Anda di halaman 1dari 5

SOP PENYEDIAAN VAKSIN DAN LOGISTIK

No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
TanggalTerbit :
Halaman :
UPTD
Disahkan Oleh Plt. Kepala UPTD Cindy D.Y.Lede, S.KM
PUSKESMAS
Puskesmas Seba Nip: 19810728 201001 2 022
SEBA

1. Pengertian Kegiatan merencanakan dan mengadakan vaksin dan


logisitiksesuai kebutuhan
2. Tujuan a. Sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi
bayi, balita, dan anak sekolah di Posyandu,
Puskesmas, dan sekolah
b. Sebagai acuan dalam pengelolaan vaksin
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Seba nomor
122/SK/VIII/2023 tentang Program Imunisasi
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
5. Alat dan Bahan 1. Alat
a. Lemari es khusus
b. Vaksin karier
c. Cold Pack
d. Safety box
e. Fredge tag
f. Tempat sampah
g. Dokumen pencatatan pengelolaan vaksin
2. Bahan
Vaksin
6. Prosedur/ Langkah - 1. Penyimpanan vaksin:
Langkah
a. Vaksin di simpan di lemari es pada suhu 20 -8 0C
b. Susunan dus vaksin dalam leamri es diberi jarak
antara 2 jari untuk pertukaran udara
c. Vaksin FS (Frezee Sensitive = DPT,HB,DT,TT)
diletakkan jauh dengan bagian paling dingin dalam
lemari es (evaporator). Vaksin HS (Heat Sensitive =
Polio, Campak, BCG) diletakkan dekat dengan
evaporator.
d. Lemari es dibuka seminimal mungkin setiap harinya
untuk menjaga stabilitas suhu penyimpanan.
e. Suhu dipantau setiap hari (pagi dan sore) dan dicatat
pada grafik suhu lemari es
f. Melakukan pemeliharaan lemari es (harian, mingguan dan
bulanan)
2. Prosedur Pengeluaran vaksin dan pelarut dari lemari es
a. Menententukan seberapa banyak vial vaksin yang
dibutuhkan untuk pelayanan sebelum membuka lemari
es
b. Mencatat suhu di dalam lemari es
c. Memiilih dan mengeluarkan vaksin sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan untuk alat pemantau botol vaksin
(VVM) dan tanggal kedaluarsa
3. Prosedur permintaan vaksin untuk pelayanan di klinik
KIA, Posyandu, dan unit terkait
a. Mengajukan permohonan resmi permintaan vaksin
kepada petugas pengelola vaksin Puskemas
b. Vaksin yang diminta harus sesuai dengan kebutuhan
sasaran
c. Vaksin dibawa dengan menggunakan vaksin carrier atau
cold box yang diisi cool pack dengan jumlah yang
sesuai
4. Prosedur permitaan vaksin dari Puskesmas ke DKK
a. Mengajukan permohonan resmi permintaan vaksin dari
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota
b. Permintaan vaksin mempertimbangkan stok maksimum
dan daya tampung penyimpanan vaksin 3 / 4
5. Prosedur Penerimaan Vaksin dari DKK ke Puskesmas a.
Penerimaan vaksin dilakukan dengan cara diantar oleh
DKK atau diambil oleh puskesmas
b. Distribusi vaksin menggunakan cold box atau vaksin
carrier yang disertai dengan cool pack
c. Disertai dengan dokumen pengiriman berupa Surat Bukti
Barang Keluar (SBBK) dan Vaccine Arrival report (VAR)
d. Pada setiap cold box atau vaksin carrier disertai dengan
indikator pembekuan
6. Prosedur pemeriksaan keamanan vaksin
a. Memeriksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada,
vaksin atau pelarut tidak boleh digunakan.
b. Memeriksa alat pemantau botol vaksin (VVM)
c. Memeriksa tanggal kadaluarsa
d. Memeriksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es.
Jika indikator menunjukkan adanya pembekuan atau
diperkirakan vaksin yang sensitif beku (vaksin-vaksin DTP,
DT, TT, HepB, DTP-HepB ) telah membeku, sebaiknya
dillakukan tes kocok.
7. Pemeliharaan cold chain atau sistem rantai dingin vaksin
selama pelaksanaan imunisasi
a. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus
disimpan dalam vaccine carrier dengan menggunakan cold
pack, agar suhu tetap terjaga pada temperature 20 -8 0 C
dan vaksin yang sensitive terhadap pembekuan tidak beku
b. Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya
matahari langsung
c. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus
tersimpan dalam vaccine carrier yang tertutup rapat
d. Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila
belum ada sasaran datang
e. Pada saat pelarutan, suhu pelarut dan vaksin harus sama
f. Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial
baru sebelum vial lama habis 4 / 4
g. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan
harus dilindungi dari cahaya matahari dan suhu luar,
seharusnya dengan cara diletakkan di lubang busa yang
terdapat diatas vaksin carrier
h. Dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat
cool pack
i. Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis, pelarutan
selanjutnya dilakukan bila telah ada anak yang hendak
diimunisasi.
Penyiapan tempat pelayanan imunisasi
a. Fasilitas pelayanan kesehatan
1. Mudah diakses
2. Tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau
debu;
3. Cukup tenang
b. Tempat pelayanan imunisasi lapangan (outreach)
1. Jika di dalam gedung maka harus cukup terang dan cukup
ventilasi
2. Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas,
tempat Petugas menyiapkan termos,
1. Petugas mengambil cool pack dan menatanya di dalam
termos
2. Petugas membuka kulkas vaksin,
3. Petugas membuka termos
4. Petugas mengambil jenis-jenis vaksin dan menata didalam
termos
5. Petugas menutup termos
7. Petugas menutup kulkas vaksin
8. Petugas membawa vaksin ke lapangan

7. Diagram Alir
Menyiapka Membuka kulkas vaksin
n termos

Mengambil cool pack


Membuka termos
dan menatanya

Mengambil jenis vaksin Menutup termos

Menutup kulkas vaksin

Membawa vaksin
kelapangan

8. Unit Terkait a. Puskesmas,

b. Pustu
c. Poskesdes

9. Dokumen Terkait

10. Rekaman historis perubahan.

Tgl. Mulai
No. yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan.

Anda mungkin juga menyukai