a. Pengertian SHK (Skrining Hipotiroid Konginetal) Adalah suatu tindakan pengetesan
darah yang dilakukan pada bayi baru lahir usia 48 jam sampai 72 jam setelah lahir dengan mengambil sedikit darah dari tumit bayi yang diteteskan pada kertas saring . Untuk mengetahui kadar Hormon TSH ( Hormon yang memiliki fungsi untuk merangsang kelenjar tiroid dalam memproduksi hormon thyroxine /T4, dan Triodothyronine /T3) normal atau tidak. b. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam pengambilan darah sampel SHK pada bayi usia 2-3 setelah lahir c. Kebijakan 1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, 2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Konginetal, 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
d. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 Tahun 2014 tentang Skrining
Hipotiroid Konginetal e. Bahan dan 1. Form Informconsen Alat 2. Kertas saring 3. BHP yang terdiri dari : - Hanndscoond - Lancet - Kapas - Kertas Saring - Alkohol 705 - Kasa Steril - Rak Pengering - Bengkok B/P - Safety Bok limbah tajam f. Prosedur / 1. Menyiapkan sasaran ( bayi baru lahir 48 sampai 72 jam ) stelah Langkah - lahir langkah 2. Memberikan penjelasan ulang mpada keluargaksud dan tujuan pengambilan darah sampel 3. Memberikan Informconsen 4. Melakukan cuci tangan sesuai prosedur 5. Mendekatkan peralatan yang diperlukan 6. Memposisikan bayi dengan tidur terlentang dan atau sambal disusui, jaga tetap hangat, 7. Hangatkan tumit yang akan ditusuk dengan cara : Menggosok – gosok dengan jari atau menempelkan handuk hangat pada tumit, atau dihangatkan dengan penghangat bayi 8. Menentukan tumit yang akan diambil darahnya dengan sebelumnya posisikan tumit lebih rendah dari kepala bayi 9. Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan antiseptic kapas alcohol 70%, dan biarkan mengering 10. Tusuk tumit dengan lancet steril sekali pakai dengan ukuran kedalaman 2 MM, gunakan lancet dengan ujung berbentuk pisau (blade tip lancet ) 11. Setelah tumit ditusuk usap tetes darah pertama dengan kain kasa steril 12. Kemudian lakukan pijtan lembut sehingga terbentuk tetes darah yang lebih besar. Hindaran Gerakan memeras karena dapat menyebabbkan haemolisis atau darah tercampr cairan jaringan. 13. Selanjutnya teteskan darah ketengah bulatan kertas saring sampai terisi penuh dan tembus kedua sisi . Hindarkan tetesan darah yang berlapis lapis ( layering). Ulangi meneteskan darah keatas bulatan lain. Bila darah tidak cukup , lakukan tusukan ditempat terpisah dengan menggunakan lancet baru. Agar dapat diperiksa dibutuhkan sedikitnya satu bulatan penuh specimen darah kertas saring 14. Setelah bulatan kertas saring terisi penuh,tekan bekas tusukan dengan kasa / apas steril sambal mengangkat tumit bayi sampai berada diatas kepala bayi. Bekas tusukan diberikan plester atau pembalut hanya jika diperlukan 15. Dilakukan pengeringan kertas saring dengan menyimpan pada rak yang sudah tersedia 16. Menyampaikan Ucapan terimakasih pada keluarga 17. Membereskan alat – alat dan mengembalikan bayi pada keluarga 18. Mengirimkan kertas saring yang sudah kering ke Laboratorium sesuai MOU Dinkes Kabupaten g. Unit Terkait Bagian laboratorium BP Umum / dr. umum h. Riwayat no Bagian revisi Tnggal revisi Mulai berlaku Perubahan