Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL DI RS. ABD. RIVAI KABUPATEN BERAU
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2018

Oleh :
NELLY Y. PASORONG
NIM. 030218A197

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Artikel berjudul :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL DI RS. ABD. RIVAI KABUPATEN BERAU
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2018

Oleh :
NELLY Y. PASORONG
NIM. 030218A197

Telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing Utama Skripsi


Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ngudi Waluyo

Ungaran, Juli 2019

Pembimbing Utama

Heni Setyowati, S.SiT., M.Kes


NIDN. 0617038002
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL DI RSUD ABDUL RIVAI KABUPATEN BERAU

Nelly Yohanis Pasorong*, Heni Setyowati**, Heni Hirawati Pranoto**


Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Latar Belakang : Anemia pada kehamilan saat ini masih menjadi masalah utama
nasional saat ini yang diderita oleh hampir separuh wanita hamil di seluruh Indonesia
sesuai data riskesdas tahun 2018 adalah 48,9% ibu hamil di indonesia mengalami
anemia. Anemia pada kehamilan merupakan “potential danger to mother and child”
(potensial membahayakan ibu dan anak). Secara umum, penyebab utama anemia
kehamilan adalah kekurangan zat besi yang timbul sebagai akibat dari peningkatan
penggunaan zat besi untuk janin. Kejadian anemia pada ibu hamil di RSUD Abd. Rivai
masih tinggi, dari bulan januari 2018 – Desember 2018 sebanyak 288 orang (49,5%)
dari 582 ibu hamil.
Tujuan : untuk mengetahui faktor-faktor yang hubungan dengan status anemia pada ibu
hamil di RSUD Abd. Rivai Kabupaten Berau
Metode : Jenis penelitian ini Cross sectional. Alat pengumpul data yang digunakan
adalah data sekunder dan sampel diambil dengan cara purposive sampling. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan April– Juni tahun 2019 yang bertempat di RSUD Abd.
Rivai Kab. Berau. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan SPSS versi 22 data di
analisa univariat dan bivariat dengan Uji Chi-Square pada tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil : Sebesar 49,5% persen ibu hamil mengalami anemia. Hasil penelitian
menunujukkan bahwa ada hubungan antara umur (p-value 0,007) dan jarak kehamilan
(p-value 0,012), dengan kejadian anemia pada ibu hamil sedangkan paritas (p-value
0,542) tidak ada hubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di RSUD Abd. Rivai
Kab.Berau.
Saran : Bagi tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada ibu hamil cara
pencegahan anemia, pengaturan jarak kehamilan, umur yang tepat untuk hamil serta
pemenuhan nutrisi seimbang maupun cara mengkonsumsi tablet fe dengan benar.

Kata kunci : anemia, ibu hamil,


Kepustakaan : 42 (2010-2017)

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 1


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
FACTORS RELATED TO ANEMIA IN PREGNANT WOMEN
AT ABD. RIVAI HOSPITAL

Nelly Yohanis Pasorong*, Heni Setyowati**, Heni Hirawati Pranoto**


Midwifery Diploma IV Study Program, Faculty of Health Sciences
Ngudi Waluyo University Ungaran

ABSTRACT

Background:Anemia in pregnancy is still a major problem that affects almost half of


Anemia in pregnancy is still a major problem that affects almost half of pregnant
women in all countries in the world, including Indonesia. According to data Riskesdas
2018 about anemia 48,9% anemia in pregnancy. Anemia in pregnancy is a "potential
danger to the mother and child". In general, the main cause of pregnancy anemia is
iron deficiency arising as a result of increased use of iron to the fetus. The number of
Anemia in pregnancy during January – December 2018 are 288 people (49,5%) at
Abd.Rivai hospital it was very high
Objective: Assessing the factors that related to the status of anemia in pregnant women
at Abd. Rivai hospital
Methods: This study was cross-sectional study. Data collection tool used secunder data
and samples were taken by means of purposive sampling. The research was conducted
in April-Juni of 2019 that took place at Abd. Rivai hospital. Data processing and
analysis were performed with SPSS, in univariate and bivariate analysis with chi-
square test at 0.05 significance level.
Results: 49,5 % of pregnant women are anemic. Chi-square test show a significant
corelation between gestational age (p-value 0,007) and jarak kehamilan (p-value 0,012)
on the status of anemia in pregnant women. Parity (p-value 0,542) is no corelation of
anemia in pregnant women
Conclusion: Prevention of anemia in pregnant women is done by increasing nutrient
consumption and midwife increasing knowledge through the promotion of health of
pregnant women regarding anemia, pregnant range, right age to be pregnant women.

Keywords : Anemia, pregnant women,


Literature : 42 (2010-2017)

PENDAHULUAN kehamilan diluar kecelakaan dan cidera,


Peningkatan kesehatan ibu (WHO, 2015). Kematian bayi adalah
merupakan komponen penting dalam kematian dari umur 0 bulan hingga
menurunkan angka kematian ibu dan 1000 hari kelahiran. Upaya kesehatan
bayi. Menurut WHO AKI dihitung dari bayi dan anak dimulai sejak dari dalam
kematian perempuan yang terjadi rahim, diantaranya dengan pelayanan
selama hamil atau 42 hari setelah kesehatan ibu hamil, pelayanan neonatal
berakhirnya kehamilan akibat esensial, pelayanan tumbuh kembang
semuasebabyang terkait dengan anak (WHO, 2015).
komplikasi kehamilan dan Kabupaten Berau adalah bagian
penanganannya saat dan pasca dari provinsi Kalimantan Timur, dalam

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 2


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
3 tahun terakhir mengalami kenaikan persalinan dan nifas dan intervensi atau
kematian ibu dan merupakan rangking penanganan tidak tepat, seperti
tiga penyumbang kematian bayi di perdarahan, hipertensi dalam
propinsi Kalimantan Timur.. Tahun kehamilan, abortus, infeksi, dll.
2015 sebanyak 6 kasus, tahun 2016 Kematian obstetri tidak langsung
mengalami kenaikan kasus kematian 8 merupakan akibat dari penyakit yang
kasus dan tahun 2017 menjadi 9 kasus. sudah ada atau yang timbul dan
Laporan capaian kinerja berpengaruh pada kehamilan
kemenkes tahun 2015 – 2017, diantaranya karena anemia, (Nugroho.T,
penyebab kematian ibu karena 2012).
perdarahan 32%, perdarahan pasca salin Salah satu faktor penghambat
20%, berdasarkan umur ibu angka keberhasilan angka kematian ibu dan
kematian dibawah usia 20 tahun 60 %, bayi di kabupaten Berau adalah masih
diatas 35 tahun 25 % (Kemenkes, rendahnya cakupan ibu hamil
2017). Untuk provinsi Kalimantan mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
Timur kasus kematian Ibu berada standar, masih rendahnya kesadaran
dikelompok umur < 20 tahun 3 org, 20- masyarakat tentang pentingnya
34 thn 78 org, > 35 thn 29 orang pemeriksaan kehamilan secara rutin di
(Dinkes Prov Kaltim, 2017). Kematian fasillitas kesehatan, belum maksimalnya
bayi 889 di tahun 2013, tahun 2014 sistem rujukan, (Profil Dinkes Kab.
sebanyak 879 kasus, tahun 2015 Berau 2017).
sebanyak 762 kasus, tahun 2016 Upaya pemerintah dari pusat
menjadi 638 kasus dan tahun 2017 hingga ke kabupaten dalam
(Profil dinkes kaltim, 2017). Di penanggulangan anemia pada ibu hamil
kabupaten Berau kematian ibu menurut selama periode kehamilan dengan
penggolongan umur yaitu umur < pemberian tablet 90 fe selama masa
20tahun 1 ibu, 20-34 thn 6 ibu, > 35 kehamilan dengan tujuan menurunkan
tahun 2 ibu (Profil Dinkes Kab. Berau, angka anemia sudah berjalan, untuk
2017). propinsi kaltim cakupan FE nya
Kasus kematian bayi di Indonesia sebanyak 83%, jumlah ibu hamil 80823
mengalami penurunan sejak 2015 dari ibu, dan di Berau sendiri sebanyak
33.278 kasus turun menjadi 32.007 66,06% dari jumlah bumil 5152 ibu
kasus di tahun 2016 dan tahun 2017 (Profil Dinkes kab. Berau, 2017)
menjadi 10.294 kasus. Penyebab Anemia pada ibu hamil adalah
kematian bayi di Indonesia karena, kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
afiksia infeksi, BBLR (Profil bawah 11 dan anemia tersebut disebut “
Kemenkes, 2017). Untuk provinsi potensial danger to mother and child,
KalimantanTimur kematian bayi 889 di dapat meningkatkan komplikasi
tahun 2013, tahun 2014 sebanyak 879 kehamilannya dan merupakan masalah
kasus, tahun 2015 sebanyak 762 kasus, kesehatan masyarakat terbesar didunia
tahun 2016 menjadi 638 kasus dan terutama bagi kelompok wanita usia
tahun 2017 mejadi (Profil dinkes reproduksi, dan berdampak buruk
kaltim, 2017) terhadap mortalitas dan morbiditas ibu
Penyebab kematian ibu maupun bayi (Huang, 2015). Penyebab
digolongkan menjadi dua, yaitu paling umum terjadinya anemia pada
kematian obstetri langsung dan tidak ibu hamil adalah kekurangan zat besi,
langsung, kematian langsung adalah, asam folat, dan perdarahan akut dapat
sebagai akibat komplikasi kehamilan, terjadi karena interaksi dengan, umur,

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 3


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
paritas dan jarak kehamilan, Rumusan Masalah
pengetahuan, pendidikan, sosial Apakah ada hubungan antara
ekonomi, penyakit infeksi yang diderita umur, paritas, jarak kehamilan dengan
ibu (Varney, H. 2010). Efeknya bisa kejadian anemia pada ibu hamil di RS.
mengalami abortus, pendarahan pasca Abd. Rivai Kabupaten Berau Provinsi
persalinan bahkan kematian, sedangkan Kalimantan Timur periode Januari –
resiko bagi janin pertumbuhan janin Desember 2018”.
terhambat, prematuritas, cacat
kongenital dan kematian (Sarwono, Tujuan Penelitian
2012). Untuk mengetahui faktor-faktor
Anemia pada ibu hamil juga dapat yang mempengaruhi kejadian anemia
disebabkan karena kehamilan berulang pada ibu hamil di RS. Abd. Rivai Berau
dalam waktu singkat. Cadangan zat besi Provinsi Kalimantan Timur periode
ibu yang sebenarnya belum pulih Januari – Desember 2018”
akhirnya terkuras untuk keperluan janin
yang dikandung berikutnya. Itulah METODE PENELITIAN
sebabnya pengaturan jarak kehamilan Dalam Penelitian ini peneliti
menjadi penting untuk diperhatikan menggunakan metode survey analitik
sehingga ibu siap untuk menerima janin dengan pendekatan cross sectionaldan
kembali tanpa harus menghabiskan dokumentasi. Survey analitik yaitu
cadangan besinya (Ariyani (2010) ; survey atau penelitian yang mencoba
Irianto (2014) menggali bagaimana dan mengapa
Menurut hasil yang menyatakan fenomena kesehatan itu terjadi, dengan
seseorang akan berisiko apabila pendekatan cross sectional dimana data
melahirkan anak lebih dari 3 (multipara) yang menyangkut variabel bebas atau
dan kecil resikonya jika frekuensi resiko (variabel independen) dan
melahirkannya 1-3, frekuensi kelahiran variabel terikat atau variabel akibat
banyak akan lebih berisiko anemia (variabel dependen) dikumpulkan dalam
daripada ibu hamil dengan frekuensi waktu yang bersamaan (Susila,dkk,
kelahiran lebih sedikit, ( Tri, 2017), hal 2018).
ini disebabkan karena terlalu sering Populasi adalah keseluruhan
hamil dapat menguras cadangan zat gizi objek yang diteliti dan merupakan
tubuh ibu. Anemia dipengaruhi oleh keseluruhan subjek penelitian (Susila
kehamilan dan persalinan yang sering, dkk, 2018). Populasi dalam penelitian
semakin sering seorang wanita ini adalah seluruh ibu hamil di RS Abd.
mengalami kehamilan dan persalinan Rivai Kab. Berau Provinsi Kalimantan
akan semakin banyak kehilangan zat Timurperiode Januari sampai dengan
besi dan semakin anemis (Manuaba, Desember tahun 2018. Dalam penelitian
2010).Jumlah paritas pada ibu beresiko ini jumlah popolasi yaitu sebanyak 289
anemia karena banyak kehilangan zat hamil yang mengalami anemia di RS
besi, hal ini disebabkan selama Abd. Rivai di Kab. Berau Provinsi
kehamilan wanita menggunakan Kalimantan Timur.
cadangan besi yang ada dalam tubuhnya
(Willy Astriana, 2017). Berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Siti dkk, yang menyatakan bahwa tidak
ada hubungan antara paritas dengan
anemia pada ibu hamil (Siti, 2012).

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 4


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
HASIL PENELITIAN DAN memberikan penyuluhan tentang
PEMBAHASAN kesehatan reproduksi dan usia yang
Bab ini menyajikan hasil tepat bagi perempuan untuk bisa
penelitian analisis tentang faktor-faktor hamil. Meskipun umur ibu hamil
yang mempengaruhi kejadian anemia yang datang periksa kehamilan di
pada ibu hamil di RS.Abd.Rivai Berau RSUD Kabupaten Berau lebih
Provinsi Kalimantan Timur. Responden banyak daripada kategori umur tidak
dalam penelitian ini adalah para ibu berseiko saat hamil yaitu 120 org,
hamil di RS Abd. Rivai Kab. Berau tetapi jumlah tersebut masih
Provinsi Kalimantan Timur periode merupakan PR bagi petugas
Januari sampai dengan Desember tahun kesehatan di kabupaten Berau, salah
2018, sejumlah 582 orang. Hasil dari satunya dengan kerja sama lintas
penelitian ini disajikan sebagai berikut. sektoral dalam menekan usia
pernikahan dini dan juga
Analisis Univariat penyuluhan tentang reproduksi sehat
1. Umur Ibu bagi kaum remaja lewat PKPR di
Tabel 1 Distribusi Frekuensi wilayah kerja dinas kesehatan
Berdasarkan Umur Ibu Hamil di RS kabupaten Berau.
Abd. Rivai Kab. Berau Provinsi Usia 20 – 35 tahun adalah
Kalimantan Timur masa dimana ibu hamil memiliki
Umur Frekuensi Persentase (%) resiko kesehatan paling rendah dan
Beresiko 120 20,6 masa masa ini disebut sebagai
Kurang beresiko 462 79,4 waktu ideal untuk hamil dan
Jumlah 582 100,0 melahirkan, kematangan alat alat
Berdasarkan tabel 1 dapat reproduksi, kesiapan mental, fisik
diketahui bahwa dari 582 responden dalam menghadapi kehamilan.
ibu hamil di RS Abd. Rivai Kab. (Debby, 2002)
Berau Provinsi Kalimantan Timur, Usia 20 tahun kebawah
sebagian besar berumur kurang kebutuhan zat besi masih sangat
beresiko sejumlah 462 orang dibutuhkan untuk kematangan alat
(79,4%) dan yang beresiko sejumlah alat reproduksi dan pemenenuhan
120 orang (22,4%). nutrisi di dalam jaringan tubuh,
Umur ibu hamil yang beresiko sehingga ketika ibu hamil di usia 20
adalah umur < 20 tahun dan > 35 tahun, asupan zat besi akan terbagi
tahun dan yang kurang beresiko ke ibu dan janinnya, mentalnya
adalah umur 20-35 tahun. Jika belum matangyang mengakibatkan
dilihat dari data tabel 4.1 ini kurangnya perhatian terhadap
memberikan gambaran bahwa umur pemenuhan zat-zat gizi selama
ibu yang hamil datang berkunjung kehamilan. Usia ibu saat kehamilan
dan mendapatkan pelayanan diatas 35 tahun merupakan
kesehatan di RSUD Kabupaten kehamilan yang beresiko karena
Berau di kabupaten Berau sebagian mengalami fungsi faal tubuh tidak
besar ada dalam kategori usia optimal, karena sudah masuk awal
reproduksi sehat, hal demikian di degeneratif (Sarwono,2014).
dukung dengan adanya kerja keras 2. Paritas Ibu
Bidan di tiap wilayah kerjanya dan Tabel 2 Distribusi Frekuensi
adanya dukungan dan kerjasama Berdasarkan Paritas Ibu Hamil di
dengan lintas sektor terkait dalam

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 5


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
RS Abd. Rivai Kab. Berau Provinsi Kehamilan pertama dianggap
Kalimantan Timur berisiko karena belum ada catatan
Paritas Frekuensi Persentase (%) medis tentang perjalanan kehamilan
Beresiko 10 1,7 ibu (Cunningham, 2010).
Kurang 572 98,3 3. Jarak Kehamilan
beresiko Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Jumlah 582 100,0 Berdasarkan Jarak Kehamilan pada
Berdasarkan tabel 2 dapat Ibu Hamil di RS Abd. Rivai Kab.
diketahui bahwa dari 582 responden Berau Provinsi Kalimantan Timur
ibu hamil di RS Abd. Rivai Kab. Persentase
Berau Provinsi Kalimantan Timur, Jarak Kehamilan Frekuensi
(%)
sebagian besar memiliki paritas Beresiko 214 36,8
yang kurang beresiko sejumlah 572 Kurang beresiko 368 63,2
orang (98,3%). Sedangkan ibu yang Jumlah 582 100,0
memiliki paritas beresiko sejumlah Berdasarkan tabel 3 dapat
10 orang (1,7%). diketahui bahwa dari 582 responden
Pada status paritas ibu hamil ibu hamil di RS Abd. Rivai Kab.
di RSUD Abd. Rivai didapatkan Berau Provinsi Kalimantan Timur,
lebih banyak ibu hamil dengan sebagian besar memiliki jarak
paritas kurang beresiko, hal ini bisa kehamilan dengan kehamilan
memberikan gambaran tentang salah sebelumnya dalam kategori kurang
satu keberhasilan dalam mengatur beresiko, sejumlah 368 orang
jumlah anak lewat kerja bidan (63,2%). Sedangkan ibu yang
dalam penyuluhan tentang KB memiliki jarak kehamilan beresiko
dengan bekerjasama dengan dinas sejumlah 214 orang (36,8%).
pemberdayaan perempuan dan PKK Jarak kehamilan adalah
serta lintas sekotral terakait dimana rentang waktu antara kelahiran anak
dibentuknya Kampung KB yang terakhir dihitung sejak pacsa
dibeberapa kampung yang ada di melahirkan bayi dengan kehamilan
kabupaten Berau. berikutnya dihitung sesuai dengan
Paritas 2-3 merupakan paritas HPHT ibu. Jarak kehamilan sangat
paling aman ditinjau dari sudut berpengaruh terhadap kejadian
kematian maternal. Paritas tinggi anemia pada saat kehamilan yang
(>4) mempunyai angka kematian berulang dalam waktu singkat
maternal lebih tinggi. Lebih tinggi dikarenakan mekanisme biologis
paritas maka lebih tinggi risiko dan pemulihan faktor hormonal
komplikasi dan kematian maternal. yang berpengaruh terhadap kesiapan
Resiko pada paritas 1 dapat organ reproduksi ibu untuk
ditangani dengan asuhan obstetric menerima kehamilan berikutnya.
yang lebih baik, sedangkan risiko Kehamilan yang berulang dalam
pada paritas tinggi dapat dikurangi waktu singkat akan menguras
atau dicegah dengan KB. cadangan zat besi ibu.
Kategori rawan hanya berlaku Pengetahuan pengaturan jarak
pada kehamilan pertama, sedangkan kehamilan yang baik minimal dua
pada kehamilan kedua dan ketiga tahun menjadi penting untuk
resiko akan menurun dengan diperhatikan sehingga badan ibu
sendirinya. Namun bahaya yang siap siap untuk menerima janin
akan kembali meningkat saat kembali tanpa harus menghasilkan
kehamilan keempat dan berikutnya. cadangan zat bezi (Rizal dkk, 2014).

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 6


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
Pengetahuan tentang jarak kehamila RS Abd. Rivai Kab. Berau Provinsi
sangat penting karena ibu Kalimantan Timur
mempunyai waktu singkat untuk Kejadian Anemia
Tidak
pemulihan rahim, organ reproduksi, Umur Anemia Total p-value OR
Anemia
karena seorang ibu memerlukan 2 F % F % F %
Beresiko 73 60,8 47 39,2 120 100 0,007 1,78
tahun untuk memulihkan kondisi Kurang 215 46,5 247 53,5 462 100
tubuhnya, dan akan terjadi reskio beresiko
Total 288 49,5 294 50,5 582 100
anemia berat resiko untuk menderita
Hasil tabel silang seperti tabel
anemia berat dengan ibu hamil
5 menunjukkan bahwa ibu hamil
dengan jarak kurang dari 24 bulan
dengan umur beresiko, sebagian
dan 24 – 35 bulan sebesar 1,5 kali
besar mengalami kejadian anemia,
dibandingkan ibu hamil dengan
sejumlah 73 orang (60,8%).
jarak kehamilan lebih dari 36 bulan
Sedangkan bahwa ibu hamil dengan
(Manuaba, 2008).
umur kurang beresiko, mengalami
4. Kejadian Anemia
kejadian anemia, sejumlah 247
Tabel 4 Distribusi Frekuensi
orang (53,5%).
Berdasarkan Kejadian Anemia pada
Hasil uji Chi Square diperoleh
Ibu Hamil di RS Abd. Rivai Kab.
p-value 0,007. Oleh karena p-value
Berau Provinsi Kalimantan Timur
Persentase 0,007 < α (0,05), maka disimpulkan
Kejadian Anemia Frekuensi bahwa ada hubungan yang
(%)
Anemia 288 49,5 signifikan antara umur dengan
Tidak Anemia 294 50,5 kejadian anemia pada ibu hamil di
Jumlah 582 100,0 RS Abd. Rivai Kab. Berau Provinsi
Berdasarkan tabel 4 dapat Kalimantan Timur. Kemudian hasil
diketahui bahwa dari 582 responden nilai Odd Rasio diperoleh sebesar
ibu hamil di RS Abd. Rivai Kab. 1,78, ini menunjukkan bahwa ibu
Berau Provinsi Kalimantan yang hamil dengan umur beresiko,
Timur,ibu yang tidak mengalami beresiko 1,78 kali lebih besar
kejadian anemia, sejumlah 294 mengalami kejadian anemia,
orang (50,5%) dan ibu yang dibandingkan ibu dengan umur
mengalami kejadian anemia kurang beresiko.
sejumlah 288 orang (49,5%). Anemia hampir secara
Analisis Bivariat eksklusif merupakan penyakit pada
Analisis bivariat pada bagian ini nulipara. Biasanya penyakit ini
disajikan hasil analisis faktor-faktor terdapat pada wanita usia subur
yang mempengaruhi kejadian anemia dengan usia yang ekstrem, yaitu
pada ibu hamil di RS. Abd. Rivai pada remaja belasan tahun (< 20
Berau Provinsi Kalimantan Timur tahun) dan pada wanita yang berusia
periode Januari-Desember 2018. lebih dari 35 tahun dan jarang
Faktor-faktor tersebut meliputi: umur, terjadi pada wanita usia antara 20 -
paritas, dan jarak kehamilan. Untuk 35 tahun (Anlikha, 2010).
menganalisis hubungan ini digunakan Hubungan antara usia ibu
uji Chi Square, dan hasilnya disajikan yang beresiko dengan kejadian
sebagai berikut. anemia adalah karena ibu hamil usia
1. Hubungan Umur dengan Kejadian <20 tahun dikaitkan dengan
Anemia pada Ibu Hamil kurangnya kesadaran ibu tentang
Tabel 5 Hubungan Umur dengan pentingnya pemenuhan nutrisi,
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di istirahat, dan aspek psikologi dirasa

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 7


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
kurang cukup. Banyak pihak yang bahwa tidak ada perbedaan yang
kurang memahami pentingnya aspek signifikan antara paritas dengan
psikologi, padahal gangguan kejadian anemia pada ibu hamil di
psikologi seperti tingkat stress RS Abd. Rivai Kab. Berau Provinsi
dimana rentan terjadi pada usia <20 Kalimantan Timur.
tahun merupakan salah satu faktor Dari hasil penelitian ini bisa di
yang sangat berpengaruh. simpulkan bahwa anemia bisa
Usia 20 – 35 tahun adalah terjadi dalam paritas berapapun di
masa dimana ibu hamil memiliki karenakan oleh berbagai faktor,
resiko kesehatan paling rendah dan misalnya jarak kehamilan yang
masa masa ini disebut sebagai beresiko, umur kehamilan yang
waktu ideal untuk hamil dan beresiko.
melahirkan, kematangan alat alat Sebagaimana diketahui bahwa
reproduksi, kesiapan mental, fisik kehamilan yang terjadi berulang-
dalam menghadapi kehamilan. ulang menyebabkan tidak adanya
(Debby, 2002) kesiapan dari ibu baik fisik maupun
Usia diatas 35 tahun psikis sehingga dapat memberikan
merupakan kehamilan yang beresiko risiko pada ibu maupun pada
karena mengalami fungsi faal tubuh janinnya.
tidak optimal, karena sudah masuk Hal ini sesuai dengan hasil
awal degeneratif. Hasil penelitian penelitian yang dilakukan oleh
didapatkan faktor umur berpengaruh Jayani dan Kuntarto (2013),
terhadap kejadian anemia (Ranti didapatkan hasil yang paling banyak
Andari, 2015). tidak mengalami Anemia lebih besar
2. Hubungan Paritas dengan Kejadian proporsinya pada responden
Anemia pada Ibu Hamil multipara sebanyak 67 orang (62%),
Tabel 6 Hubungan Paritas dibandingkan dengan primipara
dengan Kejadian Anemia pada Ibu yang mengalami Anemia sebanyak
Hamil di RS Abd. Rivai Kab. Berau 45 orang (41,7%).
Provinsi Kalimantan Timur 3. Hubungan Jarak Kehamilan dengan
Kejadian Anemia Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Tidak p-
Umur Anemia Total OR Tabel 7 Hubungan Jarak
Anemia value
F % F % F % Kehamilan dengan Kejadian
Beresiko 6 60,0 4 40,0 10 100 0,542 1,54
Kurang 282 49,3 290 50,7 572 100 Anemia pada Ibu Hamil di RS Abd.
beresiko Rivai Kab. Berau Provinsi
Total 288 49,5 294 50,5 582 100
Kalimantan Timur
Hasil tabel silang seperti tabel Kejadian Anemia
6 menunjukkan bahwa paritas Jarak
Anemia
Tidak
Total p-value OR
Kehamilan Anemia
kategori beresiko sebagian besar F % F % F %
mengalami kejadian anemia, Beresiko 121 56,5 93 43,5 214 100 0,012 1,57
Kurang 167 45,4 201 54,6 368 100
sejumlah 6 orang (60,0%). beresiko
Sedangkan bahwa ibu hamil dengan Total 288 49,5 294 50,5 582 100
paritas kategori kurang beresiko Hasil tabel silang seperti tabel
sebagian besar juga mengalami 7 menunjukkan bahwa ibu hamil
kejadian anemia, sejumlah 290 dengan jarak kehamilan beresiko,
orang (50,7%). sebagian besar mengalami kejadian
Hasil uji Chi Square diperoleh anemia, sejumlah 121 orang
p-value 0,542. Oleh karena p-value (56,5%). Sedangkan ibu hamil
0,542 > α (0,05), maka disimpulkan dengan jarak kehamilan kurang

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 8


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
beresiko, sebagian besar tidak Pengetahuan pengaturan jarak
mengalami kejadian anemia, kehamilan yang baik minimal dua
sejumlah 201 orang (54,6%). tahun menjadi penting untuk
Hasil uji Chi Square diperoleh diperhatikan sehingga badan ibu
p-value 0,012. Oleh karena p-value siap untuk menerima janin kembali
0,012 < α (0,05), maka disimpulkan tanpa harus menghasilkan cadangan
bahwa ada hubungan yang zat bezi, sehingga bisa mengurangi
signifikan antara jarak kehamilan angka kejadian anemia pada ibu
dengan kejadian anemia pada ibu hamil, yang berdampak pada
hamil di RS Abd. Rivai Kab. Berau kesehatan ibu dan janin baik saat
Provinsi Kalimantan Timur. masa hamil maupun saat masa nifas,
Kemudian hasil nilai Odd Rasio ibu sehat, janin yang dikandung
diperoleh sebesar 1,57, ini sehat dan melahirkan bayi yang
menunjukkan bahwa ibu dengan sehat,sehingga akan banyak generasi
jarak kehamilan < 2 tahun beresiko bangsa yang sehat dan cerdas karena
1,57 kali lebih besar mengalami berawal dari kesehatan dan status
kejadian anemia, dibandingkan ibu gizi ibu hamil yang terjaga.,
dengan jarak kehamilan ≥ 2 tahun pemulihan ibu saat masa nifas
atau pertama kali hamil. menjadi lebih cepat,
Kehamilan yang berulang
dalam waktu singkat akan menguras PENUTUP
cadangan zat besi ibu. Jarak Kesimpulan
kehamilan sangat berpengaruh 1. Gambaran kejadian anemia pada
terhadap kejadian anemia pada saat ibu hamil bahwa dari 582
kehamilan yang berulang dalam responden yang mengalami
waktu singkat dikarenakan kejadian anemia yaitu 288 orang
mekanisme biologis dan pemulihan dan yang tidak mengalami anemia
faktor hormonal yang berpengaruh 294 orang,
terhadap kesiapan organ reproduksi 2. Gambaran usia ibu hamil bahwa
ibu untuk menerima kehamilan dari 582 responden sebagian besar
berikutnya. ibu hamil mempunyai umur kurang
Jarak kehamilan 2 tahun beresiko, yaitu sejumlah 462 orang
menunjukkan proporsi kejadian (79,4%) dan yang umur beresiko
anemia lebih banyak pada ibu hamil sejumlah 120 orang (20,6%)
karena ibu mempunyai waktu 3. Gambaran paritas pada ibu hamil
singkat untuk pemulihan rahim, sebagian besar memiliki paritas
organ reproduksi, karena seorang yang kurang beresiko sejumlah 572
ibu memerlukan 2 -3 tahun untuk orang (98,3%). Sedangkan ibu yang
memulihkan kondisi tubuhnya, dan memiliki paritas beresiko sejumlah
akan terjadi reskio anemia berat 10 orang(1,7%).
resiko untuk menderita anemia berat 4. Gambaran jarak kehamilan padaibu
dengan ibu hamil dengan jarak hamil sebagian besar memiliki
kurang dari 24 bulan dan 24 – 35 jarak kehamilan dengan kehamilan
bulan sebesar 1,5 kali dibandingkan kurang beresiko sejumlah 368
ibu hamil dengan jarak kehamilan orang (63,2%). Sedangkan ibu yang
lebih dari 36 bulan (Manuaba, memiliki jarak kehamilan beresiko
2008). sejumlah 214 orang (36,8%).

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 9


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
5. Tidak ada perbedaan yang Saran
signifikan antara umur dengan 1. Bagi Ibu Hamil
kejadian anemia pada ibu hamil. Diharapkan mampu melakukan
Kemudian hasil nilai Odd Rasio pencegahan sedini mungkin dengan
diperoleh sebesar 1,78, ini melakukan pemeriksaan kehamilan
menunjukkan bahwa ibu dengan rutin sehingga dapat mengetahui
umur beresiko, mengalami kejadian faktor penyebab Anemia dan
anemia 1,78 kali lebih besar pencegahan risiko kejadian Anemia
dibandingkan ibu dengan umur dengan menunda kehamilan pada
kurang beresiko. Hal ini di usia < 20 tahun dan jika ibu hamil
karenakan umur yang kurang usia > 35 tahun maka perlu
beresiko mengalami kejadian memeriksakan kehamilannya secara
anemia karena di pengaruhi oleh rutin, mengatur kehamilannya
jarak kehamilan yang beresiko, dengan cara menggunakan alat
begitupula dengan umur yang kontrasepsi dan umur yang baik
beresiko namun tidak mengalami untuk hamil yaitu usia 20 sampai 35
anemia karena dipengaruhi oleh tahun merupakan usia produktif serta
jarak kehamilan yang kurang alat-alat reproduksi sudah matang
beresiko. kemungkinan kecil terjadinya anemia
6. Tidak ada perbedaan yang dan psychologist ibu sudah siap
signifikan antara paritas dengan untuk menerima kehamilan atau
kejadian anemia pada ibu hamil melahirkan anak.
Hasil uji Chi Square diperoleh p- 2. Bagi Institusi Pendidikan
value 0,542. Oleh karena p-value Disarankan kepada institusi
0,542 > α (0,05), di RS Abd. Rivai pendidikan hendaknya menambah
Kab. Berau Provinsi Kalimantan literatur buku dengan terbitan yang
Timur. Hal ini di karenakan paritas baru yang berkaitan dengan anemia
yang kurang beresiko mengalami pada ibu hamil sehingga Mahasiswa
kejadian anemia karena di dapat mempelajari tentang kemajuan
pengaruhi oleh jarak kehamilan ilmu kebidanan berdasarkan teori
yang beresiko, begitupula dengan yang terbaru.
paritas yang beresiko namun tidak 3. Bagi Rumah Sakit
mengalami anemia karena Memberikan edukasi bagi ibu hamil
dipengaruhi oleh jarak kehamilan yang memiliki usia beresiko tentang
yang kurang beresiko. anemia sehingga mampu melakukan
7. Ada hubungan yang signifikan pencegahan kejadian Anemia, serta
antara jarak kehamilan dengan dapat membantu ibu hamil dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di resiko tinggi agar tidak menjadi
RS Abd. Rivai Kab. Berau Provinsi beban psychologist dengan
Kalimantan Timur. Hasil nilai Odd menganjurkan untuk melakukan
Rasio diperoleh sebesar 1,57 ini pemeriksaan kehamilan secara
menunjukkan bahwa ibu dengan komprehensif yang
jarak kehamilan beresiko, berkesinambungan di petugas
mengalami kejadian anemia 1,57 kesehatan sehingga dapat di deteksi
kali lebih besar, dibandingkan ibu dini dan penanganan yang lebih
dengan jarak kehamilan kurang lanjut.
beresiko.

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 10


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
4. Bagi Peneliti Selanjutnya nusia. Buku 1. Jakarta:
Diharapkan hasil penelitian ini SalembaMedika.
sebagai bahan masukan dan dapat _______. Willy Astriana, 2017.
melanjutkan penelitian dengan Hubungan Umur dan Paritas
metode penelitian dan populasi Ibu Dengan
yang berbeda sehingga dapat KejadianAnemia.E-Jurnal
menambah wawasan kepada Obstretika.2017.
pembaca tentang faktor yang Chadlirotul Siti Qudsiah et al 2012,
berhubungan dengan kejadian Hubungan Antara Paritas dan
Anemia dan menganalisis Umur Ibu dengan kejadian
kekurangan dari penelitian ini anemia pada ibu hamil
sehingga penelitian dapat trimester III tahun 2012, Studi
memperoleh hasil yang lebih baik. Kasus di Puskesmas Bangetayu
Kecamatan Genuk Kota
Semarang.
DAFTAR PUSTAKA Padila 2014, Keperawatan Maternitas,
Yogyakarta : Nuha Medika
Asrinah, Shinta SP. 2010. Proverawati, Atikah, 2011. Anemia
Konsepkebidanan. Yogyakarta: dalam kehamilan Yogyakarta :
GrahaIlmu. Nuha Medika
Chunningham FG, Brahm UP, Rudi S. Sulystiawati,Ari. 2009. Asuhan
2010. Obstetri William. kebidanan pada masa
Jakarta: ECG. kehamilan. Jakarta : Salemba
_______. 2012. Obstetri William. Medika
Jakarta: ECG. Tarwoto. 2007. Buku Saku Anemia
DinasKesehatanKabupatenBerau. 2018. Pada Ibu Hamil Konsep dan
ProfilKesehatanKabupaten Penata Laksanaan. Jakarta :
Semarang Tahun 2018. Trans Info Medika
Semarang: Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan Untuk
DinKesKabupatenBerau Kebidanan. Jakarta : Salemba
DinasKesehatanProvinsi Kalimantan Medika
Timur .2018. Wiryana, 2010. Gizi Reproduksi.
ProfilKesehatanProvinsi Yogyakarta : Pustaka Rihana
Kalimantan TimurTahun 2018. Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kandungan
Semarang: DinKesProvinsi Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Kaltim Sarwono Prawirohardjo
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kebidanan
Kesehatan DasarNasional Edisi 2 Jakarta : Yayasan Bina
Tahun 2018.Jakarta: Pustaka Sarwono
Kementrian Kesehatan RI Prawirohardjo
Fauziyah Y. 2012. ObstetriPatologi. Yuliastuti Erni et al. Hubungan
Yogyakarta: NuhaMedika. Pendidikan dan paritas ibu
Hidayat, A.A.A. 2010. Metode dengan kejadian anemia pada
Penelitian Kebidanan dan ibu hamil. Dinamika
TeknikAnalisis Data. Jakarta: kesehatan. Vol 5 (2)
SalembaMedika. Mayuni Mislih, 2014. Faktor – faktor
_______. 2010. yang berhubungan dengan
PengantarKebutuhanDasarMa kejadian anemia pada ibu

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 11


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau
hamil diwilayah kerja Kebidanan.Yogyakarta
puskesmas Sukajaya kota :PustakaBaru
Sabang Tahun 2014 Rukiyah, Y.A.
Kemenkes RI. 2015. ProfilKesehatan 2014.DokumentasiKebidanan.
Indonesia 2015. Jakarta: Jakarta: CV Trans Info Media.
Kemenkes RI. Saifuddin, B.A. 2009.
_______. 2017. ProfilKesehatan IlmuKebidananSarwonoPrawir
Indonesia 2017. Jakarta: ohardjo. Jakarta: PT
Kemenkes RI. BinaPustakaSarwonoPrawiroha
Manuaba, C.A.I, Manuaba F.G.B.I, rdjo.
Manuaba B.G.I. 2010. _______. 2014.
IlmuKebidananPenyakitKandu IlmuKebidananSarwonoPrawir
ngandanKB.Edisi 2. Jakarta: ohardjo. Jakarta: PT
EGC. BinaPustakaSarwonoPrawiroha
Lapau, B. rdjo.
2015.MetodologiPenelitianKeb Siswanto, Susila, Suyanto. 2015.
idanan. EdisiPertama. Jakarta: MetodologiPenelitianKesehata
YayasanPustakaObor ndanKedokteran.CetakanKeem
Indonesia pat. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
Suslia dan Suyanto 2018. Teddy-Gunawan,
MetodologiPenelitianCross Johanes.2010. KapitaSelektaKe
Sectional.EdisiKedua. Klaten: dokteranObstetridanGinekolog
Bossscript. i. Jakarta: BukuKedokteran.
Ignatia goro et al. 2013 , Faktor-faktor Walyani, S.E. 2015.
risiko yang berhubungan AsuhanKebidananPadaKehami
dengan kejadian anemia pada lan. Jakarta: PustakaBaru Pre
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja ss.
Puskesmas Pandanaran Wibowo N, dkk. 2016. Diagnosis Dan
Semarang Tahun 2013 Tata LaksanaAnemia Pada Ibu
Kemenkes RI. 2015. Riskesdas, Hamil. Jakarta: POGI.
2018.Jakarta: Kemenkes RI. Wiknjosastro, H, dkk, editor. 2009.
Marmi.2011. IlmuKebidanan. Jakarta: PT
AsuhanKebidananPadaMasa BinaPustakaSarwonoPrawiroha
Antenatal. Yogyakarta: rdjo.
PustakaBaru. _______. 2011. IlmuKebidanan.
Nugroho, T. 2012. Obsgyn Obstetri dan Jakarta: PT
Ginekologi BinaPustakaSarwonoPrawiroha
UntukMahasiswaKebidananda rdjo.
nKeperawatan. Yogyakarta:
NuhaMedika.
Nugroho, T. 2012. PatologiKebidanan.
Yogyakarta: NuhaMedika.
Notoatmodjo,Soekidjo. 2010.
MetodologiPenelitianKesehata
n. Jakarta: RinekaCipta.
Purwoastuti, E., Walyani, E. S., 2015.
MutuPelayananKesehatandan

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di 12


RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau

Anda mungkin juga menyukai