Anda di halaman 1dari 18

D

I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 2
1.SATRIADI TUMANGGER
2.TITI NOFERITA LASE
3.ANGGA DIDARMAN SARUMAHA
4.SIMPAN PAHIMPU PARDEDE

TUGAS MAKALAH MENGAUDIT SKRIPSI


MAKNA GARAM DAN TERANG DUNIA STUDI
EKSEGITIS MATIUS PASAL 5 :13-16 SERTA
REFLEKSINYA TERHADAP JEMAAT MASA KINI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN, atas rahmat-Nya dan karunianya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah "MAKNA GARAM DAN TERANG DUNIA STUDI EKSEGETIS
MATIUS PASAL 5:13-16 SERTA REFLEKSINYA TERHADAP JEMAAT MASA
KINI"

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah BAHASA INDONESIA yang diampu oleh IBU MASNIAR H.
SITORUS, M Hum dan telah memberikan tugas terhadap kami.

Kami jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi kita dan khususnya untuk pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.

DAFTAR ISI.

BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1. Latar Belakang dan


Masalah...........................................................................................

1.2. Rumusan Masalah dan Kesalahan dalam


Skripsi............................................................

1.3. Tujuan
Penulis.................................................................................................................

1.4. Manfaat Penulisan


Skripsi…….......................................................................................

BAB II LANDASAN
TEORI......................................................................................................

2.1.
Pengertian………............................................................................................................

2.2. Pengertian
Analisis..........................................................................................................

2.2.1. Pengertian
Ejaan......................................................................................................

2.2.2. Menganalisis Karya


Ilmiah.....................................................................................

BAB III METODE


PENELITIAN...............................................................................................

3.1.
Kesimpulan…………….……………………………………………………………….

3.2
Saran……………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teks Matius 5:13-16 merupakan salah satu bagian Alkitab yang paling terkenal. Sangat
disayangkan apabila teks yang paling terkenal justru menjadi teks yang dianggap biasa saja
oleh sebagian orang. Terkenalnya teks ini membuat orang percaya bahwa tidak tentang untuk
menyelidikinya lagi secara cermat sehingga tidak heran jika keindahan makna dalam teks ini
dengan mudah terlewatkan.

Pada waktu orang Kristen berada di bawah kekuasaan pemerintahan Romawi, dimana ada
pemujaan dewa dewi dan roh-roh ideologis Romawi. Ibadah ini dapat dilakukan dengan
senang hati oleh bangsa terjajah karena pemerintahan dan kekuasaan Romawi memberi
mereka kedamaian dalam bentuk ketertiban dan keadilan bersama. Beberapa orang bahkan
percaya bahwa kaisar yang memerintah adalah orang yang diturunkan oleh Dewa. Oleh
karena adanya pemahaman bahwa kaisar adalah orang yang diturunkan dewa maka dalam
sekali setahun diadakan penyembahan kepada kaisar sambil berkata "Kaisar adalah
Tuhan".Pemahaman seperti itulah yang ditolak oleh orang Kristen, sebab bagi orang Kristen
Yesus Kristus sajalah Tuhan dan tidak ada yang layak disebut Tuhan selain pada Kristus.
Karena pertentangan antara pemerintahan Romawi dengan orang Kristen maka banyak di
antara mereka yang disiksa bahkan banyak yang meninggal, mengalami penyiksaan, dan
mengalami kematian sebab dianggap telah menghina pemimpin. Hal ini dianggap sebagai
kesalahan karena orang-orang Kristen mengangkat Kristus di atas kaisar, demi keunggulan
Yesus Kristus sendiri.

Yesus tahu bahwa banyak orang di dunia tidak mau hidup menurut perintah- perintah Allah,
sehingga mereka membenci juga orang yang taat kepada Tuhan. Ditengah-tengah penyiksaan
seperti itu, Yesus mengajarkan bagaimana sikap dan tanggungjawab yang harus dilakukan
oleh orang percaya dalam penyiksaan tersebut supaya mereka tetap teguh sebagai garam dan
terang dunia.

Harus dipahami dan diterima bahwa semua orang percaya dipanggil untuk memiliki kualitas
hidup sebagai manusia kodrat ilahi. Inilah satu-satunya perjuangan yang harus dilalui dan
ditanggung oleh orang Kristen. Sebenarnya inti Kekristenan adalah mengajarkan atau
menunjukkan bagaimana tata laksana kehidupan yang dikehendaki oleh Allah Bapa. Tata
laksana kehidupan yang benar artinya bagaimana menyelenggarakan hidup yang diciptakan
oleh Allah sesuai dengan kehendak-Nya. Demikianlah bentuk atau warna hidup ideal yang
dikehendaki oleh Allah untuk dikenakan dalam hidup setiap manusia.
Seperti W. Michaelis mengatakan "Perilaku orang Kristen adalah hal yang meyakinkan orang
lain".
Yesus menyelamatkan dan memimpin setiap orang untuk menjadi berkat bagi orang lain
dengan berbuat baik dalam setiap aspek kehidupan orang percaya. Selain itu, orang percaya
seharusnya memiliki pengaruh di semua lapisan masyarakat, sehingga mereka dapat
melakukan perbutan baik yang menyenangkan Tuhan dan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Selain itu, banyak orang Kristen memiliki pemikiran yang salah tentang kekristenan,
sebab."setelah menjadi Kristen mereka merasa sudah dibebaskan dari hukum dasa dan hukum
maut. Padahal mereka sebelumnya belum hidup menurut Roh dalam arti masih hidup dalam
kedagingan. Begitu banyak orang berpikir bahwa "di dalam Kristus Yesus" berarti menjadi
seorang Kristen itu sudah cukup. Sehingga mereka merasa otomatis terbebas dari hukuman.
Mereka merasa memiliki hak untuk masuk Surga dan terhindar dari Neraka. Mereka berpikir
bahwa keyakinan atau kepercayaan dalam pikiran saja sudah cukup dapat menyelamatkan
(iman hanya dipahami sebagai aktivitas di dalam pikiran saja), namun sebenarnya iman harus
disertakan dengan tindakan atau perbuatan.

Injil Matius 5:13-16. Teks ini muncul sesudah Yesus menyampaikan ucapan bahagia yang
juga membicarakan tentang penganiayaan (Mat. 5:10-12) Metafora garam menyiratkan
sesuatu yang terus menerus dibutuhkan. Eberhard Arnold mengungkapkan bahwa dalam
beberapa literatur Yahudi Kuno menyatakan secara eksplisit bahwa manusia tidak dapat
hidup tanpa garam." Ini berarti bahwa garam bukan hanya sekadar tentang barang atau benda
yang hanya diperlukan setiap bulan atau tahun akan tetapi setiap hari orang membutuhkan
garam. Garam merupakan pemberi rasa, pengawet makanan, menghindarkan daging dan ikan
dari pembusukan, dapat dianalogikan bahwa orang percaya harus memberi rasa dan penahan
dari kerusakan duniayang mempunyai pengaruh baik bagi sesama dan lingkungan
sekitarnya." William Barclay menambahkan bahwa pada zaman Yesus garam dianggap
sebagai sesuatu yang amat berharga. Tentara Romawi pada zaman itu bahkan menerima
upahnya dalam bentuk garam. Kata salary (upah) berasal dari kata Latin salarium yang
memiliki akar kata salt (garam) dan sangat jelas bahwa dalam bahasa Inggris garam adalah
salt. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa peranan sebagai garam adalah sangat penting,
relevan dan permanen.

Terang dunia merupakan pembimbing atau penuntun di dalam kegelapan, dapat diartikan
sebagai manusia harus memberi dampak yang baik bagi sekitar bagaikan lilin yang tidak akan
menerangi ditempat yang terang, melainkan lilin akan lebih berguna jika ia diletakan
ditempat yang gelep. Sebagai Terang pengikut Kristus harus mampu menunjukkan jalan
menuju Allah kepada orang lain. Dengan kata-kata lain orang Kristen harus contoh, karena
memang diperlukan. Salah satu hal yang memang diperlukan oleh dunia ini lebih dari hal- hal
yang lainnya adalah adanya orang yang bersedia menjadi pusat kebaikan.

Ketika Yesus mengatakan kamu adalah garam dunia dan kamu adalah terang dunia,
sebenarnya ayat ini masih sering dipahami secara keliru beberapa orang Kristen. Kalau
dilihat secara seksama, di dalam ayat ini jelas dikatakan "kamu adalah garam dan terang
dunia maksudnya disini adalah orang percaya mempunyai identitas sebagai garam dan terang
dunia. Serta dalam teks inimengenai garam dan terang dunia yang disebutkan Yesus kepada
pendengarnya adalah sebuah penamaan yang menyamakan. Manusia (Pendengar Yesus)
disebut sebagai garam, dalam artian mahluk hidup disandingkan dengan benda mati dalam
penyebutan. Tentu sesuatu yang sangat berbeda. Sebab sebagaimana layakkah manusia
(pendengar Yesus) itu disebut atau disamakan sebagai garam. Penamaan ini tentu harus
diinterpretasi untuk menemukan maksud yang disampaikan Yesus, demikian juga yang
disebut sebagai terang. Sebab ada banyak istilah garam dan terang yang ditemukan di dalam
Alkitab yang rata-rata menunjuk terhadap kegunaannya, bukan merujuk langsung kepada
orangnya yang adalah garam dan terang dunia.

Mengenai hal ini penulis menemukan adanya tafsiran yang berbeda dari buku- buku yang
penulis baca tentang makna garam dan terang dunia ini:

1. Beberapa buku mengatakan bahwa orang Kristen atau orang percaya adalah garam dan
terang dunia. Seperti buku Craig L. Blomberg yang berjudul The New Commentary Matthew
mengatakan orang Kristen adalah garam yang mencegah kerusakan moral dan cahaya yang
membiarkan perbuatan baik mereka bersinar. "Dalam buku J. Verkuyl yang berjudul Khotbah
di Bukit mengatakan kamu adalah garam dunia dan terang dunia, orang-orang yang
membasmi segala yang busuk dan yang mengandung racun di dalam dunia dan menerangi
kegelapan dunia. Dalam buku J.L.Ch. Abineno yang berjudul Khotbah di Bukit tertulis
bahwa Yesus mengatakan murid-muridnya adalah garam dan terang dunia yaitu orang-orang
yang la sapa sebelumnya dalam ucapan-ucapan Bahagia.

2. Ada juga yang mengatakan bahwa orang Kristen atau orang percaya seperti garam dan
terang dunia. Seperti dalam buku Charles H. Talbert yang berjudul Reading The Sermon On
The Mount Character formation and Decision Making in Matthew 5-7, Peran orang percaya
di dunia ini seperti garam dan terang, memiliki potensi untuk mewujudkan keberadaan
mereka lebih baik. Menjadikan diri apa adanya sehingga Tuhan akan dimuliakan. Dan
jugadalam buku The Gospel of Matthew, Curtis Mitch dan Edward Sri yang berjudul The
Gospel of Matthew mengatakan: Yesus memanggil murid-muridnya untuk menjadi seperti
garam dunia dan harus menjadi terang.

3. Dalam buku W. Grundmann mengatakan bahwa pengikut-pengikut Kristus (pada masa


dulu dan pada masa sekarang ini) harus menjadi garam dunia dengan jalan contoh yang
mereka berikan, melalui kisah kasih yang mereka perlihatkan terhadap sesama manusia,
melalui kesucian hatinya, dan melalui pengharapan yang mereka taruh kepada Tuhan.

4. Dalam hal ini juga penulis mengakses YouTube dan menemukan adanya pemahaman
pendeta yang berbeda-beda dalam menyampaikan firman Tuhan
Salah satu akun Youtube, seorang Pendeta (Pendeta X) mengatakan pada khotbahnya bahwa
orang percaya harus menjadi garam dan terang dunia (terdapat pada menit 2:28, 3:26, 3:57,
4:38, 4:44, 8:54, 9:06, 10:30, 12:57. 13:40), serta topik renungan yang diberikan oleh
pengkhotbah tersebut ialah "Terpanggil untuk Garam dan Terang Dunia"." Pada akun channel
YouTube yang lain mengatakan (Pendeta Y) bahwa orang percaya adalah garam dan terang
dunia (terdapat pada menit 1:35, 2:46, 4:06, 4:15, 5:48, 11:45, 14:19).

Ada banyak asumsi yang muncul mengenai garam dan terang dunia yang terdapat pada
Matius 5:13-16 ini. Dengan adanya persepsi atau asumsi di atas, peneliti melihat bahwa teks
Matius 5:13-16 ini menjadi sesuatu yang membingungkan untuk dipahami sebab dalam teks
tersebut penulis tidak menemukan adanya kata "seperti" melainkan kata penyamaan "kamu
adalah garam dan terang dunia". Dengan demikian sebagai seorang akademis peneliti tertarik
untuk melakukan kajian kembali untuk melakukan eksegesis kembali, sebenarnya apa yang
dimaksudkan Matius 5:13-16 ini dan penggunaan istilah garam dan terang pada konteksnya.
Oleh sebab itu penulis tertarik mengangkat judul "Makna Garam dan Terang Dunia Studi
Eksegetis Matius 5:13-16 serta Refleksinya terhadap Jemaat Masa Kini".

1.2 Rumusan Masalah dan Kesalahan dalam Skripsi

Sebelum kita meneliti Rumusan masalah kita terlebih dahulu harus mengerti dan paham apa
pengertian dari Rumusan masalah.

Pengertian Rumusan masalah yaitu rumusan masalah merupakan permasalahan penelitian


yang dijelaskan dalam bentuk pertanyaan dengan intensi untuk dijawab melalui proses
penelitian yang akan dilakukan. Rumusan masalah boleh dibilang sebagai kunci atau inti dari
proses penelitian.

Rumusan masalah karya ilmiah adalah suatu pernyataan yang menggambarkan masalah atau
isu yang akan diteliti. Hal ini membantu menentukan arah penelitian dan memfokuskan
perhatian pada masalah yang spesifik, sehingga mempermudah dalam menemukan solusi atau
jawaban.

Secara umum, rumusan masalah berisi pertanyaan mengapa dan bagaimana terkait penelitian
atau topik yang dibahas dalam karya tulis ilmiah. Artinya, masalah-masalah apa yang
menjadi latar belakang penelitianmu ada dan harus diteliti.

Berdasarkan kesimpulan di atas yang menjadi rumusan masalah nya adalah:

● Mengapa kita di katakan sebagai garam dunia dan kamu adalah terang dunia
● Mengapa di setiap penulisan Gelar di awali dengan huruf kecil
● Bagaimana menggunakan kalimat Ejaan supaya tepat dan sesuai
● Bagaimana cara penggunaan kalimat yang seharusnya di pisahkan bukan di sambung
● Mengapa penggunaan huruf kapital banyak yang tidak beraturan
● Mengapa penggunaan spasi banyak yang tidak tepat

Kesalahan dalam Skripsi

Penggunaan huruf kapital yang salah

Karena penulisan suatu Gelar harus di awali dengan huruf kapital itu bukan huruf
kecil.

- Pada waktu orang Kristen berada di bawah kekuasaan pemerintahan Romawi, dimana
ada pemujaan dewa dewi dan roh-roh ideologis Romawi. Seharusnya Pada waktu
orang Kristen berada di bawah kekuasaan pemerintahan Romawi, dimana ada
pemujaan Dewa-dewi dan roh-roh ideologis Romawi.

- karena adanya pemahaman bahwa kaisar adalah orang yang diturunkan dewa maka
dalam sekali setahun diadakan penyembahan kepada kaisar sambil berkata "Kaisar
adalah Tuhan". Seharusnya karena adanya pemahaman bahwa Kaisar adalah orang
yang diturunkan dewa maka dalam sekali setahun diadakan penyembahan kepada
Kaisar sambil berkata "Kaisar adalah Tuhan".
- Harus dipahami dan diterima bahwa semua orang percaya dipanggil untuk memiliki
kualitas hidup sebagai manusia kodrat ilahi. Seharusnya Harus di pahami dan di
terima bahwa semua orang percaya dipanggil untuk memiliki kualitas hidup sebagai
manusia kodrat Ilahi.

Kesalahan dalam mengunakan huruf yang seharusnya dipisah bukan disambung

Karena menurut Kamur Besar Bahasa Indonesia penulisan Tanggung jawab itu
dipisah bukan di sambung.

- Yesus tahu bahwa banyak orang di dunia tidak mau hidup menurut perintah- perintah
Allah, sehingga mereka membenci juga orang yang taat kepada Tuhan.
Ditengah-tengah penyiksaan seperti itu, Yesus mengajarkan bagaimana sikap dan
tanggungjawab yang harus dilakukan oleh orang percaya dalam penyiksaan tersebut
supaya mereka tetap teguh sebagai garam dan terang dunia. Seharusnya Yesus tahu
bahwa banyak orang di dunia tidak mau hidup menurut perintah- perintah Allah,
sehingga mereka membenci juga orang yang taat kepada Tuhan. Ditengah-tengah
penyiksaan seperti itu, Yesus mengajarkan bagaimana sikap dan tanggung jawab yang
harus dilakukan oleh orang percaya dalam penyiksaan tersebut supaya mereka tetap
teguh sebagai garam dan terang dunia.

Pengguna tanda baca yang salah

Penggunaan tanda baca koma yang sering

- Selain itu, banyak orang Kristen memiliki pemikiran yang salah tentang kekristenan,
Seharusnya banyak orang Kristen memiliki pemikiran yang salah tentang
kekristenan,

Penggunaan kalimat Ejaan yang tidak tepat

- Ini berarti bahwa garam bukan hanya sekadar tentang barang atau benda yang hanya
diperlukan setiap bulan atau tahun akan tetapi setiap hari orang membutuhkan garam.

Seharusnya artinya garam bukan hanya sekadar tentang barang atau benda yang hanya
diperlukan setiap bulan atau tahun akan tetapi setiap hari orang membutuhkan garam.

Penggunaan tanda titik yang salah (.)

- Metafora "melihat cahaya" digunakan untuk pewartaan keselamatan Kristen yang


didasarkan pada pribadi, perkataan, dan karya Yesus (Lukas 8:16; 11:33), meskipun
kata quç tidak muncul dalam berbagai tradisi-versi historis yang lebih tua dari
ungkapan ini (Markus 4:21; Mat 5:15). Seharusnya Metafora "melihat cahaya"
digunakan untuk pewartaan keselamatan Kristen yang didasarkan pada pribadi,
perkataan, dan karya Yesus. (Lukas 8:16; 11:33), meskipun kata quç tidak muncul
dalam berbagai tradisi-versi historis yang lebih tua dari ungkapan ini (Markus 4:21;
Mat 5:15).

1.3 Tujuan Penulisan Skripsi

Setiap penulisan karya ilmiah mempunyai tujuan vang hendak dicapai. hendaknya apa
yang dimaksud oleh penulis dapat tercapai dalam pembahasan ini. Adapun yang
menjadi tujuan dari tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui makna
garam dan Terang dunia berdasarkan Studi eksegesis Matius 5:13-16 2. Untuk
mengetahui Refleksi Teologis dari makna Garam dan Terang dunia terhadap jemaat
masa kini.

1.4 Manfaat Penulisan Skripsi

Manfaat Penelitian Dalam hal ini, penulis sangat berharap agar tulisan ini memberi
kontribusi dan kegunaan besar bagi orang Kristen secara umum. Adapun yang
menjadi kegunaan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis :

● Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis
maupun para pembaca makna Garam dan Terang dunia berdasarkan Matius 5:13-16
dan refleksinya bagi kehidupan masa kini.

● Sebagai sumbangan ilmiah untuk mengembangkan ilmu teologi dalam pembahasan


makna Garam dan Terang dunia berdasarkan Matius 5:13-16 dan refleksinya bagi
kehidupan masa kini.

● Supaya umat Kristen masa kini mengetahui bagaimana memaknai dan merespon
makna Garam dan Terang dunia berdasarkan Matius 5:13-16

2. Secara Praktis
● Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh
selama di bangku kuliah dalam sebuah karya tulis dan berguna untuk melengkapi
tugas-tugas serta memenuhi syarat syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teologi.

● Untuk menambah kelengkapan kepustakaan bagi Mahasiswa dan sebagai bahan


bacaan di Perpustakaan Institut Agama Kristen Negeri Tarutung.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Landasan teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proporsi yang disusun secara sistematis. Suatu penelitian baru tidak bisa lepas
dari penelitian yang terlebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain.

Dalam rangka mencari jawaban atau permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yakni dengan pendekatan studi
kepustakaan (Library research). Penulis akan mengadakan penyelidikan khusus dalam Matius
5:13-16 dengan ayat-ayat lain yang berkaitan erat dengan nats firman Tuhan tersebut yakni
dengan pendekatan eksegetis, yang merupakan studi biblika khususnya Perjanjian Baru.
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan dengan memaparkan eksegese Matius 5:13-16 dan
refleksinya terhadap jemaat masa kini.

Metode yang digunakan penulis terhadap teks Matius 5:13-16 adalah metode kualitatif
dengan pendekatan eksegesis oleh Gordon D. Fee. Istilah "eksegesis", berasal dari kata
Yunani exegomai yang dalam bentuk dasarnya berarti "membawa keluar" atau
"mengeluarkan". Apabila dikenakan pada tulisan-tulisan, dapat diartikan sebagai "membaca
atau menggali" arti tulisan-tulisan itu. Dan kata bendanya berarti "tafsiran" atau "penjelasan".
Para penafsir menggali pesan dari teks Alkitab kepada para pembaca yang tiap tahun selalu
mengikuti zaman.

Kata kunci yang terbaik dalam melakukan tindakan eksegesis adalah kemampuan untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat mengenai teks supaya mendapatkan
pengertian yang dimaksudkan pertama-tama oleh penulis teks tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang baik tentang eksegesis dikelompokkan dalam 2 kategori dasar:

Pertanyaan-pertanyaan mengenai isi (apa yang dikatakan bagian itu?)


Pertanyaan-pertanyaan mengenai konteks (mengapa hal tersebut dikatakan?)

Sedangkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kontekstual terdiri dari 2 jenis, yaitu bersifat

● sejarah
● sastra.

Konteks sejarah yang harus diselidiki ialah setting (latang belakang) umum sejarah,
sosiologi, budaya dari sebuah dokumen (mis: kota Korintus, geografinya, penduduk,
agama-agamanya) mengapa hal itu dikatakan dalam argumentasi atau ceritanya." Pada
dasarnya ada 4 jenis mengenai isi, yaitu:

1. Penelitian teks (textual criticism),


2. Fakta yang berhubungan dengan bahasa (grammatical data)
3. Latar belakang sejarah-budaya (historical-cultural background)
4. Gagasan-gagasan dengan latarbelakang dan budaya dari penulis dan para
pembacanya.

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh dan memperjelas makna kata yang berbeda dalam
penerjemahan, lalu disimpulkan untuk memperjelas teks yang ada. Penerjemahan dilakukan
dengan menggunakan buku acuan analytical dan exegetical bahasa asli, kamus bahasa
Yunani, aplikasi bible wokrs 10 dan lain-lain. kemudian meneliti konteks umum dan konteks
khusus dari teks yang diteliti untuk memperoleh konteks teks yang lebih akurat. Membuat
tafsiran ayat demi ayat guna menggali lebih dalam setiap kata kunci dari setiap ayat dengan
menggunakan buku-buku yang berhubungan pada penelitian dan skopus berdasarkan hasil
kajian dan pembahasan.

2.2 Pengertian Analisis


Analisis adalah suatu kegiatan untuk memeriksa atau menyelidiki suatu peristiwa melalui
data untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis biasanya dilakukan dalam konteks
penelitian maupun pengolahan data. Hasil analisis diharapkan dapat membantu meningkatkan
pemahaman serta mendorong pengambilan keputusan.

Di dalam Skripsi banyak penggunaan tanda baca yang tidak sesuai, seperti pengunaan tanda
baca titik koma (.,) yang tidak sesuai. Penggunaan Ejaan kalimat yang kurang tepat dan
penggunaan huruf kapital yang salah.

Di dalam penulisan Gelar di haruskan di awali dengan huruf kapital tetapi setelah saya
memeriksa banyak penggunaan atau penulisan huruf kapital yang kurang tepat.

Secara keseluruhan penerjemahan teks Matius 5:13-16 tidaklah memiliki perbedaan


terjemahan sampai pada perbedaan makna antar kata yang diterjemahkan. Dengan
memperhatikan beberapa teks di atas dengan terjemahan harafiah, penulis menemukan ada
perbedaan di ayat 13. Pada ayat 13 ada kata yang berbeda dengan bahasa asli, pada
terjemahan harafiah dikatakan "kamu saya adalah garam bumi” sedangkan LAI menuliskan
"kamu adalah garam dunia”, kata “saya” tidak ada dalam terjemahan LAI. Selain itu juga
bahasa batak toba mengatakan "hamu do sirani tano on" kata "hamu" artinya adalah kamu
sekalian, kata kamu sekalian mengandung arti lebih dalam daripada kata "kamu" karena jika
dikatakan kamu sekalian berarti di dalamnya sudah mengandung arti kepada setiap orang atau
mengandung arti yang jamak. Terjemahan Toba lebih dekat dan lebih tepat dengan bahasa
alinya, namun bahasa Toba lebih memiliki keunggulan dimana pada teks tersebut dikatakan
"hamu" yang artinya kamu sekalian".

Demikian juga pada ayat 14, terjemahan harafiah juga dikatakan “kamu saya adalah terang
dunia, sedangkan terjemahan LAI mengatakan "kamu adalah terang dunia", begitu juga
dengan KJV mengatakan makna yang sama yaitu "kamu adalah terang dunia" dan bahasa
batak toba mengatakan "hamu do panondang ni portibion" yang artinya "kamu sekalian
adalah terang dunia". Pada ayat 15, 16 penulis memerhatikan dan membandingkan dengan
beberapa terjemahan diatas, tidak ditemukan perbedaan yang bertentangan satu dengan yang
lainnya.

2.2.1 Pengertian Ejaan

Ejaan merupakan aturan yang melambangkan bunyi bahasa menjadi bentuk huruf, kata serta
kalimat. Ejaan juga bisa diartikan sebagai kumpulan peraturan penulisan huruf, kata serta
penggunaan tanda baca.

Ejaan memiliki sejumlah fungsi penting, yaitu:

● Landasan pembakuan tata bahasa


● Penggunaan ejaan dalam penulisan bahasa akan membuat tata bahasa yang digunakan
semakin baku.
● Landasan pembakuan kosa kata serta istilah. Tidak hanya membuat tata bahasa
semakin baku, ejaan juga membuat pemilihan kosa kata dan istilah mennadi lebih
baku.
● Penyaring masuknya unsur bahasa lain ke bahasa Indonesia. Ejaan juga memiliki
fungsi penting sebagai penyaring bahasa lain ke bahasa Indonesia. Sehingga dalam
penulisannya tidak akan menghilangkan makna aslinya.
● Membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi. Penggunaan ejaan akan
membuat penulisan bahasa lebih teratur. Hal ini membuat pembaca semakin mudah
dalam memahami informasi yang disampaikan secara tertulis.

PENULISAN EJAAN

● Penulisan huruf konsonan

Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf konsonan adalah huruf yang tidak
termasuk huruf vokal, yakni b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
Penulisan kapital atau tidaknya juga bergantung pada pemakaian dan tujuan
penggunaannya.

● Penulisan huruf vokal

Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf vokal terdiri atas huruf a, i, u, e, o. Sama
seperti huruf abjad, huruf vokal juga bisa ditulis dalam huruf kapital atau tidak.

● Penulisan huruf abjad

Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf abjad terdiri atas huruf A, B, C, D, E, F,


G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z. Huruf abjad ini bisa
ditulis dalam bentuk huruf kapital maupun tidak, tergantung pada pemakaian
dan tujuan penggunaannya.

● Penulisan huruf diftong

Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf diftong merupakan dua vokal yang
diucapkan bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai, au, oi. Contoh katanya ialah
'santai', 'pulau', 'survei', dan 'kalian'.

● Penulisan gabungan huruf konsonan

Dalam ejaan bahasa Indonesia, penulisan gabungan huruf konsonan berarti dua
huruf konsonan dijadikan satu, seperti kh, ny, sy, ng. contoh katanya 'ikhtisar',
'nyata', 'syarat', dan 'ngarai'.
Seperti Metode yang digunakan penulis terhadap teks Matius 5:13-16 adalah metode
kualitatif dengan pendekatan eksegesis oleh Gordon D. Fee. Istilah "eksegesis", berasal dari
kata Yunani exegomai yang dalam bentuk dasarnya berarti "membawa keluar" atau
"mengeluarkan". Apabila dikenakan pada tulisan-tulisan, dapat diartikan sebagai "membaca
atau menggali" arti tulisan-tulisan itu. Dan kata bendanya berarti "tafsiran" atau "penjelasan".
Para penafsir menggali pesan dari teks Alkitab kepada para pembaca yang tiap tahun selalu
mengikuti zaman.

2.2.2 Menganalisis Karya Ilmiah

Untuk melakukan penelitian terhadap Kitab Matius 5:13-16, penulis memilih metode
kualitatif dengan pendekatan eksegesis. Ada pun metode penafsiran yang dipakai
adalah langkah-langkah penafsiran berdasarkan buku Gordon D. Fee, yaitu sebagai
berikut:

1. Menyelidiki konteks secara umum

● Analisa susunan kalimat

2. Membuat gambaran kalimat

3. Membangun Tek

● Menyiapkan varian-varian teks bersama bukti pendukung


● Menilai masing-masing melalui kriteria penilaian bukti eksternal

4. Analisa tata bahasa

5. Analisa kata-kata

● Membuat arti bagian sebuah kata penting dalam konteks sekarang ini
● Menganalisa konteks untuk menetapkan rentang arti mana yang paling
mungkin dalam bagian teks

6. Latar belakang sejarah-budaya

7. Mempertimbangkan konteks teologi dan Alkitab secara luas

8. Mengumpulkan kepustakaan dari sumber-sumber tambahan

9. Menyiapkan terjemahan akhir

10. Menulis hasil eksegesis.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka penulis mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Ungkapan garam dan terang bukan hanya memiliki arti "adalah tetapi bisa juga memiliki
arti "menjadi", sehingga ungkapan kamu adalah garam dan terang dunia bisa dipahami
sebagai metafora yang menyamakan orang percaya sebagai garam dan terang. Yang berarti
orang percaya bukanlah garain dan terang, tidak secara langsung (tidak sendirinya) sebagai
garam dan terang, melainkan membutuhkan sebuah proses (menjadi) untuk menjadi garam
dan terang.
2. Sebagai garam dan terang dunia, patut untuk hidup berbeda dengan dunia dengan memiliki
identitas khusus dan memainkan peranan diberbagai bidang dalam dunia pada masa kini.
Setiap orang percaya pada masa kini patut mempertahankan apa yang sudah baik di dalam
dunia seperti hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.

3. Garam dunia adalah tugas penting, sekaligus sebagai gaya hidup orang percaya dalam
menjalani kehidupan kekristenannya. Yesus memiliki tujuan dan maksud yang kekal dalam
esensi pennyataanNya sehingga perlu disikapi dan diterapkan dalam iman orang percaya
untuk menjadi pelaku firman sebab jika orang percaya melakukan perbuatannya atau tingkah
laku kekristenan yang tidak berdampak, menjadi batu sandungan serta mempermalukan
kekristenan terlebih mempermalukan nama Tuhan maka orang tersebut dapat disamakan
dengan garam yang kehilangan rasa sehingga membawa pada kesia-siaan

4. Kekristenan harus memuliakan Tuhan dalam hidupnya. Dengan mengaplikasikan bagi


semua orang percaya peran orang kristen sebagai garam dunia yang berdampak dimanapun
berada dan kapanpun karena apa yang dilakukan dalam ahidupnya mempermulikan Tuhan.

3.2 Saran

Adapun yang menjadi saran yaitu:

1. Kepada para pelayan Gereja agar lebih mengkaji dan memberikan pengertian
tentang kedalaman makna garam dan terang dunia dengan lebih detail lagi sehingga
anggota jemaat atau kaum awam dapat memahami tentang kedalaman makna dan
identitasnya sebagai garam dan terang dunia

2. Sebagai pengikut Kristus orang kristen harus mampu memberi teladan ytang baik
dalam dunia, sebab di dalam dirinya selalu terpancar kesaksian yang menuntun orang
lain ke jalan yang benar. Terang fungsinya memancarkan cahayanya untuk menerangi
kegelapan agar manusia tidak tersesak ke jalan yang salah. Dan juga Sebagai Garam
dunia orang Kristen harus lebih berani, tajam dan radikal dalam penolakan terhadap
kejahatan dan segala bentuk yang bertentangan dengan kebenaran.dan garam
Kristiani ada dampaknya melalui perbuatan dan ucapan.hal inilah yang menjadi
Tanggung jawab sosial orang Kristen, dimanapun seorang Kristen berada dia harus
bertindak menjadi seorang yang memberi keadilan, kedamaian, terhadap sesama
terutama terhadap mayarakat dan dia tinggal sebagai pertanda kasihnya kepada
masyarakat dalam dunia.

Sekian dan Terimakasih


Syalom 🙏

Anda mungkin juga menyukai