Asniar 213
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 21 No.2 Tahun 2022
dapat dikatakan bahwa ibu hamil yang memiliki 0.002 dimana signifikansi 𝛼 < 0.05. Hal ini
paritas yang aman, juga memiliki risiko untuk menunjukkan ada hubungan yang bermakna
terjadinya abortus. Hal ini dapat disebabkan antara riwayat abortus sebelumnya dengan
karena adanya faktor penyebab lain yang tidak kejadian abortus. Penelitian lain yang dilakukan
diteliti seperti adanya kelainan dalam oleh Tetra Anestesia, dkk tahun 2017 yang
pertumbuhan hasil konsepsi, penyakit infeksi, dilakukan di RSUD DR. Adnaan WD
hipertensi, kelainan traktus genitalia, kelainan Payakumbuh, didapatkan hasil uji statistik nilai
pada plasenta, adanya penyakit pada ibu, p value sebesar 0.047, dimana hal ini
kelainan endokrin, malnutrisi, pemakaian obat, menunjukkan juga terdapat hubungan antara
serta dapat disebabkan karena faktor lingkungan riwayat abortus sebelumnya dengan kejadian
berupa alkohol, kafein, tembakau dan juga sinar abortus.12
radiasi.8 Hasil penelitian yang didapatkan dalam Ibu yang memiliki riwayat abortus pada
penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang kehamilan sebelumnya dapat terjadi karena ibu
mengatakan bahwa risiko terjadinya abortus memiliki gangguan pada alat reproduksinya. Hal
akan semakin meningkat dengan banyaknya inilah yang mengakibatkan ibu mengalami
jumlah paritas pada ibu hamil. abortus berulang pada kehamilan berikutnya.13
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Hal ini senada dengan yang dijelaskan dalam
bahwa persentase ibu hamil yang memiliki Prawirohardjo (2016) yang mengatakan bahwa
riwayat abortus yakni tidak pernah abortus yang semakin tinggi riwayat abortus yang terjadi pada
tidak abortus sebanyak 40.8%, jumlahnya lebih ibu, maka akan semakin besar pula risiko ibu
banyak daripada yang mengalami abortus yakni untuk mengalami abortus pada kehamilan
sebanyak 30%. Sedangkan ibu hamil dengan berikutnya. Pada ibu yang memiliki riwayat
riwayat abortus yakni pernah abortus yang tidak abortus berulang, dapat terjadi beberapa
abortus sebanyak 9.2%, jumlahnya lebih sedikit komplikasi seperti terjadinya peritonitis yang
daripada yang abortus yakni sebanyak 20%. dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus,
Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat munculnya jaringan parut pada uterus yang
signifikansi (p) sebesar 0.009 dimana dapat menyebabkan terjadinya ruptur uteri pada
signifikansi 𝛼 < 0.05. Hal ini menunjukkan kehamilan selanjutnya, terjadinya perlekatan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara intra uteri yang dapat terjadi akibat adanya
riwayat abortus sebelumnya dengan kejadian tindakan kuretase pada abortus yang dapat pula
abortus. meningkatkan risiko terjadinya abortus
Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan berulang. Ibu yang memiliki riwayat abortus
penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Harisna akan meningkatkan angka kejadian abortus. Hal
tahun 2017 yang dilakukan diruang kebidanan ini dikarenakan pembuluh darah plasenta ibu
RSUD dr. Zainoel Abidin Pemerintah Aceh yang pernah mengalami abortus mengalami
tahun 2017 dan didapatkan hasil uji Chi Square gangguan. Tentunya hal ini dapat memperberat
yang menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar kondisi ibu. Tetapi, tidak semua ibu yang pernah
mengalami abortus akan mengalami abortus lagi Kebidanan RSUD Dr. Achmad Muchtar
kembali pada kehamilan berikutnya. Hal ini Bukittinggi pada bulan Agustus samapi Oktober
dapat disebabkan karena ibu yang pernah 2015 dan didapatkan hasil uji Chi Square yang
mengalami abortus tentunya akan selalu menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar 0.052
menjaga kondisi kesehatan dan kehamilannya dimana signifikansi 𝛼 > 0.05. Hal ini
agar dapat mencegah kejadian abortus pada menunjukkan tidak ada hubungan bermakna
1,14
kehamilannya. antara anemia dengan kejadian abortus.15 Hasil
Prawirohardjo (2016) menyebutkan dalam penelitian ini tidak sejalan dengan
bahwa anemia dalam kehamilan merupakan penelitian yang dilakukan oleh Aryanti
kondisi dimana ibu hamil memiliki kadar Wardiyah tahun 2016 yang dilakukan di RSUD
Hemoglobin <11 g% pada trimester satu dan DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
trimester 3, atau kadar Hemoglobin <10,5 g% Dalam hasil penelitian ini didapatkan hasil uji
pada saat trimester kedua kehamilan. Ibu hamil statistik nilai p value 0.000 dimana signifikansi
yang mengalami anemia defisiensi besi selama 𝛼 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
proses kehamilannya, tentunya tidak akan hubungan antara anemia dengan kejadian
mempu memberi asupan zat besi yang cukup abortus.16
pada janin yang ada di dalam kandungannya, Tidak terdapatnya hubungan yang
terutama pada masa trimester awal kehamilan. bermakna antara anemia dengan kejadian
Hal inilah yang dapat mengakibatkan terjadinya abortus dalam penelitian ini bisa disebabkan
abortus pada ibu hamil yang memiliki usia karena pada saat kehamilan, ibu hamil
kehamilan <20 minggu.1,9 mendapatkan suplemen penambah darah yang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dikonsumsi secara rutin dan juga mengonsumsi
bahwa persentase ibu hamil yang mengalami makanan yang bergizi pada saat hamil.
anemia yang tidak abortus sebanyak 13.3%, Sedangkan bagi ibu hamil yang mengalami
jumlahnya lebih banyak daripada ibu yang yang anemia juga dapat tidak mengalami abortus, hal
mengalami abortus yakni sebanyak 9.2%. ini dikarenakan diterapkannya pola hidup yang
Sedangkan ibu hamil yang tidak mengalami sehat dan juga gizi yang dikonsumsi oleh ibu
anemia yang tidak abortus sebanyak 36.7%, selama masa kehamilan.15
jumlahnya lebih sedikit daripada ibu yang Berdasarkan hasil penelitian diketahui
abortus yakni sebanyak 40.8%. Hasil penelitian bahwa ibu hamil yang bekerja yang tidak abortus
didapatkan bahwa tingkat signifikansi (p) sebanyak 18.3%, jumlahnya lebih banyak
sebesar 0.274 dimana signifikansi 𝛼 > 0.05. Hal daripada yang mengalami abortus yakni
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan sebanyak 10%. Sedangkan ibu hamil yang tidak
bermakna antara anemia dengan kejadian bekerja yang tidak abortus sebanyak 31.7%,
abortus. Hasil dalam penelitian ini sejalan jumlahnya lebih sedikit daripada yang abortus
dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti yakni sebanyak 40%. Hasil penelitian
Khadijah tahun 2017 yang dilakukan di ruang didapatkan bahwa tingkat signifikansi (p)
Asniar 215
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 21 No.2 Tahun 2022
sebesar 0.043 dimana signifikansi 𝛼 < 0.05. Hal kejadian abortus juga dapat disebebkan oleh
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang frekuensi lamanya bekerja pada tiap ibu hamil,
bermakna antara pekerjaan dengan kejadian dimana setiap ibu hamil tentu memiliki jumlah
abortus. Hasil dalam penelitian ini sejalan jam kerja yang berbeda-beda dalam
dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi, dkk kesehariannya yang dimana jika ibu memiliki
tahun 2020 yang dilakukan di RSUD Wates aktifitas pekerjaan yang berat, tentu hal itu akan
Kulonprogo Yogyakarta sejak bulan Oktober- berpengaruh dalam proses kehamilan ibu
Desember 2019 dengan mengambil data abortus sehingga dapat menyebabkan terjadinya abortus.
tahun 2018 dari rekam medik dan didapatkan
KESIMPULAN
hasil uji Chi Square yang menunjukkan nilai
Berdasarkan hasil penelitian yang
signifikansi (p) sebesar 0.000 dimana
dilakukan mengenai faktor-faktor yang
signifikansi 𝛼 < 0.05. Hal ini menunjukkan ada
mempengaruhi kejadian abortus pada pasien
hubungan yang bermakna antara pekerjaan rawat inap di RSUD Kota Baubau Tahun 2019,
dengan kejadian abortus. Hasil dalam penelitian maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
ini tidak sejalan dengan penelitian yang
1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
dilakukan oleh Sri Wahyuni, dkk tahun 2017
antara usia ibu dengan kejadian abortus
yang dilakukan di RSUD Ungaran Jawa Tengah.
pada pasien rawat inap di RSUD Kota
Dalam hasil penelitian ini didapatkan hasil p
Baubau Tahun 2019.
value 0.114 dengan nilai signifikansi 𝛼 > 0.05.
2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
antara paritas dengan kejadian abortus
hubungan antara pekerjaan dengan kejadian
pada pasien rawat inap di RSUD Kota
abortus.17
Baubau Tahun 2019.
Wanita yang bekerja memiliki risiko yang
3. Terdapat hubungan yang bermakna antara
tinggi terjadi abortus jika dibandingkan dengan
riwayat abortus sebelumnya dengan
wanita yang tidak bekerja. Wanita yang bekerja
kejadian abortus pada pasien rawat inap di
memiliki risiko mengalami abortus karena
RSUD Kota Baubau Tahun 2019.
mereka memiliki beban ganda dalam melakukan
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
aktifitas, yakni sebagai wanita karir sekaligus
antara anemia dengan kejadian abortus
sebagai ibu rumah tangga. Oleh karena itu,
pada pasien rawat inap di RSUD Kota
akibat dari beban kerja yang berlebihan dan
Baubau Tahun 2019.
menguras banyak tenaga serta kurangnya waktu
5. Terdapat hubungan yang bermakna antara
istirahat, maka akan membuat keadaan fisik ibu
pekerjaan dengan kejadian abortus pada
menjadi lemah. Hal ini tentunya akan berakibat
pasien rawat inap di RSUD Kota Baubau
pada status kesehatan ibu yang akan menurun
Tahun 2019.
dan dapat mengakibatkan terjadinya abortus.14
6. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
Terdapatnya hasil yang berbeda dalam penelitian
penelitian ini dapat dijadikan sebagai
ini mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
Asniar 217
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 21 No.2 Tahun 2022