Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Tentang
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERJAAN ISLAM DI INDONESIA,BENTUK DAN
SIFATNYA

Disusun:
Syifa Maghfira (2214050104)

Dosen:
Rosdialena, S. Sos. I, M.A

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS D


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
T.A 2023/ 1445 H
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERJAAN ISLAM DI INDONESIA,BENTUK DAN
SIFATNYA

A. PENDAHULUAN
Munculnya kerajaan Islam merupakan salah satu perjalanan sejarah pendidikan Islam di
Indonesia. Hal ini karena lahirnya kerajaan islam yang disertai berbagai kebijakan dari
penguasaannya. Saat itu sangat mewarnai sejarah Islam di Indonesia. Terlebih agama Islam
juga pernah dijadikan sebagai agama resmi Negara atau kerajaan pada saat itu.
Perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia tidak bisa mengesampingkan keadaan
Islam pada masa kerajaan Islam ini. Pendidikan Islam itu menjadi tolak ukur bagaimana
Islam dan umatnya telah memainkan peranannya dalam berbagai aspek sosial, politik,
maupun budaya. Oleh karena itu, untuk melacak sejarah pendidikan Islam di Indonesia
dengan periodesasinya, baik dalam pemikiran, isi maupun pertumbuhan organisasi dan
kelembagaannya. Tidak mugkin dilepaskan dari fase-fase yang dilaluinya.
Tumbuhnya kerajaan Islam sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam di Indonesia ini jelas
sangat berpengaruh sekali dalam proses islamisasi atau pendidikan Islam di Indonesia, yaitu
sebagai suatu wadah atau lembaga yang dapat mempermudah penyebaran Islam di
Indonesia. Ketika kekuasaan politik Islam semakin kokoh dengan munculnya kerajaan-
kerajaan Islam, pendidikan semakin memperoleh perhatian, karena kekuatan politik
digabungkan dengan semangat para mubaligh (pengajar agama pada saat itu) untuk
mengajarkan Islam merupakan dua sayap kembar yang mempercepat tersebarnya Islam ke
berbagai wilayah di Indonesia.
Kejayaan kerajaan Islam di Nusantara ini berkisar abad ke 13 sampai abad ke 16.
Adapun latar belakang munculnya kerajaan-kerajaan Islam didorong oleh maraknya lalu
lintas perdagangan laut dengan perdagangan –perdagangan islam dari Arab, India, Persia
dan Tiongkoak.

1. "YusufAbdullahPuar,Op.Cit.,hlm.9

2
B. PEMBAHASAN
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Pada Bab II dikemukakan, bahwa Masa Kerajaan Islam, merupakan salah satu dari
periodesasi perjalanan Sejarah Pendi- dikan Islam di Indonesia, sebab sebagaimana lahirnya
Kerajaan Islam yang disertai dengan berbagai kebijakan dari penguasanya saat itu, sangat
mewarnai sejarah Islam di Indonesia, terlebih-lebih agama Islan juga pernah dijadikan
sebagai agama resmi negara/ kerajaan pada saat itu.

Karena itulah, bila kita berbicara tentang perjalanan sejarah pendidikan Islam di
Indonesia, tentu saja kita tidak bisa menge-nyampingkan bagaimana keadaan Islam itu
sendiri pada masa kerajaan Islam ini. Berikut ini akan dikemukakan beberapa kerajaan Islam
di Indonesia, serta bagaimana perannya dalam pendidikan Islam dandakwah Islamiyah
tentunya.

1. Kerajaan Islam di Aceh


a. Kerajaan Samudera Pasai
Para ahli sependapat bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia (khususnya
Sumatera) sejak abad ke-7 atau 8 M, meski. pun ketentuan tentang tahunnya secara pasti
terdapat sedikit perbedaan.

Meskipun Islam sudah masuk pada abad ke-7 atau 8 M tersebut, ternyata dalam
perkembangannya mengalami proses yang cukup lama, baru bisa mendirikan sebuah
kerajaan Islam. Hal ini disebabkan, bahwa Islam itu masuk ke Indonesia dibawa oleh para
pedagang dan dengan cara damai, ditambah lagi bahwa masyarakat Islam tidak begitu
berambisi untuk merebut kekuasaan politik, yang menyebabkan Islam berjalan dengan
damai dan wajar.

Dari beberapa catatan sejarah, bahwa Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah
Kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada abad ke-10 M dengan raja pertamanya al-
Malik Ibrahim bin Mahdum. Tapi catatan lain ada yang menyatakan bahwa kerajaan
Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak. Hal in dikuatkan oleh Yusuf 2

2 . "YusufAbdullahPuar,Op.Cit.,hlm.9

3
3
Abdullah4 Puar, dengan mengutip pendapa seorang pakar sejarah Dr. NA. Baloch dalam
bukunya5 "Advend Islam in Indonesia"." Tapi sayang sekali bukti-bukti kuat yan
mendukung fakta sejarah ini tidak banyak ditemukan, terutam menyangkut referensi yang
mengarah ke arah itu.

Seorang pengembara dari Maroko yang bernama Ibnu Bat tah pada tahun 1345 M
sempat singgah di Kerajaan Pasai pal zaman pemerintahan Malik Az Zhahir, saat
perjalanannya ke Cin Ibnu Batutah menuturkan bahwa ia sangat mengagumi akan keada
Kerajaan Pasai, di mana rajanya sangat alim dan begitu pula dala ilmu agamanya, dengan
menganut paham Mazhab

Syafi'i, d serta mempraktekkan pola hidup yang sangat sederhana.


Menurut apa yang dikemukakan Ibnu Batutah tersebut, dapat ditarik kepada sistem
pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan Pasai, yaitu:

1) Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syari'at ialah fiqh mazhab syafi'i.
2) Sistem pendidikannya secara informal berupa majelis ta'lim dan halaqah.
3) Tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh agama 4)/Biaya pendidikan agama
bersumber dari negara."

Pada zaman kerajaan Pasai ini, sudah terjadi hubungan antara Malaka dengan Pasai,
bahkan Islam berkembang di Malaka lewat Pasai. Raja Malaka memeluk Islam karena
kawin dengan putri dari kerajaan Pasai.

b. Kerajaan Perlak
Di atas sudah dikemukakan bahwa Kerajaan Perlak merupa- kan salah satu Kerajaan
Islam tertua di Indonesia, bahkan ada yang menyatakan lebih dahulu dari Kerajaan Samudera
Pasai. Alasannya, seorang putri dari Sultan Perlak Muhammad Amin Syah (1225- 1263) yang
bernama Putri Ganggang Sari telah kawin dengan Merah Selu (Malik As Shaleh) yang
diketahui adalah Raja Pasai pertama. Namun sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa

3
43."YusufAbdullahPuar,Op.Cit.,hlm.9

4
tidak banyak bahan kepustakaan yang menjurus ke arah itu untuk menguatkan pendapat
tersebut.
Yang jelas Perlak merupakan daerah yang terletak sangat strategis di Pantai Selat
Malaka, dan bebas dari pengaruh Hindu. Berdasarkan faktor demikian maka Islam dengan
mudah sekali bertapak di Perlak tanpa kegoncangan sosial dengan penduduk pribumi.
pengeliling dunia, pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 M Dia menerangkan
bahwa Ibukota Perlak ramai dikunjungi peda gang Islam dari Tinsar Tengah, Parsi dan India,
yang sekaligus melakukan tugas-tugas dakwah.
Menurut riwayatnya, Sultan Mahdum Alauddin Muhammad Amin yang memerintah
antara tahun 1243-1267 M tercatat sebagai sultan yang keenam, terkenal sebagai seorang
sultan yang arif bijaksana lagi alim sekaligus seorang ulama. Dan sultan inilah yang
mendirikan semacam perguruan tinggi Islam pada saat itu.
Begitu pula di Perlak ini terdapat suatu lembaga pendidikan lainnya berupa majelis
ta'lim tinggi, yang dihadiri khusus oleh para murid yang sudah alim dan mendalam ilmunya.
Pada majelis ta'lim ini diajarkan kitab-kitab agama yang punya bobot dan pengetahuan tinggi,
seperti kitab Al Um karangan Imam Syafi'i dan sebagainya
Dengan demikian pada Kerajaan Perlak ini proses pendidikan Islam telah berjalan
dengan baik.
c. Kerajaan Aceh Darussalam (1511-1874)
Ketika Kerajaan Islam Pasai mengalami kemunduran, di Malaka berdiri sebuah
Kerajaan yang diperintah oleh Sultan Muhammad Syah. Namun kerajaan ini pun tidak bisa
bertahan lama, setelah mengalami masa keemasan yaitu ketika Sultan Muszaffar Syah (1450)
memerintah. Sesudah itu terus mengalam kemunduran. la tidak mampu menguasai pengaruh
dari luar terutama yang berada di Aceh. Maka sejak itulah Kesultanan d Aceh mulai
berkembang.6

Kerajaan Aceh Darussalam yang diproklamasikan pada tang gal 12 Zolkaedah 916 H
(1511 M) menyatakan perang terhadap buta huruf dan buta ilmu. Hal ini merupakan tempaan
sejak berabad-abad yang lalu, yang berlandaskan pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan.7

64. Zuhairni, dkk., Op. Cit., hlm. 135."Yusuf Abdullah Puar, Op. Cit, him. 38.

75. Zuhairni, dkk., Op. Cit., hlm. 135."Yusuf Abdullah Puar, Op. Cit, him. 38.

5
Proklamasi Kerajaan Aceh Darussalam tersebut adalah hasil peleburan Kerajaan Islam
Aceh di belahan barat dan Kerajaan Islam Samudera Pasai di belahan timur. Putra Sultan
Abiddin Syamsu Syah diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Alauddin Ali Mughayat
Syah (1507-1522).

Aceh pada saat itu merupakan sumber ilmu pengetahuan dengan sarjana-sarjananya
yang terkenal di dalam dan di luar negeri, sehingga banyaklah orang luar yang datang ke Aceh
untuk menuntut ilmu. Bahkan Ibukota kerajaan Aceh Darussalam terus berkembang menjadi
kota Internasional dan menjadi pusat per- kembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan,

Karena itulah beberapa kalangan ada yang menyatakan, bahwa pada saat-saat kekuatan
imperialis mperialis Barat telah mematahkan seba gian besar negara-negara Islam, pada waktu
itulah yaitu sekitar permulaan abad 16 M lahir Lima Besar Islam yang terikat dalam suatu
kerja sama ekonomi, politik, militer, dan kebudayaan,meliputi:

1. Kerajaan Turki Usmani di Istambul


2. Kerajaan Islam Maroko di Afrika Utara
3.Kerajaan Islam Isfahan di Timur Tengah
4. Kerajaan Islam Akra di ludia
5. Kerajaan Islam Aceh Darussalam di Asia Tenggara
Dalam bidang pendidikan di Kerajaan Aceh Darussalam adalah benar-benar mendapat
perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lembaga negara yang bertugas dalam bidang
pendidikan dan ilmu pengetahuan, di antaranya:

1. Balai Seutia Hukama:


Merupakan lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpul- nya para ulama, ahli pikir dan
cendekiawan untuk membahas dan mengembangkan ilmu ppengetahuan

2. Balai Seutia Ulama:

Merupakan jawatan pendidikan yang bertugas mengurus masalah-masalah pendidikan dan


pengajaran.

3.Balai Jamaah Himpunan Ulama:

6
Merupakan kelompok studi tempat para ulama dan sarjana berkumpul untuk bertukar pikiran
membahas persoalan-per soalan pendidikan dan ilmu pendidikannya.

Adapun jenjang pendidikan yang ada adalah sebagai berikut:

1.Meunasah (madrasah);

Terdapat di setiap kampung, berfungsi sebagai sekolah dase materi yang diajarkan yaitu;
menulis dan membaca hung Arab, ilmu agama, bahasa Jawi/Melayu, akhlak dan sejarah Islam.

2. Rangkang;

Diselenggarakan di setiap mukim, merupakan mesjid sebaga tempat berbagai aktivitas ummat
termasuk pendidikan Rangkang adalah setingkat Madrasah Tsanawiyah. Matern yang diajarkan,
Bahasa Arab, ilmu bumi, sejarah, berhitung (kisab), akhlak, fiqh dan lain-lain.

3. Dayah;

Terdapat di setiap daerah ulebalang dan terkadang berpusat di mesjid, dapat disamakan dengan
Madrasah Aliyah sekarang Materi yang diajarkan; fiqh (hukuru Islam), Bahasa Arah tauhid,
tasawuf/akhlak, ilmu bumi, sejarah/tata negara, ilma pasti dan faraid.

4. Dayah Teuku Cik;

Dapat disamakan dengan perguruan tinggi atau akademi diajarkan fiqh, tafsir, hadis, tauhid
(ilmu kalam), akhlak tasawuf, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra Arab, sejarah dat Tata Negara,
mantiq, ilmu falaq dan filsafat. Darussalam Dapat disamakan dengan perguruan tinggi atau
akademi diajarkan fiqh, tafsir, hadis, tauhid (ilmu kalam), akhlak tasawuf, ilmu bumi, ilmu
bahasa dan sastra Arab, sejarah dat Tata Negara, mantiq, ilmu falaq dan filsafat.

Dengan demikian, jelas sekali bahwa di kerajaan Aceh Darussalam ilmu pengetahuan benar-
benar berkembang dengan mampu melahirkan para ulama dan ahli ilmu pengetahu an, seperti: 8
Hamzah Fansuri, Syekh Syamsuddin Sumatrani, Syekh Nuruddin Ar Raniry dan Syekh Abdur
Rauf Tengku Syiah Kuala, yang merupakan nama-nama yang tidak asing lagi sampai sekarang

86. Zuhairni, dkk., Op. Cit., hlm. 135."Yusuf Abdullah Puar, Op. Cit, him. 38.
7. Saifuddin Zobei, Op. Cit, him. 212 Mob. Rifiri, Sejarah Islam, Wicaksana, Semarang, 1985,
hlm. 86.
7
ini. Bahkan di antaranya ada yang diabadikan menjadi nama perguruan tinggi terkenal di Aceh
yaitu IAIN Ar Raniry dan Universitas Syiah Kuala.

2. Kerajaan Demak

Salah seorang raja Majapahit bernama Sri Kertabumi mem- punyai istri yang beragama
Islam yang bernama Putri Cempa. Kejadian tersebut tampaknya sangat besar pengaruhnya
terutama dalam rangka dakwah Islam. Dari putri Cempa inilah lahir seorang putra yang bernama
Raden Fatah, yang kemudian kita ketahui menjadi Raja Islam pertama di Jawa (Demak).

Tentang berdirinya kerajaan Demak, para ahli sejarah tam- paknya berbeda pendapat.
Sebagian ahli berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478 M, pendapat ini
berdasar- kan atas jatuhnya kerajaan Majapahit. Adapula yang berpendapat, bahwa kerajaan
Demak berdiri pada tahun 1518 M. Hal ini berdasarkan, bahwa pada tahun tersebut merupakan
tahun ber- akhirnya masa pemerintahan Prabu Udara Brawijaya VII yang mendapat serbuan
tentara Raden Fatah dari Demak.

Kendatipun demikian, kehadiran Kerajaan Demak bukan penyebab runtuhnya Majapahit.


Keruntuhannya lebih banyak disebabkan kelemahan dan kehancuran Majapahit dari dalam
sendiri, setelah wafatnya Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Kerajaan Majapahit didahului
oleh kelemahan pemerintah pusat- nya yang disusul oleh perang saudara. Misalnya perang antara
Bre Wirabumi dengan putri mahkota Kusumawardhani, perang sauda- ra di Majapahit ini
berkepanjangan dengan memakan waktu ± 30 tahun, yang melibatkan 6 orang ahli waris dari
Hayam Wuruk. Dengan demikian keruntuhan tersebut jelas bukan disebabkan oleh a oleh agama
Islam.

Majapahit sebagai cahaya baru yang membawa harapan. Kerajaan Islam ito diharapkan
sebagai kekuatan baru yang akan menghalau segala bentuk penderitaan lahir batin dan
mendatangkan kesejah. teraan. Raja Majapahit sudah kenal Islam jauh sebelum kerajaan Demak
berdiri, Bahkan keluarga Raja Brawijaya sendiri kenal agama damai Islam melalui putri cempa
yang selalu bersikap ramah dan damai.

sikap Raden Fatah tatkala terjadi penyerbuan terha dap istana Majapahit oleh Ranawijaya
Girindrawardhana yang menyebabkan tewasnya ayahandanya Raja kertabumi di dalam keraton
ialah sekedar bertahan dan membela bak waris atas Majapahit. Sebab kalau memang yang

8
melakukan penyerbuan kudeta di Majapahit pada saat itu ialah Raden Fatah, mengapa pada saat
tersebut dia tidak memproklamasikan dirinya sebagai pengganti sekaligus. Sernua itu sebenarnya
otomatis dianggap sah, dan haknya sebagai putra mahkota.

Tapi nyatanya Demak sendiri baru dinyatakan berdiri sekitar tahun 1518 M. Dalam tahun ini
terjadi pertempuran antara penerus kekuasaan Majapahit Patih Udara dengan Adipati Yunus yang
berkuasa di Demak. Setelah terjadinya pertempuran tersebut, kekuasaan Majapahit praktis
berakhir.. Dengan berdirinya Kerajaan Islam Demak yang merupakan Kerajaan Islam pertama di
Jawa tersebut, maka penyiaran agama Islam makin meluas, pendidikan dan pengajaran Islam pun
bertambah maju.

Pelaksanaan Pendidikan Islam di Kerajaan Demak

Tentang sistem pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agama Islam di Demak punya
kemiripan dengan yang dilaksanakan di Aceh, yaitu dengan mendirikan mesjid di tempat-tempat
yang menjadi sentral di suatu daerah, di sana diajarkan pendidikan agama di bawah pimpinan
seorang Badal untuk menjadi seorang guru, yang menjadi pusat pendidikan dan pengajaran serta
sumber agama Islam.

Wali suatu daerah diberi gelaran resmi, yaitu gelar Sunan dengan ditambah nama
daerahnya, sehingga tersebutlah nama- nama seperti: Sunan Gunung Jati, Sunan Geseng, Kiai
Ageng Tarub, Kiai Ageng Sela dan lain-lain.

Memang antara Kerajaan Demak dengan wali-wali yang sembilan atau Walisongo terjalin
hubungan yang bersifat khusus, yang boleh dikatakan semacam hubungan timbal-balik, di mana
sangatlah besar peranan para walisongo di bidang dakwah Islam, dan juga Raden Fatah 9
sendiri10menjadi raja adalah atas keputusan para wali dan dalam hal ini para wali tersebut juga
sebagai penasihat dan pembantu raja. 11

Dengan kondisi yang demikian, maka yang menjadi sasaran pendidikan dan dakwah Islam
meliputi kalangan pemerintah dan rakyat umum.

98. Zuhaini, dik, Op.Chim. 136-137.

109. Zuhaini, dik, Op.Chim. 136-137.

11

9
Adanya kebijaksanaan wali-wali menyiarkan agama dan memasukkan anasir-anasir
pendidikan dan pengajaran Islam dalam segala cabang kebudayaan nasional Indonesia, sangat
menggem- birakan, sehingga agama Islam dapat tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.

3. Kerajaan Islam Mataram (1575-1757)

Kerajaan Demak ternyata tidak bertahan lama, pada tahun 1568 M terjadi perpindahan
kekuasaan dari Demak ke Pajang. Namun adanya perpindahan ini tidak menyebabkan terjadinya
perubahan yang berarti terhadap sistem pendidikan dan pengajaran islam yang sudah berjalan.

Baru setelah pusat kerajaan Islam berpindah dari Pajang ke Mataram (1586), terutama di
saat Sultan Agung (1613) berkuasa, terjadi beberapa macam perubahan. Sultan Agung setelah
mem persatukan Jawa Timur dengan Mataram serta daerah-daerah yang lain, sejak tahun 1630 M
mencurahkan perhatiannya untuk mem bangun negara, seperti menggalakkan pertanian,
perdagangan dengan luar negeri dan sebagainya, bahkan pada zaman Sultan Agung juga
kebudayaan, kesenian dan kesusasteraan sangat maju.

Atas usaha dan kebijaksanaan dari Sultan Agunglah kebuda. yaan lama yang berdasarkan
Indonesia asli dan Hindu dapat diadaptasikandenganagama dan kebudayaan Islam, seperti:

a. Gerebeg disesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan Maulid Nabi. Sejak saat itu terkenal
dengan Gerebeg Poso (Puasa) dan Gerebeg Mulud.

b. Gamelan sekaten yang hanya dibunyikan pada gerebeg mulud, atas kehendak Sultan Agung
dipukul di halaman mesjid besar.

c. Karena hitungan tahun Saka (Hindu) yang dipakai di Indone sia (Jawa) berdasarkan hitungan
perjalanan matahari, berbeda dengan tahun Hijriah yang berdasarkan perjalanan bulan, maka
pada tahun 1633 M atas perintah Sultan Agung, tahun saka yang telah berangka 1555 saka, tidak
lagi ditambah dengan hitungan matahari, melainkan dengan hitungan perja lanan bulan, sesuai
dengan tahun Hijriah. Tahun yang baru disusun disebut tahun Jawa, dan sampai sekarang tetap
juga dipergunakan.

Pelaksanaan Pendidikan dan Pengajaran

Agama Islam Pada zaman kerajaan Mataram, pendidikan sudah mendapat perhatian
sedemikian rupa, seolah-olah tertanam semacam kesadaran akan pendidikan pada masyarakat

10
kala itu. Meskipun tidak ada semacam Undang-undang Wajib Belajar, tapi anak-anak usia
sekolah tampaknya harus belajar pada tempat-tempat pengajian di desanya atas kehendak orang
tuanya sendiri.

Ketika itu hampir di setiap desa diadakan tempat pengajian alquran, yang diajarkan huruf
hijaiyah, membaca alquran, barzan ji pokok dan dasar-dasar ilmu agama Islam dan sebagainya.
Adapan cara mengajarkannya adalah dengan cara hafalan semata- mata Di setiap tempat
pengajian dipimpin oleh guru yang bergelar modin.

Selain pelajaran alquran, juga ada tempat pengajian kitab, bagi murid-murid yang telah
khatam mengaji alquran. Tempat pengajiannya disebut pesantren. Para santri harus tinggal di
asta-ma yang dinamai pondok, di dekat pesantren tersebut.

Adapun cara yang dipergunakan untuk mengajarkan kitab alah dengan sistem sorogan,
seorang demi seorang bagi murid- murid permulaan, dan dengan cara bendungan (halaqah)
bagipelajar-pelajar yang sudah lama dan mendalam keilmuannya.

Sementara itu pada beberapa daerah Kabupaten diadakan pesantren besar, yang dilengkapi
dengan pondoknya, untuk kelan jutan bagi santri yang telah menyelesaikan pendidikan di pesan
tren-pesantren desa. Pesantren ini adalah sebagai lembaga pendi dikan tingkat tinggi.

Kitab-kitab yang diajarkan pada pesantren besar itu talah kitab-kitab besar dalam bahasa Arab,
lalu diterjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa daerah dan dilakukan secara halaqah
Bermacam-macam ilmu agama telah diajarkan di sini, seperti fiqh, tafsir, hadis, ilmu kalam, 12
tasawuf dan sebagainya. Selain pesantren besar, juga diselenggarakan semacam pesantren ta
khassus, yang mengajarkan satu cabang ilmu agama dengan cara mendalam atau spesialisasi. 13

4. Kerajaan Islam di Banjarmasin

Kerajaan Demak memainkan peranan penting dalam mema sukkan Islamke Kalimantan, dan
perkembangannyam mulai mantap setelah berdirinya Kerajaan Islam Banjarmasin di bawah
pimpin an Sultan Suriansyah.

1210. Zuhaini, dik, Op.Chim. 136-137.

11. Zuhaini, dik, Op.Chim. 136-137.

13

11
Tentang awal berdirinya Kerajaan Islam Banjar ini, men Drs. Idwar Saleh. Ketua MSI
(Masyarakat Sejarawan Septeruba) abang Banjarmasin, ialah pada hari Rabu Wage, 24
September 1526 M, dua hari sebelum hari raya Idul Fitri, sesudah Pangeran Samudera yang
kemudian berganti nama dengan Sultan Surian syah menang perang dengan Pangeran
Tumenggung di Negara Daha.

Sesudah Kerajaan Islam Banjar berdiri di bawah pimpinan Sultan Suriansyah, sebagai
kerajaan Islam yang pertama, maka perkembangan Islam makin maju, mesjid-mesjid dibangun
hampir di setiap desa.

Perkembangan yang sangat sangat menggembirakan, pada tahun 1710 M (tepatnya 13 Shafar
1122 H) di zaman Kerajaan Iskam Banjar ke-7 di hawah pemerintahan Sultan Tahmilillah (1700
1748) telah lahir seorang ulama terkenal kemudiannya yaitu Syekli Muhammad Arsyad al
Banjary di desa Kalampayan Martapura.

Syekh Muhammad Arsyad yang sejak kecil diasuh oleh Sultan Tahmilillah ini cukup lama
berstudi di Mekkah yaitu sekitar 30 tahun, sehingga pada gilirannya beliau terkenal
keulamaannya dan kedalaman ilmunya, tidak saja terkenal di Kalimantan dat Indonesia, tapi
sampai ke luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Syekh Muhammad Arsyad banyak mengarang kitab-kital agama, di antaranya yang paling
terkenal sampai sekarang adalal Kitab Sabilal Muhtadin. Sultan Tahmilillah mengangkatnya
sebagi mufti besar Kerajaan Banjar. Syekh Muhammad Arsyad jup berjasa besar dalam
mendirikan pondok pesantren di kampur Dalam Pagar, yang sampai sekarang masih terkenal
dengan sebut pesantren Darussalamnya.

Sistem pengajian kitab di pesantren Banjarmasin, tidak berbeda dengan sistem pengajian kitab
di pondok pesantren Jawa ataupun Sumatera, yaitu dengan mempergunakan sistem halaqah,
menerjemahkan kitab-kitab yang dipakai ke dalam bahasa daerah (Banjar), sedang para santrinya
menyimaknya.

Sebelum tampilnya Syekh Muhammad Arsyad, di Banjar- masin juga sudah terdapat seorang
ulama besar, yaitu Syekh Muhammad Nafis bin Idris Al Banjary, yang mengarang sebuah kitab
tasawuf "Addarunnafis". Bagaimana tingginya iman dan ketebalan tauhid ummat Islam di zaman
itu, dapatlah terbaca pada karya Syekh Nafis Al Banjary ini, sehingga bagi yang iman tau-

12
hidnya belum mencukupi, niscaya kitab ini akan membahayakan kepada iman dan tauhid
seseorang.

Ketika pemerintah kolonial Belanda, menancapkan kekuasa- annya di daerah Banjar, atas
pimpinan seorang ulama Besar Pangeran Antasari, meletuslah perang Banjar yang terkenal, sejak
tanggal 28 April 1859. Perang tersebut berlangsung lebih dari 40 tahun lamanya, dan baru
mereda perlawanan orang-orang banjar tersebut setelah wafatnya Pangeran Antasari.

Demikianlah bagaimana keadaan pendidikan Islam pada masa kerajaan Islam, yang jelas pada
saat ini Islam telah berkembang sedemikian rupa. Meskipun hanya beberapa kerajaan Islam yang
penulis kemukakan di dalam tulisan ini, bukan berarti mengecilkan arti pentingnya kerajaan-
kerajaan Islam yang lain, bahkan yang tak kalah pentingnya seperti Kerajaan Islam di Sulawesi,
Kerajaan Islam di Maluku dan sebagainya, yang sangat besar perannya baik dalam pelaksanaan
pendidikan Islan maupun dakwah Islamiyah sekarang ada tentunya. 14

C. PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses dan sistem pendidikan Islam pada masa kerajaan Islam di Indonesia sudah
berlangsung cukup baik. Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam di Indonesia ini sangat berpengaruh bagi proses
islamisasi di Indonesia sebagai peranannya didalam penyiaran agama Islam, melalui para
Ulama sebagai mubaligh/ pendidik dalam penyiaran agama Islam dan kerajaan Islam
sebagai wadah kekuasaan politik Islam, keduanya sangat berperan dalam mempercepat
tersebarnya Islam ke berbagai wilayah di Indonesia.
B. Saran

1412. "Mahmud Yunus, Op. Cit., hlm. 219.

13
Penulis berharap kepada para pembaca, apabila ada yang perlu diutarakan sebagai
masukan, kritikan maupun pendapat dalam makalah ini, maka penulis menerima dengan
senang hati. Karena penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Qur'ân Al-Karim. Al-Abrasyi.1964. Muhammad 'Attiyah, At-Tarbiyyah Al-Ish miyyah. Me-
sir: 'Isa Babi al-Halabi. t.th.
At-Tarbiyyah al-Islâmiyyah wa Fales fatuh Abdullah, Abdur Rahman Saleh. t.th. Educational
Theory A Qur'anic Out Look. Makkah al-Mukarramah: Ummu Al-Qau, University. Al-
Ahwani, Ahmad Fuad. t.th. Al-Tarbiyyah Ma'arif. akam. Kairo: Dâr al-
Al-'Ainaini 'Ali Khalil Abu 1980. Falsafah At-Tarbiyyah, Al-Islamiyyah fi Al-Qur'an Al-Karim.
Kairo: Dar Al-Fikri Al-'Arabi.
Ashraf, Syed Ali. 1985. New Horizone in Muslim Education. Cambridge: Hodder and
Stoughton, The Islamic Academy.
Azra, Azyumardi. 1990. The Surau and The Early Reform Movementin Mi- nangkabau.
Bandung, Mizan. 2003. Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Tradisi Modern,
Jakarta: Logos. 1994, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusan- tara Abad
XVII dan XVIII. Bandung: Mizan.
Al-Attas, Syed Muhammad al-Naquib. 1979. Aims and Objectives of Is- lamic Education,
Jeddah: King Abd. Aziz University. 1983. The Concept of Education in Islam. Kuala
Lumpur. Muslim Youth Movement of Malaysia.

14

Anda mungkin juga menyukai