Anda di halaman 1dari 5

SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK)

Nomor :

SOP No. Revisi : 00


Tgl Terbit :
Halaman : 1/3

UPTD. PUSKESMAS SITTI LATIFAH SIHIDI, S.ST


WAKOBHALU NIP. 19680907 198903 2 006

1. Pengertian SHK (Skrining Hypotiroid Kongenital) adalah suatu tes / tindakan yang
dilakukan kepada bayi yang berumur 2 hari sampai 3 hari setelah lahir dengan
mengambil sedikit darah pada tumit bayi yang di teteskan pada kertas
saring.apakah kadar hormon TSH normal atau tidak.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk mendeteksi hipotiroid
2. Tujuan
kongenital sejak dini guna mencegah kerusakan otak yang permanen dan
retardasi mental,dengan memberikan pengobatan sebelum anak berusia 1 bulan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 188.47/05/PUSK-KT/2017 tentang Penetapan
penanggung jawab UKM di Lingkungan UPTD. Puskesmas Wakobhalu Tahun
2017.
4. Referensi 1. Hipotiroid Kongenital dalam Pelayanan Medis , 2010;
2. Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2012.
5. Prosedur 1. Pengelola program atau pelaksana program menjelaskan kepada keluarga
tentang prosedur (langkah) dan tindakan yang akan di lakukan kepada bayi,
2. Pengelola program atau pelaksana program mengisi data yang di perlukan,
3. Pengelola program atau pelaksana program membuat / mengisi inform
consent,
4. Pengelola program atau pelaksana program mengatur posisi bayi, kaki bayi
pada posisi lebih rendah /posisi bayi dalam keadaan menyusu dengan
ibunya,
5. Pengelola program atau pelaksana program mengunakan sarung tangan,
6. Pengelola program atau pelaksana program melakukan kompres hangat pada
kaki bayi untuk menambah aliran darah,
7. Pengelola program atau pelaksana program membersihkan daerah tumit
yang akan ditusuk dengan kapas alkohol,
8. Pengelola program atau pelaksana program mengeringkan daerah tumit
dengan kain kasa / kapas kering,
9. Pengelola program atau pelaksana program melakukan tusukan pada
daerah /area yang ditentukan,
10. Pengelola program atau pelaksana program Menghapus tetesan darah
pertama,
11. Semua ( ke 2 ) area bulatan di isi dengan darah, sampai bulat besar dan
harus tembus ke bagian belakang kertas saring,
12. Pengelola program atau pelaksana program mengeringkan kertas saring pada
suhu ruangan, tidak boleh terkena cahaya matahari atau pemanasan
langsung.
6. Diagram Alir
Pengelola program atau pelaksana program menjelaskan kepada
keluarga tentang prosedur (langkah) dan tindakan yang akan di
lakukan kepada bayi

Pengelola program atau pelaksana program mengisi


data yang di perlukan

Pengelola program atau pelaksana program membuat /


mengisi inform consent

Pengelola program atau pelaksana program melakukan


SHK sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan

Pengelola program atau pelaksana program mengeringkan kertas


saring SHK pada suhu ruangan dan tidak boleh terkena cahaya
matahari

7. Unit Terkait 1. Pengelola program,


2. Pelaksana program,
3. Orang tua (ibu/bapak/nenek ),
4. Bayi yang berumur 2 – 3 hari.
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS WAKOBHALU
Alamat : Jalan Flamboyan, Desa Wakobalu Agung, Kec. Kabangka, Kode Pos:
93664
Email : pkmwakobhalu2014@gmail.com

KERANGKA ACUAN
SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK)
UPTD PUSKESMAS WAKOBHALU

I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJP-N) dinyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas
dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan peningkatan daya beli
keluarga / masyarakat adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan sumberdaya manusia dan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.
Deteksi dini kelainan bawaan melalui Skrining Bayi Baru Lahir (SBBL) merupakan salah
satu upaya mendapatkan generasi yang lebih baik. Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir
(neonatal skrining) adalah tes yang dilakukan pada saat berumur beberapa hari untuk memilah
bayi yang memiliki kelainan congenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat
mendeteksi adanya gangguan congenital sedini mungkin, sehingga bila ditemukan dapat segera
dilakukan intervensi secepatnya

II. LATAR BELAKANG


Di Indonesia, diantara penyakit-penyakit yang dapat di deteksi dengan skrining pada bayi
baru lahir, Hipotryroid Kongenital (HK) merupakan penyakit yang cukup banyak ditemukan.
Kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah dengan deteksi dini melalui pemeriksaan
laboratorium dan pengobatan sebelum anak berumur 1 bulan. HK sendiri sangat jarang
memperlihatkan gejala klinis pada awal kehidupan.
Dalam upaya menyediakan pelayanan Sriking Hipotiroid Kongenital (SHK) dan
laboratorium yang dapat di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, maka perlu disusun
kebijakan penyelenggaraan program SHK dan standarisasi laboratorium SHK

III. TUJUAN
Tujuan Umum
Seluruh bayi baru lahir di Indonesia mendapatkan pelayanan Skrining Hipotiroid Kongenital
(SHK) sesuai standar.
Tujuan Khusus
a. Tersedianya pedoman penyelenggaraan pelayanan SHK
b. Meningkatnya keterampilan petugas
c. Meningkatnya akses cakupan serta kualitas pelayanan SHK
IV. KEGIATAN
Teknik pengambilan darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi (heel prick). Teknik
ini adalah cara yang sangat dianjurkan dan paling banyak dilakukan di seluruh dunia. Darah yang
dikeluarkan diteteskan kepada kertas saring khusus sampai bulatan kertas penuh terisi darah,
kemudian setelah kering di kirim ke laboratorium SHK.
Perlu diperhastikan dengan seksama, pengambilan specimen dari tumit bayi harus
dilakukan sesuai dengan tata cara pengambilan specimen tetes darah kering. Petugas kesehatan
yang bias mengambil darah adalah dokter, bidan dan perawat terlatih yang memberikan
pelayanan pada bayi baru lahir dan analis kesehatan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Persiapan

a. Berikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan kepada orang tua bayi
b. Bayi baru lahir sehat yang berumur 48 jam sampai 72 jam
2. Pelaksanaan
a. Pengambilan spesimen darah
- Posisikan bayi terlentang dengan kaki lebih rendah agar aliran darah lebih lancar
- Hangatkan tumit
- Tentukan area penusukan yaitu bagian lateral atau medial tumit
- Bersihakan darah yang akan ditusuk dengan antiseptik alkohol swab / kapas alkohol 70%
- Tusuk tumit dengan lancet steril sekali pakai dengan ukuran 2 mm
- Setelah tumit ditusuk, usap tetes darah pertama dengan kain kasa steril
- Lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetes darah yang cukup besar. Hindarkan
gerakan memeras karena akan mengakibatkan hemolisis atau darah tercampur cairan
jaringan
- Selanjutnya teteskan darah ke tengah bulatan kertas saring sampai bulatan terisi penuh dan
tembus kedua sisi. Hindarkan tetesan darah yang berlapis - lapis (layering). Ulangi
menetesi darah ke atas bulatan lain. Bila darah tidak cukup, lakukan tusukan di tempat
terpisah dengan menggunakan lancet baru.
- Sesudah kedua bulatan kertas saring terisi penuh, tekan bekas tusukan dengan kasa / kapas
steril sambil mengangkat tumit bayi sampai berada diatas kepala bayi. Bekas tusukan tidak
perlu diberi plester ataupun pembalut.
- Cuci tangan
b. Metode Pengeringan Spesimen
- Letakkan di atas permukaan datar yang kering dan tidak menyerap
- Biarkan spesimen mengering (warna darah merah gelap).
- Jangan menyimpan spesimen didalam laci dan kena panas atau sinar matahari langsung
atau dikeringkan dengan pengering
- Jangan meletakkan pengering berdekatan dengan bahan - bahan yang mengeluarkan uap
seperti cat, aerosol dan insektisida
c. Pengiriman
- Susun kertas spesimen berselang seling untuk menghindari agar bercak darah tidak
bersinggungan, atau taruh kertas diantara bercak darah atau setiap spesimen ditaruh dalam
kantong khusus
- Pengiriman tidak boleh lebih dari 7 hari
VI. SASARAN
Bayi Baru Lahir 3 – 5 hari, terutama yang berumur 48-72 jam di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Wakobhalu

VII. JADWAL PELAKSANAAAN KEGIATAN


SHK dilakukan pada setiap bayi baru lahir di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Wakobhalu
dari Bulan Januari s/d Desember 2023.

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan ini dilakukan setelah pelaksanaan Kegiatan.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan,dan pelaporan Kegiatan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) dilakukan setiap
hari kunjungan dan dilaporkan setiap bulannya

Ditetapkan di : WAKOBHALU
Pada Tanggal : Januari 2023
PEMIMPIN UPTD PUSKESMAS WAKOBHALU

SITTI LATIFAH SIHIDI

Anda mungkin juga menyukai