Anda di halaman 1dari 4

NAMA : M.

FRENGKI FRIMADANI EFENDI


NPM : D1C022076
MATKUL : BAHASA INDONESIA
PRODI : S1 JURNALISTIK
KELAS : B

JUDUL BUKU :

IDENTITAS BUKU :

Judu : anak rantau


Penulis : Ahmad Fuadi
Penerbit : FALCOM
Tahun terbit : 2017
Jumlah Halaman : 382 halaman
SINOPSIS :
anak SMP Jakarta yang terpaksa tinggal di Minang membuat ia memilikidendam
besar pada Ayahnya. Dengan tekad kuat, ia bekerja di sana sini demimembeli tiket
pesawat untuk kembali ke Jakarta. Meskipun dilarang oleh Kakeknya,ia tetap
bekerja membantu mencuci piring dan mengirim barang ke
pelanggan preman insyaf. Bulan demi bulan terlewati, celengan bambunya semaki
n banyak,kenakalannya pun semakin menjadi-jadi bersama dua temannya, Attar
dan Zen.Dendam lainnya muncul pada si pencuri sound system
surau. Dari situlah, ia dan duatemannya menjadi detektif cilik memiliki markas di
rumahkeluargajin,berjingkat- jingkat memasuki rumah Pandeka Luko yang terken
al ahli tenung, menangkap maling kampung, hingga menangkap pelaku sindikat
narkoba di Tanjung Durian.Semua itu berlalu dengan cepat hingga akhirnya
tabungan Hepi cukup untuk membelitiket pesawat dan membalaskan dendamnya
pada Ayah. Namun, sebait puisikarangan Pandeka Luko membuatnya berpikir
bahwa tidak harusnya dendam itudipendam.
Novel “Anak Rantau” ini bertemakan kekeluargaan dan penokohan.
Penokohan dalam cerpen ini meliputi Hepi yang memiliki sifat periang,
pantangmenyerah dank eras kepala. Martiaz yang memiliki sifat keras kepala.
Attar si periangdan Zen yang penyayang binatang. Gaya bahasa yang digunakan
pada buku inisedikit sulit dimengerti karena menggunakan kata-kata kiasan.
Kemudian, alur yangdipakai adalah alur maju. Memiliki latar waktu yaitu malam
hari, siang hari dan sorehari, serta latar tempat yaitu di rumah, di masjid dan di
lapangan.
KELEBIHAN :
Di novel ini, Fuadi mengangat tema anak rantau yang justru merantau di
kampunghalaman Ayahnya. Ia menuliskan setiap adegan dan suasana dengan
detail, membuat pembaca seakan-
akan berada pada cerita tersebut. Banyak adat istiadat yangdihadirkan dalam cerita
ini, membuat para pembaca sedikit tahu tentang adat Minang.Bukan hanya adat,
melainkan juga pepatah khas orang Minang dahulu. Antara babsatu dengan bab
yang lainnya terdapat kesinambungan. Di awal cerita, ditampilkancuplikan akhir
cerita yang membuat penasaran. Terdapat peta di sampul belakang,membuat
pembaca dapat lebih paham mengenai lokasi Kampung Tanjung Durian.

KEKURANGAN :
Ada beberapa kata hubung yang diulang dalam satu kalimat. Dan juga sesekali
adakata-kata tidak baku, padahal di dalam buku ini keseluruhannya menggunakan
kata baku. Ada beberapa halaman yang cetakannya sedikit miring.
Perekat pada belakang buku sedikit kurang rapih dan kuat, karena sudah mulai
terbuka rekatannya.

SARAN :
Buku ini layak dibaca oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga
orangdewasa. Karena di dalam buku ini terdapat banyak amanat yang dapat kita
terapkan,seperti memaafkan dan melupakan sebuah dendam lama, mengajarkan
anak-anaksupaya lebih condong pada pendidikan agama tapi tidak melupakan adat.
Saran untuk penulis adalah, supaya penggunaan kata hubung tidak diulang-
ulang dalam satukalimat, juga penggunaan bahasa baku dan tidak baku yang masih
dicampur.

KESIMPULAN :
Buku yang mengisahkan tentang pembalasan dendam anak terhadap ayahnya
inimembuat kita sadar bahwa sebetulnya bukan dendam yang kita pendam,
melainkanrindu yang tak dapat terucap. Benar kata pepatah Minang,
alam takambang jadikan guru
. Dari alam kita dapat belajar kehidupan, dari alam kita dapat menemukan siapadiri
kita, dan dari alam kita dapat paham bahwa hidup di kota modern pun kita
lantasmembuat kita menjadi orang yang hebat.

Anda mungkin juga menyukai